Tim Penyusun: Kementerian Dalam Negeri Badan Pertanahan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
ARAH KEBIJAKAN
PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR UNTUK MENCIPTAKAN KEMAKMURAN RAKYAT PERDESAAN
ARAH KEBIJAKAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR UNTUK MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT PERDESAAN
Latar Belakang
Pemerataan kesejahteraan rakyat atau pengurangan kesenjangan antar wilayah memerlukan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemampuan masyarakat, yang diciptakan oleh adanya proses akumulasi kapital di masyarakat serta dihasilkan dari siklus investasi, produksi, pendapatan, konsumsi, tabungan, re-investasi secara membumbung (cyclonic). Akumulasi kapital menciptakan potensi peningkatan daya beli masyarakat (purchasing power) yang merupakan salah satu unsur penting dalam peningkatan kemampuan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi membutuhkan pengembangan kegiatan produksi, melalui pemanfaatan sumberdaya, yang menghasilkan produk yang cepat dapat diperdagangkan (tradeable product) dan menciptakan nilai tambah yang tinggi (value added). Pengembangan kegiatan produksi dan perdagangan harus diarahkan untuk menciptakan peluang usaha, kesempatan kerja, dan pendapatan masyarakat secara terjamin (wealth). Pengembangan kegiatan produksi memerlukan ketersediaan lahan, baik melalui pendayagunaan tanah yang tergarap atau tanah yang terlantar.
DAYA BELI
PAJAK
ECONOMIC GROWTH
- GDP/capita - Economic structure - Employment distribution - Purchasing power - Wealth
- Akses Penenuhan Hak Dasar Rakyat - Akses Penyediaan Regulasi, Pelayanan Publik & Pembangunan - Akses Ilmu Pengetahuan & Teknologi - Akses Kapital & Input Produksi - Akses Pendayagunaan Lahan/SDA - Akses Keadilan & Keamanan
Kemampuan Masyarakat
Kualitas SDM-Inovasi/Kreatifitas Interaksi Sosial Gotong Royong Kemampuan Produksi -Produktifitas Pendapatan & Akumulasi Kapital Pemilikan Aset & Kemakmuran
TRANSFORMASI SOSIAL
TRANSFORMASI SPASIAL
PEMERATAAN PERTUMBUHAN EKONOMI & KESEJAHTERAAN RAKYAT ANTAR WILAYAH KESEIMBANGAN PERKEMBANGAN ANTAR WILAYAH KELESTARIAN LH & PEMANFAATAN SDA KESERASIAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN & PERDESAAN
Kemiskinan, akibat stagnasi perekonomian, yang berdampak pada terbatasnya kesempatan kerja dan pendapatan
Kesenjangan kehidupan sosial-ekonomi antara masyarakat perdesaan dan perkotaan, serta ketidaksetaraan hubungan ekonomi desa-kota
Kurang optimalnya pemanfaatan potensi sumberdaya alam/lahan sebagai basis ekonomi perdesaan
Rendahnya tingkat ketersediaan prasarana & sarana perdesaan, serta adanya pembedaan penerapan SPM
Meningkatnya degradasi kualitas lingkungan hidup & rendahnya kualitas kawasan permukiman perdesaan
PEMANFAATAN RUANG
Kebutuhan Sosial
PENGADAAN TANAH
. PENGEMBANGAN LAHAN
PERKOTAAN -PERDESAAN
SDA/Lahan
Tanah
Kesejahteraan Rakyat
SASARAN
Terdayagunakannya tanah yang tidak diusahakan, dipergunakan, atau dimanfaatkan, sesuai dengan keadaan atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar pengusaannya, seluas 7,3 juta Ha, sebagai tanah inti pengembangan lahan produksi di perdesaan. Terkonsolidasinya tanah (hasil konsolidasi tanah terlantar dan tanah tergarap sekitarnya), sebagai pengembangan lahan produksi yang diusahakan oleh masyarakat secara kolektif seluas 30 juta Ha.
Kerjasama Antara BUMD, Pemilik HAT, dan Unit Usaha Ekonomi Desa/BUMDes
Tanah Tergarap
Disekitarnya
> 750 Ha
BUMD
Pemilik HAT
UED BUMDes
Pemerintah Provinsi
BANK
INVENTARISASI & PENERTIBAN TANAH TERLANTAR KONSOLIDASI TANAH TERLANTAR PEMILIK HAT HASIL KONSOLIDASI
KEMITRAAN
UNIT USAHA EKONOMI DESA (BUMDes)
500 RT 1.000 HA
ON-FARM
UNIT USAHA PRODUKSI
OFF-FARM
UNIT USAHA PEMASARAN
PASAR
INPUT Lahan Kapital Tenaga Kerja Manajemen Teknologi Sarana produksi Tenaga Pendamping Regulasi
Kegiatan Investasi
OUTPUT Komoditas unggulan Komoditas sampingan Hasil jual komoditas Pendapatan Tabungan Akumulasi kapital
Pendapatan Terjamin
Sistem Resi Gudang
1&2
PROVINSI
1. Inventarisasi TT 2. Penertiban TT 3. Konsolidasi TT 4. Pendayagunaan TT 5. Pengerahan Dana Investasi 6. Pengembangan Lahan Produksi
3,4, & 5
KABUPATEN
Bank
6
KEC/DESA