Anda di halaman 1dari 16

A.

LEPTOSPIRA

Klasifikasi ilmiah Keraja Bacteria an: Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Spirochaete s Spirochaeat es Spirochaeta les Leptospirac eae Leptospira

a. Etiologi
Bakteri Leptospira merupakan Spirochaeta aerobik (membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup ! motil (dapat bergerak ! gram negati"! bentukn#a dapat berkerut$kerut! dan terpilin dengan ketat . Bakteri Lepstospira berukuran panjang %$&' (m dan diameter '!)$'!& (m. Sebagai pembanding! ukuran sel darah merah han#a * (m . +adi! ukuran bakteri ini relati" kecil dan panjang sehingga untuk sulit terlihat bakteri bila ini menggunakan mikroskop maju dan mundur . Leptospira mempun#ai ,)*sero.ar ! bahkan ada #ang caha#a dan melihat

diperlukan mikroskop dengan teknik kontras . Bakteri ini dapat bergerak

mengatakan Leptospira memiliki lebih dari &'' sero.ar . /n"eksi dapat disebabkan oleh satu atau lebih sero.ar sekaligus. Bila in"eksi terjadi! maka pada tubuh penderita dalam 0aktu %$)& hari akan terbentuk 1at kebal aglutinasi . Leptospirosis pada anjingdisebabkan oleh in"eksi satu atau lebih sero.ar dari Leptospira interrogans . Sero.ar #ang telah diketahui dapat men#erang anjing #aitu L. australis! L. autumnalis! L. ballum! L. batislava! L.

canicola! L. grippotyphosa! L. hardjo! L. ichterohemorarhagica! L. pomona! dan L. tarassovi . 2ada anjing! mengandung biakan telah sero.ar L. #ang tersedia .aksin terhadap Leptospira #ang dapat men#erang sapi #aitu L. terdapat

canicola dan L. icterohemorrhagica #ang telah dimatikan . Sero.ar #ang pamona dan L. gryptosa. bratislava! L. Sero.ar diketahui interogans! pada kucing adalah L. canicola! L. ballum dan L.

gryppothyphosa! dan L. pomona . Babi dapat terserang L. pamona dan L. sedangkan tikus dapat terserang L. ichterohaemorhagicae . Bila terkena bahan kimia atau dimakan oleh "agosit! bakteri dapat kolaps menjadi bola berbentuk kubah dan tipis . 2ada kondisi ini! Leptospira tidak memiliki akti"itas patogenik. Leptospira dapat hidup dalam 0aktu lama di air! tanah #ang lembap! tanaman dan lumpur. Leptospirosis adalah pen#akit akibat bakteri Leptospira sp. #ang dapat ditularkan dari he0an ke manusia atau sebalikn#a (1oonosis . Leptospirosis dikenal juga dengan nama 4emam 4emam 2en#akit pesa0ah 3eil! 4emam Icterohemorrhage! (Ricefield fever ! +aundis 4emam berdarah! 2en#akit Swineherd's! 2en#akit Stuttgart!

2emotong tebu (Cane-cutter

fever !

4emam Lumpur! Canicola ! pen#akit

kuning non$.irus!

pen#akit air merah pada anak sapi! dan ti"us anjing /n"eksi dalam bentuk subakut tidak begitu memperlihatkan gejala klinis! sedangkan pada in"eksi akut ditandai dengan gejala sepsis! radang ginjal interstisial! anemia hemolitik! radang hati dan keguguran Leptospirosis pada he0an biasan#a subklinis . 4alam keadaan ini! penderita tidak menunjukkan gejala klinis pen#akit. Leptospira bertahan dalam 0aktu #ang lama di dalam ginjal he0an sehingga bakteri akan ban#ak dikeluarkan he0an le0at air kencingn#a . Leptospirosis pada he0an dapat terjadi berbulan$bulan sedangkan pada manusia han#a bertahan selama %' hari. 5anusia merupakan induk terakhir sehingga penularan antar manusia jarang terjadi.

b. Distribusi Penyakit
Leptospirosis terjadi di di seluruh dunia! baik di daerah pedesaan maupun perkotaan! bersama he0an! misaln#a daerah tropis maupun subtropis . he0an!

