Singapore
Malaysia
Thailand
Vietnam
Cambodia
Myanmar
Hong Kong
China
Sri Lanka
Australia
Ghana
Dalam perkembanganya, Perusahaan juga memiliki beberapa pesaing yang sejenis dan
memiliki prospek tinggi juga. Berikut daftar harga saham sektor industri kimia tahun 20102011 di Indonesia
Kode
Harga Saham
2010
Emiten
BRPT
1170
BUDI
220
DPNS
430
EKAD
255
ETWA
230
INCI
245
SOBI
3350
SRSN
60
TPIA
3425
UNIC
1830
Sumber : IDX.com
2011
770
240
710
280
430
210
2275
54
2600
2000
Perusahaan Intanwijaya International ( INCI ) memiliki harga saham sebesar 245 (2010)
dan 210 (2011) Yang dapat disimpulkan mampu bersaing dalam pasar Kimia. Dengan harga
yang cukup signifikan, diharapkan investor dapat tertarik untuk berinvestasi.
2. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas Pendanaan adalah cara-cara yang digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan
uang untuk membiayai kegiatan-kegiatan aktivitas perusahaan. Dapat berupa bahan baku, gaji
pegawai, pengakuisisian perusahaan, serta R &D.
Sumber-sumber aktivitas Pendanaan PT Intanwijaya Internasional diperoleh dari berbagai
macam pos. Yaitu dari hutang, sewa, pensiun, serta ekuitas saham.
a. Kewajiban
Perusahaan Intanwijaya International memiliki beberapa hutang lancar ke beberapa pihak
relasi yaitu sebagai berikut :
PT Intanwijaya International mengalami kenaikan dalam hutang lancarnya pada tahun 2010
ke 2011 sebesar 8.047.200.007. hal ini disebabkan Perusahaan membutuhkan dana dalam
pembayaran kepada pemasok dalam pembelian persediaan. Dapat dilihat terjadi kenaikan
yang cukup signifikan dari tahun 2010 ke 2011 dalam pembayaran kepada pemasok. Hal ini
menuntut PT Intanwijaya International untuk mencari sumber dana lebih.
b. Sewa
`
PT Intanwijaya International Pada tahun 2009, Perusahaan membeli kendaraan dari PT
Toyota Astra Financial dengan sewa pembiayaan dalam jangka waktu 3 tahun diangsur
bulanan termasuk bunga sebesar Rp 22,232,000 per bulan mulai bulan April 2009 sampai
dengan Maret 2012. Kewajiban sewa pembiayaan dijamin dengan aset sewa guna usaha yang
bersangkutan. Perjanjian membatasi Perusahaan untuk menjual dan memindahkan hak aset
sewa pembiayaan. Jaminan sewa pembiayaan merupakan hak opsi untuk membeli aset sewa
pembiayaan.
c. Ekuitas
Dapat dilihat pada tabel, Besarnya ekuitas modal perusahaan masih dapat menutup besarnya
pinjaman dari pihak luar. Artinya perusahaan masih dapat bertahan pada periode berikutnya.
Namun terjadi penurunan dari tahun 2010 ke 2011 sebesar 4.01%. hal ini disebabkan
menurun nya ekuitas karena rugi pada tahun 2011.
Berdasarkan laporan PT Electronic Data Interchange Indonesia, Biro Administrasi Efek,
susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah
sebagai berikut:
Dapat dilhat dalam diagram pie diatas, sumber dana dari perusahaan PT Inntanwijaya
Internasional lebih dari
111,316,037,276 (72.3%) pada tahun 2011 dan senilai 128,485,798,703(67.5%) pada tahun
2010
3. Aktivitas Investasi
Aktivitas Investasi adalah cara-cara yang dilakukan perusahaan jika terjadi kelebihan kas.
Aktivitas investasi dapat berupa investasi tanah, bangunan, peralatan, hak hukum, persediaan,
modal manusia, dan aset sejenis maupun diinvestasikan dalam bentuk efek berupa saham.
Pada PT Intanwijaya Internasional, pengelolan aktivitas investasi berfokus pada Aset lancar,
Persediaan, dan aset tetap.
a. Aset lancar
- Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam
waktu tiga bulan atau kurang dari saat perolehan, selama tidak dijaminkan dan dibatasi
penggunaannya. Perusahaan mengelompokkan sebagai kas dan setara kas untuk semua kas
dan bank serta deposito berjangka dengan masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dan
tidak dijaminkan.
Kebijakan manajemen Perusahaan atas aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing
adalah menyimpan uang dalam bentuk mata uang asing untuk mengelola eksposur risiko
pasar. Aset dalam mata uang asing jauh lebih besar dibandingkan dengan kewajiban dalam
mata uang asing, sehingga tidak ada risiko kewajiban financial yang mengancam.
Pada tahun 2011 perusahan mengalami penurunan Kas yaitu 58,314,507,899 sedangkan pada
tahun 2010 besarnya kas dan setara kas perusahaan 63,515,190,379. Hal ini disebabkan
terjadinya arus kas keluar pada aktivitas operasi yang lebih besar. Yaitu peningkatan dalam
pembelian bahan kepada pemasok, serta beban usaha yang meningkat sehingga menyebabkan
terjadinya penurunan kas dan setara kas.
-
Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan
awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya
transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif. Aset keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang
diberikan dan piutang adalah kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain pihak
berelasi dan pihak ketiga, dan uang jaminan yang dicatat sebagai bagian dari aset tidak lancar
lainnya. Berikut adalah piutang yang dimiliki PT Intanwijaya Internasional
Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat dengan menggunakan metode garis
lurus. Berikut adalah Biaya dibayar dimuka PT Intanwijaya Internasional.
Biaya dibayar dimuka mengalami kenaikan cukup besar dikarenakan perusahaan membeli 1
unit Coal Fired Fluidized Bed Thermal Oil Heater dan membayarkan uang muka sebesar
USD 678,523.35 kepada PT Basuki Pratama Engineering.
b. Persediaan
Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih
yang dapat direalisasikan. Harga perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk
memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisinya yang sekarang.
Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi
dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang
dihasilkan. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode rata-rata.
Perusahaan telah mengasuransikan persediaan dan aset tetap terhadap risiko kebakaran dan
risiko lainnya sesuai dengan banker clause berdasrkan suatu paket polis tertentu dengan nilai
pertanggungan
berpendapat
bahwa jumlah
pertanggungan asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran
dan risiko lainnya yang mungkin dialami oleh Perusahaan.
Besarnya persediaan meningkat cukup besar dikarenakan perusahaan banyak membeli bahan
kepada pemasok. Yaitu terjadi pembelian sebesar 7.843.323.066 dan penjualan mengalami
penurunan sehingga stok persediaan meningkat cukup banyak dari tahun 2010 ke tahun 2011
yaitu sebesar 4.566.306.944
c. Aset tetap
Aset tetap dinyatakan berdasarkan model biaya yan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
dengan akumulasi penyusutannya. Aset tetap disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat
ekonomis ase tetap yang bersangkutan dengan menggunakan metode gari lurus (straight line
method). Taksiran masa manfaat ekonomis untuk masing-masing aset tetap adalah sebaga
berikut:
Pada tanggal 31 Desember 2011, aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Kurnia
Insurance Indonesia, Asuransi Sinar Mas, Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Jasa
Indonesia (Persero) dan PT Asuransi Adira Dinamika dengan nilai pertanggungan sebesar
USD 10,250,000 untuk bangunan pabrik berikut mesin, persediaan dan peralatan dan Rp
2,161,725,000 untuk kendaraan. Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap Perusahaan telah
diasuransikan kepada PT Kurnia Insurance Indonesia, Asuransi Sinar Mas, Asuransi Raksa
Pratikara, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dan PT Asuransi Adira Dinamika dengan
nilai pertanggungan sebesar USD 10,250,000 untuk bangunan pabrik berikut mesin,
persediaan dan peralatan dan Rp 3,964,500,000 untuk kendaraan. Pada tanggal 31 Desember
2011, persentase penyelesaian dari bangunan dalam penyelesaian sekitar 20%.
Selama tahun 2011, perusahaan melakukan pembelian Investasi aset tetap yang cukup
signifikan. Yaitu sebesar 453.928.346 dalam pembelian nya.
4. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi mencerminkan pelaksanaan rencana bisnis yang terdapat dalam aktivitas
pendanaan dan aktivitas investasi. Aktivitas operasi adalah proses kegiatan utama yang
dilakukan dalam perusahaan. Sehingga sumber utama laba perusahaan yang benar didapatkan
dari aktivitas operasi.
a. Pengukuran laba
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan dan dasar akrual, kecuali
untuk laporan arus kas. Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung (direct
method) dengan mengelompokan arus kas ke dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan. Untuk keperluan penyajian atas laporan arus kas, kas dan setara kas
terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau
kurang dari saat perolehan, selama tidak dijaminkan dan dibatasi penggunaannya. Pada 31
Desember 2010 dan 1 Januari 2010, kas dan setara kas hanya terdiri dari kas dan bank. Untuk
penyajian komparatif, laporan arus kas telah disajikan Kembali
Penyusunan laporan
Penjualan kepada pihak berelasi pada tahun 2011 dan 2010 adalah sejumlah Rp
42,762,716,010 dan Rp 44,924,365,222 mewakili 85.05% dan 92.71% dari penjualan bersih
secara keseluruhan.
PT Intanwijaya Internasional sangat bergantung penjualanya kepada Pihak berelasi satusatunya yaitu PT Wijaya Triutama Plywood sebagai pembeli primer perusahaan. Jika suatu
saat konsumen melepas kontraknya kepada PT Intanwijaya, dimungkinkan akan terjadi
kerusakan dalam struktur penjualan Perusahaan.
Penjualan mengalami kenaikan dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu sebesar 1.823.698.622
2. HPP
HPP dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 3.363.246.129
dikarenakan peningkatan penjualan yang meningkat sehingga menuntut perusahaan untuk
memproduksi lebih banyak dan menyebabkan peningkatan beban-beban produksi.
Rincian pemasok yang melebihi 10% dari pembelian Perusahaan adalah sebagai berikut:
Supplier yang dipilih oleh PT Intanwijaya Internasional paling banyak bersumbe dari Superin
Chemicals yaitu sebesar 45.43% sendiri. Yang kedua adalah PT Indowax sebesar 28.91%.
namun pada tahun 2011 PT Intanwijaya Internasional tidak lagi membeli dari supplier PT
indowax dan memilih membeli dari PT Pama Raya, PT Humpuss, PT argo Afiat untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku nya.
Besarnya Beban tidak langsung dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan
namun tidak signifikan.
4. Beban penjualan dan pemasaran, umum dan administrasi
5. Pendapatan bunga
Besarnya pendapatan bunga diperoleh dari besarnya deposito perusahaan di bank. Pendapatan
bunga mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu sebesar 830.418.859
6. Beban bunga dan Beban Keuangan
Beban bunga dan beban keuangan menurun dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu sebesar
51.917.663 dikarenakan lebih kecilnya Provisi dan administrasi bank.
Hal ini
dikarenakan banyaknya penjualan aset-aset tetap perusahaan kepada pihak luar untuk
pembiayaan. Sementara liabilitas juga menunjukkan tren yang kurang baik, terlihat adanya
utang usaha yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 2088,20% yang dapat
dikatakan bahwa perusahaan masih harus menanggung kewajiban terhadap pihak berelasi .
Hal ini harus diperhatikan perusahaan karena akan menghadapi resiko financial yang akan
terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu terlihat bahwa saldo laba perusahaan mengalami penurunan sebesar 46,20%
dari periode sebelumnya. Tentunya hal ini sangatlah menimbulkan kesan negatif perusahaan.
