Child Abuse1
Child Abuse1
Lina safarina
Definisi
Child abuse pada anak didefinisikan sebagai
segala perlakuan buruk yang dilakukan terhadap anak ataupun adolesen oleh para orangtua, wali, atau orang lain yang seharusnya memelihara dan merawat anak itu. Patricia (1985) mendefinisikan sebagai suatu kelalaian tindakan/perbuatan oleh orangtua atau yang merawat anak yang mengakibatkan terganggu kesehatan fisik, emosional, serta perkembangan anak. Ini mencakup penganiayaan fisik dan emosi, kelalaian dan eksploitasi seksual.
Epidemiologi
Diperkirakan, 1% anak di Amerika Serikat
yang mengalami perlakuan salah setiap tahun, dan sekitar 2000 anak meninggal akibat perlakuan salah1
Karakteristik orangtua dan keluarga Faktor-faktor yang banyak terjadi dalam keluarga dengan child abuse antara lain Para orangtua juga penderita perlakuan salah pada masa kanakkanak. Orangtua yang agresif dan impulsif. Keluarga dengan hanya satu orangtua. Orangtua yang dipaksa menikah saat belasan tahun sebelum siap secara emosional dan ekonomi. Perkawinan yang saling mencederai pasangan dalam perselisihan. Tidak mempunyai pekerjaan. Jumlah anak yang banyak. Adanya konflik dengan hukum. Ketergantungan obat, alkohol, atau sakit jiwa. Kondisi lingkungan yang terlalu padat. Keluarga yang baru pindah ke suatu tempat yang baru dan tidak mendapat dukungan dari sanak keluarga serta kawan-kawan.
Etiologi
Karakteristik anak yang mengalami perlakuan salah Beberapa faktor anak yang berisiko tinggi untuk perlakuan salah adalah: Anak yang tidak diinginkan. Anak yang lahir prematur, terutama yang mengalami komplikasi neonatal, berakibat adanya keterikatan bayi dan orangtua yang membutuhkan perawatan yang berkepanjangan. Anak dengan retardasi mental, orangtua merasa malu. Anak dengan malformasi, anak mungkin ditolak. Anak dengan kelainan tingkah laku seperti hiperaktif mungkin terlihat nakal. Anak normal, tetapi diasuh oleh pengasuh karena orangtua bekerja
Beban dari lingkungan: Lingkungan hidup dapat meningkatkan beban terhadap perawatan anak.
Klasifikasi
Penganiayaan fisik Kekerasan ringan atau berat berupa trauma, atau penganiayaan yang dapat menimbulkan risiko kematian. Yang termasuk dalam katagori ini meliputi memar, perdarahan internal, perdarahan subkutan, fraktur, trauma kepala, luka tikam dan luka bakar, keracunan, serta penganiayaan fisik bersifat ritual. Penganiayaan seksual Penganiayaan seksual dapat berupa inces (penganiayaan seksual oleh orang yang masih mempunyai hubungan keluarga), hubungan oro-genital, pornografi, prostitusi, eksploitasi, dan penganiayaan seksual yang bersifat ritual.
Pengabaian Pengabaian disengaja, tetapi dapat juga karena ketidaktahuan ataupun akibat kesulitan ekonomi. Yang termasuk dalam kategori ini meliputi: - Pengabaian nutrisi atau dengan sengaja kurang memberikan makanan, paling sering dilakukan pada bayi yang berat badan rendah. Gagal tumbuh, yaitu suatu kegagalan dalam pemenuhan masukan kalori serta kebutuhan emosi anak yang cukup. - Pengabaian medis bagi anak penderita suatu penyakit akut atau kronik sehingga mengakibatkan memburuknya keadaan, bahkan kematian. - Pengabaian pendidikan anak setelah mencapai usia sekolah, dengan tidak menyekolahkannya. - Pengabaian emosional, dimana orangtua kurang perhatian terhadap anaknya. - Pengabaian keamanan anak. Anak kurang pengawasan sehingga menyebabkan anak mengalami risiko tinggi terhadap fisik dan jiwanya.
Sindroma Munchausen
Sindroma Munchausen merupakan permintaan pengobatan terhadap penyakit yang dibuat-buat dengan pemberian keterangan medis palsu oleh orangtua, yang menyebabkan anak banyak mendapat pemeriksaan/prosedur rumah sakit
Orangtua berpindah dari satu dokter ke dokter yang lain sampai satu saat akhirnya bercerita bahwa ada sesuatu yang salah dengan anak mereka. Penyakit anak yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Anak yang gagal tumbuh tanpa alasan yang jelas. Anak wanita yang tiba-tiba berubah tingkah lakunya, menyendiri atau sangat takut dengan orang asing, harus diwaspadai kemungkinan terjadinya penganiayaan seksual. Pada anak yang lebih tua, mungkin dapat menceritakan jejasnya, tetapi kemudian mengubah uraiannya karena rasa takut akan pembalasan atau untuk mencegah pembalasan orang tua.
Riwayat Penyakit dan Pemeriksaan Fisik Penganiayaan fisik Luka memar, terutama di wajah, bibir, mulut, telinga, kepala, atau punggung. Luka bakar yang patognomonik dan sering terjadi: rokok, pencelupan kaki-tangan dalam air panas, atau luka bakar berbentuk lingkaran pada bokong. Luka bakar akibat alat listrik seperti oven atau setrika Trauma kepala, seperti fraktur tengkorak, trauma intrakranial, perdarahan retina, dan fraktur tulang panjang yang multipel dengan tingkat penyembuhan yang berbeda Trauma abdomen dan toraks lebih jarang dibanding trauma kepala dan tulang pada penganiayaan anak. Penganiayaan fisik lebih dominan pada anak di atas usia 2 tahun
Pengabaian Pengabaian medis, yaitu tidak mendapat pengobatan yang memadai pada anak penderita penyakit kronik karena orangtua menyangkal anak menderita penyakit kronik, tidak mendapat imunisasi dan perawatan kesehatan lainnya Kegagalan yang disengaja oleh orangtua juga mencakup kelalaian merawat kesehatan gigi dan mulut anak sehingga mengalami kerusakan gigi
Penganiayaan seksual Tanda dan gejala dari penganiayaan seksual terdiri dari: Nyeri vagina, anus, dan penis serta adanya perdarahan atau sekret di vagina. Disuria kronik, enuresis, konstipasi Pubertas prematur pada wanita.
Laboratorium Jika dijumpai luka memar, perlu dilakukan skrining perdarahan. Pada penganiayaan seksual, dilakukan pemeriksaan: Swab untuk analisa asam fosfatase, spermatozoa dalam 72 jam setelah penganiayaan seksual. Kultur spesimen dari oral, anal, dan vaginal untuk gonokokus. Tes untuk sifilis, HIV, dan hepatitis B.
Penatalaksanaan
Karena perlakuan salah pada anak ini
merupakan akibat dari penyebab yang kompleks, maka penanganan harus dilakukan oleh suatu tim dari multidisiplin ilmu yang terdiri dari dokter anak, psikiater, psikolog, petugas sosial, ahli hukum, pendidik, dan lain-lain