2en#akit ini terutama beresiko terhadap orang #ang bekerja di luar ruangan peternak! petani! penjahit! dokter dan personel militer. Selain itu! Leptospirosis juga beresiko terhadap indi.idu #ang terpapar air #ang terkontaminasi . 4i daerah endemis! puncak kejadian Leptospirosis terutama terjadi pada saat musim hujan dan banjir. /klim #ang sesuai untuk perkembangan Leptospira adalah udara #ang

hangat! tanah #ang basah dan p6 alkalis! kondisi ini ban#ak ditemukan di negara beriklim tropis. Oleh sebab itu! kasus Leptospirosis )''' kali lebih ban#ak ditemukan di negara beriklim tropis dibandingkan dengan negara subtropis dengan di risiko pen#akit #ang lebih berat. Angka kejadian per Leptospirosis negara tropis basah Kesehatan -$&'7)''.''' !ealth penduduk

tahun . Organisasi

4unia ( orld

"ragani#ation736O

mencatat! kasus Leptospirosis di daerah beriklim subtropis diperkirakan berjumlah '.)$) per )''.''' orang setiap tahun! sedangkan di daerah beriklim tropis kasus ini meningkat menjadi lebih dari )' per )''.''' orang setiap tahun. 2ada saat 0abah! seban#ak lebih dari )'' orang dari kelompok berisiko tinggi di antara )''.''' orang dapat terin"eksi. 4i /ndonesia! Leptospirosis 8engah! 4aerah tersebar antara /stime0a lain di 2ro.insi +a0a Barat! +a0a 9og#akarta! Lampung! Sumatera

Selatan! Bengkulu! :iau!Sumatera Barat! Sumatera ;tara! Bali! <8B! Sula0esi Selatan! Sula0esi ;tara! Kalimantan 8imur dan Kalimantan Barat.

c. Cara Penularan
Leptospirosis merupakan pen#akit #ang dapat ditularkan melalui air (water borne disease . ;rin (air kencing manusia maupun pada he0an dari indi.idu #ang

terserang pen#akit ini merupakan sumber utama penularan! baik pada Kemampuan Leptospira untuk bergerak

dengan cepat dalam air menjadi salah satu "aktor penentu utama ia dapat mengin"eksi induk semang (host #ang baru 6ujan deras akan membantu pen#ebaran pen#akit ini! terutama di daerah banjir. Gerakan bakteri memang tidak memengaruhi kemampuann#a untuk memasuki jaringan tubuh namun mendukung proses in.asi dan pen#ebaran di dalam aliran darah induk semang 4i /ndonesia! penularan paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi banjir . Keadaan banjir men#ebabkan adan#a perubahan lingkungan seperti ban#akn#a genangan air! lingkungan menjadi becek! berlumpur! serta ban#ak timbunan sampah #ang men#ebabkan mudahn#a bakteri Leptospira berkembang biak . Air kencing tikus terba0a banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit #ang terluka! selaput lendir mata dan hidung. . Sejauh ini tikus merupakan reser.oir dan sekaligus pen#ebar utama Leptospirosis karena bertindak sebagai inang alami dan memiliki da#a reproduksi tinggi . Beberapa he0an lain seperti sapi! kambing! domba! kuda! babi! anjing dapat terserang Leptospirosis! tetapi potensi menularkan ke manusia tidak sebesar tikus . Bentuk penularan Leptospira dapat terjadi secara langsung dari penderita ke penderita dan tidak langsung melalui suatu media . 2enularan langsung terjadi melalui kontak dengan selaput lendir (mukosa mata (konjungti.a ! kontak luka di kulit! mulut! cairan urin ! kontak seksual dan cairan abortus (gugur kandungan . 2enularan dari manusia ke manusia jarang terjadi . 2enularan tidak langsung terjadi melalui kontak he0an atau manusia dengan barang$barang #ang telah tercemar urin penderita! misaln#a alas kandang he0an! tanah! makanan! minuman dan jaringan tubuh. Kejadian Leptospirosis pada manusia selokan ban#ak ban#ak ditemukan tercemar pada pekerja pembersih selokan karena bakteri Leptospira.

