Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Sejak awal perkembangan islam tumbuh dalam pergumulan dengan pemikiran dan peradaban umat manusia yang dilewatinya, karena terlibat dalam proses drasetika yang didalamnya terjadi pengambilan dan pemberian cikal bakal pertumbuhan dan pembentukan peradaban islam dibangun dengan menjadikan agama islam sebagai dasar pembentukannya. Persoalan yang tak kalah seriusnya yaitu moral masyarakat jahiliyah yang pada saat itu masih buta akan sebuah kebenaran. Melihat realitas peradaban Islam sebelumnya sudah mengenal kehidupan politik, sosial, ekonomi, bahasa, dan seni tapi semua itu masih sangat sederhana dan sangat ironis. Akan tetapi setelah Islam datang yang merupakan Rohmatal lil Alamin (Rohmat bagi seluruh alam). Dan kehidupan umat pun makin terarah. 2. Rumusan Makalah 1. Bagaimana peradaban masyarakat islam sejak Rasullullah? 2. Bagaimana system perekonomian islam sejak Rasullullah? 3. Tujuan Pembuatan Makalah Adapun tujuan dari pembuaan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui peradaban-peradaban masyarakat arab sejak Rasullulah. 2. Mengetahui bagaimana sistem perekonomian Islam sejak Rasullullah.

BAB II PEMBAHASAN 1. Peradaban Islam Islam bukanlah agama iklim, agama ibadah yang konservatif, tetapi merupakan agama kehidupan dengan segala dimensinya. Umat Islam adalah umat yang Allah kehendaki untuk menjadi pengemban risalah agama dan peradaban di dunia (Zaqzuq, 2003: 93). Sedangkan peradadaban Islam merupakan suatu sistem yang dibangun berdasarkan sendi-sendi agama Islam. Peletak dasar pembangunan peradaban Islam adalah Rasulullah Saw. Tata nilai dan akhlak yang dibangun oleh Rasulullah Saw selanjutnya menuju pada pembangunan mental spiritual yang matang. Sehingga para sahabat yang langsung mendapat pengajaran dari Rasulullah Saw mempunyai pondasi keimanan, akhlak dan etika yang kuat. Selanjutnya muncullah beberapa pendapat para tokoh sejarah tentang periodesasi pemerintahan Islam. Hal itu sebagai bentuk apresisasi pendidikan Rasulullah dalam membangun masyarakat yang madani. A. Hasyim mengatakan ; Periodesasi sejarah kekuasaan Islam dibagi menjadi delapan periode, yakni mulai dari periode permulaan Islam (610-661M) sampai dengan Kebangkitan Islam (1801 sekarang).Sedangkan Harun Nasution (1975: 13-14) dan Nourouzaman (1986:12) membaginya ke dalam tiga periode, yakni Periode Klasik (650-1250M), Periode Pertengahan (1250-1800M) dan Periode Modern (1800-sekarang).

2. Peradaban-peradaban Islam di Bidang Ekonomi a. Rasullullah Periode Mekkah (610-622) Sebelum peradaban Islam muncul, bangsa Arab telah mengenai kehidupan politik, sosial, ekonomi, bahasa, seni, dan penggunaan metode berpikir meskipun masih sangat sederhana. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat ditentukan oleh kondisi dan letak geografis. Masyarakat pedalaman Suku Badui hidup dari sektor pertanian, terutama yang mendiami Oase. Sedangkan masyarakat perkotaan kehidupannya ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Oleh
2

karena itu, suku Quraisy terkenal dalam dunia perdagangan. Mereka melakukun perjalanan dagang dua musim dalam setahun, yaitu musim panas ke Syam, dan musim dingin ke Yaman. Makkah bukan saja merupakan pusat perdagangan lokal, melainkan sudah menjadi jalur jalur perdagangan dunia yang penting pada saat itu, karena posisinya yang sangat setrategis, yang menghubungkan antara utara (Syam), selatan (Yaman), timur (Persia), dan barat (Mesir dan Abessinia). Di Makkah, pusat perdagangan perdagangan terleta di pasar Ukaz, yang di buka pada bulan Dzuqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. b. Rasullullah Periode Madinah (622-632 M) Seperti di madinah merupakan negara yang baru negara negara terbentuk artikel baru kemampuan daya mobilitas yang ulasan ulasan sangat rendah bahasa bahasa dari sisi ekonomi. Oleh karena itu , ditempatkan peletakan dan - ditempatkan dan sistem keuangan negara yang di lakukan oleh rasulallah saw.merupakan langkah yang ulasan ulasan sangat signifikan. Penggunakan penggunakan sistem ekonomi yag di terapkan oleh rasulallah saw. Alqur'an yang merupakan sumber utama ajaran islam telah menetapkan berbagai aturan sebagai hidayah bagi umat manusia dalam, aktivitas di terkait di masa mendatang masih berlangsung aspek kehidupannya , termasuk di kepemilikan modal ekonomi . Sistem ekonomi pada masa rasullullah di Madinah adalah heharusan orang kaya membantu dan membayar utang orang miskin, kewajiban memelihara kehormatan jiwa dan harta bagi segenap penduduk, mengakui kebebasan beragama dan melahirkan pendapat, menyatakan kepastian pelaksanaan hukum bagi siapa saja yang bersalah, dan tidak ada perbedaan antara siapapun di depan pengadilan.

