Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS INDONESIA

BUSINESS ANALYSIS USING FINANCIAL STATEMENTS


( TOKOPEDIA, OVO, PT. SEMEN INDONESIA, PT GARUDA INDONESIA, PT
WASKITA KARYA)

YOSEP ERJUANDI SILABAN


1806249680

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
BAB I

1. Ringkasan

Analisis terhadap laporan keuangan pada suatu perusahaan pada dasarnya kerena ingin
mengetahui pertumbuhan (growth) atau penurunan bisnis, tingkat risiko, valuasi dan penilaian
sehat atau tidaknya perusahaan tersebut. Dalam rangkuman ini terdapat 5 (lima) perusahaan
yang akan dianalisis yaitu Tokopedia, OVO, PT. Semen Indonesia, PT. Garuda Indonesia, dan
PT. Waskita Karya. Tokopedia dan OVO merupakan suatu perusahaan start-up yang sekarang
laporan keuangannya tidak terbuka secara umum. PT. Semen Indonesia, PT. Garuda Indonesia
dan PT. Waskita Karya merupakan sebuah perusahaan BUMN yang dimiliki Negara Indonesia
dalam membangun negri ini. Ketiga BUMN tersebut kita dapat analisis secara laporan
keuangan dikarenakan perusahaan tersebut memberikan laporan keuangannya secara terbuka,
sehingga para investor dapat mengetahui bagaimana keadaan di ketiga BUMN tersebut.

Kita bisa menilai perusahaan sejauh mana berkembang. Ada 2 metode yang dapat
digunakan yaitu discounted cash flow dan market price based. Tokopedia kita ketahui bahwa
laporan keuangannya tidak dibuka secara public. Namun, beda halnya dari metode valuasi
perusahaan konvensional, karena perusahaan Startup masih belum memiliki profit, bahkan
masih “bakar duit”, atau masih mengandalkan modal investor, valuasi perusahaan Start - Up
dilakukan berdasarkan monthly visitor. Menurut data statistic bahwa tokopedia dalam 2 tahun
terakhir merupakan aplikasi yang paling banyak dikunjungi oleh pengguna internet dengan
mencapai 170 juta viewer dalam satu bulan. Hal ini merupakan suatu hal positif oleh para
investor bahwa secara tidak langsung tokopedia dinilai perusahaan yang baik. Tokopedia
mendapatkan pemasukan melalui advertising yang dimana setiap pengguna aplikasi melihat
tampilan awal tokopedia terdapat iklan-iklan yang disiapkan oleh Tokopedia yang berasal dari
seller-seller yang telah mendaftarkan ke Tokopedia. selain dari Iklan tersebut tokopedia
mendapatkan keuntungan dari setiap klik di halaman khusus yang disiapkan oleh tokopedia.
Dengan data statistic yang didapat dengan sumber poemasukan tokopedia dapat kita analisis
bahwa tokopedia mendapatkan keuntungan yang cukup dalam perkembangan usahanya.

Tokopedia merupakan sebuah platform E-Commerce di Indonesia yang mempunyai


strategi fokus terhadap pelanggan. Pada saat ini banyak dari perusahaan berbentuk E-
commerce mempunyai strategi bakar uang untuk menarik kostumer terlebih dahulu, tetapi
Tokopedia perlahan-lahan keluar dari strategi tersebut dengan cara menciptakan market
satisfaction. Hal ini terbukti bahwa hasil survey menunjukan bahawa tokopedia menempati
urutan pertama dalam perceived costumer. Tokopedia sebagai salah satu perusahaan unicorn
dari Indonesia dipercayaa dikarenakan Indonesia mempunyai market size tertinggi se-Asia
tenggara dan growth tercepat di dunia. Sehingga hal ini membuat para investor seperti Alibaba
mau memanamkan modalnya ke tokopedia.