.
dirasa kurang memberikan kontribusi pada margin laba sehingga ke depan laba bersih yang
dihasilkan perusahaan dapat mengalami kenaikan.
Terlihat dalam penjualan Pada tahun 2011 cukup baik dan mengalami peningkatan
dalam penjualanya. Serta dalam pendapatan laba juga dikatakan mengalami peningkatan
cukup baik. Saham PT Intanwijaya Internasional juga mulai diburu oleh para investorinvestor asing. Salah satunya para Investor dari China dikabarkan tengah mengincar saham
PT Intanwijaya Internasional tersebut. Para pengamat memprediksi peningkatan laba
fenomenal didapat dari keberhasilan INCI menggenjot penjualan ekspor ke beberapa negara
di Asia, khususnya China dan Singapura.
Salah satu pengamat mengatakan bahwa dalam semester awal tahun, perusahaan
industri kimia dasar ini telah sukses mencatatkan pertumbuhan nilai penjualan sekitar 250%.
Dengan peningkatan ini, diperkirakan keuntungan hingga akhir semester tahun ini akan naik
sedikitnya 200% jika dibandingkan dengan laba semester awal tahun lalu.
Pasalnya,
permintaan resin formalin dan formaldehid di pasar ekspor Singapura, Malaysia, Thailand,
Cina, Hong Kong, dan Australia semakin meningkat. Atas dasar itu, saham INCI dikabarkan
akan menjadi naik hingga level Rp 600. Apalagi dengan harga saham sekarang masih
terbilang
murah
dengan
book
value
dengan
di
level
harga
Rp
727.
Pada perdagangan Selasa (1/2/2011), saham Inci ditutup naik di level Rp 415 per lembarnya.
Naik 23,88% dari penutupan hari sebelumnya.
Selain itu PT Intanwijaya Internasonal direncanakan akan menambah usaha baru pada
bidang pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berkapasitas 2x18MegaWatt di
Kalimantan Selatan untuk menunjang kebutuhan listrik di Banjarmasin. Diharpkan dengan
pendirian PLTU ini dapat menggerakan operasi perusahaan yang terdapat di Kalimantan
Selatan yang sebelumnya pernah krisis pada tahun 2009 serta memberikan kontribusi positif
kepada para pemegang saham PT Intanwijaya Internasional.
Artinya saham PT Intanwijaya Internasional terjadi penaikan signifikan dan diburu
oleh banyak investor. Selain karena mengalami perkembangan yang baik, harga saham pun
dapat dikatakan masih undervalue dan diramalkan dapat memberikan keuntungan lebih
dikemudian harinya hampir 50%.
PT Dutapermana Makmur,
dengan persentase kepemilikan sebesar 51,18%. Perusahaan ini juga Perkembangan usaha
yang dijalani Duta Pertiwi Nusantara memang tak selamanya menyenangkan. Pada tahun
2011, perusahaan ini sempat mengalami kerugian yang cukup lumayan, yakni berkisar Rp.
6,64 milyar. Namun masalah keuangan tersebut cepat diselesaikan dengan dilakukannya
beberapa upaya pengembalian perusahaan ke tahap sebelumnya. Seiring dengan penstabilan
kembali keuangan perusahaan. Strategi dari perusahaan PT Duta Pertiwi Nusantara yaitu
dengan melakukan divesrsifikasi ke industri penambangan batu bara yang dilakukan oleh
anak perusahaan. Saham PT Duta Pertiwi Nusantara ditutup melonjak 24,56% ke level Rp710
pada perdagangan ke marin, menyusul pernyataan perseroan tentang penemuan cadang an
batu bara hingga 200 juta ton.Presiden Direktur Duta Pertiwi Siang Hadi Widjaja menyatakan
emiten penghasil perekat dan produk kimia itu menemukan potensi cadangan batu bara
sebesar 150 juta hingga 200 juta ton, menyusul survei yang dilakukan di area seluas 500
hektare di Provinsi Jambi.Perluasan usaha yang dilakukan perusahaan ini sangatlah bagus
karena dibuktikan dengan harga saham yang naik berkisar antara.Hal ini membuktikan bahwa
PT Duta Pertiwi Internasional sangat kompetitif di pasar global, khususnya di pasar global
Indonesia. Dilihat dari harga saham perusahaan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
lain yang sejenis. Dapat disimpulkan bahwa strategi diversifikasi le industry pertambangan
sangat prospek untuk kedepannya. Tetapi perlu ditekankan bahwa perusahaan jiga memiliki
berbagai resioko. Salah satunya yaitu apakah dengan diversifikasi produk tersebut bisa
berjalan lancer untuk kedepannya atau tidak. Dan juga apakah melalui diversifikasi produk
terhadap anak perusahaan laba yang didapat akan stabil atau tidak untuk masa yang akan
datang. Selain itu perlu dipertimbangkan lagi apakah industry batu bara itu mampu bersaing
terhadap perusahaan yang sejenis lainnya atau tidak.
Aktivitas Pendanaan
Kewajiban
Perusahaan Duta Pertiwi Internasional memiliki kewajiban pada pihak relasi seperti yang
terlihat pada gambar. Adanya kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari 14.735.869.216
menjadi 16.395.380.372. Kenaikan disebabkan oleh pembelian bahan baku dan persediaan
karena tuntutan permintaan konsumen.
Perjanjian Sewa
Perusahaan Duta Pertiwi Internasional menyewakan tanahnya kepada PT Sentralwatch
Perkasa Internasional perjanjuannya sebagai berikut :
Berdasarkan Perjanjian sewa menyewa No. 01/MS-LA/I/2011 tanggal 12 Januari 2011, PT.
Duta Pertiwi Nusantara menyewakan ruang perkantoran seluas 222 m2 yang berada di
Menara Sudirman Lt. 7C, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 60, Jakarta kepada PT. Sentralwatch Perkasa Internasional. Jangka waktu
sewa 7 tahun 4,5 bulan (tujuh tahun empat setengah bulan) mulai dari
5/02/11 sampai dengan tanggal 30/06/18.
