KAP, Arief Effendi, SE., Ak, id.CPA yang kebetulan memiliki pengetahuan lebih
tentang seluk beluk usaha retail (namun tidak spesifik pada usaha retail elektronik)
dibandingkan dengan Partner KAP lainnya. Adapun topik utama diskusi tersebut adalah
tentang sejarah perusahaan dari mulai awal berdiri hingga mengalami perkembangan
seperti yang ada saat ini serta mendiskusikan tentang kemungkinan mengadakan
perikatan audit antara perusahaan dan KAP.
Karena merasa menemukan banyak kesepahaman dan ketertarikan dengan jasa
yang diberikan oleh KAP, segera setelah pertemuan informal tersebut, Langgeng
Santoso meminta kepada Arief Effendi untuk dijadwalkan bertemu secara formal
dengan Adi Susilo, SE, MM, Ak, id. CPA selaku managing partner dari KAP.
Pertemuan formal itu ditujukan untuk menemukan pencapaian kesepakatan melakukan
perikatan audit antara perusahaan dengan KAP pada tahun 2015.
Pada tanggal 2 Januari 2015, pertemuan formal antara Langgeng Santoso selaku
pemilik perusahaan, Adi Susilo sebagai managing partner KAP, Arief Effendy yang
kemungkinan besar ketika nantinya perikatan audit terwujud akan ditugaskan sebagai
partner-in-charge, serta salah seorang manajer audit KAP yang nantinya bertugas
membantu proses investigasi calon klien (perusahaan), Rangga Prawiro. Pertemuan
dilakukan di Kantor Cabang KAP yang ada di Surabaya. Dari pertemuan tersebut
nampak bahwa kedua pihak, baik perusahaan maupun KAP sangat tertarik untuk
melakukan perikatan audit. Perwakilan dari KAP yang terlibat dalam pertemuan itu
cukup tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam mengenai profil bisnis dari perusahaan
yang merupakan calon klien potensial bagi KAP. Salah satu faktor utama yang
membuat KAP tertarik untuk mengajukan perikatan audit adalah bahwa ternyata
jenis bisnis perusahaan merupakan jenis bisnis yang belum pernah di rambah oleh
KAP. Sebelumnya, KAP tidak pernah memiliki klien di bidang retail dan distribusi alatalat elektronik. KAP menganggap bahwa melalui adanya perikatan audit dengan
perusahaan maka peluang untuk memperluas pangsa pasar KAP akan semakin lebar
karena bertambahnya variasi jenis industri yang menjadi klien dari KAP.
Melalui pertemuan formal yang terjadi, sejumlah data signifikan mengenai
sejarah dan proses bisnis perusahaan berhasil digali oleh perwakilan dari KAP.
Selanjutnya hal ini menjadi dasar informasi untuk menentukan perikatan audit bagi
kedua belah pihak. Adapun beberapa informasi yang berhasil dikumpulkan oleh KAP
diantaranya adalah fakta-fakta tentang:
Perusahaan didirikan oleh ayah dari Langgeng Santoso (pemilik perusahaan saat ini)
pada tahun 1991. Kegiatan bisnis perusahaan di awal pendiriannya hanya sebagai
toko kecil di salah satu pusat pertokoan yang ada di Kota Surabaya. Di awal
pendiriannya, perusahaan hanya merupakan jenis usaha perorangan. Seiring dengan
perkembangan usaha yang terjadi, untuk beberapa kepentingan selanjutnya terjadi
perubahan status dari perusahaan perorangan menjadi sebuah badan hukum
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan beberapa pemegang saham di tahun
1995. Mulanya perusahaan hanya menjual beberapa peralatan elektronik semacam
televisi, tape, radio, dan beberapa jenis peralatan strereo lainnya dengan harga
diskon. Bisnis kemudian berkembang dengan ditandai pendirian beberapa cabang
toko. Hingga awal tahun 2015, perusahaan memiliki 6 toko, 2 toko berada di Kota
Surabaya dan empat lainnya lainnya masing-masing tersebar di Kota Mojokerto,
Gresik, Sidoarjo, dan Kediri. Lima toko yang digunakan oleh perusahaan sebagai
gerai penjualan barang dagangannya didirikan dengan jalan menyewa lokasi di
pusat-pusat perbelanjaan. Sedangkan satu toko yang berada di Sidoarjo dibangun
sendiri oleh perusahaan di awal tahun 2005, toko ini dibangun oleh perusahaan di
dekat pusat perbelanjaan yang ada di Sidoarjo. Selain 6 toko yang dimiliki,
perusahaan juga memiliki sebuah bangunan yang berfungsi sebagai gudang
penyimpanan persediaan barang dagangan sekaligus pusat kegiatan administrasi
perusahaan. Lokasi bangunan ini berada di Kota Surabaya.