;mumn#a penularan le0at mulut dan tenggorokan sedikit ditemukan karena bakteri tidak tahan terhadap lingkungan asam.

d. Per alanan Penyakit


Setelah bakteri Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir! maka bakteri akan mengalami multiplikasi (perban#akan di dalam darah dan jaringan . Selanjutn#a akan terjadi leptospiremia! #akni penimbunan bakteri Leptospira di dalam darah sehingga bakteri akan men#ebar ke berbagai jaringan tubuh terutama ginjal dan hati 4i ginjal kuman akan migrasi ke interstitium! tubulus renal! dan tubular lumen men#ebabkan ne"ritis interstitial (radang ginjal interstitial dan nekrosis tubular (kematian tubuli ginjal . Gagal ginjal biasan#a terjadi karena kerusakan tubulus! hipo.olemia karena dehidrasi dan peningkatan permeabilitas kapiler . Gangguan hati berupa nekrosis sentrilobular dengan proli"erasi sel Kup""er . 2ada konsisi ini akan terjadi perban#akan sel Kup""er dalam hati . Leptospira juga dapat mengin.asi otot skeletal men#ebabkan edema! .akuolisasi mio"ibril! dan nekrosis "okal . Gangguan sirkulasi mikro muskular dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat men#ebabkan kebocoran cairan dan hipo.olemia sirkulasi 2ada kasus berat akan men#ebabkan kerusakan endotelium kapiler dan radang pada pembuluh darah . Leptospira juga dapat mengin.asi akuos humor mata dan menetap dalam beberapa bulan! sering mengakibatkan u.eitis kronis dan berulang . Setelah in"eksi men#erang seekor he0an! meskipun he0an tersebut telah sembuh! biasa#a dalam tubuhn#a akan tetap men#impan bakteri Leptospira di dalam ginjal atau organ reproduksin#a untuk dikeluarkan dalam urin selama beberapa bulan bahkan tahun.

e. !e ala Klinis
5asa inkubasi Leptospirosis pada manusia #aitu & $ &% hari . /n"eksi Leptospirosis mempun#ai mani"estasi #ang sangat ber.ariasi dan kadang tanpa gejala! sehingga sering terjadi kesalahan diagnosa . /n"eksi L. interrogans dapat berupa in"eksi subklinis #ang ditandai dengan "lu ringan sampai berat ! 6ampir )-$=' persen penderita terpapar in"eksi tidak

bergejala tetapi serologis positi" . Sekitar >' persen penderita jaundis ringan! sedangkan -$)' persen jaundis berat #ang sering dikenal sebagai pen#akit 3eil . 2erjalanan pen#akit Leptospira terdiri dari & "ase! #aitu fase septisemik dan fase imun . 2ada periode peralihan "ase selama )$? hari kondisi penderita membaik . Selain itu ada Sin"rom #eil #ang merupakan bentuk in"eksi Leptospirosis #ang berat.
Fase Septisemik

$ase

Septisemik dikenal bakteri dan sebagian dan besar

sebagai fase dapat diisolasi dari jaringan tubuh . Gejala

a%al atau fase darah! cairan 2ada stadium ini! lain adalah radang

leptospiremik karena serebrospinal demam!

penderita akan mengalami gejala mirip "lu selama =$* hari! ditandai dengan kedinginan! kelemahan otot . n#eri dada! gangguan mental! sakit tenggorokan! n#eri kepala! takut caha#a! batuk! muntah darah!

selaput otak (meningitis ! serta pembesaran limpadan hati .