Harga sewa :
15/02/11-30/06/12 = Rp 145.000/m2/bulan
01/07/12-30/06/15 = Rp 155.000/m2/bulan
01/07/15-30/06/18 = Rp 178.250/m2/bulan
Jaminan sewa sebesar 3 (tiga) bulan =
Rp 122.877.000
Dengan adanya perjanjian sewa ini pendapatan sewa perusahaan bertambah 304.195.500. di
tahun 2011
Selain itu perusahaan juga menyewakan tanahnya kepada PT. Berkat Bukit Emas Berlimpah
perjanjiannya sebagai berikut :
Berdasarkan surat Perjanjian Sewa Menyewa tertanggal 25 Mei 2007, PT. Duta Pertiwi
Nusantara menyewakan tanah yang terletak di Jl. Arjuna Selatan No. 46-49, Jakarta seluas
1.159 m2, dengan harga Rp 75.000.000 (tujuh puluh lima juta rupiah) per tahun selama 5
(lima) tahun dari tanggal 01 Juni 2007 sampai dengan 31 Mei 2012 kepada PT. Berkat Bukit
Emas Berlimpah.
Dengan adanya sewa ini perusahaan mendapat pendapatan sewa sebesar 67.500.000. di tahun
2011
Ekuitas
Perusahaan Duta Pertiwi Internasional dalam memperoleh pendanaan untuk operasinya
berelasi dengan The Bank of Tokyo -Mitsubishi UFJ, Ltd dengan jumlah plafon USD
2,000,000 dan jatuh tempo pada tanggal 30 Juli 2009. Fasiltas ini diperpanjang setiap tahun.
Fasilitas pinjaman bank ini terakhir kali diperpanjang dari 31 Oktober 2011 sampai dengan
31 Oktober 2012 dengan jumlah plafon maksimum USD 1,000,000 dan tingkat bunga yang
relevan pada periode tersebut + 2% p.a. The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ memberikan
fasilitas memberikan atas persediaan. Sebagian dari persediaan dengan nilai USD 1,500,000
(satu juta lima ratus ribu US Dollar) dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman dari Bank Of
Tokyo-Mitsubishi UFJ.
Selain tu dana untuk perusahaan juga dari para pemegang saham yang ditunjukkansebagai
berikut :
Terlihat dari gambar bahwa pemegang saham mayoritas sebanyak 49,67% yang
dimiliki oleh PT Dutapermana Makmur sebanyak Rp 164.485.935,-. Dengan adanya saham
kepemilikan mayoritas PT Dutapermana Makmur berhak andil dalam Rapat Umum
Pemegang Saham dan berhak untuk memberikan masukan-masukna untuk piha manajemen
PT Duta Pertiwi Internasional.
Dana pensiun
Untuk dana pensiun PT Duta Pertiwi Internasional melaporkan yang terkait dengan
liabilitas yang mempengaruhi secara material liabilitas atas amortisasi atas dana pensiun dan
imbalan kerja. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit.
Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi
jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset
program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan
dari para pekerja dalam program tersebut.
Terlihat adanya Entitas pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2011 sebesar Rp 17.308.072.163
dan Rp18.982.620.623. Hal ini akan langsung berdampak pada nilai Bunga yang diakibatkan
oleh manajemen dana pensiun yang dilakukan PT Duta Pertiwi Internasional.
Aktivitas Investasi
Dalam aktivitas ini yang perlu diperhatikan yaitu :
Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu
tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak
dibatasi penggunaannya.
Pada tahun 2011 kas dan setara kas meningkat cukup signifikan yakni dengan adanya
penjualan dari aktivitas operasi, pendapatan sewa dan juga simpanan deposito dari financial
perusahaan. Kenaikan yang terjadi yaitu dari 43.881.553.085 menjadi 44.487.214.905
Piutang
Piutang yang tercatat di PT Duta Pertiwi Internasional yaitu sebesar
Pada tahun 2011 perusahaan mencatat adanya piutangdari pihak berelasi sebesar
58.342.556.988 dan pada tahun 2010 sebesar 52.611.697.430 yang kemudian disesuaikan
dengan penyisihan kerugian piutang yang bertujuan sebagai anggaran atas piutang yang tidak
tertagih. Setelah adanya penyesuaian perusahaan mempunyai piutang bersih sebesar
20.599.222.694 (2011) dan 16.312.318.618 (2010). Piutang usaha ini dikatakan valid jika
dianalisis berdasarkan umur yang dapat dilihat sebagai berikut :
Perusahaan juga memiliki piutang lain-lain yang terdiri dari piutang karyawan, bunga
deposit, dan lain-lain sebesar 1.862.626.408 (2011) 519.791.142(2010). Piutang lain-lain ini
tidak dibentuk penyisihan kerugian penurunan nilai karena pihak manajemen beranggapan
bahwa pihak manajemen perusahaan berpendapat bahwa piutang tersebut seluruhnya dapat
tertagih.
Biaya dibayar dimuka
Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat dengan menggunakan metode garis
lurus. Berikut adalah Biaya dibayar dimuka PT Duta Pertiwi Internasional :
Dalam biaya dibayar dimuka perusahaan hanya mengalami peningkatan yang signifikan pada
biaya asuransi yang merupakan premi asuransi gedung, bangunan, peralatan pabrik,
kendaraan, dan persediaan milik PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 124.288.855 di
tahun 2011
Persediaan
Persediaan PT Duta Pertiwi Internasional dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai
realisasi bersih, dan mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dari metode yang
digunakan perusahaan yaitu metode FIFO. Penyisihan yang terkait persediaan yang usang
berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode. Berdasarkan
hasil penelaahan terhadap fisik dari persediaan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak
diperlukan pembentukan penyisihan penurunan atas nilai persediaan dan persediaan usang.