c. 1.

Periode Khulafaur Rasyidin (632-661) Abu Bakar (632-634M) Pada masa pemerintahannya yang hanya berlangsung selama dua tahun, Abu

Bakar lebih banyak berkonsentrasi pada persoalan dalam Negeri. Dimana saat itu, harus behadapan dengan kelompok murtad, pembangkang zakat, dan Nabi palsu.
3

Yang berakhir dengan keputusan untuk berperang yang kemudian dikenal dengan perang riddah, yaitu perang melawan kemutadan.[4] Mengatasi Abu Bakar bersikap tegas memerangi mereka, dengan Khalid bi Walid sebagai pimpinan utama (633 M/11 H). peperangan yang mulanya ditujukan menumpas pembangkang, berubah menjadi penaklukan ke daerah perbatasan kerajaan Persia (Sasaniah) yang kaya. Tidak dipungkiri penaklukan itu mempunyai motif ekonomi, yaitu

memperoleh gahanimah. Abu Bakar melihat upaya Kahlid merupakan pemecahan ideal walau bukan satu-satunya dalam mengatasi resesi ekonomi persemakmuran Madinah. Terakhir, Khalid atas perintah khalifah, bergabung di Palestina dengan pasukan yang dipimpin oleh Amr bin Ash menghadapi pasukan Romawi (Bizantium) Khalid diangkat sebagai pimpinan, lebih banyak atas pertimbangan kemampuan militernya, bukan atas perintah dari Madinah. Pasukan gabungan ini, berjumlah kurang lebih 24.00 orang, berhasil mengalahkan pasukan Romawi di Ajnadain (634 M/13 H). Dalam dua tahun kekhalifaanyya, Abu Bakar berhasil melaksanakan tujuan utamanya, yaitu mengembalikan keutuhan pemerintah Madinah. Selain Mekkah, Madinah dan wilyah sekitarnya yang sudah dikuasai Rasulullah, ia juga

memperkokoh kekuasaan Islam di Yamamah, Bahrain, Aman serta memperluasnya dengan menaklukan Syam, dengan pengecualian dua benteng Romawi di Casarea dan Palestina. Di akhir kekhalifaannya, ia tengah menunggu hasil ekspedisi pasukan yang dikirimnya ke Yarmuk, akan tetapi ia tidak sempat mendengar kemenangan Khalid dan pasukannya. Ia juga bersail mengislamkan suku-suku yang sebelumnya menentang Islam. Kegagalan Abu Bakar hanya terletak pada ketidak mampuannya mengahiri kemacetan perdagangan. Perekonomian pada masa khulafaur rasyidin - Untuk mencegah terjadinya perselisihan di kalangan umat islam, Abu bakar bermusyawarah dengan para pemuka sahabat untuk mencari calon penggantinya, berdasarkan hasil musyawarah Abu bakar menunjuk Umar bin Khattab sebagai khalifah islam yang kedua. 2. Umar bin Khattab Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama sepuluh tahun, Umar ibn Al-Khattab banyak melakukan ekspansi hingga wilayah Islam meliputi Jazirah
4