Fase Imun

Fase

/mun

sering

disebut "ase dengan

kedua atau leptospirurik karena isolasi kuman dari urin! dan

sirkulasi antibodi dapat

dideteksi

mungkin tidak dapat didapatkan lagi dari darah atau cairan serebrospinalis . Fase ini terjadi pada '$?' hari akibat respon pertahanan tubuh terhadap in"eksi Gejala tergantung organ tubuh #ang terganggu seperti selaput otak! hati! mata atau ginjal +ika #ang diserang adalah selaput otak! maka akan terjadi depresi! kecemasan! dan sakit kepala . 2ada pemeriksaan "ungsi hati didapatkan jaundis! pembesaran hati (hepatomegali ! batuk! batuk dan tanda darah! koagulopati . dan sulit Gangguan paru$paru berupa

bernapas. Gangguan hematologi berupa peradarahan dan pembesaran limpa (splenomegali . Kelainan jantung ditandai gagal jantung atau perikarditis .

5eningitis aseptik merupakan mani"estasi klinis paling penting pada "ase imun . Leptospirosis dapat diisolasi dari darah selama &=$=@ jam setelah timbul jaundis . 2ada ?' persen pasien terjadi diare atau kesulitan buang air besar (konstipasi ! muntah! lemah! dan kadang$kadang penurunan na"su makan. Kadang$kadang terjadi perdarahan di ba0ah kelopak mata dan gangguan ginjal pada -' persen pasien! dan gangguan paru$paru pada &'$*' persen pasien . Gejala juga ditentukan oleh sero.ar #ang mengin"eksi . Seban#ak @? persen penderita in"eksi L. icterohaemorrhagiae mengalami ikterus! dan ?' persen pada L. pomona . /n"eksi L. grippotyphosa umumn#a men#ebabkan gangguan sistem pencernaan. Sedangkam L. pomona atau L. canicola sering men#ebabkan radang selaput otak (meningitis .
Sindrom Weil

Sin"rom

#eil adalah bentuk Leptospirosis berat ditandai jaundis!

dis"ungsi ginjal! nekrosis hati! dis"ungsi paru$paru! dan diathesis perdarahan . Kondisi ini terjadi pada akhir "ase a0al dan meningkat pada "ase kedua! tetapi bisa memburuk setiap 0aktu. Kriteria pen#akit 3eil tidak dapat dide"inisikan dengan baik. 5ani"estasi paru meliputi batuk! kesulitan bernapas! n#eri dada! batuk darah! dan gagal napas 4is"ungsi ginjal dikaitkan dengan timbuln#a jaundis =$> hari setelah gejala a0al . 2enderita dengan jaundis berat lebih mudah terkena gagal ginjal! perdarahan dan kolap kardio.askular. Kasus berat dengan gangguan hati dan ginjal mengakibatkan kematian sebesar &'$=' persen #ang akan meningkat pada lanjut usia.

f.

Diagnosa

;ntuk mendiagnosa Leptospirosis! maka hal #ang perlu diperhatikan adalah ri0a#at pen#akit! gejala klinis dan diagnosa penunjang. Sebagai

diagnosa penunjang! antara lain dapat dilakukan pemeriksaan urin dan darah . 2emeriksaan urin sangat berman"aat untuk mendiagnosa Leptospirosis karena bakteriLeptospira terdapat dalam urin sejak a0al pen#akit dan akan menetap hingga minggu ketiga . Aairan tubuh lainn#a #ang mengandung Leptospira adalah darah! serebrospinal tetapi rentang peluang untuk isolasi bakteri sangat pendek . Selain itu dapat dilakukan isolasi bakteri Leptospira dari jaringan lunak atau cairan tubuh penderita! misaln#a jaringan hati! otot! kulit dan mata. <amun! isolasi Leptospira termasuk sulit dan membutuhkan 0aktu beberapa bulan . ;ntuk ke$-$* mengukuhkan sesudah diagnosa gejala Leptospirosis klinis. biasan#a dilakukan