Seluruh persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Buana Independen dan PT
Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah
pertanggungan sebesar USD 4,744,809 pada 31 Desember 2011 dan USD 3,288,277 pada 31
Desember 2010. Dari Auransi tersebut menimbulkan penambahan di biaya dibayar dmuka
yang terkait di poran neraca perusahaan.
penjualan
perusahaan
meningkat
sebesar
97.283.942.857
menjadi
121.168.473.28
Aset Tetap
Perusahaan melakukan penyusutan asset tetap dengan melakukan penggolongan sebagai
berikut :
Tanah
Golongan bangunan dan prasarana
Golongan bukan bangunan dan prasarana yang terdiri
terdiri dari :
>
>
Golongan III: meliputi mesin dan perlengkapan dengan masa manfaat lebih dari 8
tahun.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Golongan bangunan dan
prasarana disusutkan dengan metode garis lurus (straight-line method) sebesar 5% per tahun
dari biaya perolehan, sedangkan golongan bukan bangunan disusutkan dengan metode saldo
menurun ganda (double declining-balance method), masing-masing dengan tarif per tahun
sebagai berikut:
Golongan II : 25%
Golongan III : 10%
Goodwill dan goodwill negatif dari investasi pada entitas asosiasi diakui dan diamortisasi
dengan cara yang sama dengan akuisisi dari perusahaan yang dikendalikan (lihat kebijakan
akuntansi mengenai prinsip konsolidasi). Amortisasi goodwill dan goodwill negative
termasuk dalam bagian perusahaan atas laba entitas asosiasi. Pada periode ini perusahaan
tidak mencatatkan adanya goodwill.
Untuk investasi anatar perusahaan PT Duta Pertiwi Internasional melakukan deposito
berjangka dan bekerja sama dengan bank OCBC NISP . Perusahaan mendepositkan keuangan
asset tidak lancar lainnya sebesar Rp 15.150.000.000 dengan jangka waktu tiga tahun dan
tingkat suku bunga 4% sampai 5% .
Aktivitas Operasi
Yang harus dilihat dalam aktivitas ini yaitu terkait dengan bagaimana perusahaan
memperoleh hasil usahanya dari kegiatan operasi perusahaan. Hal itu tercantum dalam pospos berikut :
Pengukuran laba
Pendapatan atau penjualan dalam PT Duta Pertiwi Internasional diakui pada saat barang
diserahkan dan hak kepemilikan berpindah kepada pelanggan.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan PT Duta Pertiwi Internasional
dihasilkan melalu penjualan glue, hardener, dan formalin. Mayoritas pendapatan perusahaan
berasal dari glue sebanyak 118.042.380.398. Dan juga adanya pembeli mayoritas yang
melebihi 10% yang mencapai 87,98% yaitu PT Erna Djuliawati dan yang mencapai 10,36%
yaitu PT Indopan Boards.
Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
Pendapatan bunga diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif aset
tersebut kecuali kolektibilitas diragukan.
Beban usaha
Beban usaha yang terjadi dalam perusahaan Duta Pertiwi Internasional mengalami kenaikan
yang diakibatkan kenaikan beban gudang dan pengapakn, promosi dan sampel, dan yang
signifikan sekali yaitu adanya pemeliharaan dan perbaikan kapal.
Beban operasi
Jumlah beban operasi perusahaan meningkat sangat signifikan dari 17.375.667.969 menjadi
20.591.318.840 dikarenakan
keperluan kantor dan cetak
Beban bungan pada tahun 2010 sangat tinggi karena adanya perbedaan kurs mata uang asing
yang mengakibatkan perusahaan rugi valas sebesar 317.864.375. Sedangkan untuk beban
eksplorasi
perusahaan
memperluas
areanya
dan
pada
tahun
2011
langsung
Kenaikan utang pajak disebabkan salah satunya mengenai utang imbalan pasca kerja yang
dapat dilihat sebahgai berikut :
Dilihat dari gambar harga saham perusahaan pada akhir 2011 pada kuartal 4 mencapai harga
280 per lembarnya. Hal ini sangat menarik minat investor dimana harga saham yang tinggi
pastinya mempunyai tingkat pengembalian yang cepat serta laba yang cukup signifikan.
Selain itu dilihat dari grafik saha PT Duta Pertiwi Nusantara
Untuk berjalannya harga saham cukup stabil daripada perusahaan Intan Wijaya Internasional.
Kenaikan saham perusahaan juga didukung karena adanya diversifikasi ke perindustrian
pertambanganyaitubatu bara. Dari surat kabar tertulis bahwa Saham PT Duta Pertiwi
Nusantara melonjak ke level 24,56%setara dengan 710 pada perdagangannya di tahun 2011,
dan dibuktikan dengan pernyataan perseroan tentang penemuan cadangan batubara hingga
200 juta ton. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2011, perseroan me miliki total
ekuitas Rp133,92 miliar, naik dibandingkan dengan Rp123,71 miliar per 30 Juni 2010. Dalam
periode 6 bulan pertama tahun ini, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp56,03 miliar,
naik dibandingkan dengan Rp51,23 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Seiring dengan kenaikan saham,penurunan laba pun terjadi di tahun 2011 ini. penurunan laba
ini dikarenakan arena kurangnya permintaan pasar terhadap Glue UF
yang menjadi
penjualan paling besar perusahaan sebesar 57% atau setara dengan 12.247 ton. Penurunan
laba yang terjaditidak terlalu signifikan di perusahaan ini. Grafik laba sebagai berikut :
Beredar kabar di pasar, konsorsium broker asing akan memburu saham PT Duta Pertiwi
Nusantara Tbk (DPNS).
Hal ini seiring kabar segera direalisasikannya akuisisi tambang batubara di Sumatera.
Perseroan mencari tambang batubara berkalori rendah untuk sumber energi pembangkit
listrik.