Arab, sebagian wilayah kekuasaan Romawi (Syria, Palestina, dan Mesir), serta seluruh wilayah kerajaan Persia, termasuk Irak. Umar bin khattab melakukan langkah-langkah besar pengembangan dalam bidang pertanian. Antara lain : 1. Menghadiahkan tanah pertanian kepada Masy yang bersedia menggarapnya namun siapa yang gagal mengelola selama 1 tahun maka dia akan kehilangan kepemilikan tanah tersebut. 2. Pada masa kekhalifahan Umar banyak dibangun irigasi, waduk, tangki kanal dan pintu air serba guna untuk mendistribusikan air di ladang pertanian. Hukum perdagangan mengalami penyempurnaan guna menciptakan perekonomian secara sehat, yaitu dengan cara : 1. Umar mengurangi beban pajak terhadap beberapa barang, pajak perdagangan nabati, dan kurma syria sebesar 50% 2. Membangun pasar termasuk di wilayah pedalaman

(Ubulla,Yaman,Damaskus,Mekkah dan Bahrain) Umar juga memberlakukan mekanisme gaji kepada para anggota Militer. Lembaga yang menangani tugas ini dinamakan Al-Diwan, ini merupaka Al-Diwan islam yang pertama.

3. Ustman Bin Affan Perekonomian pada masa khulafaur rasyidin - Pada masa pemerintahannya yang berlangsung 12 tahun, khalifah usman bin Affan berhasil melakukan ekspensi kewilayaan armenia, tunesia, cyprus, rhodes, dan bagian tersisa dari persia, transoxania dan tabristan. Ia juga berhasil menumpas pemberontakan didaerah khurusan dan iskandariah. Beliau merupakan khalifah yang kaya. Pada Perang Tabuk (Perang besar) beliau menyumbangkan 100 ekor unta agar tentara perang muslim tidak lelah karena jaraknya yang jauh. Pada enam tahun masa pemerintahannya, Usman banyak mengikuti kebijakan ekonomi Umar bin khattab. Pada enam tahun pertama Baikh, Khabul, Gazni, Kerman dan Sistan di taklukan. Kemudian tindakan efektif dilakukan untuk pengembangan Sumber daya alam. Aliran air digali, jalan-jalan dibangun, pohon-pohon ditanam untuk diambil

buah dan hasilnya. Seiring luasnya daerah kekuasaan Islam, Usman membentuk lembaga pengamanan guna menjamin stabilitas keamanan di daerah perekonomian. 4. Ali Bin Abi Thalib Perekonomian pada masa khulafaur rasyidin - Setelah diangkat sebagai khalifah keempat oleh segenap kaum muslimin, Ali Bin Abi Thalib langsung mengambil tindakan seperti membuka kembali lahan perkebunan yang telah diberikan kepada orang-orang kesayangan Usman, dan mendistribusikan pendapatan pajak tahunan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan umar bin khattab. Kabijakan Ali bin Abi Thalib, adalah : 1) Mengedepankan prinsip pemerataan dalam pendistribusian kekayaan negara kepada masyarakat. 2) Menetapkan pajak terhadap para pemilik kebun dan mengijinkan pemungutan zakat terhadap sayuran segar. 3) Melakukan kontrol pasar dan pemberantas pedagang licik, penimbunan barang , dan pasar gelap. 4) Membentuk petugas keamanan yang disebut dengan ''Syurthah'' (Polisi). Yang dipimpin oleh Shahibus-Syurthah. 5) Ketat dalam menangani keuangan negara dan Melanjutkan kebijakan umar.

d. Dinasti Umayyah (661-750) Khilafah Bani Umayyah berumur 90 tahun, yaitu dimulai pada masa kekuasaan Muawiyah, dimana pemerintah yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis(kerajaan turun-temerun), yang diperoleh melalui

kekerasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Kepemimpinan secara turun-temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang masih tetap

menggunakan istilahKhalifah, namun dai memberikan interprestasi baru dari katakata itu untuk menggunakan jabatan tersebut. Dia menyebutnya Khalifah Allah dalam pengertian penguasa yang diangkat oleh Allah.

Kekhalifahan Bani Umayyah di bidang ekonomi memang tidak begitu monumental, karena pada zaman pemerintahan ini, pemikiran-pemikiran ekonomi lahir bukan berasal dari ekonom murni intelektual muslim, tetapi berasal dari hasil interpretasi kalangan ilmuan lintas-disiplin yang berlatar belakang fiqh, Tasawuf, filsafat, sosiologi, dan politik. Namun demikian, terdapat beberapa sumbangan pemikiran mereka terhadap kemajuan ekonomi Islam, di antaranya adalah perbaikan terhadap konsep pelaksanaan transaksi salam , murabaha, dan muzaraah, serta kehadiran Kitab al Kharaj yang ditulis oleh Abu Yusuf yang hidup pada masa pemerintahan khalifah Hasyim secara eksklusif membahas tentang kebijaksanaan ekonomi, dipandang sebagai sumbangan pemikiran-pemikiran ekonomi yang cukup berharga.

e.

Dinasti Abbasiyyah Ekonomi dinasti Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat

berbagai macam industri seperti: kain di Mesir, sutra dari Syiria dan Irak, kertas dari samarkand, serta berbagai produk pertanian seperti gandum dari Mesir dan kurma dari Iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyah dan negara lain. Karena industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah. Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan perdagangan antara keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.

f.

Islam di Andalusia Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah

Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak di benua Eropa.
7

Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan atlantik. Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukkan bangsa Visighots pada tahun 507 M, didiami oleh bangsa Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan Vandalusia. Dengan mengubah ejaanya dan cara membunyikannya, bangsa Arab pada masa belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengan Andalusia. Spanyol diduduki oleh umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Di zaman Al-walid itu, Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaanya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Kemamuran ekonomi Andalusia adalahpada abad ke-9 dan abad ke-10. Perkenalan dengan pertanian irigasi Perkembangan baru Negara spanyol juga didukung oleh kemakmuran Ekonomi pada Abad yang ke- 9 Dan Abad yang ke- 10 . Perkenalan pertanian irigasi yang pada didasarkan Pola - Pola Negeri Timur mengantarkan pada pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian yang dapat diperjual- belikan - , meliputi buah ceri , apel , buah delima , pohon Adenium ara , buah kurma , tebu , pisang , Kapas , rami dan sutera . Pada saat yang sama , spanyol memasuki fase perdagangan Yang Cerah lantaran hancurnya penguasaan armada Bizantium terhadap wilyah barat laut Tengah . Beberapa kota seperti seville dan Cordova mengalami kemakmuran lantaran melimpahnya Produksi Pertanian Dan perdagangan Internasional. Dalam, catatan sejarah , pada paruh kedua sasa Islam di Andalusia , para Penguasa begitu Aktif mengembangkan Ilmu pengetahuan dan Peradaban Islam , sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian . Akibatnya timbul kesulitan Ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan Politik Dan Militer.

BAB III PENUTUPAN 1. Kesimpulan Sebelum peradaban Islam muncul, bangsa Arab telah mengenai kehidupan politik, sosial, ekonomi, bahasa, seni, dan penggunaan metode berpikir meskipun masih sangat sederhana. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat ditentukan oleh kondisi dan letak geografis. Masyarakat pedalaman Suku Badui hidup dari sektor pertanian, terutama yang mendiami Oase. Sedangkan masyarakat perkotaan kehidupannya ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Periode periode peradaban penyiaran islam adalah:. 1. Periode Rasullullah di mekah 2. Periode rasullullah dimadinah 3. Periode khulafaurrasyidin 4. Periode bani Ummayyah 5. Periode Abbasiyyah

DAFTAR PUSTAKA

Hassan, Hassan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta 1989. Afzalurrahman. 1995. Doktrin Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT. Dhana Bakti Wakaf. Azra, Azyumardi. 1997. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Mizan. MM, Nur Hamid. 2010. Jejak-Jejak Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurdin, Muhammad. 2005. Tokoh-Tokoh Besar Islam.Yogyakarta: Andwa. Yatim, Badri. 1994. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ensiklopedi Ekonomi Islam online dalaM http://www.ekisonline.co/cc/2011/05/ baitumal-pada-masa-abu-bakar-573-634-h.html

10

[1] Azyumardi Azra. Ensiklippedi Islam. Jilid 1. (Jakarta: Mizan, 1997), 53. [2] Muhammad Nurdin. Tokoh-Tokoh Besar Islam. (Yogyakarta: Andwa, 2005),

18-21.
[3] Nur Hamid MM. Jejak-Jejak Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010), 63. [4]Badri Yatim. Sejarah dan Peradaban Islam. (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1994), 36. [5] Ensikopedi Ekonomi Islam dalam: http://www.ekisonline.co/cc/2011/05/baitumal-pada-masa-abu-bakar-573-634h.html [6]Afzalurrahman. Doktrin Ekonomi Islam. Jilid 2. (Yogyakarta:PT. Dhna Bakti Wakaf, 1995), 320. [7] Nur Hamid MM. Jejak-Jejak Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam., 67. [8]Ibid., 163.

11

Anda mungkin juga menyukai