pemeriksaan serologis . Antibodi dapat ditemukan di dalam darah pada hari adan#a Kultur atau gelap 8es pengamatan tidak bakteri Leptospira di Microscopic ba0ah mikroskop berlatar test (5A8 . untuk umumn#a ini

sensiti" . 8es serologis untuk mengkon"irmasi in"eksi Leptospirosis #aitu agglutination mengukur kemampuan serum darah pasien mengagglutinasi

bakteri Leptospira #ang hidup . <amun! 5A8 tidak dapat digunakan secara spesi"ik pada kasus #ang akut! #akni kasus #ang terjadi secara cepat dengan gejala klinis #ang parah . Selain itu! diagnosa juga dapat dilakukan melalui pengamatan bakteri Leptospira pada spesimen organ #ang terin"eksi menggunakan imuno"loresen . Pengobatan "an Pengen"alian Leptospirosis #ang ringan dapat diobati dengan antibiotik doksisiklin!

ampisillin! atau amoksisillin. Sedangkan Leptospirosis #ang berat dapat diobati dengan penisillin G! ampisillin! amoksisillin dan eritromisin. 5anusia ra0an oleh in"eksi semua sero.ar Leptospira sehingga manusia harus me0aspadai cemaran urin dari semua he0an. 2erilaku hidup sehat dan bersih merupakan cara utama untuk menanggulangi Leptospirosis tanpa bia#a. 5anusia #ang memelihara he0an kesa#angan hendakn#a selalu

membersihkan

diri

denganantiseptik setelah

kontak

dengan

he0an

kesa#angan! kandang! maupun lingkungan di mana he0an berada. 5anusia harus me0aspadai tikus sebagai pemba0a utama dan alami pen#akit ini. 2emberantasan tikus terkait langsung dengan pemberantasan Leptospirosis. Selain itu! para peternak babi dihimbau untuk mengandangkan ternakn#a jauh dari sumber air. Feses ternak perlu diarahkan ke suatu sumber khusus sehingga tidak mencemari lingkungan terutama sumber air. B. KEPEKAA& K'(A& TER)ADAP A&TI*IOTIK Antibiotika sering digunakan untuk mengobati berbagai pen#akit in"eksi bakterial. Antibiotika dapat bersi"at bakteriostatik dan juga bakterisid. 4alam melakukan terapi dengan menggunakan antibiotika guna penanggulangan pen#akit in"eksi bakterial! kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensiti.itas kuman terhadap antibiotik #ang tersedia! karena pada masa kini telah ban#ak ditemukan kuman #ang resisten terhadap antibiotika. :esistensi merupakan 1ona hambat antibiotik #ang terjadi terhadap bakteri! sedangkan sensiti"itas merupakan 1ona hambat #ang tidak terjadi pada antibiotik terhadap bakteri. 2en#ebab &. Akibat kuman pemberian resisten dosis terhadap diba0ah dosis antibiotik :

). 5emang kuman tersebut resisten terhadap antibiotik #ang diberikan. pengobatan. ?. Akibat penghentian obat sebelum kuman tersebut betul$betul terbunuh oleh antibiotik. ;ji senti"itas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap 1at antibakteri dan untuk mengetahui sen#a0a murni #ang memiliki akti.itas antibakteri. 5etode ;ji sensiti.itas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam #ang berpotensi sebagai bahan