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga
pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi
secara efisien. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan,
karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan/pendapatan relatif lebih rendah
dibandingkan dengan pendapatan, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit
margin semakin kurang baik operasi perusahaan. Terlihat di perhitungan bahwa perusahaan
INCI memiliki gross margin profit sebesar 1,89 dan perusahaan DPNS sebesar 1,75 yang
mengindikasikan bahwa kedua perusahaan ini memiliki efisiensi pengendalian beban pokok
yang cukup efisien dikarenakan rasio yang cukup tinggi.Tetapi perusahaan INCI lebih efisien
dalam pengendalian beban pokok daripada perusahaan DPNS. Jika dilihat dari rasio nett
margin profit yang bertujuan mengukur laba bersih setelah pajak terhadap pendapatan
perusahaan INCI kurang baik dalam mengelola operasinya dikarenakan memiliki nilai rasio
yang cukup rendah yaitu -0,341, sedangkan perusahaan DPNS mengelola operasinya dengan
cukup baik terlihat dari nilai rasionya yang cukup tinggi sebesar 0,007. Kemudian dalam
rasio rentabilitas ekonomi yang mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang
dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan Perusahaan INCI
sangatlah rendah yaitu sebesar -0,14 yang dapat diartikan bahwa INCI memiliki tingkat
pengembalian yang sangat rendah. Dibandingkan dengan DPNS yang memiliki tingkat
pengembalian pendapatan sebesar 0,04 yang dapat diartikan bahwa perusahaan DPNS
memiliki tingkat pengembalian pendapatan yang cukup. Tingkat pengembalian pendapatan
juga bisa dilihat di rasio asset turnover yang mengindikasikan bahwa perusahaan INCI
memiliki tingkat perputaran aktiva yang dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan
menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan
dengan memiliki nilai rasio 0,40, tetapi masih kalah dengan DPNS yang memiliki nilai
0,70.Dilihat dari operating profit investmen INCI memiliki nilai rasio sebesar -0,35 dan
DPNS 0,06 yang dapat dikatakan bahwa DPNS sudah cukup baik dalam operasinya dilihat
dari penghasilan murni dari perusahaan dengan mengabaikan kewajiban yang ada. Pada rasio
return of investmen perusahaan INCI memiliki nilai rasi sebesar -0,137 dan DPNS 0,005
yang dapat dikatakan bahwa perusahaan INCI belum mempunyai kemampuan yang baik
dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah aktiva yang tersedia di perusahaan ,
sedangkan DPNS sudah cukup baik dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah aktiva
yang dimilikinya. Dalam rasio retrurn of equity perusahaan INCI memiliki nilai rasio sebesar
-0,154 dan DPNS 0,006 yang dapat dikatakan bahwa INCI belum efektif dalam mengelola
modal sendiri dan juga perusahaan DPNS yang belum cukup efektif dalam pengelolaannya.
Dalam rasio earning per share perusahaan INCI belum cukup mampu untuk menghasilkan
rupiah pada setiap lembar sahamnya. Berbanding terbalik dengan perusahaan DPNS yang
memiliki kemampuan baik dalam menghasilkan rupiah untuk setiap lembar sahamnya sebesar
11,78.
2. Rasio Resiko
Rasio
Rasio lancar
Perhitungan
INCI
11,20053067
DPNS
5,189315971
Rasio cepat
13,68226037
2,935681299
Waktu penagihan
332,2616114
54,8333841
-58,48194976
-128,9393814
persediaan
Perusahaan INCI mempunyai nilai rasio lancar sebesar 11,20 dan DPNS sebesar 5,18 yang
dapat dikatakan bahwa INCI memiliki kas yang besar ditambah aset-aset yang bisa dirubah
menjadi kas dalam jangka waktu dekat daripada perusahaan DPNS. Perusahaan INCI memilii
nilai rasio cepat sebesar 13,68 dan DPNS 2,93 yang dapat dikatakan bahwa perusahaan INCI
memiliki kemampuan menggunakan aset-aset yang ada menjadi kas dengan cepat daripada
perusahaan DPNS. Dalam waktu penagihan piutang perusahaan INCI memiliki kemampuan
332 hari dan DPNS 54 hari dapat dikatakan bahwa perusahaan DPNS lebih cepat melakukan
penagihan piutang daripada perusahaan INCI. Dalam menjual persediaan perusahaan INCI
memiliki waktu 58 hari dan DPNS 128 hari yang dapat dikatakan bahwa perusahaan INCI
memiliki estimasi menjual persediaannya lebih cepat daripada DPNS. \
3. Rasio Solvabilitas
Rasio
Total
Perhitungan
INCI
utang
terhadap
ekuitas
Utang
DPNS
0,497127272
0,153214546
jk
0,054844827
0,229307201
-303924273,8
32,13229205
panjang
terhadap
ekuitas
Kelipatan
bunga
dihasilkan
Dilihat dari rasio total hutang terhadap ekuitaa perusahaab INCI memiliki nilai 0,15
dan perusahaan DPNS sebesar 0,49 yang dapat dikatan bahwa perusahaan DPNS memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk mengkover hutang jangka pendeknya terhadap ekuitas
daripada perusahaan INCI. Dilihat dalam rasio total hutang jangka panjang terhadap ekuitas
perusahaan INCI memiliki nilai sebesar 0,05 dan DPNS sebesar 0,22 yang dapat dikatakan
bahwa perusahaan DPNS juga memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menutupi utang
jangka panjangnya dengan ekuitas yang dimilikinya daripada perusahaan INCI. Dalam rasio
kelipatan bunga yang dihasilkan perusahaan INCI memiliki nilai -303 dan perusahaan DPNS
sebesar 32,12 yang dapat dikatakan bahwa perusahaan DPNS memiliki kemampuan untuk
menghasilkan kelipatan bunga yang lebih baik dibandingkan perusahaan INCI.
