Anda di halaman 1dari 6

Manipulasi dengan periklanan

Manipulasi adalah : mempengaruhi kemauan orang lain sedemikian rupa, sehingga ia menghendaki atau menginginkan sesuatu yang sebenarnya tidak dipilih oleh orang itu sendiri. Masalah manipulasi disini terutama berkaitan dengan segi persuasif dari iklan. Dalam sebuah buku berjudul The Affluent Society, menggambarkan bagaimana bisnis modern menciptakan keinginan pada konsumen melalui upaya periklanan dan kemudian memenuhi keinginan itu dengan produk produknya.

Manipulasi dengan periklanan


1) Subliminal Advertising Teknik periklanan ini sekilas menyampaikan suatu pesan secara cepat, sehingga tidak dipersepsikan dengan sadar, tapi tinggal diambang kesadaran dan dapat digunakan dalam bentuk visual atau audio. 2) Iklan yang ditujukan kepada anak Iklan yang pasti bersipat manipulatif adalah iklan yang ditujukan kepada anak. Iklan seperti ini pun dianggap kurang etis, karena anak belum bisa mengambil keputusan dengan bebas dan sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar.

Pengontrolan terhadap iklan


1) 2) Kontrol oleh pemerintah Disinilah tugas penting bagi pemerintah untuk melindungi masyarakat konsumen terhadap keganasan periklanan. Kontrol oleh para pengiklan Cara paling ampuh untuk menanggulangi masalah etis tentang periklanan adalah pengaturan diri (self regulation) oleh dunia periklanan. Biasanya dilakukan dengan menyusun sebuah kode etik. Kontrol oleh masyarakat Masyarakat luas tentu harus diikutsertakan dalam mengawasi mutu etis periklanan. Dengan mendukung dan menggalakkan lembaga-lembaga konsumen, kita bisa menetralisasi efek-efek negatif dari periklanan. Selain itu ada juga cara lain untuk meningkatkan mutu etis dari iklan dengan memberikan penghargaan kepada iklan yang dinilai paling baik.

3)

Penilaian etis terhadap iklan


1) Maksud si pengiklan Jika maksud si pengiklan tidak baik, dengan sendirinya moralitas iklan itu menjadi tidak baik juga. Jika maksud si pengiklan adalah membuat iklan yang menyesatkan, tentu iklannya menjadi tidak etis. 2) Isi Iklan Menurut isinya, iklan harus benar dan tidak boleh mengandung unsur yang menyesatkan. 3) Keadaan publik yang tertuju Publik disini adalah orang dewasa yang normal dan mempunyai informasi cukup tentang produk atau jasa yang diiklankan dan standar yang dipakai pun harus berbeda sesuai dengan mutu pendidikannya. 4) Kebiasaan di bidang periklanan Periklanan selalu dipraktekkan dalam rangka suatu tradisi. Dalam tradisi itu orang sudah biasa dengan cara tertentu disajikannya iklan. Di Indonesia sekarang suatu iklan dinilai biasa saja sedang 30 tahun lalu pasti masih banyak orang yang bingung.

Beberapa Kasus etika periklanan


Tiket gratis dari Bouraq. Iklan Filma di RCTI yang tidak etis. Iklan Plaza Senayan.

Anda mungkin juga menyukai