Anda di halaman 1dari 127

Laporan Akhir

Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Laporan Akhir Penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Mutu Pelatihan PMD 2015-2019

Direktur Jenderal PMD, Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat (KPM) November 2013.
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - ii

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Kata Pengantar
Pelatihan PMD sebagai salah satu bentuk aktivitas penguatan kapasitas, yang diorientasikan untuk peningkatan kemampuan (kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap) pelaku, dalam hal ini masyarakat dan aparat pemerintahan desa/kelurahan, menjadi isu krusial, karena : 1) Pelaku dimaksud menjadi aktor kunci untuk mendorong pembangunan sebagai sarana pemberdayaan masyarakat. 2) Lembaga dan/atau program yang dilaksanakan di desa selalu menyertakan agenda pelatihan PMD. Salah satu kendala dalam pelatihan PMD adalah kualitas pelatihan, dalam arti ketepatan dan efektivitas pelatihan dalam menjawab kebutuhan peningkatan kapasitas masyarakat dan desa/kelurahan. Di sisi lain, perkembangan, kebutuhan, dan perubahyan dalam pengelolaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan terjadi setiap waktu, sementara peningkatan kemampuan masyarakat dan aparat pemerintahan desa/kelurahan, karena berbagai sebab, tidak dapat terjadi secara otomatis seiring perubahan dan kebutuhan itu. Memerhatikan kondisi itu, Revitalisasi Peningkatan Mutu Pelatihan PMD sebagai sebuah upaya untuk menjawab kebutuhan peningkatan kapasitas masyarakat dan desa/kelurahan seiring dinamika dan perubahan yang melingkupinya, merupakan kebijakan dan agenda penting untuk memastikan efektifitas dan kualitas pelatihan PMD. Dalam rangka itu, Direktorat Jenderal PMD, Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat (KPM), menyusun Panduan Revitalisasi Peningkatan Mutu Pelatihan PMD, yang dimaksudkan sebagai acua bagi semua pihak terkait dalam penyelenggaraan pelatihan PMD. Diucapkan banyak terima kasih kepada berbagai baik secara tidak langsung maupun langsung telah mendukung selesainya dan tersusunnya Laporan Akhir penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Mutu Pelatihan PMD 2015-2019 ini.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - iii

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Daftar Isi
Bab. I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ....................... 1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan Laporan ... 1.3. Sistenatika Penulisan ... BAB II Persiapan Kajian 2.1. Merancang Metodologi ... 2.2. Penyiapan Instrumen . BAB III Pelaksanaan Kegiatan 3.1. Jadual dan Agenda Kegiatan 3.2. Pelaksanaan Kegiatan . BAB IV Hasil Kegiatan 4.1. Rencana Kerja ... 4.2. Laporan Pendahuluan ... 4.3. Instrumen Pengkajian ... 4.4. Laporan Hasil Kajian Regulasi ... 4.5. Laporan Hasil Studi Lapangan ... 4.6. Laporan Antara .. 4.6. Draf Akhir Panduan Revitalisasi .. 4.7. Laporan Akhir ... BAB V Penutup I-1 I- 1 I-5 I-5 II - 1 II - 1 II - 4 III - 1 III - 1 III - I IV - 1 IV - 1 IV - 1 IV - 1 IV - 5 IV - 5 IV - 5 IV - 6 IV - 6 V1

LAMPIRAN

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - iv

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Daftar Tabel
Tabel Tabel Tabel Tabel 1. 2. 3. 4. Pelaksanaan Jadual Kegiatan . Daftar Regulasi Yang Dianalisa ... Instrumen Pengkajian Regulasi . Instrumen Wawancara III - 1 III - 3 IV - 2 IV - 6

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - v

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Upaya untuk mendorong kemandirian masyarakat bukanlah sesuatu hal yang mudah dalam suatu pembangunan atau pemberdayaan masyarakat (comunity development). Kepercayaan (trust) dari masyarakat, keseriusan dan komitmen serta tingkat kerelawanan yang tinggi harus dimiliki oleh masyarakat desa/kelurahan tersebut dan pelaku pengabdian masyarakat sebelum terjun langsung dalam suatu program pengabdian masyarakat. Era globalisasi sekarang ini ditandai dengan semakin terbuka dan meluasnya berbagi informasi yang dapat memberikan manfaat yang begitu besar bagi kehidupan manusia secara individu maupun kelompok di seluruh dunia. Hal ini berarti bahwa globalisasi memberikan dampak positif bagi umat manusia, apabila ditangani oleh individu, kelompok maupun negara yang memiliki sumber daya manusia potensil dan berdaya saing. Kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara sebagai motor dan penggerak pembangunan ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang baik secara perorangan maupun kelompok atau masyarakat. Peningkatan kualitas SDM dapat ditunjukkan dengan hasil kerja produktif secara rasional yang didasarkan pada pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan maupun pelatihan (formal dan/atau non formal) yang ditentukan melalui upaya dan kualitas lembaga pendidikan itu sendiri. Dengan demikian pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas SDM. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban manusia sebagai Bangsa Indonesia yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut Pemerintah
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman I - 1

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pendidikan formal dan non formal). Berbagai fenomena kehidupan dalam segala dimensi, baik sosial, budaya, ekonomi, maupun politik yang terjadi di sekitar kita menunjukkan gambaran yang semakin jelas bahwa sesungguhnya apa yang kita miliki akhirnya akan menjadi tidak berarti apabila kita tidak mampu memanfaatkannya. Pada dasarnya, kemampuan memanfaatkan segala sumber daya yang ada dilingkungannya merupakan kecerdasan yang diwujudkan dalam bentuk watak yang bermartabat. Hal ini bermula dari persoalan rendahnya kualitas SDM. Langkah utama yang diperhatikan untuk mewujudkan watak yang bermartabat dalam pembangunan masa depan adalah melakukan pembangunan yang selalu mengedepankan peningkatan kualitas sumber daya manusia pelaku pembangunan tersebut. Perkembangan pembangunan di Indonesia dewasa ini menghadapi tantangan klasik terutama masih adanya ketimpangan yang nyata antara wilayah perkotaan dan perdesaan, Jawa dan luar Jawa serta distribusi pendapatan yang tidak merata dalam menikmati hasil pembangunan (antar daerah). Pada tingkatan yang lebih kecil, kesenjangan juga seringkali terjadi antar komunitas. Hal ini pada dasarnya merupakan hasil sekalis feed back dari impelementasi pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan Indonesia sendiri (formal dan non formal). Salah satu bentuk ideal pembangunan yang tidak terlepas dari pendidikan adalah pendidikan non formal (pendidikan masyarakat) yang menekankan pada upaya untuk mendorong kemandirian masyarakat. Upaya untuk mendorong kemandirian masyarakat dimaksud tersebut bukanlah sesuatu hal yang mudah dalam suatu pembangunan atau pemberdayaan masyarakat (comunity development). Hal ini tentu membutuhkan suatu keseriusan yang didukung dengan bentuk perlakuan nyata dari pemerintah (pusat dan daerah). Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, bahwa otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional. Seiring dengan prinsip itu penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Tingginya tingkat kepercayaan, keseriusan, dan komitmen, serta tingkat sukarela dari masyarakat merupakan wujud dan implementasi pemberdayaan masyarakat. Dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan hingga di desa dan kelurahan, maka dibutuhkan prinsip partisipatif dari masyarakat itu sendiri, yang didukung oleh faktor penggerak dari dalam masyarakat itu sendiri (inner will) dan upaya pemerintah yang
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman I - 2

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

optimum. Untuk menggerakkan prakarsa, partisipasi dan swadaya gotongroyong masyarakat dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dimaksud tentu membutuhkan tenaga yang kompeten dan profesional dibidangnya sebagai kader dalam pemberdayaan masyarakat. Keberadaan tenaga yang kompeten dan profesional dibidangnya juga dimaksudkan sebagai upaya pendidikan, pembinaan, dan kaderisasi pemimpin dan pioneer pemberdayaan masyarakat dengan potensi lokal melalui penumbuhkembangan kewirausahaan terutama di kalangan generasi muda/masyarakat agar mampu bekerja dan mengabdi di desa dan kelurahannya. Hal inilah yang menjadi wujud pemberdayaan yang efektif dalam rangka mengatasi pengangguran dan tingkat urbanisasi yang tinggi karena terbatasnya lapangan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja baik di desa maupun kelurahan. Berdasarkan uraian di atas, pemberdayaan merupakan pilihan alternatif pembangunan yang pada intinya memberikan tekanan pada otonomi dalam mengambil keputusan di suatu kelompok masyarakat yang dilandaskan pada sumberdaya pribadi, bersifat langsung, demokratis dan pembelajaran sosial. Namun, bukan hanya hal tersebut tetapi juga pendidikan politik dan yang lainnya agar masyarakat memiliki posisi tawar yang seimbang, baik ditingkat lokal, nasional, regional maupun internasional. Tantangan tersebut, bukan hal yang sederhana namun menjadi tantangan pembangunan pelatihan pemberdayaan masyarakat yang tidak semakin ringan. Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi untuk mencapai perwujudan masyarakat Indonesia yang sejahtera di tengah persaingan globalisasi dalam tiga arus globalisasi, yaitu: arus barang dan jasa, arus investasi dan arus sumber daya manusia Indonesia, yang tersebar di 34 Provinsi, 499 Kabupaten/Kota, 6994 Kecamatan dan 79.704 Desa/Kelurahan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, strategi pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan dan memandirikan, serta menswadayakan masyarakat dan desa/kelurahan sesuai dengan potensi dan budaya lokal yang dimilikinya secara utuh dan komprehensif agar harkat dan martabat lapisan masyarakat yang kondisinya tidak mampu, dapat melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan tidak hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi pranata hidup yang ada dalam masyarakat itu sendiri, perlu dan harus diberdayakan. Melalui strategi pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan, partisipasi masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan dalam melaksanakan pembangunan akan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan dimaksud akan mampu mengurangi kesenjangan antar pulau besar dan kepulauan, atau antar daerah yang dirangkai melalui program dan jenis pelatihan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan hidup ke seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah-daerah
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman I - 3

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

yang masih memiliki tingkat kemiskinan dan pengangguran yang cukup tinggi. Pertumbuhan di seluruh wilayah perlu memperhatikan keterkaitan terhadap pelaku dan sumber daya lokal sehingga masyarakat lebih banyak berperan aktif di dalamnya dan ikut menikmati hasil pertumbuhan,sekaligus nilai tambah yang dinikmati di berbagai daerah. Bentuk keberhasilan dan nilai tambah akan terlihat dari pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah yang didukung dengan jenis dan program pelatihan yang tepat, untuk meningkatkan produktivitas sumber daya alam (sumber hayati tanaman, perairan, ternak dan lain-lain) diharapkan juga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik agar dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing yang lebih baik. Harapan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan hidup di perdesaan dan kelurahan dapat dicapai apabila SDM kelompok sasaran pemberdayaan tersebut dilengkapi dengan keterampilan, keahlian, kompetensi, kemampuan untuk bekerja (employable) dan disiapkan untuk menghadapi persaingan global dengan berbagai jenis program pelatihan sesuai kebutuhan lokal. Peningkatan sumber daya manusia kelompok sasaran pemberdayaan di Indonesia dalam lima, sepuluh, lima belas, dan duapuluh tahun ke depan harus terfokus pada peningkatan kualitas SDM kelompok sasaran pemberdayaan secara keseluruhan dan memperbaiki kesenjangan kualitas SDM perdesaan dan kelurahan, baik dilihat dari status golongan pendapatan, gender maupun antar pulau-pulau besar dan kepulauan serta antar daerah di dalamnya. Tidak kalah pentingnya upaya perbaikan Kelembagaan Sistem Pelatihan Nasional yang harus dibangun dalam program dan kegiatan melalui tahapan grand strategy pembangunan pelatihan untuk menuntun perilaku penyelenggara pelatihan demi kepentingan nusa dan bangsa. Indonesia sebagai negara demokrasi dan negara yang mempunyai potensi besar dan makin meningkat dengan keberhasilan kelompok sasaran pelatihan kedepan tentunya harus didukung dengan penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan, sebagai acuan semua pihak untuk meningkatkan mutu pengelolaan, proses dan hasil pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan yang menjamin peningkatan kapasitas masyarakat dan desa/kelurahan sebagai syarat peningkatan.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman I - 4

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

1.2. Maksud Dan Tujuan Penulisan Laporan


1.2.1 Maksud
Penulisan Laporan Akhir pelaksanaan penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2014 - 2019 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tahapan dan hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut.

1.2.2 Tujuan
Laporan Akhir ini bertujuan untuk: 1. Memberikan informasi mengenai keseluruhan tahap yang telah dilaksanakan dalam pelaksanaan penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2014 - 2019; 2. Menyajikan hasil-hasil yang telah diperoleh dalam pelaksanaan penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2014 - 2019;

1.3. Sistematika Penulisan


Laporan yang diajukan ini adalah Laporan Akhir dari kegiatan penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2014 2019, yang sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Tujuan dan Sistematika Penulisan. BAB II PERSIAPAN KAJIAN Bab ini berisi tentang gambaran kegiatan dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaa penyusunan Panduan Revitalisasi Pelatihan PMD, termasuk didalamnya merancang metodelogi dan instrumen. BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN Bab ini beri penjelasan-penjelasan mengenai pelaksanaan kegiatan dalam rangka penyusunan Panduan Revitalisasi Pelatihan PMD. Kegiatan utama
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman I - 5

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

di dalam tahap pelaksanaan kegiatan ini yaitu melaksanakan Kajian Regulasi dan melaksanaan Wawancara Lapangan. BAB IV HASIL KEGIATAN Bab ini berisi penjelasan mengenai hasil-hasil kegiatan yang telah diperoleh selama tahap pelaksanaan penyusunan Panduan Revitalisasi, mulai dari tahap awal sampai tahap penyusunan Laporan Akhir. BAB V PENUTUP

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman I - 6

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Bab II Persiapan Kajian


2.1. Merancang Metodologi
2.1.1 Review Dokumen
Metode review dokumen dimaksudkan untuk melakukan kajian atas dokumen-dokumen terkait kebijakan/regulasi yang menjadi acuan dalam merancang dan mengelola pelatihan pembedayaan masyarakat dan desa/keluraha dan dokumen lainnya yang erat kaitannya dengan pelaksanaan dan pengelolaan serta pelaporan hasi Monev atas pelatihan pembedayaan masyarakat dan desa/kelurahan. Pendekatan studi dokumen digunakan untuk mengumpulkan data atau pun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pengelolaan pelatihan pembedayaan masyarakat dan desa/kelurahan dalam rangka mendapatkan gambaran riil implementasi pelatihan dan memperkaya kerangka konseptual untuk memberikan rekomendasi revitalisasi yang tepat sesuai regulasi yang ditetapkan. Penggalian data dan informasi ini berupa dokumen kebijakan/regulasi, data, laporan, dan referensi/informasi pendukung lainnya. Adapun yang menjadi fokus pendekatan studi dokumen (desk study) pada kegiatan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019 adalah untuk mendapatkan data dan informasi dari dokumen terkait disain pelaksanaan dan pengelolaan pelatihan yang akan dikomparasikan dengan pemenuhan atas Prinsip Dasar Sistem Pelatihan Nasional PMD dan kebijakan/regulasi yang terkait. Studi dokumen (desk study) dimaksudkan untuk: (1). Menganalisis berdasarkan dokumen yang tersedia, konsistensi antara kebijakankebijakan yang menyangkut pelatihan dengan berbagai dokumen
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman II - 1