anti bakteri serta mempun#ai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi #ang rendah. 2emeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika dilakukan dengan : a+ (eto"e Difusi Cakram prinsip dari metode di"usi cakram adalah sebagai berikut : obat dijenuhkan kedalam kertas saring (cakram kertas . Aakram kertas #ang mengandung obat tertentu ditanam pada media perbenihan agar padat #ang telah dicampur dengan mikroba #ang diuji! kemudian diinkubasi ?* derajat selsius selama )@$&= jam. Selanjutn#a diamati adan#a area (1ona jernih disekitar cakram kertas #ang menunjukkkan tidak adan#a pertumbuhan mikroba. ;ntuk menge.aluasi hasil uji kepekaan tersebut (apakah isolate mikroba sensiti.e atau resisten terhadap obat ! dapat dilakukan dua cara seperti berikut ini :
Cara Kirby *auer, #aitu dengan cara membandingkan diameter dari

area jernih (1ona hambatan disekitar cakram dengan table standar #ang dibuat oleh <AALS ($ational Committee for Clinical Laboratory Standar . 4engan table <AALS ini dapat diketahui criteria sensiti.e! sensiti.e intermediet! dan resisten.
Cara -oan.Stokes, #aitu dengan cara menbandingkan radius 1ona

hambatan #ang terjadi antara bakteri control #ang sudah diketahui kepekaann#a terhadap obat tersebut dengan isolate bakteri #ang diuji. 2ada cara +oan$Stokes! prosedur uji kepekaan untuk bakteri control dan bakteri uji dilakukan bersama$sama dalam satu piring agar. b+ (eto"e Dilusi cara ini digunakan untuk menentukan K65 (kadar hambatan minimal dan KB5 (kadar bunuh minimal dari obat antimikroba.

2rinsip dari metode 4ilusi : menggunakan satu seri tabung reaksi #ang diisi media cair dan sejumlah tertentu sel mikroba #ang diuji. Kemudian masing$masing tabung diisi dengan obat #ang telah diencerkan secara serial. Selanjutn#a! seri tabung diinkubasi pada suhu ?* derajat selsius selama )@$ &= jam dan diamati terjadin#a kekeruhan pada tabung. Konsentrasi terendah obat pada tabung #ang ditunjukkan dengan hasil biakan #ang mulai tampak jernih (tidak ada pertumbuhan mikroba adalah K65 dari obat. Selanjutn#a biakan dari semua tabung #ang jernih diinokulasikan pada media agar padat! diinkubasikan dan keesokan harin#a diamati ada atau tidakn#a koloni bakteri #ang tumbuh. Konsentrasi terendah obat pada biakan padat #ang ditunjukkan dengan tidak adan#a pertumbuhan koloni mikroba adalah KB5 dari obat terhadap bakteri uji. /+ hampir Cara penipisan seri agar lempeng ! 2ada umumn#a cara ini sama dengan cara tabung atau penipisan kaldu pepton!

perbedaann#a terletak pada media #ang digunakan #aitu pada cara ini menggunakan media padat. Kelemahan cara ini adalah tidak dapat di gunakan untuk semua jenis bakteri. ;ntuk beberapa bakteri tertentu seperti bakteri #ang membentuk koloni #ang sangat halus dalam media agar kaldu pepton (contoh:Streptococcus atau bakteri #ang akan men#ebar pertumbuhann#a dalam media padat (contoh : %roteus& cara ini tidak dapat digunakan. C+ *AKTERI (AKA&A& DA& (I&'(A& 5ikroba #ang ada di sekeliling kita mempun#ai man"aat #ang sangat besar! salah satun#a untuk pengolahan makanan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis mikroba #ang berman"aat untuk pengolahan makanan! #aitu: a. 5ikroba jenis bakteri: ). Lactobacillus Bakteri ini dikenal juga dengan nama bakteri laktat terdiri dari delapan jenis #ang mempun#ai man"aat berbeda$beda. 4iantara jenis bakteri lactobacillus #ang paling dikenal adalah :
Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus sp.

