Anda di halaman 1dari 1

KORAN rTEMI'O

RABU , 3 DESEMBER 2008

Baru Tiga Juta


Hektare Lahan
Kritis Direhabilitasi
JAKARTA -- Departemen Kehutanan dalam lima
tahun terakhir baru bisa merehabilitasi 3 juta
dari 6,6 juta hektare lahan sangat kritis di Indo-
nesia. Penanaman kembali tuinbuhan, seperti pi-
nus, jati, dan rasamala, menghabiskan US$ 1 mi-
liar atau setara dengan Hp 10 triliun dari anggar-
an pendapatan dan belanja negara.
"Itu pun barn tiga tahun lagi bisa dirasakan
manfaatnya," kata Menteri Kehutanan M.S. Ka-
ban setelah membuka seminar "Keterpaduan
Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk Mencegah
Banjir, Tanah Longsor, dan Kekeringan" di Ja-
karta kemarin.
Penyusutan area hutan dari 2003 hingga 2005
mencapai 1,08 juta hektare per tahun. Data Pla-
nologi Departemen Kehutanan mencatat, 282
DAS di Indonesia dengan kisaran luas 30 juta
hektare memerlukan penanganan segera. Seba-
nyak 23,36 juta hektare lahan dalam kondisi kri-
tis dan 6,64 juta hektare sangat kritis. "Kondisi
hulu sungai sudah berantakan, sehingga apa pun
yang dibangun di atasnya mengundang malape-
taka," ujar Kaban.
Sayangnya, departemen terkait, seperti Depar-
temen Pertanian, Pekerjaan Umum, dan Kemen-
terian Lingkungan Hidup, masih menunjukkan
ego masing-masing. Karena itu, Kaban mendesak
dibentuknya Forum Pengelolaan DAS lintas de-
partemen dan pemerintah daerah setempat agar
terjadi sinergi. "Pengelolaan DAS harus diatur
dalam peraturan pemerintah," ujarnya.
Mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Sa-
lim menyatakan pencegahan bencana banjir
amat bergantung pada penanganan DAS. Sebab,
116 dari 141 DAS di Pulau Jawa dalam kondisi
kritis, dan 16 di antaranya membutuhkan pena-
nganan serius karena kerusakannya sangat pa-
rah. Sementara itu, lahan kritis di Jawa menca-
pai 2,5 juta hektarc dan lahan yang tertutup po-
hon hanya tersisa 4 persen.
Karena itu, sekarang saatnya semua departe-
men terkait bertindak nyata, bukan cuma berteo-
ri. Penanganan DAS, ujar dia, harus dimulai dari
tingkat kabupaten, yang menjadi hulu. "Bupati
memiliki peran penting," kata Emil, yang juga
penasihat presiden bidang lingkungan. • YENNIEMELYANI

Anda mungkin juga menyukai