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

turunannya dalam rangka pelaksanaan sebuah pelatihan; (2) Menganalisis berdasarkan dokumen yang tersedia, standarisasi dokumen-dokumen pelatihan mulai dari ToR, KAK, kurikulum, metodelogi, narasumber/pelatih/fasilitator, media pelatihan, ketersediaan waktu durasi pelatihan antara pelatihan yang satu dengan pelatihan yang lain, maupun produk material pelatihan antar Direktorat/Ditjen/maupun bagian yang melaksanakan pelatihan di lingkungan Ditjend PMD; dan (3) Menganalisis berdasarkan dokumen yang tersedia, feed-back atau monitoring, serta evaluasi terhadap pelatihan-pelatihan yang pernah dilakukan. Berdasarkan maksud dan tujuan dalam pendekatan studi dokumen dimaksud di atas, maka diperlukan ketersediaan dokumen yang lengkap dan komprehensif yang terkait dengan pelatihan-pelatihan khususnya di lingkungan Ditjend PMD, antara lain dokumen: (1) Peraturan Pemerintah terkait dengan Pembagian Urusan dan Kelembagaan yang memiliki kewenangan dalam Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri terkait dengan Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan dan Kelembagaan yang memiliki kewenangan untuk Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; (2) Surat-surat keputusan di Ditjend PMD yang menyangkut Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; (3) Dokumen-dokumen ToR/KAK Pelatihan; (4) Dokumen kurikulum dan modul; (5) Dokumen-dokumen hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pelatihan; dll. Pendekatan kajian kebijakan dan pengelolaan pelatihan digunakan untuk mengkaji kebijakan/regulasi yang terdiri dari Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) yang terkait dan/atau relevan dengan isu pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan. Regulasi tersebut yang semestinya menjadi acuan dalam merancang dan mengelola pelatihan pembedayaan masyarakat dan desa/kelurahan dengan memenuhi Prinsip Dasar Sistem Pelatihan Nasional PMD, yaitu: 1) Berorientasi pada kebutuhan kelompok sasaran pelatihan PMD; 2) Berorientasi pada pengembangan SDM kelompok sasaran Pelatihan PMD;
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman II - 2

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

3) Program pelatihan PMD disusun berdasarkan pada Standar Khusus Nasional Pelatihan PMD, atau Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan/atau Standar Internasional; 4) Standar program pelatihan PMD disusun berbasis pada kompetensi dan/atau basis komunitas disesuaikan dengan kebutuhan; 5) Standar Program Pelatihan PMD dapat disusun secara berjenjang atau tidak berjenjang yang mengacu penjenjangannya pada KKNI; 6) Bagian dari tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat; 7) Bagian dari pengembangan profesionalisme dari jenang terendah 1 (satu) sampai jenjang tertinggi 9 (sembilan) dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang mengacu pada Peraturan presiden No.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI); dan 8) Diselenggarakan secara berkeadilan dan tidak diskriminatif. Kualitas pelatihan pembedayaan masyarakat dan desa/kelurahan akan dinilai optimal bila telah memenuhi aturan pokok kebijakan/regulasi yang berlaku sebagai bentuk dari Konsolidasi Kebijakan dan Program Pelatihan, Akan tetapi keberhasilan kualitas pelatihan akan dipengaruhi juga oleh aspek pendukung dalam pelaksanaan dan pengelolaan pelatihan mulai dari persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Dengan demikian, pendekatan ini harus mampu menggambarkan kondisi riil atas: 1) Konsolidasi Kebijakan dan Program Pelatihan; 2) Kelembagaan Pengelola Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; 3) Perangkat Lunak Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; 4) Sumberdaya Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan desa/Kelurahan; 5) Infrastruktur Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan desa/Kelurahan; dan 6) Sinergi antar Pihak dalam Penyelenggaraan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/kelurahan.

2.1.2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)


Penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019 membutuhkan
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman II - 3

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

gambaran persoalan-persoalan nyata yang dihadapi oleh lembaga/instansi pemerintah dalam pelaksanaan PMD, oleh karena itu dibutuhkan kegiatan wawancara kepada salah satu lembaga/instansi tersebut. Dalam menggali data primer terkait dengan pelaksanaan dan pengelolaan pelatihan pembedayaan masyarakat dan desa/kelurahan dapat dilakukan melalui metode wawancara mendalam dengan stakeholders terkait. Adapun tujuan interview adalah untuk mensosialisasikan rencana kegiatan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019 serta mendapatkan gambaran proses pelaksanaan dan pengelolaan pelatihan, masukan dan rekomendasi terhadap strategi dan kebijakan yang akan memperkuat hasil dari Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019. Pada konteks wawancara mendalam akan dilaksanakan dengan LPMJ (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Jakarta),

2.2. Penyiapan Instrumen


2.2.2. Instrumen Kajian Regulasi
Instrumen Kajian Regulasi digunakan untuk mengkaji kebijakan dan regulasi yang terkait dengan pelaksanaan pelatihan pemberdayaan masyarakat dibawah Kementerian Dalam Negeri khususnya terkait dengan Ditjen PMD. Kajian-kajian terhadap regulasi terkait ini sangat penting dilakukan untuk memastikan tidak adanya kendala-kendala secara sistemik perundangan yang mengatur substansi, mekanisme pelaksanaan, penganggaran, pembagian kewenangan baik di Pusat di daerah, maupun antara Pusat dan daerah. Subtansi pengkajian terdiri atas bebera sub-tema kajian antara lain: (a) Paparan penjelasan, paparan, dan ayat-ayat; (2) Analisa implikasi terhadap Pasal dan Ayat; (3) Relevansi untuk revitalisasi pelatihan PMD. Antara regulasi yang satu dengan regulasi yang lain juga akan dianalisa untuk melihat apakah regulasi yang satu sinkron dengan regulasi lainnya, ataur justru saling menegasikan antara satu dan lainnya.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman II - 4

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

2.2.3. Instrumen Wawancara Mendalam (Indepth Interview)


Wawancara mendalam untuk kajian (assessment) kebijakan terkait pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan dilakukan dengan menggunakan instrument Tabel Wawancara Mendalam. Ada 6 variabel dalam instrumen ini yang dikembangkan, yaitu: (1) (2) (3) (4) (5) (6) Konsolidasi Kebijakan dan Program Pelatihan; Kelembagaan Pengelola Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; Perangkat Lunak Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; Sumberdaya Pelatihan desa/Kelurahan; Infrastruktur Pelatihan desa/Kelurahan; Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat dan dan

Sinergi antar Pihak dalam Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/kelurahan

Pelatihan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman II - 5

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Bab III Pelaksanaan Kegiatan


3.1. Jadual dan Agenda Kegiatan
Berikut ini disampaikan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan selama pelaksanaan kegiatan Penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019, yaitu antara lain:
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tabel 1. Pelaksanaan Jadual Kegiatan Waktu Kegiatan 15 20 Agustus 2013 Mempelajari KAK 21 30 Agustus 2013 Menyusun rencana kegiatan 1 12 September 2013 Menyusun laporan pendahuluan: (a) Merancang metodelogi (b) Merancang instrumen 15 24 September 2013 Melakukan kajian regulasi/kebijakan 21 - 28 September 2013 Melakukan studi lapangan 11 18 Oktober Menyusun laporan antara: (a) Laporan kajian regulasi (b) Laporan studi lapangan Hasil Rencana kerja/kegiatan Laporan pendahuluan Instrumen Terlaksana kajian regulasi Terlaksana studi lapangan Laporan Antara Laporan hasil kajian regulasi Laporan hasil studi lapangan Final draf naskah panduan revitalisasi Laporan akhir

7. 8.

21 Oktober - 4 November 2013 6 November 2013

Menyusun naskah panduan revitalisasi pelatihan PMD Menyusun laporan akhir

3.2. Pelaksanaan Kegiatan


3.2.1. Pengkajian Regulasi
Pemberdayaan masyarakat dan desa adalah salah satu isu pokok dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebijakan pembangunan nasional. Hal itu terlihat dari
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman III - 1

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

agenda kementerian dan lembaga yang mengedepankan isu pemberdayaan masyarakat. Secara umum, kondisi dan kapasitas masyarakat dan desa di Indonesia, untuk memberdayakan dirinya, memang masih memprihatinkan. Desa identik dengan ketertinggalan: kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tergolong miskin, keterbatasan infrastruktur sosial dasar, dan tingkat pendidikan yang rendah. Sebagai akibat dari belum terpenuhinya hak rakyat untuk hidup layak. Di sisi lain, penyelenggaraan pemerintahan desa, yang diharapkan dapat menjadi faktor guna mendorong dinamika pembangunan desa, cenderung masih belum efektif. Hal itu menjadi alasan objektif penyelenggaraan program-program pemberdayaan masyarakat dan desa, paling tidak dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir, yang diselenggarakan pemerintah. Dengan demikian, upaya serius dan sistematis untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan desa secara komprehensif (sistem, lembaga, maupun pelaku) sesuai kondisi, kebutuhan, dan kekhususan masyarakat dan desa, menjadi agenda strategis ke depan. Peningkatan kapasitas dimaksud secara berkelanjutan dibutuhkan untuk mendorong dinamika masyarakat dan desa sebagai basis untuk menggerakkan perubahan menuju tatanan masyarakat dan pemerintahan yang lebih demokratis, mandiri dan sejahtera. Salah satu upaya guna meningkatkan kapasitas dimaksud dilakukan melalui program pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa (Pelatihan PMD). Pelatihan PMD, dengan demikian, harus dirancang secara sadar sebagai upaya yang efektif mengungkit potensi dan kemampuan masyarakat untuk meningkatnkan kapasitanya, sehingga mampu mengelola sumberdaya yang dimiliki. Dari perspektif di atas, mengemuka isu peningkatan mutu pelatihan PMD, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, program-program pemberdayaan masyarakat, maupun pihak lain. Pelatihan PMD hendaknya tidak sekedar sebagai kegiatan melatih masyarakat, tetapi benar-benar menjadi sarana untuk menghadirkan perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Salah satu upaya dan langkah strategis untuk mewujudkan hal itu ditempuh melalui agenda revitalisasi mutu pelatihan PMD, agar pelatihan dimaksud dapat lebih responsif dan efektif menjawab permasalahan sebagaimana dipaparkan di atas.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman III - 2

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Hal penting dalam upaya revitalisasi mutu pelatihan PMD adalah efektifitas pelaksanaan regulasi pemerintah yang terkait dengan berbagai aspek penyelenggaraan pelatihan PMD. Karena, regulasi dimaksud dihadirkan untuk mengatur dan memastikan penyelenggaraan pelatihan PMD dilaksanakan secara tepat dan benar. Dalam kaitan itulah, maka penting dilakukan pengkajian regulasi guna menghimpun sebanyak mungkin data dan informasi yang penting bagi penguatan upaya meningkatkan mutu pelatihan PMD ke depan. Pengkajian regulasi dilakukan untuk menelaah: 1. Tata kelola (kewenangan, tanggungjawab, kewajiban, dan tugas) pemerintah sesuai tatanan pemerintahan (Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota) dalam penyelenggaraan pelatihan PMD 2. Mengidentifikasi ketentuan peraturan yang menjadi dasar dan acuan peningkatan mutu pelatihan PMD 3. Konsistensi pengaturan dari berbagai peraturan yang ada untuk peningkatan mutu pelatihan PMD. Hasil yang diharapkan dari pengkajian regulasi adalah: (1) Pokok-pokok pengaturan dan keterkaitan antar regulasi terhadap revitalisasi peningkatan mutu pelatihan PMD; dan (2) Rekomendasi untuk revitalisasi mutu pelatihan PMD. Kegiatan pengkajian diawali dengan pembahasan untuk menetapkan jenis dan bentuk peraturan yang akan dipilih sebagai objek studi. Pembahasan menghasilkan pilihan jenis dan bentuk peraturan sebagai berikut:
Tabel II. Daftar Regulasi Yang Dianalisa

Jenis Peraturan Pemerintah (PP)

Bentuk PP No. 38 Tahun 2007 PP No. 41 Tahun 2007 Permendagri No. 21 Tahun 2006 Permendagri No. 19 Tahun 2007 Permendagri No. 41 Tahun 2006

Keterangan Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota tentang Organisasi Perangkat Daerah tentang Pembagian Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang tentang Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman III - 3

Peraturan Menteri (Permen)

Laporan Akhir
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

PP dan Permen dipilih karena dua jenis peraturan dimaksud, mengatur secara rinci dan teknis, sehingga lebih operasional. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan instrumen Tabel Pengkajian Regulasi. Instrumen dimaksud berupa tabel dengan narasi ringkas, yang dirancang untuk menghimpun pokokpokok pengaturan dari regulasi yang ditelaah. Jenis dan bentuk regulasi sebagai dimaksud di atas, ditelaah dengan menggunakan instrument penelaahan. Pembahasan hasil penelaahan regulasi dilakukan secara internal oleh Tim Penyusun Revitalisasi Peningkatan Mutu Pelatihan PMD. Berdasarkan hasil-hasil penelaahan dan pembahasan dimaksud, Tim revitalisasi menyusun laporan hasil penelaahan regulasi. Hasil pengkajian regulasi selengkapnya disajikan dalam Lampiran 1.

3.2.2. Studi Lapangan


Dalam menggali data primer terkait dengan pelaksanaan dan pengelolaan pelatihan pembedayaan masyarakat dan desa/kelurahan dilakukan melalui metode wawancara mendalam dengan stakeholders terkait. Adapun tujuan interview adalah untuk mensosialisasikan rencana kegiatan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019 serta mendapatkan gambaran proses pelaksanaan dan pengelolaan pelatihan, masukan dan rekomendasi terhadap strategi dan kebijakan yang akan memperkuat hasil dari Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman III - 4

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Bab IV Hasil Kegiatan


4.1. Rencana Kerja
Pelaksanaan penyusunan panduan revitalisasi pelatihan ini telah dimulai dengan penyusunan Rencana Kegiatan sebagai pedoman pelaksanaan dan penentuan jadual-jadul kegiatan selanjutnya seperti sudah dipaparkan di Tebel Pelaksanaan Jadual Kegiatan di dalam Bab III.

4.2. Laporan Pendahuluan


Laporan Pendahuluan atau laporan awal juga sudah di hasilkan dan diserahkan. Laporan ini menceritakan perispan-persiapan pelaksanaan kegiatan, metodelogi untuk penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019, serta instrumeninstrumen yang digunakan dalam pengkajian, baik pengkajian regulasi maupun pengkajian wawancara lapangan.

4.3. Instrumen Pengkajian


Pelaksanaan kegiatan penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019 dilengkapi dengan dua instrumen utama yaitu Instrumen Pengkajian Regulasi dan Instrumen Wawancara lapangan sebagai berikut.

(1) Instrumen Pengkajian Regulasi


Instrumen pengkajian regulasi sudah disusun sebagai metodelogi dalam penyusunan panduan revitalisasi ini. Adapun hasil instrumen pengkajian regulasi tersebut adalah sebagai berikut:
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman IV - 1

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Tabel 3. Instrumen Pengkajian Regulasi Jenis Regulasi


1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 2) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; 4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri; 5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang;

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat

Analisis

Relevansi dengan Revitalisasi

(2)

Instrumen Wawancara
Instrumen yang berikutnya adalah Instrumen Wawancara yang digunakan untuk mengkaji berbagai sasaran data yang digali dari LPMJ Jakarta sebagai salah satu lembaga/institusi di bawah Ditjen PMD. Dalam menggali data primer terkait dengan pelaksanaan dan pengelolaan pelatihan pembedayaan masyarakat dan desa/kelurahan dapat dilakukan melalui metode wawancara mendalam dengan stakeholders terkait.
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman IV - 2

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Adapun tujuan interview adalah untuk mensosialisasikan rencana kegiatan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019 serta mendapatkan gambaran proses pelaksanaan dan pengelolaan pelatihan, masukan dan rekomendasi terhadap strategi dan kebijakan yang akan memperkuat hasil dari Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019. Instrumen penggalian data tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Instrumen Wawancara Fokus Wawancara
1) Konsolidasi Kebijakan dan Program Pelatihan;

Informasi yang Dibutuhkan


Kebijakan daerah terkait pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan masyarakat dan penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat

Narasumber
LPMJ Jakarta LPMJ Jakarta

Pertanyaan Kunci
Bentuk kebijakan/regulasi untuk perencanaan dan penganggaran terkait pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan masyarakat dan penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat 1) Apa Nama kelembagaan pengelola pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan? 2) Bagaimana Struktur Organisasi? 3) Siapa saja yang Personalia Kelembagaan dan Bagaimana pemilihan/ penugasannya? 4) Apa saja Program/kegiatan? 5) Berapa Pembiayaan dan Sumber Anggaran dari mana? 6) Bagaimana mekanisme Monev dan Supervisi, frekwensinya berapa kali, siapa yang melaksanakan dan bagaimana tindak lanjutnya? 7) Apa yang menjadi masalah/kendala yang dihadapi selama mengelola kelembagaan tsb? 8) Bagaimana Bentuk Pertanggungjawaban/ Pelaporan, Kapan dan

2) Kelembagaan Pengelola Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan;

1) Nama kelembagaan pengelola pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan; 2) Struktur Organisasi 3) Personalia Kelembagaan 4) Program/kegiatan 5) Pembiayaan dan Sumber Anggaran 6) Monev dan Supervisi 7) Masalah/Kendala yang dihadapi dan Solusi 8) Bentuk Pertanggungjawaban/ Pelaporan

LPMJ Jakarta

9) Lessons Learned dan Rekomendasi

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman IV - 3

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Fokus Wawancara

Informasi yang Dibutuhkan

Narasumber

Pertanyaan Kunci
dimana dilaksanakannya? 9) Bisa disampaikan pengalaman (baik/buruk) selama mengelola kelembagaan tsb dan apa rekomendasinya?