4. Rasio Efisiensi
Rasio
Perhitungan
INCI
DPNS
0,387928813
0,696359704
1,795614384
2,098683435
0,494833912
1,04215492
Sales to inventory
6,842244841
3,709985936
Sales to receivable
1,083483579
6,565343466
Dilihat dari rasio sales to total asset INCI memiliki nilai sebesar 0,38 dan perusahaan
DPNS sebesar 0,69 yang dapat dikatakan bahwa perusahaan DPNS lebih efisien dalam
mendapatkan penjualan dari total aset yang dimiliki daripada perusahaan INCI. Dilihat dari
rasio sales to fix asset perusahaan INCI memiliki nilai sebesar 1,79 dan perusahaan DPNS
sebesar 2,09 yang dapat dikatakn bahwa perusahaan DPNS juga lebih efisiensi dalam
menghasilkan penjualan dari aset tetap yang dimiliki daripada perusahaan INCI. Dilihat dari
rasio sales to liquid asset perusahaan INCI memiliki nilai sebesar 0,49 dan perusahaan DPNS
sebesar 1,04 yang dapat dikatakan bahwa perusahaan DPNS juga lebih efisien dalam
menghasilkan penjualan dari aset lancar yang dimiliki daripada perusahaan INCI. Dilihat dari
rasio sales to inventory perusahaan INCI memiliki nilai 6,84 dan perusahaan DPNS sebesar
3,70 yang dapat dikatakan bahwa perusahaan INCI lebih efisien dalam menghasilkan
penjualan melalui persediaan yang dimiliki daripada perusahaan DPNS. Dilihat dari rasio
sales to receivable perusahaan INCI memiliki nilai sebesar 1,08 dan perusahaan DPNS
memiliki nilai sebesar 6,56 yang dapat dikatakan bahwa perusahaan DPNS lebih efektif
dalam menghasilkan penjualan dari piutang yang imiliki daripada perusahaan INCI.
dana berlebih nya maupun tidak terlalu sedikit yaitu untuk kebutuhan yang mendadak atau
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Klasifikasi Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (cash flows) diklasifikasikan menurut yaitu aruskas masuk dan arus kas
keluar ke dalam kategori aktivitas-aktivitas. Menurut PSAK 2 Revisi 2009 arus kas masuk
dan arus kas keluar suatu perusahaan dalam satu periode dapat diklasifikasikan menjadi 3
kategori, yaitu :
1)
2)
3)
Rasio
Arus
Perhitungan
INCI
-0,70011
DPNS
0,63696526
operasi
Cakupan
39,5923855
-1,2440751
arus dana
Cakupan
99,89698481
85,528072
kas
kas
terhadap
bunga
Cakupan
-0,700112362 0,77379
kas
terhadap
hutang
lancar
Pengeluara
-4,236459426 -1,143324
n modal
Total
-0,449499465 0,34315575
hutang
1.1
Rasio
Kas
Operasi
menghitung
kemampuan
arus
kas
operasi
dalam
membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan
kewajiban lancar.
Rasio arus kas operasi yang berada dibawah 1 berarti terdapat kemungkinan perusahaan tidak
mampu membayar kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus kas dan aktivitas lain.
Dapat dilihat rasio AKO milik INCI sebesar -0,70011 sedangkan milik DPNS 0,63696526.
Menunjukan rasio milik DPNS lebih baik daripada milik INCI. Walaupun keduanya belum
dapat dibilang cukup baik dalam rasion ini.
1.2
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna
membayar komitmen-komitmennya (bunga, pajak, dan dividen preferen).
Rasio yang besar menunjukkan bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum pajak
dalam menutup komitmen-komitmen yang jatuh tempo dalam satu tahun.
Dapat dilihat rasio CAD milik INCI sebesar 39,5923855 sedangkan milik DPNS sebesar
-1,2440751. Hal ini menunjukan rasio milik INCI lebih baik daripada DPNS. Ini berarti laba
sebelum pajak INCI dapat menutup kewajiban rutin perusahaan dalam jangka pendek.
1.3
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas
hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi tambah pembayaran
bunga dan pembayaran pajak dibagi pembayaran bunga.
Dapat dilihat rasio CKB milik INCI sebesar 99,89698481 sedangkan milik DPNS sebesar
85,528072. Hal ini menunjukan kemampuan perusahaan INCI mempunyai kemampuan lebih
baik dalam menutup biaya bunga lebih baik dari perusahaan DPNS.
1.4
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan
arus kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi ditambah dividen kas
dibagi dengan hutang lancar.
Rasio yang rendah menunjukkan kemampuan yang rendah dari arus kas operasi dalam
menutup hutang lancar.
Dapat dilihat rasio CKHL perusahaan INCI sebesar -0,700112362 dan perusahaan DPNS
sebesar 0,77379. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan DPNS lebih baik dalam menutup
hutang lancar dengan kas nya.
1.5
Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang
yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi dibagi dengan pengeluaran modal.
Rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas dalam membiayai
pengeluaran modal.
Dapat dilihat rasio CKHL perusahaan INCI sebesar -4,236459426 dan perusahaan DPNS
sebesar
kemampuan yang rendah dari arus kas dalam membiayai pengeluaran investasi/modal.
Namun poin untuk DPNS lebih baik daripada INCI.
1.6
Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi
semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Dengan mengetahui rasio ini, kita
bisa menganalisis dalam jangka waktu berapa lama perusahaan akan mampu membayar
hutang dengan menggunakan arus kas yangdihasilkan dari aktivitas operasioanal perusahaan.
Rasio yang cukup rendah menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang
kurang baik dalam membayar semua kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas
normal operasi perusahaan.
Dapat dilihat rasio CKHL perusahaan INCI sebesar -0,449499465 dan perusahaan DPNS
sebesar 0,34315575. Rasio TH millik DPNS lebih baik dari inci karena lebih tinggi. Dengan
kata lain DPNS memiliki kemampuan yang lebih baik dalam membayar kewajibanya dengan
arus kas yang berasal dari aktivitas operasi.
Perhitungan
n arus kas
INCI
0,00488099
DPNS
-
0,1005077
SUMMARY
Dilihat dari rasio profitabilitas perusahaan DPNS mempunyai nilai yang cukup baik.
