Anda di halaman 1dari 2

TINEA CRURIS

Merupakan
salah
satu
bentuk
dermatophytosis
pada
area
selangkangan,
genitalia,
pubis,perineal dan kulit perianal.
Epidemiology:
Seperti halnya tinea corporis, tinea
cruris menyebar melalui kontak
langsung/fomites. Dan diperparah
oleh kondisi lembab dan hangat.
Etiology:
T.rubrum,
T.mentagrophytes
E.floccosum

dan

Manifestasi klinis:
Lesi dari tinea cruris muncul sebagai
multiple
erythematous
papulovesicles dan lesinya berbatas
jelas dan menonjol. Rasa sakit yang
muncul disebabkan oleh adanya
infeksi sekunder atau luka garukan.
Lesi Tinea cruris yang disebabkan
oleh
E.floccosum
menunjukkan
gambaran pucat pada bagian tengah
lesinya dan terbatas pada daerah
lipatan genital dan bagian medial
paha atas. Tipe Lesi yang disebabkan
oleh T.rubrum seringkali menyebar
ke daerah pubis, perianal, bokong,
dan perut bagian bawah. Daerah
genital jarang terkena.
Lesi sekunder:

Lichenification/weeping
:
akibat garukan
Maceration/pustule: bacterial
superinfection
Allergic/irritant
contact
dermatitis: penggunaan obatobatan topikal yang tidak
tepat dengan dosis yang tidak
sesuai.

Pemeriksaan laboratorium:
Pada pemeriksaan dengan KOH pada
lesi ditemukan
adanya hyphae
bersepta. Kultur pada SDA dengan
antibiotik dan di inkubasi pada suhu
ruangan akan menumbuhkan jamur
dalam 2-4 minggu.
Pathology:
pewarnaan dengan PAS pada tinea
menunjukkan adanya hyphae merah
pada stratum corneum. Hyphae nya
bersifat
basophilic
dengan
pewarnaan hematoxyclin,eosin,stain
black dan methanamine silver.
Variasi Nodular perifolliculitis yang
disebabkan
oleh
T.rubrum
menunjukkan
adanya
reaksi
perifollicular granulomatous yang
disertai dengan adanya central
nekrosis dan suppuration. Organisme
ini ditemukan pada rambut dan
dermis dengan spora yang besar 6
mikrometer dan juga bisa ditemukan
dalam multinucleated giant cell.
Diagnosis banding:
Psoriasis
Seborrheic dermatitis
Candidiasis
Erythrasma
Lichen simplex chronicus
Familial benign pemphigus
Treatment:
Menjaga kelembapan di area
lipatan
Fluconazole
150
mg
perminggu untuk 4-6 minggu
Itraconazole 100 mg perhari
untuk 15 hari
Terbinafine 250 mg perhari
untuk 2 minggu
Griseofulvin 500 mg perhari
untuk 2-6 minggu
Anak-anak:

Ultramicrosized
griseofulvin
10-20 mg/kg perhari untuk 6
minggu
Itraconazole 5 mg/kg perhari
untuk 1 minggu
Terbinafine 3-6 mg/kg perhari
untuk 2 minggu.

Treatment kasus
Itraconazole 100 mg daily for 2
weeks

Itraconazole tersedia dalam


sediaan oral dan IV dengan
dosis 100-400mg/d.
MOA: menurunkan sintesis
ergosterol
dengan
menghambat enzim fungal
cytochrome p450
Abosorbsi obat meningkat oleh
makanan dan Ph lambung
yang rendah.

Adanya interaksi obat dengan


rifamycins
(rifampicin,
rifabutin,rifapentine)
akan
menurunkan
bioavailability
dari itraconazole.
Penetrasi ke CSF rendah
Indikasi : infeksi dimorphic
fungi
histoplasma,
blastomyces dan sporothrix
dan species aspergillus

Source:
fitzpatrick dermatology in general
medicine, katzung pharmacology

Anda mungkin juga menyukai