3) Perangkat Lunak Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan;

1) Jenis Perangkat Lunak yang tersedia dalam melaksanakan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; 2) Pembiayaan untuk penyediaan dan pengembangan perangkat lunak dan Sumber Anggaran 3) Pendokumentasian dan pemeliharaan atas Perangkat Lunak Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 4) Penanggungjawab untuk penyediaan dan pengembangan perangkat lunak

LPMJ Jakarta

1) Mohon dijelaskan Jenis Perangkat Lunak yang tersedia? 2) Berapa Pembiayaan untuk penyediaan dan pengembangan perangkat lunak dan Sumber Anggaran dari mana? 3) Bagaimana pendokumentasian dan pemeliharaan atas Perangkat Lunak Pelatihan Pemberdayaan? 4) Siapa Penanggungjawab untuk penyediaan dan pengembangan perangkat lunak?

4) Sumberdaya Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan desa/Kelurahan;

1) Jenis Sumberdaya Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2) Data Based Sumberdaya 3) Kuantitas Sumberdaya 4) Upaya menjaga Sumberdaya 5) Pembiayaan dan Sumber Anggaran 5) Evaluasi Sumberdaya

LPMJ Jakarta

1) Sebutkan Jenis Sumberdaya Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan? 2) Apakah sudah ada Data Based Sumberdaya, dalam bentuk apa? 3) Bagaimana Kuantitas Sumberdayanya? 4) bagaimana menjaga Sumberdaya? 5) Berapa Pembiayaan dan Sumber Anggaran dari mana? 6) Bagaimana Evaluasi Sumberdaya dilakukan?

5) Infrastruktur Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan desa/Kelurahan; dan

1) Jenis Infrastruktur yang tersedia dalam melaksanakan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; 2) Pembiayaan untuk penyediaan dan pengembangan Infrastruktur dan Sumber Anggaran Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; 3) Pencatatan Asset dan Pemeliharaan atas Infrastruktur Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan; 4) Penanggungjawab untuk penyediaan dan pengembangan

LPMJ Jakarta

1) Mohon dijelaskan Jenis Infrastruktur Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2) Berapa Pembiayaan untuk Infrastruktur Pelatihan dan Sumber Anggaran dari mana? 3) Bagaimana Pencatatan Asset dan Pemeliharaan atas Infrastruktur Pelatihan? 4) Siapa Penanggungjawab

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman IV - 4

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Fokus Wawancara

Informasi yang Dibutuhkan


Infrastruktur Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan

Narasumber

Pertanyaan Kunci
untuk penyediaan dan pengembangan Infrastruktur Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan?

6) Sinergi antar Pihak dalam Penyelenggaraan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/kelurahan

1) Bentuk sinergi antar Pihak dalam Penyelenggaraan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/kelurahan 2) Pihak-pihak yang bersinergi; 3) Regulasi dan kebijakan yang dibuat dalam sinergi antar pihak; 4) Koordinasi antar pihak;

LPMJ Jakarta

1) Apa saja Bentuk sinergi antar Pihak dalam Penyelenggaraan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/kelurahan? 2) Siapa saja Pihak-pihak yang bersinergi? 3) Apakah sudah ada Regulasi dan kebijakan yang dibuat dalam sinergi antar pihak? 4) Bagaimana mekanisme Koordinasi antar pihak. Apakah koordinasi dilakukan secara periodik

4.4. Laporan Hasil Kajian Regulasi


Hasil Kajian Regulasi dalam rangka pekerjaan penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019 juga sudah disusun dan menjadi lampiran dalam Laporan Antara penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019 yang sudah diserahkan.

4.5. Laporan Hasil Studi Lapangan


Laporan Hasil Studi Lapangan juga menjadi salah satu hasil dalam proses pekerjaan penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019. Laporan ini juga sudah diserahkan pada saat penyusunan Laporan Antara.

4.6. Laporan Antara


Hasil kegiatan pelaksanaan penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019 berikutnya adalah Laporan Antara. Laporan sudah disusun dan diserahkan, yang
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman IV - 5

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

berisi paparan mengenai perkembangan atau progress kegiatan dan hasil-hasil yang diperoleh sampai penyusunan Laporan Antara ini dibuat yaitu antara 11-18 Oktober 2013. Isi pokok laporan ini menjelaskan bahwa kegiatan pengkajian regulasi dan wawancara lapangan sudah dilakukan dan Hasil Pengkajian Regulasi dan Laporan Wawancara sudah disusun.

4.7. Draf Akhir Panduan Revitalisasi


Sebelum disusun Laporan Akhir ini juga sudah disusun Final draf Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019, sebagai salah satu hasil dari pekerjaan penyusunan panduan ini.

4.8. Laporan Akhir


Laporan ini adalah Laporan Akhir pelaksanaan pekerjaan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019, yang disusun dan diserahkan sebagai salah satu persyaratan pelaksanaan pekerjaan penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pembedayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman IV - 6

Laporan Antara
Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Bab V Penutup
Dokumen Laporan Akhir kegiatan Penyusunan Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019 ini merupakan laporan kegiatan yang menggambarkan keseluruhan proses pelaksanaan penyusunan Panduan Revitalisasi, mulai dari tahap awal sampai disusunnya Laporan Akhir ini. Sementara hasil penyusunan panduan disusun dalam bentuk dokumen laporan tersendiri yaitu dokumen Panduan Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015 2019. Diucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung mendukung proses tersebut sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar, dan keseluruhan hasil dari setiap tahap yang sudah diajukan di dalam Laporan Pendahulun telah menghasilkan sebagaimana yang sudah disepakati bersama. Demikian Laporan ini disampaikan, atas kerja sama, bantuan dan dukungan dari Sub Direktorat Pelatihan Masyarakat, Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat, Ditjen PMD Kemendagri dan semua pihak terkait lainnya, Kami ucapkan terima kasih. Teriring harapan semoga kegiatan ini nantinya memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman V - 1

Lampiran-Lampiran

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Laporan Pengkajian Regulasi Revitalisasi Mutu Pelatihan PMD


I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat dan desa adalah salah satu isu pokok dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebijakan pembangunan nasional.Hal itu terlihat dari agenda kementerian dan lembaga yang mengedepankan isu pemberdayaan masyarakat. Secara umum, kondisi dan kapasitas masyarakat dan desa di Indonesia,untuk memberdayakan dirinya, memang masih memprihatinkan. Desa identik dengan ketertinggalan: kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tergolong miskin, keterbatasan infrastruktur sosial dasar, dan tingkat pendidikan yang rendah. Sebagai akibat dari belum terpenuhinya hak rakyat untuk hidup layak. Di sisi lain, penyelenggaraan pemerintahan desa, yang diharapkan dapat menjadi faktor guna mendorong dinamika pembangunan desa, cenderung masih belum efektif. Hal itu menjadi alasan objektif penyelenggaraan program-program pemberdayaan masyarakat dan desa, paling tidak dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir, yang diselenggarakan pemerintah. Dengan demikian, upaya serius dan sistematis untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan desa secara komprehensif (sistem, lembaga, maupun pelaku) sesuai kondisi, kebutuhan, dan kekhususan masyarakat dan desa, menjadi agenda strategis ke depan.Peningkatan kapasitasdimaksud secara berkelanjutan dibutuhkan untuk mendorong dinamika masyarakat dan desa sebagai basis untuk menggerakkan perubahan menuju tatanan masyarakat dan pemerintahan yang lebih demokratis, mandiri dan sejahtera. Salah satu upaya guna meningkatkan kapasitas dimaksud dilakukan melalui program pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa (Pelatihan PMD).Pelatihan PMD, dengan demikian, harus dirancang

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 1

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

secara sadar sebagai upaya yang efektif mengungkit potensi dan kemampuan masyarakat untuk meningkatnkan kapasitanya, sehingga mampu mengelola sumberdaya yang dimiliki. Dari perspektif di atas, mengemuka isu peningkatan mutu pelatihan PMD, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, program-program pemberdayaan masyarakat, maupun pihak lain. Pelatihan PMD hendaknya tidak sekedar sebagai kegiatan melatih masyarakat, tetapi benar-benar menjadi sarana untuk menghadirkan perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik.Salah satu upaya dan langkah strategis untuk mewujudkan hal itu ditempuh melalui agenda revitalisasi mutu pelatihan PMD, agar pelatihan dimaksud dapat lebih responsif dan efektif menjawab permasalahan sebagaimana dipaparkan di atas. Hal penting dalam upaya revitalisasi mutu pelatihan PMD adalah efektifitas pelaksanaan regulasi pemerintah yang terkait dengan berbagai aspek penyelenggaraan pelatihan PMD.Karena, regulasi dimaksud dihadirkan untuk mengatur dan memastikan penyelenggaraan pelatihan PMD dilaksanakan secara tepat dan benar.Dalam kaitan itulah, maka penting dilakukan pengkajian regulasi guna menghimpun sebanyak mungkin data dan informasi yang penting bagi penguatan upaya meningkatkan mutu pelatihan PMD ke depan.

1.2. Tujuan
Pengkajian regulasi dilakukan untuk menelaah: 1. Tata kelola (kewenangan, tanggungjawab, kewajiban, dan tugas) pemerintah sesuai tatanan pemerintahan (Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota) dalam penyelenggaraan pelatihan PMD. 2. Mengidentifikasi ketentuan peraturan yang menjadi dasar dan acuan peningkatan mutu pelatihan PMD. 3.Konsistensi pengaturan dari berbagai peraturan yang ada untuk peningkatan mutu pelatihan PMD.

1.3. Target Hasil/Output


Hasil yang diharapkan dari pengkajian regulasi adalah 1. Pokok-pokok pengaturan dan keterkaitan antar regulasi terhadap revitalisasi peningkatan mutu pelatihan PMD 2. Rekomendasi untuk revitalisasi mutu pelatihan PMD.
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 2

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

II.

RANCANGAN PENGKAJIAN
2.1. Penetapan Regulasi
Kegiatan pengkajian diawali dengan pembahasan untuk menetapkan jenis dan bentuk peraturan yang akan dipilih sebagai objek studi. Pembahasan menghasilkan pilihan jenis dan bentuk peraturan sebagai berikut: Jenis Peraturan Pemerintah (PP) Bentuk PP No. 38 Tahun 2007 PP No. 41 Tahun 2007 Permendagri No. 21 Tahun 2006 Permendagri No. 19 Tahun 2007 Permendagri No. 41 Tahun 2006 lebih operasional. Keterangan Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota tentang Organisasi Perangkat Daerah tentang Pembagian Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang tentang Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri

Peraturan Menteri (Permen)

PP dan Permen dipilih karena dua jenis peraturan dimaksud, mengatur secara rinci dan teknis, sehingga

2.2. Penyiapan Instrumen


Pengkajian dilakukan dengan menggunakan instrumen Tabel Pengkajian Regulasi. Instrumen dimaksud berupa tabel dengan narasi ringkas, yang dirancang untuk menghimpun pokok-pokok pengaturan dari regulasi yang ditelaah.

Tabel Pengkajian Regulasi


Pokok-Pokok Pengaturan PP No. 38 Tahun Urusan 2007 tentang Pemberdayaan Pembagian Urusan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, termasuk di Antara Pemerintah, dalamnya mengenai Jenis Regulasi Rumusan Ayat Bab II Pasal 2: Ayat (3): Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar Analisis Pengembangan kapasitas yang terkait degan masyarakat dan desa, tidak boleh Relevansi terhadap Revitalisasi Harus dikembangkan sebuah mekanisme bahwa pemerintah daerah memiliki kesempatan untuk

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 3

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Pokok-Pokok Pengaturan pelatihan/pengemba ngan kapasitas, merupakan kewenangan yang sudah dibagi antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah.

Rumusan Ayat Tingkatan dan/atau susunan pemerintahan sebagaimana Dimaksud pada ayat (1) adalah semua urusan pemerintahan di luar urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Ayat (4) : Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas 31 (tiga puluh satu) bidang urusan Pemerintahan meliputi: .u. Pemberdayaa n masyarakat dan desa Bab II Pasal 3: Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah Disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian.

Analisis hanya menjadi dominasi kewenangan Pemerintah (Pusat) Pemerintah daerah mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan desa, termasuk urusan pengembangan kapasitas

Relevansi terhadap Revitalisasi mengelola penyelenggaraanpenyelenggaran pelatihan yang dimaksud.

Pembiayaan pelatihan/pengemba ngan kapasitas

Pemerintah telah menyediakan dana untuk pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan desa yang telah diatur dalam pembagian urusan tersebut. Ditegaskan dalam penjelasan pasal tersebut, bahwa pemerintah daerah yang lalai melaksanakan urusan wajib yang dimaksud, maka pembiayaan akan dibebankan kepada Pemerintah daerah

Melalui Pasal ini ditegaskan bahwa urusan pemberdayaan masyarakat dan desa, termasuk pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan, sudah disertai dengan dana yang berasal dari Pusat.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 4

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan Pemberdayaan masyarakat dan desa, merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Rumusan Ayat

Analisis Pemberdayaan masyarakat dan desa, yang menjadi salah satu materi dalam pembagian urusan Pemerintah dengan Pemerintah daerah, ditegaskan lagi dalam Pasal 7 bahwa hal tersebut merupakan urusan dalam kategori wajib yang harus dilakukan oleh Pemerintah daerah.

Relevansi terhadap Revitalisasi

Bab III Bagian Ke Satu, Pasal 7: Ayat (1): Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. Ayat (2): Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: ..u. Pemberdayaan masyarakat dan desa . Pemerintah harus Pasal 18, Ayat (1): melakukan Pemerintah pendampingan berkewajiban melakukan kepada Pemerintah pembinaan kepada Daerah agar mampu pemerintahan daerah melaksanakan untuk mendukung pemberdayaan kemampuan masyarakat dan desa pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya. Penjelasan Pasal 18 Ayat (1): Pembinaan yang dilakukan Pemerintah dapat berbentuk Pemberian bimbingan,

Peran Pemerintah harus melakukan pendampingan terhadap Pemerintah daerah sampai mampu melaksanakan Pemberdayaan masyarakat dan desa sesuai dengan norma, standard, dan kondisi setempat. Pada bagian Penjelasan Pasal 18 Ayat (1), ditegaskan bahwa pendampingan atau pembinaan dari Pemerintah tersebut termasuk juga dalam bentuk pelatihan.