Dilihat dari rasio gross profitnya perusahaan mempunyai nilai sebesar 1,75 yang dapat
dikatakan bahwa perusahaan memiliki efisiensi yang cukup baik dalam mengendalikan harga
pokok penjualan/pendapatan. Dilihat nett profit marginnya perusahaan ini juga memiliki
pengelolaan operasi yang cukup baik dibuktikan dengan besarnya rasio 0,007. Mengenai
rentabilitas ekonominya perusahaan juga dapat menghasilkan pendapatan dari aset yang
dimilikinya dengan cukup baik dengan nilai rasio sebesar 0,14.Dalam menghasilkan
pendapatan dengan mengabaikan semua kewajibannya perusahaan sudah cukup baik dan
dibuktikan dengan nilai dari rasio return of investmen sebesar 0,005. Dan juga perusahaan ini
cukup baik dalam kemampuan menghasilkan rupiah untuk setiap lembar sahamnya
bibuktikan dengan nilai rasio sebesar 11,78. Sedangkan PT Intanwijaya Internasional
memiliki nilai rasio profitabilitas yang lebih kecil dibanding PT Duta Pertiwi Nusantara.
Namun ada juga dari INCI yang lebih baik dari DPNS, yaitu rasio Gross margin profit
sebesar 1,89.
Dilihat melalui analisis rasio resiko perusahaan Duta Pertiwi Nusantara sudah
memiliki kemampuan yang baik diperlihatkan dalam perhitungan rasio sebelumnya yang
dikatakan bahwa perusahaan mampu merubah aset-aset yang dimiliki menjadi pendapatan
melalui oerpasinya dengan dibuktikan melalui nilai rasio yang cukup signifikan sebesar 5,18.
Dan juga perusahaan dapat melakukan penagihan yang tidak terlalu lama yaitu selama 54
hari-55 hari yang dapat dikatakan bahwa perusahaan mampu menagih piutang yang ada
paling lama dalam 54 hari. Perusahaan Duta Pertiwi Nusantara juga dapat menjual barangbarangnya selama 128-129 hari yang dapat dikatakan bahwa perusahaan dapat menjual
barang dagangannya tidak terlalu lama. Sedangkan pada PT Intanwijaya Internasional, rasio
resiko lancar sebesar 11,2 lebih baik dari DPNS. Begitu juga rasio cepat, INCI memperoleh
poin sebesar 13,68. Namun dalam waktu penagihan nya INCI memerlukan waktu penagihan
332 hari atau dapat dikatakan sangat buruk jiga dibandingkan DPNS yang hanya 54hari.
Intanwijaya Internasional, skor yang diapat 0,15 ; 0,05 ; -303924273. Dalam rasio
solvabilitasnya DPNS lebih baik dari semua aspek. Dapat diartikan bahwa PT Duta Pertiwi
Nusantara lebih baik dibandingkan PT Intanwijaya Internasional dalam resiko utang nya.
Dilihat dari efisiensinya perusahaan Duta Pertiwi Nusantara sudah memiliki tingkat
efisiensi dalam penjualannya dibuktikan dengan perhitungan rasio yang membandingkan
penjualan terhadapaset, persediaan, dan piutannya. Yang dapat dikatakan bahwa perusahaan
secara efisien mendapatkan penjualan dari aset, persediaan, dan piutang terhadap pihak-pihak
berelasi. Sedangkan PT Intanwijaya Internasional dalam rasio efisiensi pengelolaan aset
perusahaan dibanding penjualanya memiliki nilai lebih kecil dibanding DPNS. Yaitu sebesar
0,38 ; 1,79 ; 0,49 ; 6,84 ; 1,083.
Dalam tahun 2011 ini Perusahaan Duta Pertiwi Nusantara membagikan deviden
sebesar 1.986.779.712 kepada para pemegang sahamnya. Dengan pembagian deviden yang
cukup siginifikan dapat dikatakan bahwa perusahaan Duta Pertiwi Nusantara ini bisa
dikatakan memiliki kinerja yang baik dalam operasinya dan tidak banyak mengalami
kerugian yang mengakibatkan pengurangan pada laba perusahaan. Sedangkan PT Intanwijaya
Internasional tidak membagi deviden sama sekali kepada pemegang sahamnya.
Berdasarkan berbagai pertimbangan diatas, kelompok kami lebih menyarankan untuk
menginvestasikan kepada PT Duta Pertiwi Nusantara. Selain dalam perhitungan berbagai
rasio Profitabilitas, Resiko, Solvabilitas, Efisiensi, dan Arus kas tersebut. PT Duta Pertiwi
juga akan mengembangkan ke industri pertambangan batu-bara untuk penambahan energi
listrik yang kedepan nya diharapkan dapat meningkatkan lagi profit perusahaan. Sehingga
harga saham perusahaan PT Duta Pertiwi Nusantara diramalkan akan naik. Juga Deviden
yang dibagikan PT Duta Pertiwi memiliki Keuntungan per lembar sahamnya pada tahun 2011
sebesar 11,78. Ini dapat dikatakan cukup besar karena memberikan return 11,78%. Sedangkan
PT Intanwijaya Internasional tidak membagi deviden nya bahkan nilai EPS nya negatif.
Sedangkan PT Intanwijaya Internasional untuk kedepannya ingin memperluas
industrinya melalui Pengembangan Listrik Tenaga Uap di Banjarmasin dikarenakan
penjualan menurun dan tidak adanya daya beli masyarakat kota Banjarmasin yang
disebabkan tidak adanya lapangan kerja yang memadai. Dengan adanya PLTU ini diharapkan
untuk bisa memacu pertumbuhan ekonomi yang mendorong tingkat penjualan agar laba
optimal dan menutup kerugian di periode yang lalu. Diharapkan juga PT Intanwijaya
Internasional bisa membagi deviden untuk masa yang akan datang .
Disusun Oleh
Willy Suryajaya Yulio 12.60.0109
Kornelius Tri Junyar
12.60.0113
Dosen Pengampu :
Dr. Sansaloni Butar Butar,SE,MSi Akt.