Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS INDONESIA

COMPETITIVE ADVANTAGE & BUSINESS MODEL


Tugas Manajemen Strategik

YOSEP ERJUANDI SILABAN


1806249680

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
BAB I

1. Ringkasan

Menurut (Rothaermel, 2019) Untuk membuat sebuah strategi baru untuk


mendapatkan Competitive Advantage kita harus dapat mengukur dan menilai
competitive advantage yang kita miliki. Ada 3 kerangka kerja yang dapat kita
gunakan untuk mengukur dan menilai performa dari sebuah perusahaan, yaitu :
Accounting Profitability, Shareholder Value Creation, Economic Value Creation.
Accounting Profitability yang dimaksud (Rothaermel, 2019) adalah bagaimana kita
menggunakan data akuntan untuk menilai competitive advantage dan performa dari
perusahaan tersebut. Kita dapat menggunakan data keuangan dan rasio yang
diterima dari public yang merupakan income statement dan balance sheet.
Shareholder Value Creation adalah sebuah cara mengukur competitive advantage
sebuah perusahaan yang dilihat dari total return yang diberikan kepada
shareholders. Economic Value Creation adalah Membedakan diantara keinginan
pembeli dalam membelo sebuah produk dan seberapa besar cost yang dikeluarkan
perusahaan untuk memproduksi produk tersebut.

Dalam membuat Sustain Strategy menurut (Rothaermel, 2019) perusahaan tidak


hanya meningkatkan ekonomi perusahaan tetapi social dan ekologi perusahaan
tersebut. Dari ketiga dimensi tersebut maka membuat triple bottom line. Triple
bottom line disini terdiri dari profits, people, dan planet. Profit disini adalah sisi
dimensi dari ekonomi perusahaan yang menunjukan profitable untuk bertahan
dalam bisnis. Pepole disini adalah sisi dimensi dari social yang menekankan
kepada aspek seseorang. Lalu Planet adalah sisi dimensi dari ekologi yang
merupakan sebuah relasi diantara bisnis dan lingkungan hidup.

Menurut (Rothaermel, 2019) adalah bagaimana perusahaan menghubungkan


antara bisnisnya dengan pembeli, penyuplai, dan mitra untuk menghasilkan profit.
Untuk memebuat model bisnis tersebut kedalam kenyataan dapat menggunakan
kerangka pertanyaan Why, What, Who, dab How. Menurut (Assauri, 2016) pada
umumnya model bisnis menjalankan dua fungsi penting, yaitu penciptaan nilai dan
penangkapan nilai dari aktivitas bagian-bagian penciptaan nilai yang dilakukan
perusahaan. Dan tingkat keuntungan yang diterima dari model bisnis tersebut
dipengaruhi oleh beberapa factor yang disebut factor-faktor spesifik perusahaan.
Factor-faktor spesifik perusahaan yang dimaksud adalah nilai pelanggan, segmen
pasar, sumber-sumber pendapatan , kedudukan atau posisi relative, aktifitas
perusahaan, dan sumber-sumber daya perusahaan.

Menutur (Rothaermel, 2019) suatu bisnis berkembang secara dinamis. Dan kita
bisa dapat melihat banyak kombinasi dan permutasi. Menurut (Prawirosentono,
2016) Dinamika dari sebuah strategi korporasi yaitu (External Change) perubahan
luar yaitu alternative utama perusahaan untuk melakukan transformasi (perubahan
bentuk) perencanaan stratejiknya dan (Internal Change) perubahan dalam yaitu
perubahan yang berhubungan dengan internal perusahaan yang berhubungan
dengan perubahaan organisasi dan perubahan budaya kerja.

Menurut case Google vs Microsoft dalam buku rothaermel, 2019 Microsoft dan
google mempunyai bisnis model yang berbeda. Microsoft mempunyai bisnis model
dalam sebuah pendekatan baru dan google mempunyai bisnis model berikan itu
secara gratis dimana google ingin membuat pengguna google dapat merasakan
aplikasi secara gratis. mengapa strategy berbeda dengan bisnis model, hal ini
dikarenakan model bisnis mempunyai struktur yang fokus terhadap pendapatan dan
keuntungan dimana ketika strategi merupakan bagaimana perusahaan terlibat dalam
mencapai tujuannya. Dan inti dari strategy dan bisnis model mempunyai kesamaan
didalam hal kepuasan pelanggan dan competitive advantage. Dan dalam kasus
tersebut Microsoft dan Google menalami peningkatan karena mereka mempunyai
posisi yang dominan di dalam dunia internet atau telekomunikasi. Dan mereka
sama-sama menawarkan produk yang sama. Hal ini ditunjukan dengan Microsoft
mengeluarkan sebuah produk baru yang mirip seperti google beranama bing. = Dan
menurut data dalam kasus tersebut dapat dianalisis bahwa semua segment bisnis
uyang dimiliki google mempunyai Growth yang ttinggi, dibandingkan dengan
Microsoft yang mempunyai Growth yang cenderung pelan. Dan menurut saya
Microsoft harus lebih belajar kepada apple sehingga setiap alat dapat terhubung.

Anda mungkin juga menyukai