Lactobacillus bulgaricus merupakan salah satu bakteri #ang berperan penting dalam pembuatan #oghurt. 9oghurt merupakan hasil olahan "ermentasi dari susu. Bakteri ini hidup di dalam susu dan mengeluarkan asam laktat #ang dapat menga0etkan susu dan mengurai gula susu sehingga orang #ang tidak tahan dengan susu murni dapat mengonsumsi #oghurt tanpa kha0atir akan menimbulkan masalah kesehatan. Sedangkan Lactobacillus sp. biasan#a digunakan untuk pembuatan terasi. 8erasi biasan#a terbuat dari udang kecil (rebon ! ikan kecil ataupun teri. 2roses pembuatan terasi dilakukan secara "ermentasi. :ebon #ang telah kering ditumbuk dan dicampur dengan bahan lain kemudian diperam selama ?$= minggu. Selama "ermentasi! protein diekstrak menjadi turunan$ turunan#a seperti pepton! peptida dan asam amino. Fermentasi juga menghasilkan amonia #ang men#ebabkan terasi berbau merangsang. Ada beberapa jenis lactobacillus #ang juga berperan dalam pembuatan ke"ir. Bakteri #ang berperan antara lain: Lactocococcus lactis' Lactobacillus acidophilus' Lactobacillus (efir' Lactobacillus (efirgranum' Lactobacillus para(efir. Semua bakteri tadi merupakan bibit ke"ir dan ber"ungsi sebagai penghasil asam laktat dari laktosa. SedangkanLactobacillus (efiranofaciens berperan sebagai pembentuk lendir (matriks butiran ke"ir . &. Streptococcus +enis bakteri streptococcus #ang biasan#a digunakan dalam makanan adalahStreptococcus lactis. Bakteri ini berperan dalam pembuatan mentega! keju dan #oghurt. 2ada pembuatan #oghurt! bakteri streptococcus bekerjasama dengan bakteri lactobacillus. Bakteri lactobacillus berperan dalam pembentukan aroma #oghurt! sedangkan bakteri Streptococcus lactisberperan dalam pembentukan rasa #oghurt. 2ada pembuatan mentega dan keju! bakteri Streptococcus lactis diperlukan untuk menghasilkan asam laktat. 2ada pembuatan keju! asam laktat dapat menghasilkan gumpalan susu berbentuk seperti tahu. Gumpalan ini kemudian dipadatkan dan diberi garam. Garam ber"ungsi untuk mempercepat proses pengeringan! penambah rasa dan penga0et. keju diperam untuk dimatangkan selama sekitar = minggu. Selama proses pemeraman inilah! citarasa dan tekstur dari keju terbentuk. ?. %ediococcus cerevisiae Bakteri %ediococcus sp. digunakan dalam pembuatan sosis. 8idak semua sosis dibuat melalui proses "ermentasi. Sosis "ermentasi dikenal dengan istilah dry sausage atausemi dry sausage. Aontoh sosis jenis ini antara lain adalah Salami Sausage' %apperson Sausage' )enoa Sausage' *hurringer Sausage' Cervelat SausageChau#er Sausage. dan =. Acetobacter +enis acetobacter #ang terkenal perann#a dalam pengolahan makanan adalah+cetobacter ,ylinum #ang berperan dalam pembuatan nata de coco. Bakteri ini disebut juga dengan bibit nata. Bakteri akan membentuk serat

nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa #ang sudah asam. 4alam kondisi tersebut! bakteri akan menghasilkan en1im #ang dapat membentuk 1at gula menjadi serat atau selulosa. 4ari jutaan bakteri #ang tumbuh pada air kelapa tersebut akan dihasilkan jutaan benang$benang selulosa #ang akan memadat dan menjadi lembaran$lembaran putih #ang disebut nata. BAK8B:/ 2B<9BBAB KB:AA;<A< 5AKA<A<

a. Es/heri/hia Coli
Gejala keracunan makanan oleh bakteri jenis ini munculn#a lebih lambat daripada keracunan oleh jenis bakteri lainn#a. Biasan#a memerlukan 0aktu )$? hari pasca memakan makanan #ang mengandung bakteri -scherichia coli. Korban biasan#a akan merasakan gejala seperti kram perut #ang parah dan diare #ang biasan#a bercampur dengan darah. 4iare #ang disertai dengan darah tersebut biasan#a berlangsung dari a0al sampai @ hari dan akan sembuh dengan sendirin#a.
b. Salmonella

