Anda di halaman 1dari 21

YEFTI CAROLINE MANURUNG

NIM : 0961050025

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
Jakarta-Indonesia
Tahun Akademik 2009/2010
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Ilmiah ini dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui dan
memperluas ilmu mengenai Bahaya Arsen dan Merkuri terhadap Kesehatan yang
penulis sajikan berdasarkan riset dari berbagai sumber.
Selama pembuatan Penulisan Makalah Ilmiah ini hingga selesai tidak sedikit
kesulitan yang dihadapi, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki oleh penulis, sungguhpun demikian penulis telah berupaya untuk
menghasilkan Penulisan Makalah Ilmiah ini sebaik mungkin, oleh karena itu penulis
berharap agar Penulisan Ilmiah ini dapat memberikan manfaat.
Dalam Penulisan Ilmiah ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini .Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
.

Jakarta , 6 Oktober 2009

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Sampul.i
Kata Pengantarii
Daftar Isi.iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.1
1.2 Tujuan..1
1.3 Ruang Lingkup.1
1.4 Metode Penulisan.2
1.5 Sistematika Penulisan...2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Arsen3
2.2 Gejala klinik pada keracunan arsen.4
2.3 Pemeriksaan Laboratorium..5
2.3.1 Pencegahan bahaya arsen6
2.3.2 Pengobatan pada keracunan arsen...6
2.3.3 Prognosis.............................................................................6
2.4 Merkuri.........................................................................................7
2.4.1 Keracunan merkuri akut......................................................8
2.4.2 Keracunan merkuri kronis...................................................8
2.5 Daya racun merkuri......................................................................8
2.6 Gejala orang terkena racun merkuri.............................................9
2.7 Efek merkuri.................................................................................9
2.7.1 Penanganan..........................................................................10
2.7.2 Pengobatan...........................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................12
3.3 Daftar Pustaka................................................................................iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Permasalahan
Ditemukannya penyakit Minamata di Kabupaten Minahasa Selatan. Penderita
Minamata diduga terkontaminasi oleh logam berat arsen dan merkuri yang berasal dari
penambangan emas yang mencemari Teluk Buyat. Mengingat sifat arsen dan merkuri
yang berbahaya, maka penyebaran logam ini perlu diawasi agar penanggulangannya
dapat dilakukan sedini mungkin secara terarah.
Merkuri dengan mudah masuk ke tubuh manusia lewat pencernaan. Bisa dari
ikan, kerang, udang, dan air yang terkontaminasi. Selain itu, kontaminasi bisa juga terjadi
akibat menghirup udara yang mengandung merkuri dari tumpahan, atau limbah industri
yang potensial menghasilkan limbah merkuri seperti pabrik kertas, baterai, kosmetik dan
penambangan emas rakyat.

1.2Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini:
1. Sebagai tugas ujian skill lab blok 1
2. Pemenuhan syarat untuk ujian blok 1
3. Agar penulis dapat mengetahui cara pembuatan makalah
4. Agar pembaca lebih memahami tentang bahaya penggunaan merkuri
dan arsen

1.3Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan makalah ini dibatasi pada pembahasan Bahaya penggunaan

1.4Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode deskritif. Sumber informasi yang
diperoleh dari artikel dan internet.

1.5Sistematika Penulisan
Sistematika dari penulisan ini terdiri dari tiga bab, yaitu pendahuluan, isi
(pembahasan), dan penutup.