Revitalisasi pelatihan yang dilakukan di Pusat, dalam hal ini melalui PMD, harus dikembangkan di daerah-daerah (pemerintah daera) sampai mereka mampu melaksanakan sesuai standard, norma, nilai, dan ketentuan yang sudah ditetapkan.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 5

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat supervisi, konsultasi, monitoring dan evaluasi, pendidikan dan latihan dan kegiatan pemberdayaan lainnya yang diarahkan agar pemerintahan daerah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya. Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor, inspektorat, dan rumah sakit, terdiri dari: h. Bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Bagian Ketiga Perumpunan Urusan Pemerintahan Pasal 22 Ayat (5) huruf h

Paragraf 3 Lembaga Teknis Daerah Pasal 30 Ayat (2)

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa sebagai kelembagaan yang akan melaksanakan Tupoksi dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa Badan terdiri dari 1 Badan Pemberdayaan Personalia pada (satu) sekretariat dan Masyarakat dan Badan paling Pemerintah Desa yang Pemberdayaan banyak 4 (empat) bidang, dibentuk minimal harus Masyarakat dan memenuhi ketentuan Pemerintah Desa sekretariat terdiri dari pada Pasal 30 Ayat (2), akan memberikan 3 (tiga) subbagian, dan mengingat Badan ini fokus perhatian masing-masing bidang akan menangani dalam merancang terdiri Bidang strategis dalam program/kegiatan dari 2 (dua) subbidang upaya pemberdayaan sesuai kebutuhan dan atau kelompok jabatan masyarakat dan penganggaran yang fungsional. pemerintah desa akan mendorong peningkatan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa

Diperlukan pembentukan Badan yang menangani Bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 6

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Pokok-Pokok Pengaturan Permendagri No. 21 TUGAS BALAI BESAR Tahun 2006 PEMBERDAYAAN tentang Pembagian MASYARAKAT DAN Organisasi dan DESA di MALANG Tata Kerja Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang Jenis Regulasi

Rumusan Ayat PASAL 2: Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelatihan bagi masyarakat yang meliputi kader pembangunan, perangkat pemerintahan, anggota badan perwakilan, pengurus Iembaga masyarakat dan para warga masyarakat desa dan kelurahan sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Analisis Pemberdayaam masyarakat dan desa merupakan urusan yang kewenangannya telah didesentralisasi. Kewajiban pokok pemerintah adalah menyelenggarakan peningkatan kapasitas dan sistem dukungan terhadap daerah/pemerintah daerah untuk menyelenggarakan kewenangannya. Pasal ini yang berintikan mandat (penugasan) pemerintah cq kementerian dalam negeri kepada Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mengindikasikan masih kuatnya paradigma sentralisasi pembangunan, yakni kecenderungan masih dominannya otoritas pusat terhadap urusan yang telah didesentralisasikan. Hal demikian dapat berimplikasi pada generalisasi atau malah penyeragaman muatan dan usaha pemberdayaan masyarakat yang lebih lanjut akan berakibat pada pengingkaran nilai dan realitas

Relevansi terhadap Revitalisasi Dalam kerangka revitalisasi, sangat penting dilakukan: Mengubah paradigma sentralisme menjadi paradigma desentralisasi pemerintahan dan otonomisasi daerah. Kepentingannya adalah mendekatkan muatan, metode, pendekatan, teknik dan strategi pelatihan pada kebutuhan nyata usaha perkuatan keberdayaan masyarakat dan desa. Memilah secara tegas perkuatan kapasitas bagi masyarakat, kader masyarakat, kelembagaan masyarakat dan tenaga pemberdaya masyarakat pada satu ranah pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan serta aparatur pemerintahan desa dan badan permusyawaratan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 7

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Analisis keberagaman masyarakat dan desa.

FUNGSI BALAI BESAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA di MALANG

PASAL 3: Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, menyelenggarakan fungsi:

Mengacu pada catatan analitik dan relevansinya dengan revitalisasi atas pasal 2, terhadap kontekstualitas pada usaha penguatan/ peningkatan kapasitas (pemberdayaan) aparatur desa/ kelurahan diperlukan

Relevansi terhadap Revitalisasi desa (bpd) pada ranah pemerintahan desa dan aparatur kelurahan pada ranah penyelenggaraan layanan pemerintah di kalurahan. Menegaskan TUGAS Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah menyelenggarakan sistem dukungan bagi usaha pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan, penguatan kapasitas pemerintahan desa dan peningkatan kapasitas aparat layanan pemerintah di kelurahan. Fungsi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa diarahkan pada fungsi penyelenggaraan fungsi: a. pelaksanaan sistem dukungan pemberdayaan masyarakat dan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 8

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat a. pelaksanaan pelatihan di bidang pemberdayaan aparatur desa/kelurahan; b. pelaksanaan pelatihan di bidang pemberdayaan lembaga masyarakat desa/kelurahan; dan c. pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, administrasi umum, perpustakaan, perlengkapan dan rumah tangga.

Analisis penegasan posisi yang berbeda antara aparatur desa dengan aparatur kelurahan. Pemberdayaan aparatur desa harus berpijak pada posisi desa yang melekat didalamnya hak otonomi desa, sedang aparatur kelurahan berpijak pada posisi kelurahan yang melekat didalamnya kewenangan wilayah administratif yang bersumber dari kewenangan pemerintah daerah atau kabupaten/ kota. Dalam hak otonomi desa menjadi bagian tak terpisahkan dalam pemerintahan desa adalah keberadaan badan permusyawaratan desa (BPD). Agar tidak mereduksi usaha pemberdayaan masyarakat, pelatihan dibidang pemberdayaan lembaga masyarakat desa/kelurahan dibawa kembali pada esensi perkuatan keberdayaan masyarakat desa/ kelurahan. Lembaga

Relevansi terhadap Revitalisasi kelembagaan masyarakat desa/ kelurahan; b. pelaksanaan sistem dukungan pemberdayaan kelembagaan pemerintahan desa, perangkat desa dan aparatur kelurahan; c. pendidikan dan pelatihan master trainer pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan kelembagaan masyarakat desa/kelurahan, pemberdayaan kelembagaan pemerintahan desa, pemberdayaan perangkat desa dan pemberdayaan aparatur kelurahan; d. kaji-tindak pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan kelembagaan masyarakat desa/kelurahan dan pemberdayaan kelembagaan pemerintahan desa melalui pengembangan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 9

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Analisis masyarakat desa/kelurahan yang secara stereo-type menunjuk pada LPMD/LPMK, Kader Pembangunan, KPMD/KPMK dan BPD) diposisikan kembali sebagai bagian dari keseluruhan dan tidak terpisahkan dari usaha pemberdayaan. Pelatihan pemberdayaan masyarakat dengan demikian menunjuk pada perkuatan dan perbanyakan tenaga pemberdayaan masyarakat (yakni tenaga fasilitator dari unsur kedinasan dari elemen tenaga fungsional maupun non-kedinasan dari elemen tenaga profesional) dan selanjutnya kepelatihan lembaga masyarakat desa/kelurahan. Lebih lanjut, Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa sepantasnya tidak menjalankan fungsi teknis pelaksanaan pelatihan, tetapi lebih menjalankan fungsi penyelenggaraan sistem dukungan. Jika pun menyelenggarakan

Relevansi terhadap Revitalisasi sistem model (modeling system) bertumpu pada keberagaman dan otonomi masyarakat dan desa di Indonesia; e. pelaksanaan urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, administrasi, perpustakaan, perlengkapan dan kerumahtanggaan. f. Fungsi pada huruf (c.) dan (d.) secara operasional dapat diintegrasikan kedua-duanya dalam masingmasing di penyelenggaraan operasional fungsi pada huruf (a.) dan (b.). Sebaliknya, jika dipandang perlu dan ditimbang dapat bisa lebih efektif kinerjanya dapat diwadahi dalam satuan substruktur tersendiri dalam Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa. g. Desentralisasi kewenangan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 10

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Analisis teknis pelatihan, maka ini adalah pelatihan untuk tenaga-tenaga khusus bagi perkuatan teknis dan operasional sistem dukungan pelaksanaan pelatihan atau semacam pelatihan untuk pelatih. Penyelenggaraan teknis pelatihan dan/atau pelaksanaan teknis pemberdaaan menjadi bagian kewenangan yang didesentralisasikan di daerah.

SUSUNAN ORGANISASI

BAB II Pasal 4 (1) Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang terdiri dari: a. Bagian Tata Usaha; b. Bidang Pemberdayaan Aparatur; c. Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Di Iingkungan BalaiBesar

Lihat catatan huruf (f.) pada relevansi dengan revitalisasi untuk fungsi-fungsi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa (Pasal 3 Permendagri 21/2006) di atas.

Relevansi terhadap Revitalisasi penyelenggaraan teknis pelatihan dan/atau pelaksanaan teknis pemberdayaan, berarti mendekatkan muatan pelatihan dan pemberdayaan pada kebutuhankebutuhan nyata perkuatan di masyarakat/desa dalam berbagai keragaman sebagaimana keragaman masyarakat dan desa di seluruh wilayah Indonesia. Lihat catatan huruf (f.) pada relevansi dengan revitalisasi untuk fungsi-fungsi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa (Pasal 3 Permendagri 21/2006) di atas.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 11

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat Pemberdayaan Masyarakat Desa di Malang terdapat unit Pasal 5 Bagan susunan organisasi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

Bagian Tata Usaha

PASAL 6: Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyusun program dan anggaran, pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, persuratan, perpustakaan, perlengkapan, dan rumah tangga. PASAL 7: a. penyusunan program dan anggaran serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi; b. pengelolaan urusan keuangan, urusan perlengkapan, rumah tangga dan perpustakaan; dan c. pengelolaan surat menyurat dan urusan kepegawaian.

Lihat catatan huruf (f.) pada relevansi dengan revitalisasi untuk fungsi-fungsi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa (Pasal 3 Permendagri 21/2006) di atas.

Lihat catatan huruf (f.) pada relevansi dengan revitalisasi untuk fungsi-fungsi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa (Pasal 3 Permendagri 21/2006) di atas.

Lihat catatan huruf (f.) pada relevansi dengan revitalisasi untuk fungsi-fungsi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa (Pasal 3 Permendagri 21/2006) di atas.

Lihat catatan huruf (f.) pada relevansi dengan revitalisasi untuk fungsi-fungsi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa (Pasal 3 Permendagri 21/2006) di atas.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 12

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat PASAL 8 dan PASAL 9: (SUBBAGIAN DAN TUGASNYA) (1) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program dan anggaran serta monitoring dan evaluasi. (2) Subbagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan perpustakaan. (3) Subbagian Persuratan dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, dan kepegawaian. Pasal 10 Bidang Pemberdayaan Aparatur mempunyai tugas menyelenggarakan pelatihan di bidang pemberdayaan aparatur desa dan kelurahan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pelatihan

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

Bagian Kedua Bidang Pemberdayaan Aparatur

Bidang pemberdayaan aparatur dengan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal yang telah ada mengindikasikan, sebagaimana catatan analitik atas pasal 2, kecenderungan paradigma sentralisme dan tidak memilahbedakan posisi aparatur desa dan aparatur kelurahan

Bidang Pemberdayaan Aparatur (atau nama dan sebutan yang disesuaikan kemudian) mempunyai tugas menyelenggarakan sistem dukungan di bidang pemberdayaan lembaga pemerintahan desa,

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 13

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Pasal 11 Bidang Pemberdayaan Aparatur dalam melaksanakan tugas

Relevansi terhadap Revitalisasi secara lebih jelas dan pemberdayaan tegas. Sebagaimana perangkat desa dan diatur dalam peraturan pemberdayaan terkait Desa dan aparatur kelurahan; Kelurahan, Desa konsultansi dan memiliki kewenangan supervisi otonom dan pelaksanaan teknis kelurahan kewenangan pemberdayaan, administratif. monitoring dan Bidang ini, dengan evaluasi, kajian untuk memahami keragaman pengembangan masyarakat yang muatan kurikulum, berarti juga modul, strategi, keberagaman pendekatan, metode kebutuhan sesuai dan teknik dengan didamika yang pemberdayaan berkembang di daerah dan/atau serta sesuai dengan penguatan/peningkat pelimpahan an kapasitas. kewenangan pemberdayaan masyarakat dan desa dalam kerangka desentralisasi, penyelenggaraan pelatihan di bidang pemberdayaan aparatur desa dan kelurahan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan seharusnya diubah dengan penugasan penyelenggaraan sistem dukungan dengan rangkaian penugasan terkait. Dengan tugas Penyelenggaraan sebagaimana masukan fungsi terkait, dalam catatan analitik adalah: dan relevansi di atas, a. Kaji kebutuhan Analisis

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 14

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, menyelenggarakan fungsi: a. analisis kebutuhan pelatihan perangkat desa; b. analisis kebutuhan pelatihan perangkat kelurahan; c. pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan pemberdayaan aparatur; d. pelaksanaan pelatihan pemberdayaan aparatur; dan e. monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan pelatihan.

Relevansi terhadap Revitalisasi penyelenggaraan pemberdayaan fungsinya pun terkait kelembagaan dengan pokok-pokok pemerintahan yang relevan. desa; b. Kaji kebutuhan pemberdayaan perangkat desa; c. Kaji kebutuhan pelatihan aparat kelurahan; d. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan kelembagaan desa; e. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan perangkat desa; f. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pelatihan aparat kelurahan; g. Penyediaan Master Trainer dan Pelatihan Tenaga Pelatih/Pemberda yaan kelembagaan desa, perangkat desa dan aparat kelurahan. h. Pemberian konsultansi dan supervisi Analisis

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 15

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Relevansi terhadap Revitalisasi i. Monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan. Berkaitan dengan Seksi-seksi Pasal 12 dan Pasal 13 tugas dan fungsi disarankan untuk (seksi dan tugas) subbidang dilakukan (1) Seksi Perangkat Desa sebagaimana diuraikan penyesuaian, sebagai mempunyai tugas dalam catatan analitik berikut: menyiapkan bahan dan relevansi (1) Seksi analisis kebutuhan revitalisasi, seksi-seksi Pemberdayaan pelatihan, dan penugasannya Kelembagaan pengembangan perlu dilakukan Pemerintahan kurikulum, modul, penyesuaian. Desa dengan metode dan teknik Penyesuaian tugas pelatihan, serta diantaranya dapat menyiapkan penyiapan bahan bahan kajian monitoring, evaluasi dilakukan dengan penambahan seksi kebutuhan dan penyusunan maupun penugasan pemberdayaan laporan pelatihan seksi secara relevan. dan perangkat desa. pengembangan (2) Seksi Perangkat kelembagaan Kelurahan pemerintahan mempunyai tugas desa, yang menyiapkan bahan menjakup analisis kebutuhan pemerintah pelatihan, desa (cq. Kepala pengembangan Desa dan kurikulum, modul, perangkatnya) metode dan teknik dan Badan pelatihan, serta Permusyawarat penyiapan bahan an Desa (atau monitoring, evaluasi lembaga dan penyusunan permusyawarat laporan pelatihan an desa yang perangkat sepadan kelurahan. dengannya); pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, Rumusan Ayat Analisis
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 16

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi metode dan teknik pemberdayaan pemerintahan desa; penyiapan pedoman umum dan panduan teknis sebagai acuan pemberian konsultansi dan supervisi bagi tenaga pendamping teknis (yakni petugas fungsional pendampingan teknis) pemberdayaan pemerintahan desa; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan perkembangan kegiatan pemberdayaan pemerintahan desa. (2) Seksi (pemberdayaan atau peningkatan kapasitas) Perangkat Desa dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 17

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi pemberdayaan perangkat desa; pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan perangkat desa; penyiapan pedoman umumdan panduan teknis sebagai acuan, pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas atau pemberdayaan perangkat desa; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas atau pemberdayaan perangkat desa. (3) Seksi (pemberdayaan atau peningkatan kapasitas) Aparatur Kelurahan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 18

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan pemberdayaan aparatur kelurahan; pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan aparatur kelurahan; penyiapan pedoman umumdan panduan teknis sebagai acuan, pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas atau pemberdayaan aparatur kelurahan; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas atau pemberdayaan aparatur

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 19

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan Bagian Ketiga Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan

Rumusan Ayat Pasal 14 Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan mempunyai tugas menyelenggarakan pelatihan di bidang pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pelatihan.

Analisis Sebagaimana telah disebut dalam catatan analitik dan relevansi revitalisasi diatas, pembidangan ini sepantasnya diperluas cakupannya sebagai Bidang Pemberdayaan Masyarakat yang mencakupi masyarakat desa dan kelurahan. Pemberdayaan lembaga kemasyarakatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses kerja pemberdayaan masyarakat. Dalam kerangka ini pemberdayaan masyarakat dibawa dan diarahkan yang secara teknis dan substantif dapat lebih terukur, yaknin pemberdayaan: sosialekonomi, sosialbudaya, sosial-politik, serta lingkungan permukiman dan kesehatan. Dengan tugas sebagaimana masukan dalam catatan analitik dan relevansi di atas, penyelenggaraan fungsinya pun terkait dengan pokok-pokok yang relevan.