Sama dengan Tokopedia, OVO merupakan sebuah start-up yang bergerak di Fintech.
OVO memberikan kemudahan terkait dengan cashless dan mobile payment. OVO sekarang
dapat didownload melalui android maupun Ios. OVO merupakan salah satu anak perusahaan
dari Lippo Group. OVO mendapatkan izin dari Bank Indonesia sejak Agustus 2017. Izin ini
merupakan salah satu keunggulan OVO dibanding penyedia layanan uang elektronik lainnya.
Dalam mengelola uang elektronik, faktor keamanan adalah hal yang sangat penting. Untuk
perkembangan fintech sendiri sepanjang tahun 2017 sampai November 2018 setidaknya
terdapat 14 start-up berjenis fintech yang mengungkap investor dan nilai perusahaan. Jumlah
ini lebih rendah dari tahun lalu, hal ini menandakan bahwa ekosistem start-up mengalami masa
mature. Berdasarkan data dari OJK terhitung dari bulan Desember 2018, terdapat 78 Fintech
dengan kategori lending telah mendapatkan ijin. Hal ini menandakan adanya perkembangan
pesan dalam pertumbuhan fintech di Indonesia. Perkembangan Fintech sendiri kita bisa lihat
dari jumlah pinjaman online oleh fintech, E-payment, dan lain-lain yang berhubugan transaksi
uang dengan system online. Untuk OVO sendiri bergerak di fintech dalam E-payment. Selain
OVO ada aplikasi yang digunakan sebagai E-payment yaitu go-pay dan Telkomsel T-Cash.

Menurut data OVO memegang 58,42 persen dari jumlah pengguna fintech. OVO sendiri
lebih menargetkan penggunanya dalam menggunakan layanan mereka untuk belanja dan
membayar parkir. OVO sendiri menggunakan sistem OTP, dimana kode yang akan diverifikasi
oleh pengguna dan merchant dibutuhkan dalam proses pembayaran. Dalam menjalankan
bisnisnya OVO yang mempunyai perusahaan induk Lippo Group, melakukan pentrasi pasar
dengan memasang OVO di lippo mall sehingga menyebabkan OVO lebih cepat dikenal oleh
masyarakat. Untuk memperbesar pangsa pasarnya, OVO melakukan strategi bisnis yang
terbagi dalam 3 pilar yakni toko ritel, layanan online-to-offline (O2O), dan melalui e-commerce
(OVO, 2018). Hal ini ditunjukan OVO bekerja sama dengan Grab sebagai aplikasi
pembayaran. Selain Grab OVO juga bekerja sama dengan Tokopedia. e-commerce merupakan
salah satu mitra potensial untuk memperluas pangsa pasar. OVO berusaha meraih pangsa pasar
dalam e-commerce melalui kerja sama dengan Tokopedia.
Selain menganalisis Valuasi dan perutumbuhan (Growth) perusahaan Start-up, kita juga
menganalisi PT Semen Indonesia dalam hal akuisisi sebuah perusahaan semen yaitu Semen
Holcim (SMCB). Kita dapat mengetahui bahwa semen merupakan bahan utama dalam
pembangunan khususnya di Indonesia. Menurut data statistic 2018, Industri semen di Indonesia
mengalami Overstock hingga 30 juta ton. Salah satu penyebab surplus produksi semen yaitu
ketidak seimbangan tingkat pertumbuhan produksi semen dan konsumsi semen. Pertumbuhan
permintaan hanya sebesar 7,60% pada tahun 2017 sedangkan pertumbuhan produksi sebesar
19,73%. Salah satu yang mendukung over supply ditahun 2017 adanya predatory pricing yang
dilakukan oleh PT Conch Cement Indonesia. Perusahaan yang dimiliki perusahaan semen
terbesar di China bernama Anhui Conch Cement Company Ltd tersebut, rela menjual rugi
produknya guna mendapatkan pangsa pasar. Conch Cement langsung menyasar pasar
Indonesia Timur yang semula hanya dijangkau oleh PT Semen Indonesia Tbk (melalui PT
Semen Tonasa).