BAB II
ISI
2.1ARSEN
Arsen (Latin: arsenicum, Yunani: arsenikon, orpiment kuning, identik dengan arenikos,
lelaki, dari kepercayaan Yunani bahwa logam memiliki kelamin yang berbeda; Arab: Azzernikh, orpiment dari Persia zerni-zar, emas). Unsur arsen muncul dalam dua bentuk
padat: kuning dan abu-abu atau metalik.
Arsen digunakan dalam pembuatan perunggu dan kembang api. Senyawanya yang
paling penting adalah arsen putih, sulfida, Paris hijau, dan arsen timbal; tiga yang terakhir
telah digunakan sebagai insektisida dan racun di bidang pertanian. Tes Marsh
menggunakan formasi arsine. Arsen juga mulai banyak digunakan sebagai agen
pendoping dalam peralatan solid-state seperti transistor. Galium arsen digunakan sebagai
bahan laser untuk mengkonversi listrik ke cahaya koheren secara langsung.
Arsen (As) digunakan lebih dari 2400 tahun yang lampau di Yunani dan Roma sebagai
racun dan untuk pengobatan. Logam ini bewarna abu-abu, sangat rapuh, kristal dan semimetal benda padat. Ia berubah warna dalam udara, dan ketika dipanaskan teroksida sangat
cepat menjadi arsen oksida dengan bau bawang. Arsen dan senyawa-senyawanya sangat
beracun.
Sekarang As hanya penting dalam pengobatan penyakit tropis tertentu. Di Amerika
Serikat dampak As pada kesehatan sangat menonjol akibat pajanan dari industri dan
lingkungan. Arsen dijumpai dalam tanah, air, dan udara. Unsur Arsen ditemukan sebagai
hasil sampingan dari peleburan tembaga, timah, seng dan logam lainnya. Ini dapat
mengakibatkan dilepasnya As ke lingkungan. Arsen kadang-kadang digunakan sebagai
bahan tambang pada makanan unggas dan hewan ternak lainnya untuk meningkatkan
pertumbuhan.

Dalam tubuh manusia, sebagian As disimpan dalam hati, ginjal, jantung dan paru. Kadar
As yang tinggi dijumpai dalam rambut dan kuku. Arsen juga diendapkan dalam tulang
dan gigi untuk waktu yang lama. Arsen dieliminasi melalui tinja, urin, keringat, ASI,
rambut, kulit, dan paru. Pada manusia sebagian besar As dikeluarkan melalui urin.
Berikut adalah toksikologi pada tubuh manusia:

o System Kardiovaskular. Dosis besar As dapat berakibat dilatasi kapiler dan


meningkatnya permeabilitas kapiler di daerah splanik, sehingga terjadi transudasi
plasma dan penurunan volume intravaskular.
o Saluran Cerna. Dosis kecil As menyebabkan Hiperemia splanik ringan.
Sedangkan dalam dosis besar menyebabkan vesikel pada mukosa saluran cerna.
o Ginjal. Arsen bisa menyebabkan kerusakan pembuluh kapiler ginjal, tubuli, dan
glomeruli.
o Kulit. Secara akut, As bersifat vesikan ( menimbulkan vesikel )mengakibatkan
nekrosis dan pengelupasan kulit.
o Sistem Saraf. Setelah termakan secara akut dengan dosis toksik, kira-kira 5%
pasien mengalami depresi sentral tanpa gejala saluran cerna. Gejala neurologis
mencakup sakit kepala berat, kantuk, bingung, demam, kejang, dan koma.
o Darah. Arsen anorganik mempengaruhi sumusm tulang dan mengubah komposisi
sel darah. Evaluasi hematologis biasanya mengungkap anemia dengan leukemia
ringan sampai moderat.

2.2GEJALA KLINIK KERACUNAN ARSEN


Menurut Casarett dan Doulls (1986), menentukan indikator biologi dari
keracunan arsen merupakan hal yang sangat penting. Arsen mempunyai waktu paruh
yang singkat (hanya beberapa hari), sehingga dapat ditemukan dalam darah hanya pada
saat terjadinya paparan akut. Untuk paparan kronis dari arsen tidak lazim dilakukan
penilaian.

Keracunan Arsen Akut


Paparan akut dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As.
Gejala awal keracunan As akut ialah:
Mual
kram otot serta oedeme dibagian muka (facial).
rasa tidak enak dalam perut
bibir rasa terbakar
penyempitan tenggorokan dan susah menelan, disusul

rasa nyeri lambung hebat, muntah proyektil, dan diare berat.

Gajala lain ialah oliguria, proteinuria, hematuria, dan anuria. Pasien sering mengeluh
kejang otot rangka dan haus. Jika kehilangan cairan terus berlanjut, akan timbul syok.
Kejang hipoksik dapat terjadi dalam fase lanjut, berakhir dengan koma dan kematian.