Permasalahan yang sangat mengganggu yang saat ini dialami oleh pemilik
perusahaan adalah kondisi trend penjualan total dari keenam toko yang dimiliki
yang selama tahun 2010 sampai 2012 dan awal 2014 mengalami penurunan. Selama
tiga tahun terakhir perusahaan tidak mampu mencapai target laba yang diharapkan
dari aktivitas penjualan yang dilakukan. Pemilik perusahaan hingga saat ini
mencoba menganalisis trend penjualan yang terjadi dan mencoba untuk menemukan
solusi penanganannya. Langgeng Santoso berpikir bahwa jalan yang mungkin
menjadi alternatif terbaik untuk memacu kembali pertumbuhan penjualan adalah
dengan mengubah jenis usaha perusahaan menjadi perusahaan terbuka yang
sahamnya diperdagangkan di lantai bursa. Dengan cara ini pemilik perusahaan yakin
bahwa akan ada suntikan sumber daya yang masuk ke perusahaan yang nantinya
bisa dimaksimalkan untuk memacu pertumbuhan usaha dari perusahaan.
Sejak tahun 2005 perusahaan mulai menggagas untuk lebih berkonsentrasi menjalin
kerjasama dengan salah satu produsen alat-alat elektronik dari Korea, Samsang.
Produk-produk dari produsen internasional ini dikenal dengan kualitas (produkproduk elektronik dengan teknologi terbaru) dan harganya yang mahal. Karena
posisinya sebagai distributor produk-produk elektronik Samsang, penjualan alat-alat
elektronik dengan label lain pada keenam toko yang dimiliki oleh perusahaan
mengalami penurunan. Di tahun 2008 status perusahaan berkembang menjadi
distributor tunggal dari produk Elektronik Samsang untuk area Surabaya,
Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Kediri. Permasalahan selanjutnya yang dihadapi
oleh perusahaan dari aktivitas kerjasamanya dengan Samsang adalah bahwa produkproduk Samsang yang eksklusif ternyata tidak diimbangi dengan pengenalan
merknya oleh masyarakat luas. Di daerah-daerah tempat perusahaan mendirikan
tokonya, merk produk Samsang masih kalah terkenal dengan produk-produk dengan
merk internasional lainnya. Kondisi semacam ini kemudian berdampak pada
penurunan trend penjualan. Karena perusahaan menghadapi persaingan yang ketat,
selama tahun 2010 hingga 2012 dan awal 2014 penjualan tidak mencapai target
kenaikan yang diharapkan sebagaimana diakui oleh Langgeng Santoso sebagai
pemilik perusahaan kepada KAP. Masalah penurunan trend
penjualan juga
pemasaran
dan
pengembangan area pemasaran baru ke kota yang secara geografis tidak terlalu jauh
dari gudang yang dimilikinya saat ini dan merupakan kota potensial bagi perusahaan
untuk menambah jumlah konsumennya.
Untuk aktivitas pemasaran produk Samsang yang dilakukan oleh perusahaan, mulai
awal tahun 2010 perusahaan mempekerjakan enam orang agen penjualan untuk
dijadikan staf pemasaran guna melakukan kunjungan ke toko-toko elektronik lain di
enam kota besar di Jawa Timur selain Surabaya dengan tujuan meningkatkan
frekuensi pemasaran produk elektronik merk Samsang. Dengan aktivitas pemasaran
semacam ini para pengecer lain kemudian dapat memesan barang-barang dari
perusahaan dengan menghubungi kantor pusat perusahaan di Surabaya. Setelah
dilakukan cek kredit, barang pesanan dikirimkan kepada pelanggan dengan syarat
pembayaran 2/10;n/45. Barang-barang dengan kondisi utuh dapat dikembalikan ke
perusahaan dengan jumlah hingga 20% dengan jangka waktu tidak lebih dari 4
bulan. Pada beberapa periode yang lalu, tingkat pengembalian barang dari pengecer
lain menunjukkan angka yang rendah. Aktivitas pemasaran semacam ini
pada
untuk
lokasi pemasaran. Hal ini disebabkan oleh semakin sulitnya akses transportasi
menuju rea tersebut. Aktivitas dan frekuensi perdagangan di lokasi tersebutpun
mengalami penurunan secara drastis sejak terjadinya bencana Lumpur lapindo yang
menimpa Sidoarjo. Sebagai konsekuensinya, toko milik perusahaan yang ada di
Sidoarjo tidak memiliki arus pelanggan yang cukup setidaknya untuk mendekati
posisi break-even-point. Kegagalan tersebut menurut KAP Umar dan Rekan
membuat kelangsungan usaha toko perusahaan menjadi tidak menentu. KAP Umar
dan Rekan merasa bahwa pelepasan toko tersebut nantinya akan membawa masalah
bagi perusahaan di kemudian hari. Hal ini dikarenakan perusahaan melaporkan aset
properti tersebut atas dasar biaya historis (historical cost), sedangkan KAP Umar
dan Rekan menganggap hal tersebut sebagai kesalahan penyajian yang material di
dalam laporan keuangan dan menghalangi diterbitkannya pendapat wajar tanpa
syarat. Langgeng Santoso merasa terganggu terhadap opini yang dikeluarkan oleh
KAP Umar dan Rekan serta menganggapnya sebagai sesuatu yang menghambat
rencana pengembangan perusahaan untuk menjadi perusahaan terbuka di masa yang
akan datang.