Relevansi terhadap Revitalisasi kelurahan. Bidang Pemberdayaan Masyarakat mengemban tugas menyelenggarakan sistem dukungan bagi peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, politik, budaya, lingkungan, permukiman, kesehatan dan kemasyarakatan; konsultansi dan supervisi pelaksanaan teknis pemberdayaan, monitoring dan evaluasi; kajian untuk pengembangan muatan, modul, strategi, pendekatan, metode dan teknik pemberdayaan dan/atau penguatan/peningkat an kapasitas.

Pasal 15 Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, mempunyai fungsi:

Penyelenggaraan fungsi terkait, adalah: a. Kaji kebutuhan pemberdayaan masyarakat. b. Kaji kebutuhan pemberdayaan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 20

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat a. analisis kebutuhan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan; b. pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan; c. pelaksanaan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan di bidang kelembagaan dan sosial budaya; d. pelaksanaan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan di bidang usaha ekonomi masyarakat; dan e. monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan pelatihan.

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi kelembagaan masyarakat; c. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan masyarakat. d. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan kelembagaan masyarakat; e. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pelatihan Tenaga Pendamping Masyarakat dan Kader Masyarakat; f. Penyediaan Master Trainer dan Pelatihan Tenaga Pendamping Masyarakat. g. Pemberian konsultansi dan supervisi h. Monitoring, evaluasi dan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 21

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

PASAL 16 (SEKSI-SEKSI) DAN Pasal 17 (TUGAS) (1) Seksi Kelembagaan dan Sosial Budaya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis kebutuhan pelatihan, pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan, penyiapan bahan pelatihan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan dibidang kelembagaan dan sosial budaya serta monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan. (2) Seksi Pengembangan Ekonomi Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis kebutuhan pelatihan, pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan, penyiapan bahan pelatihan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan

Relevansi terhadap Revitalisasi penyusunan laporan. Berkaitan dengan Seksi-seksi tugas dan fungsi disarankan untuk subbidang dilakukan sebagaimana diuraikan penyesuaian, sebagai dalam catatan analitik berikut: dan relevansi 1) Seksi revitalisasi, seksi-seksi Pemberdayaan dan penugasannya Ekonomi perlu dilakukan Masyarakat penyesuaian. dengan tugas Penyesuaian menyiapkan diantaranya dapat bahan kajian dilakukan dengan kebutuhan penambahan seksi pemberdayaan maupun penugasan dan seksi secara relevan. pengembangan ekonomi masyarakat, yang mencakup bidang manajemen dan pengembangan usaha, peningkatan kualitas dan kapasitas produksi, jejaring dan kerjasama usaha, promosi dan akses pemasaran; pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode dan teknik pemberdayaan ekonomi masyarakat; Analisis

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 22

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat dibidang pengembangan ekonomi masyarakat serta monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan.

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi penyiapan pedoman umum dan panduan teknis sebagai acuan pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan perkembangan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat. 2) Seksi Pemberdayaan Sosial-Budaya dan Lingkungan dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan pemberdayaan masyarakat dibidang sosialbudaya dan lingkungan yang mencakup pengembangan kearifan masyarakat setempat, pendidikan anak dan keluarga, pelestarian alam

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 23

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi dan lingkungan, dan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan; pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan perangkat masyarakat dibidang sosialbudaya dan lingkungan; penyiapan pedoman umum dan panduan teknis sebagai acuan, pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pemberdayaan sosial-ekonomi dan lingkungan; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemberdayaan sosial-ekonomi dan lingkungan. 3) Seksi Pemberdayaan Politik dan Kelembagaan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 24

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi Masyarakat dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan pemberdayaan politik (didalamnya mencakupi kesadaran akan kewargaan, pemahaman dan kemampuan untuk menyampaikan pandangan, gagasan dan usulan secara konstruktutif, partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, pemantauan dan pengawasan pembangunan) dan kelembagaan masyarakat (tata-kelola kehidupan bersama masyarakat); pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan politik dan kelembagaan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 25

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi masyarakat; penyiapan pedoman umum dan panduan teknis sebagai acuan, pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pemberdayaan politik dan kelembagaan masyarakat; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan terkait. 4) Seksi Pemberdayaan Permukiman dan Kesehatan Masyarakat dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan pemberdayaan dalam pengelolaan permukiman dan kesehatan masyaraka; pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 26

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi pengelolaan permukiman dan kesehatan masyarakat; penyiapan pedoman umum dan panduan teknis sebagai acuan, pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pemberdayaan pengelolaan permukiman dan kesehatan masyarakat; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan terkait. (1) Kelompok Tenaga Fungsional bidang pemberdayaan kelembagaan pemerintahan Desa, pemberdayaan perangkat Desa dan peningkatan kapasitas aparatur kelurahan; (2) Kelompok Tenaga Fungsional

Bagian Keempat Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 18 Kelompok Tenaga Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 19 (1) Kelompok Tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 sesuai dengan bidang keahliannya.

Tenaga fungsional disesuaikan dengan kebutuhan operasional penyelenggaraan sistem dukungan terhadap pemberdayaan masyarakat dan desa yang substansi teknis penyelenggaraannya didesentralisasikan.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 27

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat (2) Masing-masing kelompok tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur berdasarkan peraturan perundangundangan.

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi bidang pemberdayaan masyarakat di subbidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, pemberdayaan sosial-budaya dan lingkungan, pemberdayaan politik dan kelembagaan masyarakat serta subbidang permukiman dan kesehatan masyarakat. (3) Kelompok Tenaga Fungsional Kepelatihan dan Master Trainer. (4) Kelompok Tenaga Fungsional Riset, Monitoring dan Evaluasi. (5) Prinsip-prinsip partisipatoris dan keberagaman (multikulturalis me) masyarakat dan desa menjadi pegangan utama.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 28

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Pokok-Pokok Pengaturan Permendagri No. 19 BAB II Tahun 2007 PENYELENGGARAtentang Pelatihan AN PELATIHAN PMD Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan Jenis Regulasi

Relevansi terhadap Revitalisasi 1. Belum mencakup 1. Penerapan Pasal 4 pelatihan berbasis berbagai pola Bentuk pelatihan: jaringan internet: pelatihan 1. Pelatihan di dalam e-Learning dimaksud akan kelas Web Based mendorong 2. Pelatihan di luar kelas Training peningkatan mutu di tempat kerja 2. Pelatihan PMD yang proses dan 3. Studi banding dilakukan selama ini capaian pelatihan 4. Pemagangan cenderung PMD 5. Pengembangan menerapkan pola 2. Perlu dorongan laboratorium lapang pelatihan di dalam dan fasilitasi 6. Pelatihan PMD kelas. untuk keliling, dan mengondisikan 7. Pelatihan jarak jauh penerapan pola Rumusan Ayat Analisis

non In Class

Pasal 5 Ayat 1 Pelaksana pelatihan PMD: 1. Departemen Dalam Negeri 2. Pemerintah Propinsi 3. Pemerintah Kabupaten/Kota 4. Kelompok layanan pelatihan PMD non pemerintah yang terakreditasi

Akreditasi dimaksud hendaknya tidak menjadi instrumen untuk mendominasi penyelenggaraan pelatihan PMD. Akreditasi dapat dipersyaratkan bagi lembaga yang akan melaksanakan pelatihan PMD yang didanai dari APBN dan APBD.

Ayat 2 Penyelenggaraan pelatihan sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan kewenangan dan

1. Akreditasi lembaga layanan pelatihan PMD menjadi salah satu aspek untuk menjamin mutu proses dan capaian/hasil pelatihan PMD. 2. Sosialisasi dan penerapan syarat akreditasi bagi lembaga/pihak ketiga yang menlaksanakan pelatihan PMD yang didanai dari APBN dan APBD perlu ditingkatkan. Menghindari terjadinya duplikasi dan tumpang tindih kegiatan pelatihan yang diselenggarakan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 29

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat susunan pemerintahan Pasal 6 Pengendalian mutu pelatihan PMD melalui: 1. Standarisasi pelatihan 2. Akreditasi 3. Sertifikasi 4. Evaluasi pelatihan

BAB III STANDAR PELATIHAN PMD

Bagian Kesatu Pasal 7 Standar pelatihan PMD meliputi: 1. Standar isi 2. Standar proses 3. Standar kelulusan peserta pelatihan 4. Standar pelatih/fasilitator dan tenaga pelatihan 5. Standar sarana prasarana 6. Standar pengelolaan 7. Standar pembiayaan, dan 8. Standar penilaian pelatihan

Relevansi terhadap Revitalisasi Pusat, Propinsi, dan kabupaten/Kota Standarisasi pelatihan, 1. Empat aspek akreditasi lembaga dimaksud layanan, sertifikasi menentukan pelatih dan tenaga secara langsung pelatihan, dan evaluasi mutu pelatihan proses, capaian PMD. belajar, 2. Perlu dorongan penyelenggaraan, dan kuat untuk dampak pelatihan PMD menerapkan merupakan aspekkebijakan aspek pokok yang dimaksud. menentukan kinerja 3. Koordinasi dan pelatihan PMD kerjasama antar unit dan/atau program di bawah Ditjen PMD untuk menerapkan kebijakan dimaksud perlu segera dilakukan. 1. Standar isi menjadi Standarisasi aspekitem yang krusial, aspek pokok proses khususnya dan pengelolaan menyangkut isu pelatihan secara dan perspektif langsung akan tentang menentukan mutu pemberdayaan pelatihan PMD (masyarakat dan desa) dan pembangunan. 2. Standar pelatihan ini hendaknya diberlakukan bagi pelatihan PMD yang didanai dari APBN atau APBD yang dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau lembaga Analisis

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 30

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

Bagian Kedua Paragraf 1 Pasal 9 Ayat 1 Standar isi memuat lingkup materi yang terdiri dari: 1. Rumpun pelatihan 2. Kerangka dasar dan struktur kurikulum 3. Beban belajar 4. Kurikulum tingkat satuan kerja pelatihan PMD 5. Kalender pelatihan PMD Pasal 9 ayat 2 Lingkup materi berbasis kompetensi dan/atau komunitas Pasal 9 ayat 3 Lingkup materi terkait dengan tingkat kompetensi dan/atau komunitas menurut jenjang, non jenjang, dan jenis pelatihan PMD Paragraf 2 Pasal 10 Rumpun Pelatihan: 1. Pemerintahan desa dan kelurahan 2. Kelembagaan dan pengembangan partisipasi masyarakat 3. Pengembangan adat

layanan pelatihan yang telah terakreditasi 1. Penetapan rumpun Pengendalian mutu dan bidang pelatihan PMD dapat pelatihan lebih terarah. memberikan arah dan acuan yg jelas bagi pelatihan PMD. 2. Jenis-jenis pelatihan sesuai bidang dan rumpun pelatihan PMD dimaksud hendaknya dapat disusun dan dikembangkan oleh semua pihak yang berkompeten. Pemilahan yang jelas antara pelatihan berbasis kompetensi dan berbasis komunitas Pemilahan pelatihan berdasarkan jenjang dan non jenjang, serta jenis pelatihan PMD

1. Tujuh rumpun yang menaungi bidang dan jenis pelatihan PMD. 2. Lima rumpun pertama merefleksikan keberadaan dan Tupoksi lima direktorat di dalam

Pengendalian mutu pelatihan PMD dapat lebih terarah.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 31

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat dan kehidupan sosial budaya masyarakat 4. Usaha ekonomi masyarakat 5. Pengelolaan sumberdaya alam, prasaranan dan sarana perdesaan, dan teknologi tepat guna 6. Pelayanan dasar dan 7. Pelayanan unggulan Pasal 11 Bidang pelatihan sesuai rumpun pelatihan Paragraf 3 Kerangka Dasar dan struktur Kurikulum Pasal 13 Ayat 1 Basis: 1. Kompetensi 2. Komunitas Ayat 2 Basis kompetensi meliputi: 1. Kelompok standar kompetensi umum 2. Kelompok standar kompetensi inti 3. Kelompok standar kompotensi khusus Ayat 3 Basis komunitas meliputi: 1. Mata latihan dasar 2. Mata latihan inti 3. Mate latihan penunjang Ayat 4 Kurikulum dari setiap jenis pelatihan

Analisis Ditjen PMD. 3. Pelatihan PMD juga memberikan ruang terbuka bagi pengembangan pelatihan yang berorientasi meningkatkan kinerja pelayanan

Relevansi terhadap Revitalisasi

1. Pelatihan PMD dipilah berdasarkan basis kompetensi dan komunitas 2. Pelatihan dilaksanakan secara bertahapberjenjang

Pengendalian dan peningkatan mutu pelatihan PMD dapat lebih terarah.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 32

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat ditetapkan dengan Keputusan Menteri dalam Negeri, Gubernur, Bupati/Walikota 1. Pasal 14 Pengkajian kurikulum oleh Komite Standar Pelatihan Pusat, Propinsi, kabupaten/Kota Bagian Ketiga Standar Proses 2. Pelatihan PMD Pasal 19 Ayat 2 Standar proses meliputi: 1. Perencanaan proses pelatihan 2. Pelaksanaan proses pelatihan 3. Penilaian hasil pelatihan 4. Pelaporan proses hasil pelatihan 5. Pengawasan hasil pelatihan Ayat 3 Proses pelatihan PMD dilakukan secara: 1. Interaktif 2. Inspiratif 3. Menarik 4. Menantang 5. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, kemandirian, sesuai bakat, minat, perkembanganfisik dan psikologis peserta

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

Aspek-aspek pokok untuk memastikan pengelolaan pelatihan secara terencana dan sistematis. Standar proses ini juga untuk memastikan proses pelatihan berjalan efektif sesuai kaidah pembelajaran partisiaptif.

Sebagai acuan dan patokan untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan PMD

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 33

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat Pasal 21 Pelaksanaan proses pelatihan meliputi: 1. Kapasitas peserta pelatihan per kelas 2. Rasio pelatih/ fasilitator dengan jumlah peserta 3. Beban melatih per fasilitator/pelatih 1. Bagian Kelima Standar Pelatih/Faslitator dan tenaga pelatihan Paragraf 1 Standar Pelatih/Fasilitator Pasal 27 Ayat 1 Unsur pelatih/fasilitator: 1. Pemerintah 2. Non Pemerintah Ayat 2 2. Persyaratan sebagai pelatih: 1. PNS, Kualifikasi akademik, memiliki sertifikaat pelatihan pelatih (Unsur Pemerintah) 2. Kualifikasi akademik, memiliki sertifikat pelatihan pelatih (Unsur Non Pemerintah) Pasal 28 Penjenjangan pelatih dari unsur pemerintah: 1. Pelatih Muda 2. Pelatih Madya 3. Pelatih Utama

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi Sebagai syarat dan kondisi untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan PMD

Standar kemampuan (penguasaan materi dan metodologi) para pelatih diperlukan, agar tidak terjadi bias dalam penyampaian materi maupun kesenjangan kemampuan antar pelatih. Penjenjangan pelatih merupakan konsekuensi dari penjenjangan pelatihan maupun tingkat kemampuan dan kualifikasi pelatih

Sebagai syarat dan kondisi untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan PMD

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 34

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat Pasal 29 Persyaratan pelatih/Fasilitator dari unsur non pemerintah: 1. Kualifikasi akademik paling rendah SLTA atau sederajat 2. Sertifikasi kompetensi teknis tertentu dan/atau kompetensi 3. metodologi pelatihan yang relevan dengan pelatihan PMD tertentu 4. Memiliki sertifikat pelatih/fasilitator dibidangnya Pasal 30 Sertifikat pelatih/fasilitator yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan pemerintah atau swasta dilakukan penyetaraan oleh Komite Standar Pelatihan PMD Bagian Keenam Standar Sarana dan Prasarana Pasal 33 Ayat 1 Penyelenggara pelatihan PMD pemerintah dan non pemerintah wajib memiliki sarana dan prasarana pelatihan Ayat 2 Sarana pelatihan meliputi: alat dan bahan pelatihan, median, buku,

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

Sosialisasi dan efektifitas pelaksanaan wewenang dan tugas KSP dalam hal sertifikasi dimaksud perlu ditingkatkan. Standar ini cukup berat, khususnya bagi penyelenggara pelatihan non pemerintah. Standar ini hendaknya diterapkan untuk penyelenggara non pemerintah yang telah terakreditasi Kondisi/kelayakan sarana prasarana pelatihan memang Pemerintah dan Pemerintah daerah (Propinsi dan Kabupaten) dapat didorong untuk menyediakan sarana prasarana dimaksud. Dapat pula memanfaatkan dan/atau bekerjasama dengan lembaga lokal yang memiliki sarana prasarana dimaksud.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 35

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat dan sumber belajar/modul Ayat 3 Prasarana meliputi: kantor, ruang pelatih/fasilitator, ruang teori dan ruang praktek, tempat beribadah, ruang toilet, dan tempat olah raga Pasal 34 Ayat 2 Satuan kerja pelatihan PMD dapat menggunakan mobil/perahu pelatihan PMD keliling (Mobile Training PMD Unit) untuk memfasilitasi keterjangkauan peserta pada daerah tertentu

Analisis menjadi faktor penting yang memengaruhi mutu pelatihan. Pokok persoalannya adalah ketersediaan sarana prasarana dimaksud, bukan kepemilikan atas sarana prasarana.