Keracunan Arsen Kronis


Tanda dini keracunan As kronis ialah kelemahan dan nyeri otot, pigmentasi kulit,
hiperkeratosis, dan edema. Gajala lainnya ialah:

Napas dan keringat bau bawang putih


Peripheral neuropathy (rasa kesemutan atau mati rasa)

Hilangnya refleks

Anemia

Aangguan jantung,

Gangguan hati,

Gangguan fungsi ginjal,

Keratosis telapak tangan maupun kaki,

Hiperpigmentasi kulit dan dermatitis.

Obstruksi saluran empedu, gangguan ginjal, dan

Kerusakan sumsum tulang

Gejala khusus yang dapat terjadi akibat terpapar debu yang mengandung arsen adalah
nyeri tenggorokan serta batuk yang dapat mengeluarkan darah akibat terjadinya iritasi.
Seperti halnya akibat terpapar asap rokok, terpapar arsen secara menahun dapat
menyebabkan terjadinya kanker paru.

2.3PEMERIKSAN LABORATORIUM YANG PERLU DILAKUKAN


1. Pemeriksaan darah
Pada keracunan akut maupun kronis dapat terjadinya anemia, leukopenia,
hiperbilirubinemia.
2. Pemeriksaan urine
Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadi proteinuria, hemoglobinuria maupun
hematuria.

3. Pemeriksaan fungsi hati


Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadi peningkatan enzim transaminase
serta bilirubin.
4. Pemeriksaan jantung
Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadi gangguan ritme maupun konduksi
jantung.
5. Pemeriksaan kadar arsen dalam tubuh
Arsenik dalam urine merupakan indikator keracunan arsen yang terbaik bagi
pekerja yang terpapar arsen. Normal kadar arsen dalam urine kurang dari 50ug/L
Kadar As dalam rambut juga merupakan indikator yang cukup baik untuk menilai
terjadinya karacunan arsen. Normal kadar As dalam rambut kurang dari 1mug/kg
Walaupun tidak ada pemeriksaan biokimia yang spesifik untuk melihat terjadinya
keracunan arsen, namun gejala klinik akibat keracunan As yang dihubungkan
dengan mempertimbangkan sejarah paparan merupakan hal yang cukup penting.
Perlu diingat bahwa seseorang dengan kelainan laboratorium seperti di atas tidak
selalu disebabkan oleh terpapar atau keracunan arsen. Banyak faktor lain yang
dapat menyebabkan terjadinya kelainan seperti di atas.

2.3.1PENCEGAHAN TERJADINYA BAHAYA ARSEN


Usaha pencegahan terjadinya bahaya arsen secara umum adalah pemakaian alat proteksi
diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen. Alat proteksi diri
tersebut misalnya :
- Masker yang memadai
- Sarung tangan yang memadai
- Tutup kepala
- Kacamata khusus
Usaha pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan
kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Jika keadaan
dianggap luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen di dalam urine.
Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang
berlebihan adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar
arsen dalam patikel debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan
setiap tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat lancar.

2.3.2PENGOBATAN KERACUNAN ARSEN

Pada keracuna arsen akibat tertelan arsen, tindakan yang terpenting adalah merangsang
refleks muntah. Jika penderita tidak sadar (shock) perlu diberikan infus. Antdote untuk
keracunan arsen adalah injeksi dimerkaprol atau BAL (British Anti Lewisite).

2.3.3PROGNOSIS
Pada keracunan akut, jika dilakukan penanganan dengan baik dan penderita dapat
bertahan, maka akan kembali normal setelah sekitar 1 minggu atau lebih. Pada keracunan
kronis akan kembali normal dalam waktu 6 12 bulan.

