Anda di halaman 1dari 2

Fitrie desbassarie A1 famed :)

Health Belief Model


Health Belief Model (HBM) merupakan kerangka konsep yang banyak digunakan untuk meneliti perilaku kesehatan. HBM digunakan untuk mengungkapkan perubahan, pemeliharaan dan panduan intervensi perilaku kesehatan. HBM pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh seorang psikolog di pelayanan kesehatan masyarakat di Amerika Serikat untuk mengungkapkan kegagalan masyarakat dalam berpartisipasi pada program pencegahan dan deteksi penyakit. HBM mengandung beberapa konsep utama yang memprediksi kenapa masyarakat mengambil aksi pencegahan, skrining, atau kontrol terhadap suatu penyakitt, konsep ini adalah : o Persepsi Kerentanan (Perceived Susceptibility) Mengarah pada kepercayaan seseorang terhadap kemungkinan mendapatkan suatu penyakit. o Persepsi Keparahan (Perceived Severity) Persepsi tentang keparahan suatu penyakit yang bisa didapat seseorang atau membiarkan penyakit yang sudah ada tanpa diobati, sehingga menimbulkan konsekuensi berupa kematian, cacat, rasa sakit maupun konsekuensi sosial berupa adanya efek buruk terhadap pekerjaan, keluarga, dan relasi. Kombinasi antara persepsi kerentanan dan keparahan disebut persepsi ancaman (perceived threat). o Persepsi Manfaat (Perceived Benefits) Jika seseorang memiliki risiko kerentanan terhadap keparahan suatu penyakit, persepsi tersebut akan mengarahkan pada perubahan perilaku karena persepsi manfaat terhadap suatu aksi yang dapat dilakukan dapat menurunkan risiko tersebut. o Persepsi Hambatan (Perceived Barriers) Persepsi hambatan merupakan aspek negatif yang menjadi penghambat pengambilan aksi perilaku kesehatan, contohnya adalah biaya yang mahal. o Isyarat dari pengaruh eksternal untuk bertindak (Cues to Action) Menurut Hochbaum (1958), kesiapan dalam pengambilan aksi atau tindakan (akibat kerentanan dan manfaat) hanya bisa diperkuat oleh faktor lain, seperti isyarat untuk bertindak dari ajakan (cues to action), misalnya media publisitas. o Kemampuan/ keyakinan diri untuk melakukan suatu aksi (Self Efficacy) Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy sebagai keyakinan seseorang dapat berhasil menjalankan perilaku yang diperlukan untuk menghasilkan suatu outcome.

Jika orang menganggap dirinya rentan terhadap suatu penyakit, percaya bahwa penyakit itu memiliki konsekuensi yang serius terhadap dirinya, percaya bahwa melakukan beberapa aksi akan memberikan manfaat dalam mengurangi kerentanan atau keparahan penyakit tersebut, dan percaya bahwa manfaatnya lebih besar dibandingkan hambatannya (misalnya biaya) sehingga dia akan mengambil aksi yang dia percayai dapat menurunkan risiko terhadap penyakit tersebut. Agar perubahan perilaku dapat sukses, orang harus merasa terancam dengan perilaku mereka saat ini, dan percaya bahwa perubahan spesifik tertentu dapat menghasilkan hasil yang baik dengan biaya yang dapat diterima, mereka juga harus merasa dirinya kompeten untuk mengatasi hambatan yang menghalangi tindakan yang akan dilakukan.

Variabel demografi, sosiofisiologi, dan struktural dapat mempengaruhi persepsi, dan dengan begitu secara tidak langsung mempengaruhi perilaku kesehatan. Misalnya, faktor sosiodemografi, khususnya pendidikan, dipercayai memiliki efek tidak langsung terhadap perilaku dengan mempengaruhi persepsi kerentanan, keparahan, manfaat, dan hambatan. Faktor yang dapat mempengaruhi persepsi kesehatan : pengetahuan dan sosiodemografik

Komponen Health Belief Model

Anda mungkin juga menyukai