Relevansi terhadap Revitalisasi

BAB IV AKREDITASI

Pasal 40 Ayat 1 Satuan Kerja pelatihan PMD diakreditasi berdasarkan instrument dan kriteria pelatihan PMD Ayat 2 Akreditasi dimaksud untuk menentukan kelayakan dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan pelatihan PMD Ayat 3 Akreditasi dilakukan oleh KSP secara objektif, adil, transparan, dan komprehensif

Akreditasi sebagai kebijakan untuk memastikan kemampuan, kompetensi, dan daya dukung yang dimiliki lembaga penyelenggara atau pemberi layanan pelatihan PMD. Kebijakan ini dapat diterima, dan lembaga penyelenggara yang akan melaksanakan pelatihan PMD yang didanai dari APBN atau APBD memang selayaknya diakreditasi.

Lembaga penyelenggara pelatihan PMD yang telah terakreditasi menjadi salah satu faktor penentu penjaminan dan peningkatan mutu pelatihan PMD

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 36

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat Pasal 41 Akreditasi Satuan Kerja pelatihan PMD Pusat, Propinsi, dan Kabupaten dilakukan oleh Divisi Akreditasi KSP Pusat, Propinsi, dan Kabupaten

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

BAB V SERTIFIKASI

Bagian Kesatu Peserta Pelatihan Pasal 42 Ayat 1 Sertifikat diberikan kepada peserta pelatihan yang telah memenuhi kualifikasi minimum yang dipersyaratkan Ayat 2 Sertfikat dimaksud terdiri atas: 1. Sertifikat peserta pelatihan berbasis komunitas 2. Sertifikat peserta pelatihan berbasis kompetensi Ayat 3 Sertifikat peserta pelatihan berbasis komunitas berbentuk: 1. Surat Keterangan Mengikuti Pelatihan (SKMP) dan/atau 2. Sertifikat Pelatihan Berbasis masyarakat (SPBM) Ayat 4 Sertifikat peserta pelatihan berbasis kompetensi berbentuk Sertifikat Pelatihan

Pemberian sertifikat kepada peserta sesuai jenis pelatihan dapat dipandang sebagai bukti atas kemampuan dan capaian seorang peserta sekaligus sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan.

Sertifikat menjadi salah satu alat bukti yang dapat menunjukkan mutu pelatihan PMD

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 37

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat Berbasis Kompetensi (SPBK) Pasal 43 SKMP, SPBM, SPBK diterbitkan oleh Satuan Kerja peklatihan PMD Pasal 44 Peserta yang telah lulus pelatihan PMD dapat mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat kompetensi Tenaga Kerja di bidangnya yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi profesi yang berlisensi Badan nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Bagian Kedua Pelatih/Fasilitator Pasal 45 Ayat 1 Pelatih/Fasilitator pelatihan PMD wajib memiliki sertifikat sebagai pelatih/Fasilitator pelatihan PMD Ayat 3 Sertifikasi pelatih/fasilitator diselenggarakan oleh Divisi Sertifikasi Pelatih/Fasilitator pada KSP PMD

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

Sertifikasi pelatih merupakan kebijakan dan instrument untuk menjamin kemampuan, kompetensi seorang pelatih, serta menunjukka tingkat/level keahliannya sebagai pelatih.

Menjadi faktor penting untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan PMD

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 38

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan BAB VI KOMITE STANDAR PELATIHAN

Rumusan Ayat Pasal 47 Ayat 1 KSP dibentuk dalam rangka pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian standar pelatihan, akreditasi, sertifikasi, dan evaluasi Ayat 2 KSP terdiri atas 1. KSP Pusat 2. KSP Propinsi 3. KSP Kabupaten/Kota Pasal 48 Ayat 1 KSP Pusat terdiri atas: 1. Divisi Pelatihan 2. Divisi akreditasi 3. Divisi Sertifikasi 4. Divisi Evaluasi Ayat 2 KSP Propinsi terdiri atas: 1. Divisi Pelatihan dan akreditasi 2. Divisi Sertifikasi 3. Divisi Evaluasi Ayat 3 KSP Kabupaten/Kota terdiri atas: Divisi Pelatihan dan akreditasi Divisi sertifikasi dan Evaluasi Pasal 50 KSP mempunyai tugas dan wewenang: 1. Mengembangkan standar pelatihan 2. Menyelenggarakan akreditasi Satuan

Analisis Merupakan lembaga yang sangat otoritatif dalam tata kelola pelatihan PMD KSP berwenang dan mengemban tugas atas semua aspek penyelenggaraan pelatihan PMD. Semua intrumen dan kebiajakan untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan menjadi bidang garap utama KSP.

Relevansi terhadap Revitalisasi Kinerja dan mutu pelatihan PMD menjadi fokus kewenangan, tugas, dan tanggungjawab KSP

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 39

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat Kerja pelatihan PMD 3. Menyelenggarakan sertifikasi pelatihan melalui penilaian lulusan pelatihan 4. Menyelenggarakan sertifikasi kompetensi melalui uji kompentensi oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP) berlisensi BNSP 5. Merumuskan kriteria lulusan dari Satuan Kerja pengelola pelatihan PMD 6. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan pelatihan PMD 7. Memberikan rekomendasi penjamin dan pengendalian mutu pelatihan PMD Pasal 51 Ayat 1 KSP Pusat bearanggotakan berjumlah gasal, paling sedikit 11 orang dan paling banyak 15 orang Ayat 2 Aggota KSP Pusat terdiri atas 1. Pakar dan praktisi dari unsur pemerintah 55% 2. Pakar dan praktisi dari unsur non pemerintah 45%

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 40

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat Pasal 52 Ayat 1 KSP Propinsi berjumlah gasal, paling sedikit 7 orang dan paling banyak 11 orang Ayat 2 Anggota KSP Propinsi terdiri atas 1. Pakar danpraktisi dari unsur pemerintah 55% 2. Pakar dan praktisi dari unsur non pemerintah 45% Pasal 53 Ayat 1 KSP Kabupaten/Kota berjumlah gasal, paling sedikit 5 orang dan paling banyak 9 orang Ayat 2 Anggota KSP Kabupaten/Kota terdiri atas 1. Pakar danpraktisi dari unsur pemerintah 55% 2. Pakar dan praktisi dari unsur non pemerintah 45% Pasal 54 Masa bakti keanggotaan KSP 5 tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali masa bakti berikutnya setelah dilakukan evaluasi

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 41

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan BAB VII EVALUASI

Rumusan Ayat Pasal 57 Ayat 1 Evaluasi kinerja pelatihan PMD Pusat dilakukant terhadap materi, antara lain: 1. Tingkat relevansi pelatihan PMD terhadap visi, misi, tujuan, dan paradigm pemberdayaan masyarakat dan desa 2. Tingkat relevansi jenis pelatihan PMD terhadap kebutuhan masyarakat akan sumberdaya manusia yang bermutu dan kompetitif 3. Tingkat pencapaian standar nasional pelatihan PMD oleh Satuan Kerja pelatihan PMD dan jenis pelatihan PMD 4. Tingkat efisiensi dan produktivitas Satuan Keja pelatihan PMD dan jenis pelatihan PMD 5. Tinfkat daya saing Satuan Kerja PMD dan jenis pelatihan PMD antar kabupaten/kota, antar propinsi, dan nasional Ayat 2 Evaluasi dilakukan oleh KSP

Analisis Evaluasi terhadap pengelolaan, proses, capaian, dan dampak pelatihan PMD menjadi menjadi isu krusial. Sejauh ini evaluasi terhadap efektifitas pengelolaan dan dampak pelatihan PMD dirasa masih lemah/kurang

Relevansi terhadap Revitalisasi Evaluasi merupakan aktifitas yang akan menunjukkan seberapa tinggirendah mutu pelatihan PMD.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 42

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat Ayat 3 Evaluasi dilakukan paling sedikit setahun sekali dan/atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 63 Pembinaan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud meliputi: 1. Pemberian pedoman teknis pelaksanaan pelatihan PMD 2. Pemberian bantuan keuangan 3. Pelatihan PMD, pelatihan atau orientasi bagi aparatur pemerintah kabupaten/kota Pembina Pelatihan PMD 4. Pengendalian pelatihan PMD dalam rangka penjaminan mutu skala kabupaten/kota 5. Penghargaan atas prestasi yang telah dilakukan oleh Satuan Kerja penyelenggara pelatihan PMD, pelatih/fasilitator, dan alumni peserta pelatihan skala kabupaten/kota
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 43

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan BAB IX PENDANAAN

Rumusan Ayat Pasal 65 Ayat 1-3 Pendanaan pelaksanaan dan standar pelatihan PMD dibebankan pada: 1. APBN, 2. APBD Propinsi, dan APBD Kabupatrn/kota serta 3. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 669, menyelenggarakan fungsi: d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa

Analisis

Relevansi terhadap Revitalisasi

Permendagri No. 41 Pasal 670 huruf d Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri

Ditjen PMD perlu merancang rencana pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa

Bahwa kualitas pelatihan masyarakat dan pemerintah desa/kelurahan harus secara kontinue diberikan bimbingan teknis, selanjutnya evaluasi atas pemberdayaan masyarakat dan desa menjadi hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan

feed back
Pasal 692 huruf e Direktorat Pemerintahan Desa dan Kelurahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 691, menyelenggarakan fungsi: e. perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan pengembangan kapasitas desa dan kelurahan Pasal ini merupakan turunan dari fungsi Ditjen PMD yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Pemerintahan Desa dan Kelurahan melalui perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan pengembangan kapasitas desa dan kelurahan

Kebijakan fasilitasi pelaksanaan pengembangan kapasitas desa dan kelurahan akan menjadi dasar bagi Pemda provinsi dan kabupaten/kota dlm perencanaan dan penganggaran terkait pengembangan kapasitas desa dan kelurahan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 44

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan Bagian Kelima Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat Pasal 715

Rumusan Ayat Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 671 huruf c, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di bidang pengembangan kelembagaan dan pelatihan masyarakat Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 715, menyelenggarakan fungsi: e. penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat Subdirektorat Pelatihan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 717 huruf e, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat.

Analisis Pasal ini merupakan turunan dari fungsi Ditjen PMD yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat dalam pengembangan kelembagaan dan pelatihan masyarakat

Relevansi terhadap Revitalisasi Bahwa kualitas pelatihan masyarakat dan pemerintah desa/ kelurahan harus terus dilakukan upaya pengembangan pada aspek kelembagaan dan aspek pelatihan masyarakat

Pasal 716 huruf e

Pasal ini merupakan turunan dari fungsi Ditjen PMD yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat melalui perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat

Kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat akan menjadi dasar bagi Pemda provinsi dan kabupaten/ kota dalam perencanaan dan penganggaran terkait pelatihan masyarakat

Pasal 734

Pasal ini merupakan turunan dari fungsi Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat yang akan dilaksanakan oleh Subdirektorat Pelatihan Masyarakat dalam penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat.

Kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat akan menjadi dasar kebijakan teknis bagi Pemda provinsi dan kabupaten/ kota dalam perencanaan dan penganggaran terkait fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 45

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan Pasal 735

Rumusan Ayat Subdirektorat Pelatihan Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 734, menyelenggarakan fungsi: (1). penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan masyarakat; dan (2). penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat. (1). Seksi Pengembangan Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 736 huruf a, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyusunan dan pengembangan

Relevansi terhadap Revitalisasi Pasal ini merupakan kebijakan dan turunan dari fungsi fasilitasi pelaksanaan Direktorat penyusunan dan Kelembagaan dan pengembangan Pelatihan Masyarakat kurikulum pelatihan yang akan dilaksanakan masyarakat, oleh Subdirektorat penyelenggaraan dan Pelatihan Masyarakat evaluasi pelatihan melalui perumusan masyarakat akan kebijakan dan fasilitasi menjadi dasar bagi pelaksanaan Pemda provinsi dan penyusunan dan kabupaten/ kota pengembangan dalam perencanaan kurikulum pelatihan dan penganggaran masyarakat, penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat Analisis

Pasal 737

Pasal ini merupakan turunan dari fungsi Subdirektorat Pelatihan Masyarakat yang akan dilaksanakan oleh: (1) Seksi Pengembangan Kurikulum dalam perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyusunan dan pengembangan

Kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan masyarakat dan penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat. Sehingga akan menjadi dasar kebijakan teknis bagi Pemda provinsi dan kabupaten/ kota dalam perencanaan

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 46

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat kurikulum pelatihan masyarakat. (2). Seksi Penyelenggaraan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 736 huruf b, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat.

Relevansi terhadap Revitalisasi kurikulum pelatihan dan penganggaran. masyarakat. (2) Seksi Penyelenggaraan dan Evaluasi dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat. Analisis

III.

PELAKSANAAN
3.1. Penelaahan Regulasi
Jenis dan bentuk regulasi sebagai dimaksud di atas, ditelaah dengan menggunakan instrument penelaahan. Hasil penelaahan sebagaimana lampiran 1-5.

3.2. Pembahasan Hasil Telaahan


Pembahasan hasil penelaahan regulasi dilakukan secara internal oleh Tim Penyusun Revitalisasi Peningkatan Mutu Pelatihan PMD.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 47

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

3.3. Penyusunan Laporan


Berdasarkan hasil-hasil penelaahan dan pembahasan dimaksud, Tim revitalisasi menyusun laporan hasil penelaahan regulasi.

IV.