2.4MERKURI
Merkuri merupakan salah satu unsur kimia yang sangat berbahaya. Unsur ini
hadir dalam kehidupan kita sehari-hari dalam berbagai bentuk. Amalgam yang digunakan
pada penambalan gigi merupakan salah satu contoh pemakaian merkuri dalam dunia
kedokteran. Berbagai senyawa merkuri tertentu digunakan sebagai pestisida dan
fungisida dalam bidang pertanian. Termometer, Barometer dan Spignometer merupakan
alat-alat yang menggunakan logam merkuri sebagai standar ukur. Selain itu berbagai
senyawa merkuri digunakan sebagai preparat dalam praktikum dan penelitian.
Tragedi Minamata di Teluk Buyat merupakan salah satu kasus pencemaran
Pembuangan limbah pengolahan (tailing) tambang emas yang mengandung merkuri
milik PT Newmont, mencemari teluk Buyat. Akibatnya ratusan keluarga terpaksa di
relokasi, karena lingkungan tersebut sudah terkontaminasi oleh merkuri sehingga tidak
layak lagi digunakan sebagai tempat tinggal.
Pemakaian merkuri dan senyawanya yang sangat luas, menyebabkan unsur ini
mudah masuk dan mencermari lingkungan. Asosiasi Makanan dan Obat-obatan
Amerika (FDA) mengkategorikan merkuri sebagai logam pencemar ketiga terbanyak
setelah timbal dan arsen (Patrick; 2002). Fakta ini menimbulkan kekhawatiran bahwa
manusia semakin mudah terkontaminasi oleh merkuri.
Merkuri dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organo
merkuri. Senyawa organomerkuri yang paling umum adalah metil merkuri, yang terutama
dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah. Karena bakteri itu kemudian
terikut (termakan) oleh ikan, maka di ikan cenderung konsentrasi merkurinya akan tinggi.
Dalam waktu beberapa tahun kemudian akan terakumulasi di ikan, kemudian dampaknya
akan ada pada generasi berikutnya.
Ada beberapa cara orang dapat terkontaminasi merkuri yaitu memakan ikan atau
hewan air lainnya yang telah terkontaminasi metal merkuri, terkontaminasi karena
lepasnya merkuri dari penambal gigi (banyak pihak mengganggap kasus yang sangat

jarang), menghirup udara yang mengandung merkuri dari tumpahan, atau limbah industri
(orang-orang pekerja tambang).
Sayangnya, merkuri yang masuk dalam tubuh manusia tidak mudah keluar
dengan sendirinya. Unsur ini terakumulasi dalam tubuh manusia terutama pada ginjal,
hati dan otak. Akumulasi ini dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan
gangguan dan kerusakan bagi organ-organ tersebut. Oleh karena itu, unsur merkuri yang
berada dalam tubuh manusia mesti dikeluarkan. Salah satu metoda yang telah digunakan
adalah terapi khelasi menggunakan 2,3-dimercapto-succinic acid (DMSA).

2.4.1Keracunan Merkuri Akut


Keracunan akut yang disebabkan oleh merkuri umumnya terjadi pada pekerjapekerja industri, pertambangan, dan pertanian yang menggunakan merkuri sebagai bahan
baku, katalis dan atau pembentuk amalgam ataupun pestisida.

2.4.2Keracunan Merkuri Kronis


Keracunan kronis merupakan yang disebabkan secara perlahan dan berlangsung
dalam selang waktu yang panjang. Penderita keracunan kronis biasanya tidak menyadari
bahwa dirinya mengalami kontaminasi merkuri. Sebab konsentrasi yang masuk sedikit
demi sedikit sehingga tidak memperlihatkan pengaruh yang jelas. Namun keracunan
kronis lebih berbahaya karena masuknya merkuri ini secara terus menerus akan
menumpuk dalam tubuh. Penderita biasanya adalah teknisi laboratorium, analis kimia,
dan pengerajin emas (tukang emas).