Gejala keracunan oleh bakteri Salmonella ini dapat berupa demam #ang berlangsung sampai kurang dari seminggu (- hari . Biasan#a! indi.idu akan merasakan keracunan oleh bakteri jenis ini setelah )&$*& jam mengonsumsi makanan #ang telah terkontaminasi oleh Salmonella ini. Salmonella biasan#a ditularkan pada makanan #ang terkontaminasi oleh tinja manusia atau binatang. Kontaminasi oleh bakteri ini disebabkan oleh kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum memegang makanan.
c. Staphylo/o//us aureus

6ampir

setiap

jenis

makanan

bisa

terkontaminasi

oleh

bakteri Staphylococcus aureus ini! terutama pada produk susu! kue krim! salad! dan juga makanan #ang disimpan dalam keadaan suhu kamar.

Gejala keracunan makanann#a sendiri biasan#a muncul cukup cepat #akni antara &$@ jam setelah makanan #ang tercemar dikonsumsi. Anda #ang terkontaminasi bakteri ini akan merasakan gejala #ang relati" singkat #akni antara ?$% jam saja. Keban#akan orang #ang keracunan bakteri ini si"atn#a ringan dan akan sembuh dengan sendirin#a meskipun tanpa melalui pengobatan.
d. Shigella

Gejala$gejala #ang ditimbulkan oleh bakteri Shigella berbeda dengan gejala #ang ditunjukkan oleh bakteri jenis lainn#a. Biasan#a gejala keracunan #ang disebabkan oleh bakteri jenis ini akan muncul sekitar ?%$*& jam setelah memakan makanan #ang tercemar Shigella. Selain merasakan gejala umum keracunan! sekitar ='C anak #ang keracunan berat akan menunjukkan gejala neurologis termasuk didalamn#a kebingungan! kejang$kejang! sakit kepala! lesu! dan juga leher kaku.
e. Campyloba/ter e uni

Gejala

keracunan

#ang

disebabkan

oleh Campylobacter

jejuni ini

keban#akan berakhir pada *$)' hari setelah terkontaminasi. Kontaminasin#a sendiri sering disebabkan oleh memakan daging a#am #ang sudah terkontaminasi dan air #ang tidak bersih atau susu mentah. Gejalan#a seperti demam dan diare.
".

Clostri"ium botulinum botulinum ini atau juga dikenal dengan

Clostridium

sebutan botulisme biasan#a bersumber dari makanan kalengan #ang telah

rusak. ;ntuk gejalan#a sendiri biasan#a muncul sekitar )@$?% jam setelah memakan makanan #ang telah terkontaminasi. :acun #ang terkandung dalam botulisme ini ialah racun neurotoksin #ang akan men#erang sistem sara" dan bisa men#ebabkan kelumpuhan. +ika tidak segera diatasi! kelumpuhan tersebut akan menjalar ke seluruh bagian tubuh sehingga pada akhirn#a men#ebabkan korban mati lemas.

RE$ERE&&SI http:77childroaddotnet.0ordpress.com7&')&7'&7'=7uji$kepekaan$kuman$ antibiotika7 http:77belajar.kemdiknas.go.id7indeD?.phpE displa#F.ie0GmodFscriptGcmdFBahanC&'Belajar72engetahuan C&'2opuler7.ie0GidF)@?GuniHF)=-http:77000.deherba.com7berbagai$bakteri$sebagai$sumber$keracunan$pada$ makanan.html https:77id.0ikipedia.org70iki7Bakteri Bakteriologi 5edik!8/5 5ikrobiologi FK ;ni.ersitas Bra0ija#aI &''?

Anda mungkin juga menyukai