Kepemilikan prusahaan terbagi pada delapan grup investor. Langgeng Santoso
(berusia 46 tahun) memiliki 30% atas saham yang dikeluarkan, sementara ketujuh
pemegang saham berbagi kepemilikan antara 6% hingga 22% atas saham
perusahaan. Walaupun kedelapan investor semuanya tinggal di sekitar Kota
Surabaya, namun hanya Langgeng Santoso yang terlibat di kegiatan operasi bisnis
perusahaan sehari-hari. Langgeng Santoso, dua pemilik perusahaan lain, dan
pengacara lokal yang bukan pemilik menduduki susunan dewan direksi perusahaan.
Ketika organisasi dibentuk, kedelapan pemegang saham semuanya setuju bahwa
audit harus dilakukan secara tahunan oleh KAP yang independen. Hal serupa
menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk mendapat akses
pendanaan dari bank.
Operasional keenam toko dipercayakan kepada seorang manajer dan seorang asisten
manajer. Operasional setiap gerai didukung oleh tiga hingga enam pegawai
penjualan yang bekerja secara paruh waktu. Inisiatif untuk memberikan sistem
bonus selama 2014 dan 2015 dilakukan Langgeng Santoso untuk lebih memacu
penjualan dan meningkatkan pendapatan. Sistem berjalan dengan cara pemberian
bonus uang tunai pada setiap manajer dan asisten manajer setiap bulan Januari
berdasarkan laba yang dihasilkan oleh toko mereka pada tahun sebelumnya.
Perhitungan bonus didasarkan atas persentase laba kotor toko dikurangi beban yang
dialokasikan secara langsung.
Saat ini perusahaan tengah dalam proses pembukaan toko baru ketujuhnya di Kota
Madiun dan akan mulai beroperasi pada Desember 2015. Fasilitas baru ini dibangun
Langgeng Santoso melalui dana dari perusahaan yang dibentuknya secara terpisah
dari PT. Maju Makmur. Bangunan yang selesai dibangun nantinya akan disewakan
seterusnya pada PT. Maju Makmur. Langgeng Santoso ingin menghindari setiap
permasalahan akuntansi yang terkait dengan ketidakpastian kesuksesan dari toko
baru yang dibentuknya. Dia juga melakukan pemeriksaan terhadap pembelian tanah
pada setidaknya di empat lokasi yang berbeda di kota Madiun.
Langgeng Santoso menyatakan kepada perwakilan dari KAP Adi Susilo dan Rekan
bahwa yang menjadi tujuan bisnis utama dari perusahaan saat ini adalah
pertumbuhan. Dia menyatakan bahwa hubungan distributor dengan produsen alat
elektronik berkualitas tinggi, Samsang, memberikan kesempatan pertumbuhan yang
tidak terbatas dan ketika hal itu terwujud maka pertumbuhan investasi finansial akan
terjadi di setiap toko perusahaan.
Penawaran publik tengah dipertimbangkan oleh perusahaan untuk mendanai target
pertumbuhan yang diharapkan.
Penambahan peralatan komputer, jaringan internet, serta pengembangan web
perusahaan sebagai sarana penunjang pengembangan sistem informasi dan
penunjang proses bisnis juga menjadi bahan pertimbangan utama bagi perusahaan.
PERTANYAAN DISKUSI DAN LATIHAN
Pertanyaan Diskusi
(1) Mengapa pemilik Perusahaan dan bank yang bersangkutan membutuhkan audit.
tahunan dari KAP yang independen?
(2) Dari uraian diatas terlihat bahwa KAP Adi Susilo dan Rekan tidak memiliki
auditor yang khusus memiliki pemahaman secara mendalam mengenai industri
barang elektronik. Selain itu, KAP juga belum pernah menangani pengauditan
laporan keuangan dari perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan barang
Latihan
(1) Pernyataan Standar Auditing tentang Pertimbangan atas Kecurangan dalam
Audit
atas
Laporan
Keuangan
menjelaskan
bahwa
auditor
harus