2.5Daya racun merkuri:

Pertama, kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri pada umumnya bersifat
permanen.
Kedua, masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik
yang berbeda seperti daya racunnya, distribusi, akumulasi atau pengumpulan, dan
waktu retensinya (penyimpanan) di dalam tubuh.
Ketiga, semua komponen merkuri dalam jumlah cukup, maka akan beracun
terhadap tubuh.
Keempat , merkuri dapat berpengaruh terhadap tubuh, karena dapat menghambat
kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel. Sifat-sifat membran dari dinding sel

akan rusak karena pengikatan dengan merkuri, sehingga aktivitas sel dapat
terganggu.
Kelima, transformasi biologi dapat terjadi pada lingkungan atau di dalam tubuh,
di mana komponen merkuri diubah menjadi bentuk lain.

2.6Gejala orang yang terkena racun merkuri


Keracunan yang sering terjadi pada manusia akibat dari merkuri jenis Hg organik.
Gajala keracunan metilmerkuri sebagian besar bersifat neurologis seperti gangguan
penglihatan (skotoma atau penyempitan medan penglihatan), ataksia, parestesia,
neurasthenia, kehilangan pendengaran, disartri, kemunduran mental, tremor, gangguan
motorik, paralisis dan kematian.
Biasanya ditandai dengan:
sakit kepala
sukar menelan
penglihatan menjadi kabur
daya dengar menurun
tebal di bagian kaki dan tangannya
mulut terasa tersumbat oleh logam
gusi membengkak dan disertai pula dengan diare.
Kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh yang makin melemah. Wanita yang
sedang hamil akan melahirkan bayi yang cacat apabila ia keracunan merkuri. Kasus
keracunan merkuri ini, sebetulnya tidak hanya terjadi pada masyarakat Buyat Kabupaten
Minahasa Selatan. Namun, sebelumnya juga keracunan merkuri pernah terjadi di
beberapa tempat, bahkan untuk beberapa kasus menjadi isu lingkungan yang besar seperti
di Teluk Minamata Jepang (1953-1960).

2.7Efek merkuri
Kehadiran merkuri dalam tubuh manusia menyebabkan berbagai efek negatif.
Denaturasi protein, inhibisi kerja enzim, gangguan biosintesa protein dan lemak,
gangguan transport antar membran, gangguan pada sistem saraf pusat, merupakan
sebagian efek yang ditimbulkan oleh merkuri.

Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang
sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metilmerkuri dan uap merkuri logam lebih
berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain, sebab merkuri dalam kedua bentuk
tersebut dapat lebih banyak mencapai otak. Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang
berbentuk logam, garam, maupun metilmerkuri dapat merusak secara permanen otak,
ginjal, maupun janin.
Pengaruhnya pada fungsi otak dapat mengakibatkan tremor, pengurangan
pendengaran atau penglihatan dan pengurangan daya ingat. Pemaparan dalam waktu
singkat pada kadar merkuri yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru,
muntah-muntah, peningkatan tekanan darah atau denyut jantung, kerusakan kulit, dan
iritasi mata. Badan lingkungan di Amerika (EPA) menentukan bahwa merkuri klorida
dan metilmerkuri adalah bahan karsiogenik.
Anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa terhadap merkuri. Efek
metilmerkuri pada fetus dapat terjadi walaupun ibunya asimtomatik, yaitu berupa
kemunduran mental dan gangguan neuromuscular. Merkuri pada Ibu yang mengandung
dapat mengalir ke janin yang sedang dikandungnya dan terakumulasi di sana. Juga dapat
mengalir ke anak lewat susu ibu.
Akibatnya, pada anak dapat berupa kerusakan otak, retardasi mental, buta, dan
bisu. Bahkan, masalah pada pencernaan dan ginjal juga dapat terjadi. Oleh karena itu,
merkuri harus ditangani dengan hati-hati, dijauhkan dari anak-anak dan wanita yang
sedang hamil.