Keadaan Industri semen yang berada pada fase mature, PT. Semen Indonesia melakukan
strategi akuisisi Semen Holcim (SMCB). Pada analisis rasio PT Semen Indonesia dan PT
Holcim Indonesia menggunakan analisis rasio Du Pont. Du Pont adalah menjabarkan rasio
ROA dan ROE menjadi beberapa komponen penting untuk melihat seberapa besar kemampuan
perusahaan memutarkan asset-assetnya dalam menghasilkan laba. Dimana laba ini akan
mempengaruhi seberapa besar keuntungan yang diterima oleh pemegang saham juga. Menurut
hasil analisis Du Pont ROA dan NPM dari PT Semen Indonesia sendiri masih dibawah rata-
rata industry, hal ini disebabkan adanya penurunan laba bersih yang dihasilkan oleh PT Semen
Indonesia. Penurunan ini disebabkan karena beban bunga yang besar dibayarkan dan
meningkatnya harga batu bara sebagai bahan baku untuk pembuatan semen.

Beberapa alasan Semen Indonesia (SMGR) melakukan akuisisi Semen Holcim (SMCB)
yaitu; memperluas jaringan pabrik semen di dalam negeri, memperluas diversifikasi jenis
produk yang ditawarkan, meningkatkan efisiensi, khususnya biaya distribusi dan bahan baku,
memperkuat posisi bisnis ready mix dengan berbagai variasi produk dan solusi, serta
memperkuat sinergi di berbagai bidang untuk meningkatkan efisiensi, dan peningkatan Market
Share, setelah mengakuisisi Holcim, Semen Indonesia optimistis dapat memperluas jaringan
di pasar dalam negeri dan ekspansi ke luar negeri. Akuisisi yang dilakukan PT Semen Indonesia
dinilai terlalu berisiko dikarenakan industry semen sendiri telah memasuki tahap mature.
Dalam kondisi ini perusahaan secara kolektf berupaya dalam mempertahankan keuntungan
dengan mencegah pesaing baru masuk kedalam industry mereka. Kita mengetahui bahwa PT
Semen Indonesia mempunyai keunggulan dalam memegang mayoritas kebutuhan semen untuk
pembangunan infrastruktur di Indonesia. Tetapi hal ini mengancam Indonesia dalam hutang
yang dilihat di dalam laporan keuangan yang dimiliki PT Semen Indonesia sendiri. Hutang
pemerintah pada kontraktor yang tak tertagih menjadikan hak konsesi jalan tol sebagai alat
pembayaran dan berakhirnya era pembangunan seperi dalam kasus PT Waskita Karya.

PT. Waskita Karya (Persero) Tbk merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak dibidang konstruksi, rekayasa, investasi infrastruktur dan property /
realty. Menurut data dari laporan keuangan PT. Waskita Karya dari tahun 2014-2018 PT.
Waskita mengalami peningkatan dalam net profit dari tahun ke tahun, tetapi mengalami
pergerakan yang tidak stabil di sisi ROA dan ROE. Dan menurut rasio likuiditas PT Wakitas
mempunyai nilai diatas 1 (satu), hal ini menunjukan bahwa PT. Waskita harus berhati-hati
dalam melakukan pinjaman jangka pendek. Hal ini disebabkan Asset yang dimiliki oleh
Waskita sendiri tidak terlalu likuid dan menyebabkan susahnya perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek. Menurut Ratio Solvibalitas Waskita mempunyai asset yang sebagian
besarnya berasal dari hutang dimana bernilai 2,12 – 3,40 kali lipat dari total ekuitas yang
dimiliki oleh waskita senidiri.