HASIL PENGKAJIAN
4.1. Pokok-Pokok Pengaturan
Penyelenggaraan dan revitalisasi peningkatan mutu pelatihan PMD, dalam perspektif kajian ini, dipandang sebagai hasil dan akibat dari pelaksanaan regulasi terkait secara konsisten.Karena regulasi dimaksud, mengatur dan memastikan hal-hal penting berkenaan dengan dan yang menentukan kinerja pelatihan PMD.Tabel di bawah menyajikan informasi tentang pokok-pokok pengaturan yang tercantum di dalam regulasi yang dikaji. Aspek Kewenangan dan PP No. 38 Fungsi Regulasi Pokok-Pokok Pengaturan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, termasuk di dalamnya mengenai pelatihan/pengembangankapasitas, merupakan kewenangan yang sudah dibagi antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah. Bab II Pasal 2: Ayat (3): Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar Tingkatan dan/atau susunan pemerintahan sebagaimana Dimaksud pada ayat (1) adalah semua urusan pemerintahan di luar urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Ayat (4) : Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas 31 (tiga puluh satu) bidang urusan Pemerintahan meliputi: .u. Pemberdayaan masyarakat dan desa
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 48

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Aspek

Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan Pembiayaan pelatihan/pengembangan kapasitas Bab II Pasal 3: Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah Disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian. Bagian Ketiga Perumpunan Urusan Pemerintahan Pasal 22 Ayat (5) huruf h Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor, inspektorat, dan rumah sakit, terdiri dari: Bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa FUNGSI BALAI BESAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA di MALANG PASAL 3: Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pelatihan di bidang pemberdayaan aparatur desa/kelurahan; b. pelaksanaan pelatihan di bidang pemberdayaan lembaga masyarakat desa/kelurahan; dan c. pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, administrasi umum, perpustakaan, perlengkapan dan rumah tangga. Bagian Tata Usaha PASAL 7: (FUNGSI) a. penyusunan program dan anggaran serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi; b. pengelolaan urusan keuangan, urusan perlengkapan, rumah tangga dan perpustakaan; dan c. pengelolaan surat menyurat dan urusan kepegawaian. Bagian Kedua Bidang Pemberdayaan Aparatur Pasal 11 Bidang Pemberdayaan Aparatur dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 49

PP No. 41/2010

Permendagri No. 21/2006

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Aspek

Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan menyelenggarakan fungsi: a. analisis kebutuhan pelatihan perangkat desa; b. analisis kebutuhan pelatihan perangkat kelurahan; c. pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan pemberdayaan aparatur; d. pelaksanaan pelatihan pemberdayaan aparatur; dan e. monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan pelatihan. Bagian Ketiga Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Pasal 15 (FUNGSI) Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, mempunyai fungsi: a. analisis kebutuhan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan; b. pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan; c. pelaksanaan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan di bidang kelembagaan dan sosial budaya; d. pelaksanaan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan di bidang usaha ekonomi masyarakat; dan e. monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan pelatihan. Pasal 5. Ayat 2 Penyelenggaraan pelatihan sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan kewenangan dan susunan pemerintahan Pasal 30 Sertifikat pelatih/fasilitator yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan pemerintah atau swasta dilakukan penyetaraan oleh Komite Standar Pelatihan PMD Pasal 43 SKMP, SPBM, SPBK diterbitkan oleh Satuan Kerja peklatihan PMD Pasal 40. Ayat 3 Akreditasi dilakukan oleh KSP secara objektif, adil, transparan, dan komprehensif
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 50

Permendagri No. 19/2007

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Aspek

Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan Pasal 44 Peserta yang telah lulus pelatihan PMD dapat mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat kompetensi Tenaga Kerja di bidangnya yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi profesi yang berlisensi Badan nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Pasal 63 Pembinaan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud meliputi: 1. Pemberian pedoman teknis pelaksanaan pelatihan PMD 2. Pemberian bantuan keuangan 3. Pelatihan PMD, pelatihan atau orientasi bagi aparatur pemerintah kabupaten/kota Pembina Pelatihan PMD 4. Pengendalian pelatihan PMD dalam rangka penjaminan mutu skala kabupaten/kota 5. Penghargaan atas prestasi yang telah dilakukan oleh Satuan Kerja penyelenggara pelatihan PMD, pelatih/fasilitator, dan alumni peserta pelatihan skala kabupaten/kota Pasal 670 huruf d Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 669, menyelenggarakan fungsi: pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa Pasal 692 huruf e Direktorat Pemerintahan Desa dan Kelurahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 691, menyelenggarakan fungsi: perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan pengembangan kapasitas desa dan kelurahan Paragraf 3 Lembaga Teknis Daerah Pasal 30 Ayat (2) Badan terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) bidang, sekretariat terdiri dari 3 (tiga) subbagian, dan masing-masing bidang terdiri
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 51

Permendagri No. 41/2007

Kelembagaan

PP No. 38 PP No. 41/2010

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Aspek

Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan dari 2 (dua) subbidang atau kelompok jabatan fungsional. SUSUNAN ORGANISASI BAB II Pasal 4 (1) Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang terdiri dari: a. Bagian Tata Usaha; b. Bidang Pemberdayaan Aparatur; c. Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Di Iingkungan Balai-Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa di Malang terdapat unit Pasal 5 Bagan susunan organisasi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 47 Ayat 1 KSP dibentuk dalam rangka pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian standar pelatihan, akreditasi, sertifikasi, dan evaluasi Ayat 2 KSP terdiri atas 1. KSP Pusat 2. KSP Propinsi 3. KSP Kabupaten/Kota Pemberdayaan masyarakat dan desa, merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah Bab III Bagian Ke Satu, Pasal 7: Ayat (1): Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.

Permendagri No. 21/2006

Permendagri No. 19/2007

Tanggungjawab dan Tugas

Permendagri No. 41/2007 PP No. 38

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 52

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Aspek

Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan Ayat (2): Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: ..u. Pemberdayaan masyarakat dan desa . Pemerintah harus melakukan pendampingan kepada Pemerintah Daerah agar mampu melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan desa Pasal 18, Ayat (1): Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan kepada pemerintahan daerah untuk mendukung kemampuan pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya. Penjelasan Pasal 18 Ayat (1): Pembinaan yang dilakukan Pemerintah dapat berbentuk Pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi, monitoring dan evaluasi, pendidikan dan latihan dan kegiatan pemberdayaan lainnya yang diarahkan agar pemerintahan daerah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya. TUGAS BALAI BESAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA di MALANG PASAL 2: Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelatihan bagi masyarakat yang meliputi kader pembangunan, perangkat pemerintahan, anggota badan perwakilan, pengurus Iembaga masyarakat dan para warga masyarakat desa dan kelurahan sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Bagian Tata Usaha PASAL 6: Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyusun program dan anggaran, pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, persuratan, perpustakaan, perlengkapan, dan rumah tangga.

PP No. 41/2010 Permendagri No. 21/2006

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 53

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Aspek

Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan Bagian Tata Usaha PASAL 8 dan PASAL 9: (SUBBAGIAN DAN TUGASNYA) (1) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program dan anggaran serta monitoring dan evaluasi. (2) Subbagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan perpustakaan. (3) Subbagian Persuratan dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, dan kepegawaian. Bagian Kedua Bidang Pemberdayaan Aparatur Pasal 10 Bidang Pemberdayaan Aparatur mempunyai tugas menyelenggarakan pelatihan di bidang pemberdayaan aparatur desa dan kelurahan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pelatihan Bagian Kedua Bidang Pemberdayaan Aparatur Pasal 12 dan Pasal 13 (seksi dan tugas) (1) Seksi Perangkat Desa mempunyai tugas menyiapkan bahan analisis kebutuhan pelatihan, pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan, serta penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelatihan perangkat desa. (2) Seksi Perangkat Kelurahan mempunyai tugas menyiapkan bahan analisis kebutuhan pelatihan, pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan, serta penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelatihan perangkat kelurahan. Bagian Ketiga Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Pasal 14 (TUGAS) Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan mempunyai tugas menyelenggarakan pelatihan di bidang pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan,
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 54

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Aspek

Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan monitoring dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pelatihan. Bagian Ketiga Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan PASAL 16 (SEKSI-SEKSI) dan Pasal 17 (TUGAS) (1) Seksi Kelembagaan dan Sosial Budaya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis kebutuhan pelatihan, pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan, penyiapan bahan pelatihan pemberdayaan lembaga .kemasyarakatan dibidang kelembagaan dan sosial budaya serta monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan. (2) Seksi Pengembangan Ekonomi Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis kebutuhan pelatihan, pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan, penyiapan bahan pelatihan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan dibidang pengembangan ekonomi masyarakat serta monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan. Bagian Keempat Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 18 Kelompok Tenaga Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 19 (1) Kelompok Tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Masing-masing kelompok tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 55

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Aspek

Regulasi Permendagri No. 19/2007

Pokok-Pokok Pengaturan Pasal 5. Ayat 1 Pelaksana pelatihan PMD: 1. Departemen Dalam Negeri 2. Pemerintah Propinsi 3. Pemerintah Kabupaten/Kota 4. Kelompok layanan pelatihan PMD non pemerintah yang terakreditasi Pasal 6 Pengendalian mutu pelatihan PMD melalui: 1. Standarisasi pelatihan 2. Akreditasi 3. Sertifikasi 4. Evaluasi pelatihan Pasal 14 Pengkajian kurikulum oleh Komite Standar Pelatihan Pusat, Propinsi, kabupaten/Kota Bagian Keenam Standar Sarana dan Prasarana Pasal 33 Ayat 1 Penyelenggara pelatihan PMD pemerintah dan non pemerintah wajib memiliki sarana dan prasarana pelatihan Ayat 2 Sarana pelatihan meliputi: alat dan bahan pelatihan, median, buku, dan sumber belajar/modul Ayat 3 Prasarana meliputi: kantor, ruang pelatih/fasilitator, ruang teori dan ruang praktek, tempat beribadah, ruang toilet, dan tempat olah raga Pasal 35 Ayat 2 Standar Pemgelolaan dimaksud terdiri atas rencana kerja dan pedoman pelatihan PMD Pasal 41 Akreditasi Satuan Kerja pelatihan PMD Pusat, Propinsi, dan Kabupaten dilakukan oleh Divisi Akreditasi KSP Pusat, Propinsi, dan Kabupaten Pasal 45 Ayat 3 Sertifikasi pelatih/fasilitator diselenggarakan oleh
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 56

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Aspek

Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan Divisi Sertifikasi Pelatih/Fasilitator pada KSP PMD Pasal 50 KSP mempunyai tugas dan wewenang: 1. Mengembangkan standar pelatihan 2. Menyelenggarakan akreditasi Satuan Kerja pelatihan PMD 3. Menyelenggarakan sertifikasi pelatihan melalui penilaian lulusan pelatihan 4. Menyelenggarakan sertifikasi kompetensi melalui uji kompentensi oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP) berlisensi BNSP 5. Merumuskan kriteria lulusan dari Satuan Kerja pengelola pelatihan PMD 6. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan pelatihan PMD 7. Memberikan rekomendasi penjamin dan pengendalian mutu pelatihan PMD Pasal 57. Ayat 2 Evaluasi dilakukan oleh KSP Pasal 13. Ayat 4 Kurikulum dari setiap jenis pelatihan ditetapkan dengan Keputusan Menteri dalam Negeri, Gubernur, Bupati/Walikota Bagian Kesatu Pasal 7 Standar pelatihan PMD meliputi: 1. Standar isi 2. Standar proses 3. Standar kelulusan peserta pelatihan 4. Standar pelatih/fasilitator dan tenaga pelatihan 5. Standar sarana prasarana 6. Standar pengelolaan 7. Standar pembiayaan, dan 8. Standar penilaian pelatihan

Sistem dan Daya Dukung

Permendagri No. 41/2007 PP No. 38 PP No. 41/2010 Permendagri No. 21/2006 Permendagri No. 19/2007

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 57

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Aspek

Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan Pasal 9 ayat 2 Lingkup materi berbasis kompetensi dan/atau komunitas Pasal 11 Bidang pelatihan sesuai rumpun pelatihan Bagian Ketiga Standar Proses Pelatihan PMD Pasal 19 Ayat 2 Standar proses meliputi: 1. Perencanaan proses pelatihan 2. Pelaksanaan proses pelatihan 3. Penilaian hasil pelatihan 4. Pelaporan proses hasil pelatihan 5. Pengawasan hasil pelatihan Bagian Kelima Standar Pelatih/Faslitator dan tenaga pelatihan Paragraf 1 Standar Pelatih/Fasilitator Pasal 27 Ayat 1 Unsur pelatih/fasilitator: 1. Pemerintah 2. Non Pemerintah Ayat 2 Persyaratan sebagai pelatih: 1. PNS, Kualifikasi akademik, memiliki sertifikaat pelatihan pelatih (Unsur Pemerintah) 2. Kualifikasi akademik, memiliki sertifikat pelatihan pelatih (Unsur Non Pemerintah) Pasal 35 Ayat 1 Satuan Kerja Pelatihan PMD wajib memiliki Strandar Pengelolaan pelatihan PMD Pasal 40 Ayat 1 Satuan Kerja pelatihan PMD diakreditasi berdasarkan instrument dan kriteria pelatihan PMD

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 58

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Aspek

Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan Pasal 42 Ayat 1 Sertifikat diberikan kepada peserta pelatihan yang telah memenuhi kualifikasi minimum yang dipersyaratkan Pasal 45 Ayat 1 Pelatih/Fasilitator pelatihan PMD wajib memiliki sertifikat sebagai pelatih/Fasilitator pelatihan PMD Pasal 57 Ayat 1 Evaluasi kinerja pelatihan PMD Pusat dilakukant terhadap materi, antara lain: 1. Tingkat relevansi pelatihan PMD terhadap visi, misi, tujuan, dan paradigm pemberdayaan masyarakat dan desa 2. Tingkat relevansi jenis pelatihan PMD terhadap kebutuhan masyarakat akan sumberdaya manusia yang bermutu dan kompetitif 3. Tingkat pencapaian standar nasional pelatihan PMD oleh Satuan Kerja pelatihan PMD dan jenis pelatihan PMD 4. Tingkat efisiensi dan produktivitas Satuan Keja pelatihan PMD dan jenis pelatihan PMD 5. Tinfkat daya saing Satuan Kerja PMD dan jenis pelatihan PMD antar kabupaten/kota, antar propinsi, dan nasional Pasal 65 Ayat 1-3 Pendanaan pelaksanaan dan standar pelatihan PMD dibebankan pada: 1. APBN, 2. APBD Propinsi, dan APBD Kabupatrn/kota serta 3. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat. -

Permendagri No. 41/2007

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 59

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

4.2. Analisis
Analisis dilakukan terhadap pokok-pokok pengaturan sesuai aspek yang telah dipetakan, yaitu: 1) Kewenangan dan Fungsi; 2) Kelembagaan; 3) Tanggungjawab dan Tugas; dan 4) Sistem dan Daya dukung. Berdasar pada hasil penelaahan regulasi terpilih, disajikan analisis sebagai berikut: Regulasi PP. No. 38 Isu-Isu Pokok kewenangan dan kewajiban untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan desa, termasuk urusan pengembangan kapasitas Pembiayaan pelatihan/pengembangan kapasitas oleh Pemerintah (Pusat) Pembinaan Pemerintah Analisis Pemerintah dan Pemerintah daerah mempunyai kewenangan dan kewajiban yang sama untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan desa, termasuk urusan pengembangan kapasitas Pemerintah telah menyediakan pembiayaan pelatihan/pengembangan kapasitas Pembinaan yang dilakukan Pemerintah kepada Pemerintah daerah dapat berbentuk Pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi, monitoring dan evaluasi, pendidikan dan latihan dan kegiatan pemberdayaan lainnya Pembentukan Badan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa di daerah menjadi hal penting agar penanganan bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa lebih terfokus. Personalia badan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa harus terpenuhi sesuai amanat Permendagri yaitu: paling banyak mencakup 4 (empat) bidang, sekretariat terdiri dari 3 (tiga) subbagian, dan masingmasing bidang terdiri dari 2 (dua) subbidang atau kelompok jabatan fungsional. Pemerintah Daerah Malang melalui Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa memiliki perhatian dalam pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa/kelurahan. Pelaksanaa
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 60

PP No. 41

Pembentukan Badan yang menangani Bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa Personalia pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

Permendagri No. Kegiatan pelatihan bagi 21 Tahun 2006 masyarakat dan Pemerintah Desa/Kelurahan di malang

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Regulasi

Isu-Isu Pokok SOTK Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang

Analisis Sudah ada pengaturan untuk pelaksanaan Tugas dan Fungsi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang. Pemberdayaan Desa/Kelurahan dilakukan melalui: analisis kebutuhan pelatihan perangkat desa; analisis kebutuhan pelatihan perangkat kelurahan; pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan pemberdayaan aparatur; pelaksanaan pelatihan pemberdayaan aparatur; dan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan melalui: analisis kebutuhan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan; pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan; pelaksanaan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan di bidang kelembagaan dan sosial budaya; pelaksanaan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan di bidang usaha ekonomi masyarakat; dan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan pelatihan. Akreditasi dapat dipersyaratkan bagi lembaga yang akan melaksanakan pelatihan PMD yang didanai dari APBN dan APBD. Akreditasi sebagai kebijakan untuk memastikan kemampuan, kompetensi, dan daya dukung yang dimiliki lembaga penyelenggara atau pemberi layanan pelatihan PMD. Kebijakan ini dapat diterima, dan lembaga penyelenggara yang akan melaksanakan pelatihan PMD yang didanai dari
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 61