2.7.1Penanganan pencemaran merkuri


Terjadinya keracunan merkuri, tentu bukan hal yang sepele. Bila kondisinya sudah
akut dapat menyebabkan kerusakan perut dan usus, gagal kardiovaskular (jantung dan
pembuluhnya), dan gagal ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian.
Sebetulnya, terjadinya pencemaran merkuri di lingkungan itu dapat dideteksi dari
industri-industri yang menggunakan merkuri di dalam prosesnya. Adapun untuk
melakukan penanganan pencemaran merkuri, maka sebaiknya terlebih dahulu kita
mengetahui sifat-sifat dari merkuri itu sendiri.
Berikut ini sifat-sifat yang umum dari merkuri, yaitu:
1. Berbentuk cair sehingga mudah menyebar di permukaan air dan sulit
dikumpulkan;
2. Bersifat mudah berubah menjadi gas dan uap (volatil) sehingga dapat mencemari
lingkungan;
3. Dapat diubah oleh mikroorganisme yang terdapat di dalam air (laut, sungai atau
danau) menjadi komponen metil merkuri yang sangat beracun, di mana dengan

adanya rantai makanan memungkinkan terkumpul di dalam tubuh hewan dan


manusia;
4. Merkuri mengalami pemindahan tempat (translokasi) di dalam tanaman dan
hewan.

Berdasarkan sifat-sifat itu, maka pencemaran merkuri ini akan tetap terjadi pada
lumpur di dasar pantai, sungai atau danau. Sehingga untuk menangani kasus pencemaran
merkuri ini, kita tentu bisa belajar dari percobaan yang telah dilakukan Negara Swedia,
yaitu menggunakan metode dekontaminasi merkuri. Metode ini meliputi: Pertama,
sedimen pada dasar pantai, sungai atau danau ditutupi dengan bahan-bahan yang
mempunyai kemampuan absorpsi tinggi.
Adapun sedimen itu ada pada dasar pantai, sungai atau danau yang ditutupi
dengan bahan anorganik yang tidak bereaksi. Selain itu, ada sedimen yang mengandung
merkuri yang dihilangkan dengan cara dikeruk atau dipompa.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri, maka negara Indonesia
sebaiknya mengikuti apa yang telah direkomendasikan EPA (Environmental Protection
Agency) bahwa semua industri yang menggunakan merkuri harus membuang limbah
industrinya dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkuri sampai batas normal.

2.7.2Pengobatan
Upaya medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan akibat
merkuri adalah dengan metode balur. Dengan balur dapat mengeluarkan uap gas radikal
bebas dan merkuri. Dengan menganalisis aktivasi neutron produk uap hasil baluran pada
tubuh pasien yang mengkristal di tempat pasien dibalur maka akan ditemukan mekanisme
reaksinya.
Metode balur adalah pengembangan dari metode kerikan, pilisan, atau baluran
dengan cuka aren dicampur bawang. Balur itu bertujuan untuk detoksifikasi gas atau
proses pengeluaran racun yang berupa radikal bebas dan gas merkuri melalui kulit.
Setelah dibalur, tubuh pasien dibaringkan di atas lempeng tembaga lalu ditutup
dengan pembungkus aluminium. Karena itu ketika radikal bebas keluar dari tubuh karena
?ditarik? oleh bahan pembalur, maka unsur ini akan menumbuk lempeng tembaga.
Muatan energinya kemudian mengalir sebagai arus listrik ke bumi.
Loncatan radikal bebas ini bersifat diskrit, menghasilkan medan elektromagnet
kejut. Sedangkan partikel netral radikal ini akan menempel pada lempeng tembaga
membentuk endapan membulir atau mengkristal.

BAB III
PENUTUP

3.1KESIMPULAN
1. Kandungan logam berbahaya telah mencemari perairan Teluk Buyat dengan konsentrasi
yang relatif tinggi.
2. Dengan ditemukannya sejumlah sampel ikan telah terpapar logam berat,
dan senyawa Sianida (CN) yang relatif tinggi maka dapat diduga hewan laut di
Perairan Teluk Buyat tidak aman dikonsumsi oleh masyarakat sekitar.

3.2SARAN
1. Diperlukan ketegasan pemerintah untuk menghentikan kegiatan bila terbukti
Limbah penambangan mencemari Lingkungan.
2. Pemeriksaan kesehatan penduduk yang bertempat tinggal disekitar penambangan
emas

Ketika baru beberapa jam di angkat dari air, ikan, kerang dan udang tidak akan
mengeluarkan bau, mungkin masih ada aroma laut yang segar. Ketika bahan makanan
asal laut ini mulai mulai mengurai, barulah aroma amis merebak ke mana-mana.
Dan ikan mengurai atau membusuk jauh lebih cepat daripada daging-daging jenis lain.
Daging ikan, otot ikan terbuat dari jenis protein yang berbeda dibandingkan dengan
daging sapi dan ayam. Daging ini mengurai lebih cepat, tidak hanya karena dimasak,
tetapi

juga

karena

aksi

enzim-enzim

dan

bakteri.

Alasan pertama, Bau amis ikan berasal dari hasil penguraian (dekomposisi), terutama
amonia, berbagai senyawa belerang dan bahan kimia bernama amina yang berasal dari
hasil penguraian asam-asam amino.

Hidung manusia kebetulan peka terhadap bahan-bahan kimia. Bau tersebut sudah muncul
jauh sebelum bahan makanannya sendiri menjadi tidak sehat untuk dikonsumsi, maka bau
amis akan segera tercium apabila ikan tersebut mulai tidak segar.

Alasan kedua mengapa ikan lebih lekas membusuk daripada daging lain karena di alam
bebas, ikan memiliki kebiasaan menyantap ikan-ikan lebih kecil. Oleh sebab itu mereka
melengkapi dengan enzim-enzim pencernaan yang efektif sekali untuk mencerna daging

ikan.
Setelah ikan ditangkap, jika enzim ini yang keluar dari usus akibat penanganan yang
sembarangan, enzim tersebut dengan cepat bekerja pada daging ikannya sendiri. Itu
sebabnya, ikan yang isi perutnya telah dibersihkan akan lebih tahan lama daripada yang
masih utuh.

Alasan ketiga, bakteri pembusuk dalam dan pada ikan lebih efisien dibandingkan pada
hewan darat karena bakteri tersebut dirancang untuk hidup di laut yang dingin.
Hangatkan sedikit saja, bakteri itu akan bekerja lebih cepat, untuk menghentikan kerja
mereka kita harus mendinginkan ikan lebih cepat dan lebih cermat daripada
mendinginkan

daging

hewan

berdarah

panas.

Itu sebabnya es merupakan teman nelayan yang paling baik. Es tidak hanya menurunkan
temperatur, tetapi menjaga agar ikan tidak menjadi kering. Ikan tidak mau kekeringan,
bahwa setelah mereka mati sekalipun.

Alasan ke-empat, pada umumnya daging ikan mengandung lebih banyak lemak tidak
jenuh daripada daging hewan darat. Itu sebabnya kita lebih baik untuk mengkonsumsi
makanan

hasil

laut

di

zaman

serba

antikolesterol

ini.

Akan tetapi lemak tidak jenuh lebih cepat menjadi tengik (karena teroksidasi) dibanding
lemak jenuh yang juga lebih lezat pada daging sapi, misalnya. Oksidasi terhadap lemak
mengubah mereka menjadi asam organik berbau tidak sedap, yang pada gilirannya
menambah

aroma

Sumber
juandry.blogspot.com
Diposkan oleh Artikel by : Hendradi 19:56

yang

tidak

sedap.
:

3.3DAFTAR PUSTAKA
Mukono, HJ.2009.FW: ARSEN (As) , Dampak Terhadap Kesehatan serta
Penanggulangannya ( Prof. Dr.dr.H.J.MUKONO,MS.,MPH.). [online].(
http://mukono.blog.unair.ac.id/2009/09/09/arsen-as-dampak-terhadapkesehatan-serta-penanggulangannya-prof-drdrhjmukonomsmph/, diakses
tanggal 3 Oktober 2009)
Radyan, Prasetyo.2008.FW: About Arsen. [online].( http://prasetyoradyan.blogspot.com/2008/02/abaout-arsen.html, diakses tanggal 5 Oktober 2009)

http://www.depkes.go.id/popups/articleswindow.php?id=291&print=print
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/khelasimerkuri/pendahuluan-tentang-merkuri/
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/arsen/

iv

Anda mungkin juga menyukai