Menurut analisis vertical laporan laba rugi PT. Waskita Karya dapat ditarik sebuah
analisa bahwa dalam tahun 2013 hingga 2018, persentase biaya operasional PT. Waskita yang
terlihat semakin menurun. Sebagian besar beban yang ditanggung oleh PT. Waskita Karya
adalah cost of revenue Secara financial charge, kita dapat melihat dari tahun 2013 semakin naik
hingga tahun 2018. Secara keseluruhan, persentase pendapatan bersih dari tahun 2013
meningkat hingga tahun 2017. Namun sejak tahun 2017 hingga 2018, persentase pendapatan
bersih PT.Waskita cenderung stagnan.Dari hasil analisa diatas Waskita bisa mengalami
financial charge. Hal ini disebabkan banyaknya pinjaman jangka pendek yang dilakukan
Waskita karya sehingga Waskita mengalami jatuh tempo disebabkan kurang likuidnya asset
yang dimiliki waskita dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Menurut analisis dari
laporan arus kas PT. Waskita Karya mengalami financial distress. Hal ini ditunjukan dengan
adanya pembayaran bank yang lebih kecil dan mengalami peningkatan dalam penerimaan
pinjaman bank dan obligasi. Hal ini menunjukan PT. Waskita secara tidak langsung melakukan
praktik tutup lubang gali lubang. Penerimaan pinjaman yang besar dibandingkan pembayaran
pinjaman yang kecil menyebabkan financial charges. Capital Structure yang dimiliki PT.
Waskita Karya hanya berharap pada hutang jangka pendek saja dibandiingkan menharapkan
Equity. Dan jika dilihat dari laopran keuangan Waskita hutang yang dimiliki jangka pendek
hal ini merupakan ancaman bagi Waskita, dikarenakan jika tidak dapat membayar hutang maka
perusahaan tersebut di katakana Bankrut.

Dari data laporan keuangan diatas dapat dilihat bahwa pemerintah hanya membayar Rp
200 Milyar hasil proyek dari total 28 triliun rupiah di tahun 2018. Dikarenakan Waskita tidak
bisa membayar hutang sebesar itu maka pemerintah Indonesia memberikan hak Konsensi jalan
tol kepada Waskita Karya. Jika dibandingkan dengan industry kosntruksi PT. Waskita masih
dibawah rata-rata dari sisi ROA sedangkan ROE diatas rata-rata industry,. ROA yang rendah
menunjukan bahwa Waskita tidak dapat mengelola asset secara baik. Dan dari analisa diatas
bahwa menunjukan PT. Waskita Karya mengalami penurunan performa dan jika tidak
melakukan perubahaan maka waskita akan menuju kea rah kebangkrutan.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk juga merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dibidang layanan penerbangan. Secara kualitas Garuda sudah diakui oleh dunia
internasional ditunjukan dengan mendaptakan penghargaan sebagai 5-Star Airline, Top 5
World’s Best Cabin Crew pada tahun 2014-2018. Tetapi menurut laporan keuangan dari PT
Garuda Indonesia sendiri mengalami kerugian di tahun 2014 dan 2017 hal ini disebabkan
COGS garuda yang dimiliki garuda sangat tinggi yaitu mencapai 90 % dari penjualan sehingga
gross margin yang dimiliki garuda sangat kecil. Dan PT. Garuda Indonesia mendapatkan
revenue dari penerbangan terjadwal sebesar 82%, penerbangan tidak terjadwal 7% dan lain-
lain mencapai 11%.

Secara analisis horizontal kita bisa melihat bahwa dari sisi Liability dan Equity PT.
Garuda sendiri mengalami peningkatan dalam hutang jangka pendek dibandingkan hutang
jangka panjang. Tetapi hal ini dapat diantisipasi dengan rasio likuiditas garuda yang kecil yaitu
dibawah 1 (satu). Dimana menunjukan bahwa Garuda terjamin dalam pembayaran hutang-
hutang jangka pendeknya. Kita ketahui bahwa garuda lebih mempertahankan service
excellence. Oleh karena itu Garuda harus menekan biaya-biaya selain dari operasional expense.
Dikarenakan biaya service garuda berasal dari biaya operasional garuda. Beberapa car yang
dapat dilakukan Garuda untuk mengurangi biaya selain dari operasionalnya adalah mengurangi
biaya Selling Expense, General & Administration Expense, Cost of Sales, dan Other Expense.
Jika kita forecast, dikarenakan tren pada insudtri ini cenderung terus meningkat Garuda akan
mengalami pertumbuhan positif meskipun pada hasil perhitungan net income yang dimiliki
masih memberikan rugi bagi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai