Anda di halaman 1dari 26

ARAH KEBIJAKAN

PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR UNTUK MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT PERDESAAN


DRAFT PEDOMAN UMUM

Tim Penyusun: Kementerian Dalam Negeri Badan Pertanahan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

ARAH KEBIJAKAN
PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR UNTUK MENCIPTAKAN KEMAKMURAN RAKYAT PERDESAAN

DRAFT PEDOMAN UMUM

Isi Pedoman Umum


Bab 1 Latar Belakang Landasan Kebijakan Tujuan & Sasaran Kebijakan Bab 2 Pengaturan Inventarisasai Tanah Terlantar Pengaturan Penertiban Tanah Terlantar Pengaturan Konsolidasi Tanah Terlantar Pengaturan Pendayagunaan Tanah Terlantar
Bab 3 Skema Pengembangan Lahan Produksi Skema Kemitraan PTT Skema Penyediaan Dana Investasi PTT Konsep Pengelolaan Program PTT Bab 4 Mekanisme Pengelolaan Program PTT Organisasi Pengelolaan Program PTT Rencana Kegiatan Pengelolaan Program PTT Pemantauan & Evaluasi Pelaksanaan

ARAH KEBIJAKAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR UNTUK MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT PERDESAAN

Latar Belakang
Pemerataan kesejahteraan rakyat atau pengurangan kesenjangan antar wilayah memerlukan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemampuan masyarakat, yang diciptakan oleh adanya proses akumulasi kapital di masyarakat serta dihasilkan dari siklus investasi, produksi, pendapatan, konsumsi, tabungan, re-investasi secara membumbung (cyclonic). Akumulasi kapital menciptakan potensi peningkatan daya beli masyarakat (purchasing power) yang merupakan salah satu unsur penting dalam peningkatan kemampuan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi membutuhkan pengembangan kegiatan produksi, melalui pemanfaatan sumberdaya, yang menghasilkan produk yang cepat dapat diperdagangkan (tradeable product) dan menciptakan nilai tambah yang tinggi (value added). Pengembangan kegiatan produksi dan perdagangan harus diarahkan untuk menciptakan peluang usaha, kesempatan kerja, dan pendapatan masyarakat secara terjamin (wealth). Pengembangan kegiatan produksi memerlukan ketersediaan lahan, baik melalui pendayagunaan tanah yang tergarap atau tanah yang terlantar.

Proses Pertumbuhan Ekonomi


Y=C+I+G+NX
MAKRO Penyediaan uang
- Tingkat inflasi - Tingkat harga - Nilai tukar - Suku bunga - Investasi
PERMINTAAN BARANG & JASA

INVESTASI PRODUKSI PEKERJAAN PENDAPATAN KONSUMSI TABUNGAN REINVESTASI

DAYA BELI

PAJAK

INPUT / SUPPLY Impor Resources


- Dana - Material - Tenaga - Manajemen - Teknologi - Kreasi - Inovasi

OUTPUT / DEMAND Ekspor Pasar DN Pasar LN/Ekspor Pasar LN

ECONOMIC GROWTH
- GDP/capita - Economic structure - Employment distribution - Purchasing power - Wealth

MIKRO Penyediaan Barang & Jasa

Proses Peningkatan Kemampuan Masyarakat (Menciptakan Kemakmuran Rakyat)


Sumberdaya Negara Administrasi Publik Penyelenggaraan Pemerintahan Negara UUD45

Sistem Politik Negara - Mekanisme Politik (Pemerintahan)

Demokrasi Politik Demokrasi Ekonomi Kedaulatan Rakyat


Hak & Kewjaiban Warga Negara Kesejahteraan Rakyat

Sistem Perekonomian Negara - Mekanisme Ekonomi (Pasar)

Sistem Sosial-Budaya Bangsa - Mekanisme Sosial (Keswadayaan)

Sumberdaya Politik Sumberdaya Ekonomi Sumberdaya Sosial

- Akses Penenuhan Hak Dasar Rakyat - Akses Penyediaan Regulasi, Pelayanan Publik & Pembangunan - Akses Ilmu Pengetahuan & Teknologi - Akses Kapital & Input Produksi - Akses Pendayagunaan Lahan/SDA - Akses Keadilan & Keamanan

Kemampuan Masyarakat
Kualitas SDM-Inovasi/Kreatifitas Interaksi Sosial Gotong Royong Kemampuan Produksi -Produktifitas Pendapatan & Akumulasi Kapital Pemilikan Aset & Kemakmuran

Kontekstual Pendayagunaan Tanah Terlantar


Pendayagunaan Tanah Terlantar terkait dengan proses pengembangan wilayah yang pada dasarnya indentik dengan proses transformasi sosial, ekonomi, dan lingkungan fisik di dalam ruang (transformasi spasial). Faktor pendukung transformasi spasial adalah : penataan ruang, pengelolaan pertanahan, dan penyediaan sarana & sarana, yang merupakan unsur pembentuk kawasan permukiman (perkotaan & perdesaan). Pendayagunaan Tanah Terlantar di perdesaan sangat penting untuk menjawab permasalahan pembangunan perdesaan, yang terkait dengan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat, ketersediaan lahan produksi, dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan. Dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat perdesaan diperlukan adanya ketersediaan lahan usaha, sebagai basis kegiatan ekonomi perdesaan, namun disisi lain terdapat banyak tanah yang ditelantarkan oleh pemilik, pemegang, dan pengguna hak atas tanah (HAT), yang merupakan bentuk pelanggaran terhadap tujuan pemberian hak atau dasar penguasaannya.

Proses Pengembangan Wilayah


TRANSFORMASI EKONOMI

- Tradisional - Informal - Rural

TRANSFORMASI SOSIAL

TRANSFORMASI LINGKUNGAN FISIK

- Modern - Formal - Urban

TRANSFORMASI SPASIAL

Penataan Ruang dan Pertanahan

PEMERATAAN PERTUMBUHAN EKONOMI & KESEJAHTERAAN RAKYAT ANTAR WILAYAH KESEIMBANGAN PERKEMBANGAN ANTAR WILAYAH KELESTARIAN LH & PEMANFAATAN SDA KESERASIAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN & PERDESAAN

Penyediaan Sarana dan Prasarana

Daya Dukung Lingkungan

Sumberdaya Manusia, Pengetahuan, &Teknologi

Sumberdaya Alam & Lingkungan Hidup

Sumberdaya Manajemen & Kelembagaan

Daya Tampung Kawasan

Isu Kebijakan Pembangunan Perdesaan


Stagnasi ekonomi perdesaan, akibat kebijakan & regulasi ekonomi yang distortif & disintegratif

Kemiskinan, akibat stagnasi perekonomian, yang berdampak pada terbatasnya kesempatan kerja dan pendapatan

Kesenjangan kehidupan sosial-ekonomi antara masyarakat perdesaan dan perkotaan, serta ketidaksetaraan hubungan ekonomi desa-kota

Kurang optimalnya pemanfaatan potensi sumberdaya alam/lahan sebagai basis ekonomi perdesaan

Rendahnya tingkat ketersediaan prasarana & sarana perdesaan, serta adanya pembedaan penerapan SPM

Meningkatnya degradasi kualitas lingkungan hidup & rendahnya kualitas kawasan permukiman perdesaan

Arah Kebijakan Pembangunan Perdesaan


Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia, dilakukan melalui kebijakan peningkatan akses keluarga terhadap pelayanan sosial dasar, khususnya pelayanan pendidikan dan kesehatan, dengan sasaran: meningkatnya kemampuan masyarakat (keswadayaan, kreatifitas, dan produktifitas masyarakat). Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, dilakukan melalui kebijakan penyediaan akses kelompok usaha masyarakat terhadap investasi/kapital, pemilikan aset tanah/lahan usaha, input produksi, teknologi produksi/pertanian, dan lembaga ekonomi, dengan sasaran: terciptanya peluang usaha, kesempatan kerja, dan pendapatan masyarakat secara terjamin, dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam (productivity). Pengembangan Kawasan Permukiman, dilakukan melalui kebijakan penataan ruang kawasan, pengembangan lahan usaha, penyediaan perumahan berikut prasarana dan sarana lingkungan, dengan sasaran: meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan permukiman yang fungsional dan teratur (urbanized).

Kebijakan Pengembangan Lahan (Land Development)


PEMILIKAN TANAH INDIVIDU/ BADAN USAHA

Kebutuhan Komersial /Produksi

Kebutuhan Pengembangan Kawasan

PEMILIKAN TANAH PUBLIK

PEMANFAATAN RUANG

Kebutuhan Sosial

PENGADAAN TANAH

Kebutuhan Khusus Strategis

PEMANFAATAN TANAH (TUJUAN, LUAS, HAK ATAS TANAH)

. PENGEMBANGAN LAHAN
PERKOTAAN -PERDESAAN

PRODUKTIVITAS TANAH (TINGKAT PEMANFAATAN -NILAI TANAH)

Isu Kebijakan Pemanfaatan Tanah Perdesaan


UUD45 Pasal 33

SDA/Lahan

Tanah

Kesejahteraan Rakyat

Ketidak adilan Terhadap Masyarakat Perdesaan Kemiskinan Masyarakat Perdesaan

Pendayagunaan Tanah Terlantar Perdesaan

Penertiban Tanah Terlantar Perdesaan

Pengertian Tanah Terlantar


Tanah yang diindikasikan terlantar adalah tanah yang dikuasai subjek dengan Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan atau dasar penguasaan atas tanah yang: (i) tidak diusahakan, (ii) tidak dipergunakan, atau (iii) tidak dimanfaatkan, sesuai dengan keadaan atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar pengusaannya. Tanah terlantar adalah tanah yang diindikasikan terlantar yang telah diindentifikasikan dan telah ditetapkan oleh Kepala BPN. Penertiban tanah terlantar adalah proses identifikasi, penelitian, dan peringatan terhadap hak atas tanah dan atau dasar pengusaan atas tanah.

Tanah Terindikasi Terlantar


BPN telah menerbitkan sertifikat tanah (HM, HGU, HGB, HP, dan HPL) dan Pemda telah menerbitkan Ijin Lokasi atau Ijin Pemanfaatan Ruang. Subjek hak wajib mengusahkan, menggunakan, dan memanfaatkan objek haknya. Pada kenyataannya, ada subjek hak menelantarkan objek haknya -- > aset tidur --> tidak memberikan kesejahteraan rakyat -- > kerugian negara (nilai tambah ekonomi, penciptaan peluang usaha, kesempatan kerja, dan pendapatan negara). Tanah terlantar (2008) seluas 7,3 juta Ha: (i) tanah hak 3 juta Ha dan (ii) dasar penguasaan atas tanah 4,3 juta Ha. Perlu penertiban, dengan cara: (i) pelepasan sebagian atau seluruh objek hak oleh subjek hak, dan (ii) pembatalan hak sesuai peraturan (UUPA, PP 38/1998, dan Keputusan Kepala BPN 24/2002).

Kebijakan Pendayagunaan Tanah Terlantar


TUJUAN
Mengoptimalkan pemanfaatan tanah terlantar untuk meningkatkan peluang usaha, kesempatan kerja, dan pendapatan masyarakat perdesaan sebanyak 14 juta Rumah Tangga (RT). Mendukung penciptaan kemakmuran rakyat di perdesaaan. Mendukung pembangunan pertanian dan perdesaan, terutama di luar Jawa.

SASARAN
Terdayagunakannya tanah yang tidak diusahakan, dipergunakan, atau dimanfaatkan, sesuai dengan keadaan atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar pengusaannya, seluas 7,3 juta Ha, sebagai tanah inti pengembangan lahan produksi di perdesaan. Terkonsolidasinya tanah (hasil konsolidasi tanah terlantar dan tanah tergarap sekitarnya), sebagai pengembangan lahan produksi yang diusahakan oleh masyarakat secara kolektif seluas 30 juta Ha.

Pengaturan Inventarisasi & Penertiban Tanah Terlantar

Tanah APL Terlantar >250 ha

Konsolidasi Tanah Terlantar dan Tanah Tergarap Sekitarnya

Tanah terlantar >250 ha

Pendayagunaan Tanah Terlantar

Pengaturan Pendayagunaan Tanah Terlantar


Pendayagunaan Tanah Terlantar
BANK
Investasi Pengembangan Lahan Produksi

Konsolidasi Tanah Terlantar


1.000 Ha -> 500 RT
Tanah Terlantar Hasil Penertiban > 250 Ha

Investarisasi & Penertiban Tanah Terlantar


Pelepasan sebagian atau seluruh objek hak atas tanah oleh subjek hak Pembatalan hak atas tanah dan atau penguasaan atas tanah

Kerjasama Antara BUMD, Pemilik HAT, dan Unit Usaha Ekonomi Desa/BUMDes

Tanah Tergarap

Disekitarnya
> 750 Ha

Skema Pengembangan Lahan Produksi


Pengembangan Lahan Produksi Hasil Konsolidasi Tanah Terlantar Skema Kemitraan Bisnis dan Pengerahan Dana Investasi
Kemitraan
Pemerintah Perbankan Pemilik HAT Masyarakat BUMD Sebagai Developer Lahan Siap Produksi

Pengembangan Lahan Produksi


Lahan Hasil Penertiban Tanah Terlantar sebagai Tanah Inti Tanah Tergarap Sekitarnya

BUMD

Pemilik HAT

UED BUMDes

BANK sebagai Penyedia Dana Investasi Beragun Tanah

UED (BUMDes) sebagai Pengelola Kegiatan Produksi

Konsep Pengelolaan Program Pendayagunaan Tanah Terlantar


Pemerintah Pusat

Konsolidasi Tanah Terlantar


Plus Tanah Tergarap Disekitarnya

Pemerintah Provinsi

Inventarisasi & Penertiban Tanah Terlantar


HASIL PENERTIBAN TANAH TERLANTAR
PEMILIK TANAH HASIL KONSOLIDASI TT
- 30 juta ha - 14 juta RT

Pendayagunaan Tanah Terlantar


AGUNAN
UNIT USAHA EKONOMI DESA

PEMERINTAH KABUPATEN (BUMD)

Pengembangan Lahan Produksi

BANK

- 500 RT/paket - Rp. 50 milyar/paket

- 28.000 paket - Total Investasi Rp. 1.400 T

Mekanisme Pengelolaan Program Pendayagunaan Tanah Terlantar (PTT)


Inventarisasi Tanah Terlantar Penertiban Tanah Terlantar Konsolidasi Tanah Terlantar

Pendayagunaan Tanah Terlantar

Pengerahan Dana Investasi

Pengembangan Lahan Produksi

Skema Pengelolaan Program PTT


BANK
INVESTASI
TENAGA PENDAMPING (BDS)
PENGEMBANGAN LAHAN PRODUKSI

UNIT PENGELOLA PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR (BUMD)

INVENTARISASI & PENERTIBAN TANAH TERLANTAR KONSOLIDASI TANAH TERLANTAR PEMILIK HAT HASIL KONSOLIDASI

KEMITRAAN
UNIT USAHA EKONOMI DESA (BUMDes)

500 RT 1.000 HA

UNIT USAHA PENGOLAHAN

ON-FARM
UNIT USAHA PRODUKSI

OFF-FARM
UNIT USAHA PEMASARAN

PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF

PASAR

Skema Penciptaan Sistem Pendapatan Terjamin


Unit Usaha Ekonomi Desa (BUMDes)

INPUT Lahan Kapital Tenaga Kerja Manajemen Teknologi Sarana produksi Tenaga Pendamping Regulasi

Kegiatan Investasi

Nilai Tambah Ekonomi PROSES PRODUKSI & PENGOLAHAN

Pengembangan Lahan Produktif


Pemasaran Output

OUTPUT Komoditas unggulan Komoditas sampingan Hasil jual komoditas Pendapatan Tabungan Akumulasi kapital

Pendapatan Terjamin
Sistem Resi Gudang

Sistem Pasar Umum

Sistem Pasar Lelang

Hasil Penanaman Pohon Super Pauwlonia Berumur 1 Bulan

Struktur Organisasi Pengelolaan Program PTT


Tim Pengelola
PUSAT

Program PTT Pusat

1&2
PROVINSI

1. Inventarisasi TT 2. Penertiban TT 3. Konsolidasi TT 4. Pendayagunaan TT 5. Pengerahan Dana Investasi 6. Pengembangan Lahan Produksi

3,4, & 5
KABUPATEN

Tim Pengelola Program PTT Provinsi

Badan Layanan Umum PTT

Bank

6
KEC/DESA

Tim Pelaksanaan Proyek PTT Kabupaten. Unit Pelaksana PTT Kecamatan

Unit Pengelola PTT (BUMD)

Unit Pengelola Usaha Ekonomi Desa (BUMDes)


KELOMPOK MASYARAKAT KELOMPOK MASYARAKAT

Tim Konsultan Pendamping

Kegiatan Pelayanan Publik

Kegiatan Usaha Masyarakat

Penyiapan Rencana dan Pelaksanaan Pendayagunaan Tanah Terlantar


Perlu dibentuk Tim Studi Kelayakan tentang Skema Pendayagunaan Tanah Terlantar (Kemdagri-BPN-Bappenas). Perlu percepatan inventarisasi & penertiban tanah terlantar di tingkat pusat (BPN). Perlu penjajagan dengan pihak perbankan untuk pengerahan dana investasi (Bappenas). Perlu lokakarya/sosialisasi tentang konsep/skema pengelolaan PTT (Kemdagri).

Anda mungkin juga menyukai