Permendagri No. Akreditasi lembaga layanan 19 Tahun 2007 pelatihan

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Regulasi

Isu-Isu Pokok

Analisis APBN atau APBD memang selayaknya diakreditasi. Pemberian sertifikat kepada peserta sesuai jenis pelatihan dapat dipandang sebagai bukti atas kemampuan dan capaian seorang peserta sekaligus sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan. Merupakan lembaga yang sangat otoritatif dalam tata kelola pelatihan PMD KSP berwenang dan mengemban tugas atas semua aspek penyelenggaraan pelatihan PMD. Semua intrumen dan kebiajakan untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan menjadi bidang garap utama KSP. Standarisasi pelatihan, akreditasi lembaga layanan, sertifikasi pelatih dan tenaga pelatihan, dan evaluasi proses, capaian belajar, penyelenggaraan, dan dampak pelatihan PMD merupakan aspek-aspek pokok yang menentukan kinerja pelatihan PMD Standar isi menjadi item yang krusial, khususnya menyangkut isu dan perspektif tentang pemberdayaan (masyarakat dan desa) dan pembangunan. Standar proses ini juga untuk memastikan proses pelatihan berjalan efektif sesuai kaidah pembelajaran partisiaptif. Standar kemampuan (penguasaan materi dan metodologi) para pelatih diperlukan, agar tidak terjadi bias dalam penyampaian materi maupun kesenjangan kemampuan antar pelatih. Belum mencakup pelatihan berbasis jaringan internet: e-Learning Web Based Training Penetapan rumpun dan bidang pelatihan memberikan arah dan acuan yang jelas bagi pelatihan PMD. Jenis-jenis pelatihan sesuai bidang dan rumpun pelatihan PMD dapat disusun dan dikembangkan oleh semua pihak
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 62

Sertifikasi peserta

Keberadaan Komite Standar Pelatian

Standarisasi pelatihan

Model pelatihan

Penataan pelatihan

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

Regulasi

Isu-Isu Pokok

Analisis

Permendagri No. 41/2007

yang berkompeten. Pemilahan yang jelas antara pelatihan berbasis kompetensi dan berbasis komunitas akan kondusif mengarahkan rancangan, tujuan, dan proses pelatihan PMD Pelatihan PMD juga memberikan ruang terbuka bagi pengembangan pelatihan yang berorientasi meningkatkan kinerja pelayanan Penjenjangan pelatih merupakan konsekuensi Penataan pelatih dari penjenjangan pelatihan maupun tingkat kemampuan dan kualifikasi pelatih Kondisi/kelayakan sarana prasarana pelatihan Sarana prasarana pelatihan memang menjadi faktor penting yang memengaruhi mutu pelatihan. Pokok persoalannya adalah ketersediaan sarana prasarana dimaksud, bukan kepemilikan atas sarana prasarana. Bimbingan teknis dan evaluasi Ditjen PMD perlu merancang rencana pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa Penting untuk penyusunan, sosialisasi dan Rumusan Kebijakan fasilitasi evaluasi implementasi atas rumusan kebijakan pelaksanaan pengembangan kapasitas desa/kelurahan dan fasilitasi pelaksanaan pengembangan kapasitas desa/kelurahan dan pelatihan pelatihan masyarakat masyarakat Penting untuk penyusunan, sosialisasi dan Rumusan Kebijakan dan evaluasi implementasi atas rumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan dan fasilitasi pelaksanaan penyusunan dan penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan pengembangan kurikulum masyarakat pelatihan masyarakat Penting untuk penyusunan, sosialisasi dan Rumusan Kebijakan dan evaluasi implementasi atas rumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan penyelenggaraan dan evaluasi dan fasilitasi pelaksanaan penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat pelatihan masyarakat

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 63

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

V.

CATATAN KRITIS
Berdasar pada hasil-hasil penelaahan terhadap regulasi dimaksud, terdapat hal-hal yang perlu disampaikan sebagai catatan kritis, yaitu: No 1 Isu Catatan Kritis

Pembentukan Badan Pemberdayaan Pembentukan Badan pemberdayaan masyarakat dan Masyarakat dan Desa/Kelurahan pemerintah desa di daerah menjadi hal penting agar penanganan bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa lebih terfokus. SOTK Badan Pemberdayaan Masyarakat Dalam melaksanakan Tugas dan Fungsi Badan pemberdayaan dan Desa/Kelurahan masyarakat dan pemerintah desa harus didukung dengan personalia yang memadai dan evaluasi atas kinerja pelaksanaan Tugas dan Fungsi Penyediaan Anggaran Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus menganggarkan untuk kegiatan: a. pengembangan kapasitas desa/kelurahan dan pelatihan masyarakat b. penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan masyarakat c. penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat Pelaksanaan dan Penerapan Model a. Perlu dorongan dan fasilitasi untuk mengondisikan Pelatihan penerapan pola pelatihan non In Class b. Pelatihan PMD yang dilakukan selama ini cenderung menerapkan pola pelatihan di dalam kelas. Akreditasi Lembaga layanan pelatihan Akreditasi dimaksud hendaknya tidak menjadi instrumen untuk mendominasi penyelenggaraan pelatihan Standar pelatihan Standar pelatihan ini hendaknya diberlakukan bagi pelatihan PMD yang didanai dari APBN atau APBD yang dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau lembaga layanan pelatihan yang telah terakreditasi Pengendalian mutu Pelaksanaan standar pelatihan secara konsisten pleh berbagai pihak terkait. Lembaga penyelenggara pelatihan PMD yang telah terakreditasi menjadi salah satu faktor penentu penjaminan dan peningkatan mutu pelatihan PMD Standar kemampuan pelatih Sebagai syarat dan kondisi untuk menjamin dan meningkatkan
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 64

5 6

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

No 9 10

Isu Standar sarana prasarana Sertifikasi peserta

Catatan Kritis mutu pelatihan PMD Standar ini cukup berat, khususnya bagi penyelenggara pelatihan non pemerintah. Standar ini hendaknya diterapkan untuk penyelenggara non pemerintah yang telah terakreditasi Sertifikat menjadi salah satu alat bukti yang dapat menunjukkan mutu pelatihan PMD serta harus meyakinkan sebagai bukti kemampuan seseorang ketika yang bersangkutan akan mengikuti sertifikasi profesi. Kinerja dan mutu pelatihan PMD menjadi fokus kewenangan, tugas, dan tanggungjawab KSP KSP berwenang dan mengemban tugas atas semua aspek penyelenggaraan pelatihan PMD. Semua intrumen dan kebiajakan untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan menjadi bidang garap utama KSP. Sejauh ini evaluasi terhadap efektifitas pengelolaan dan dampak pelatihan PMD dirasa masih lemah/kurang Evaluasi merupakan aktifitas yang akan menunjukkan seberapa tinggi-rendah mutu pelatihan PMD.

11

Komite Standar Pelatihan

12

Evaluasi

VI.

REKOMENDASI
Guna mendorong revitalisasi peningkatan mutu pelatihan PMD, dengan mengacu hasil telaah regulasi di atas, direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menggalang dan meningkatkan komitmen para pihak terkait untuk melaksanakan regulasi secara konsisten. Pemerintah dan Pemerintah daerah (Propinsi dan Kabupaten) dapat didorong untuk membentuk dan mengoptimalkan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan. Mengembangkan pelatihan berbasis jaringan internet (e-Learning dan Web Based Training) sebagai bagian dari pendekatan dan model pelatihan PMD. Akreditasi dapat dipersyaratkan bagi lembaga yang akan melaksanakan pelatihan PMD yang didanai dari APBN dan APBD. Sosialisasi dan penerapan syarat akreditasi bagi lembaga/pihak ketiga yang melaksanakan pelatihan PMD yang didanai dari APBN dan APBD perlu ditingkatkan. Menghindari terjadinya duplikasi dan tumpang tindih kegiatan pelatihan yang diselenggarakan Pusat, propinsi, dan kabupaten/Kota
PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 65

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

7.

Perlu dorongan kuat untuk menerapkan kebijakan Standarisasi pelatihan, akreditasi lembaga layanan, sertifikasi pelatih dan tenaga pelatihan, dan evaluasi proses, capaian belajar, penyelenggaraan, dan dampak pelatihan PMD Koordinasi dan kerjasama antar unit dan/atau program di bawah Ditjen PMD untuk menerapkan kebijakan Standarisasi pelatihan, akreditasi lembaga layanan, sertifikasi pelatih dan tenaga pelatihan, dan evaluasi perlu diefektifkan Berbagai pihak yang berkompeten hendaknya mendapat kebebasan untuk mengembangkan jenis-jenis pelatihan PMD sesuai rumpun dan bidang pelatihan.

8.

9.

10. Sosialisasi dan efektifitas pelaksanaan wewenang dan tugas Komite Standar Pelatihan (KSP) perlu ditingkatkan. 11. Pemerintah dan Pemerintah daerah (Propinsi dan Kabupaten) dapat didorong untuk menyediakan sarana prasarana dimaksud. Pemerintah hendaknya juga memanfaatkan dan/atau bekerjasama dengan lembaga lokal yang memiliki sarana prasarana dimaksud.

12.

Perlu disusun pembagian kewenangan yang jelas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk pengelolaan pelaksanaan pelatihan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa 13. Perlunya penegasan kembali bahwa beban pembiayaan untuk penyelenggaraan pelatihan atau pengembangan kapasitas pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa sudah dibebankan kepada Pemerintah (PP No. 38/2007), sebagai konsekuensi logis kwajiban pelimpahan kewenangan yang sudah diatur.

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 66

Laporan Pengkajian Regulasi


Revitalisasi Peningkatan Kualitas Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan 2015-2019

LAMPIRAN
Lampiran 1 :

HASIL PENGKAJIAN REGULASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

Lampiran 2 :
HASIL PENGKAJIAN REGULASI PERATURAN PEMERINTAH NO. 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

Lampiran 3 :
HASIL PENGKAJIAN REGULASI PERMENDAGRI NO. 19 TAHUN 2007 TENTANG PELATIHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA/KELURAHAN

Lampiran 4 :
HASIL PENGKAJIAN REGULASI PERMENDAGRI NO. 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lampiran 5 :
HASIL PENGKAJIANREGULASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANGPEMBAGIAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DI MALANG

PT. CAKRABUANA CONSULTANT |Halaman - 67

Lampiran 1 Hasil Pengkajian Regulasi


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA Jenis Regulasi PP NO 38 TAHUN 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerin-tahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupa-ten/Kota Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, termasuk di dalamnya mengenai pelatihan/ pengembangan kapasitas, merupakan kewenangan yang sudah dibagi antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah. Rumusan Ayat Bab II Pasal 2: Ayat (3): Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah semua urusan pemerintahan di luar urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Ayat (4) : Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas 31 (tiga puluh satu) bidang urusan pemerintahan meliputi: .u. Pemberdayaan masyarakat dan desa Bab II Pasal 3: Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian. Analisis Pengembangan kapasitas yang terkait dgn masyarakat dan desa, tidak boleh hanya menjadi dominasi kewenangan Pemerintah (Pusat) Pemerintah daerah mempunyai kewenangan dan kuajiban untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan desa, termasuk urusan pengembangan kapasitas Pemerintah telah menyediakan dana untuk pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan desa yang telah diatur dalam pembagian urusan tersebut. Ditegaskan dalam penjelasan pasal tersebut, bahwa pemerintah daerah yang lalai melaksanakan urusan wajib yang dimaksud, maka pembiayaan akan dibebankan kepada Pemerintah daerah Pemberdayaan masyarakat dan desa, yang menjadi salah satu materi dalam pembagian urusan Pemerintah dengan Pemerintah daerah, ditegaskan lagi dalam Pasal 7 bahwa hal tersebut merupakan urusan dalam kategori wajib yang harus dilakukan oleh Pemerintah daerah. Relevansi dengan Revitalisasi Harus dikembangkan sebuah mekanisme bahwa pemerintah daerah memiliki kesempatan untuk mengelola penyelenggaraanpenyelenggaran pelatihan yg dimaksud.

Pembiayaan pelatihan/pengembangan kapasitas

Melalui Pasal ini ditegaskan bahwa urusan pemberdayaan masyarakat dan desa, termasuk pelatihanpelatihan yang dibutuhkan, sudahj disertai dengan dana yang berasal dari Pusat.

Pemberdayaan masyarakat dan desa, merupakan urusan wajib yg harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah daerah

Bab III Bagian Ke Satu, Pasal 7: Ayat (1): Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat Ayat (2): Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: ..u. Pemberdayaan masyarakat dan desa . Pasal 18, Ayat (1): Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan kepada pemerintahan daerah untuk mendukung kemampuan pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya. Penjelasan Pasal 18 Ayat (1): Pembinaan yang dilakukan Pemerintah dapat berbentuk pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi, monitoring dan evaluasi, pendidikan dan latihan dan kegiatan pemberdayaan lainnya yang diarahkan agar pemerintahan daerah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya.

Analisis

Relevansi dengan Revitalisasi

Pemerintah harus melakukan pendampingan kepada Pemerintah daerah agar mampu melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan desa

Peran Pemerintah harus melakukan pendampingan terhadap Pemerintah daerah sampai mampu melaksanakan Pemberdayaan masyarakat dan desa sesuai dengan norma, standard, dan kondisi setempat. Pada bagian Penjelasan Pasal 18 Ayat (1), ditegaskan bahwa pendampingan atau pembinaan dari Pemerintah tersebut termasuk juga dalam bentuk pelatihan.

Revitalisasi pelatihan yang dilakukan di Pusat, dalam hal ini melalui PMD, harus dikembangkan di daerah-daerah (pemerintah daerah) sampai mereka mampu melaksanakan sesuai standard, norma, nilai, dan ketentuan yang sudah ditetapkan.

Lampiran 2 HASIL PENGKAJIAN REGULASI PERATURAN PEMERINTAH NO. 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
Jenis Regulasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; Pokok-Pokok Pengaturan Bagian Ketiga Perumpunan Urusan Pemerintahan Pasal 22 Ayat (5) huruf h Rumusan Ayat Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor, inspektorat, dan rumah sakit, terdiri dari: h. Bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa Badan terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) bidang, sekretariat terdiri dari 3 (tiga) subbagian, dan masingmasing bidang terdiri dari 2 (dua) subbidang atau kelompok jabatan fungsional. Analisis Diperlukan pembentukan Badan yang menangani Bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa Relevansi dengan Revitalisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa sebagai kelembagaan yang akan melaksanakan Tupoksi dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa

Paragraf 3 Lembaga Teknis Daerah Pasal 30 Ayat (2)

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa yang dibentuk minimal harus memenuhi ketentuan pada Pasal 30 Ayat (2), mengingat Badan ini akan menangani Bidang strategis dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa

Personalia pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa akan memberikan fokus perhatian dalam merancang program/kegiatan sesuai kebutuhan dan penganggaran yang akan mendorong peningkatan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa

Lampiran 3

HASIL PENGKAJIAN REGULASI PERMENDAGRI NO. 19 TAHUN 2007 TENTANG PELATIHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA/KELURAHAN
Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan 1. Penerapan berbagai pola pelatihan dimaksud akan mendorong peningkatan mutu proses dan capaian pelatihan PMD 2. Perlu dorongan dan fasilitasi untuk mengondisikan penerapan pola non In Class

Pokok-Pokok Pengaturan BAB II PENYELENGGARAAN PELATIHAN PMD

Cakupan dan Uraian Pasal 4 Bentuk pelatihan: 1. Pelatihan di dalam kelas 2. Pelatihan di luar kelas di tempat kerja 3. Studi banding 4. Pemagangan 5. Pengembangan laboratorium lapang 6. Pelatihan PMD keliling, dan 7. Pelatihan jarak jauh Pasal 5 Ayat 1 Pelaksana pelatihan PMD: 1. Departemen Dalam Negeri 2. Pemerintah Propinsi 3. Pemerintah Kabupaten/Kota 4. Kelompok layanan pelatihan PMD non pemerintah yang terakreditasi Ayat 2 Penyelenggaraan pelatihan sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan kewenangan dan susunan pemerintahan

Analisis dan Permasalahan 1. Belum mencakup pelatihan berbasis jaringan internet: e-Learning Web Based Training 2. Pelatihan PMD yang dilakukan selama ini cenderung menerapkan pola pelatihan di dalam kelas. Akreditasi dimaksud hendaknya tidak menjadi instrumen untuk mendominasi penyelenggaraan pelatihan PMD. Akreditasi dapat dipersyaratkan bagi lembaga yang akan melaksanakan pelatihan PMD yang didanai dari APBN dan APBD.

1. Akreditasi lembaga layanan pelatihan PMD menjadi salah satu aspek untuk menjamin mutu proses dan capaian/hasil pelatihan PMD. 2. Sosialisasi dan penerapan syarat akreditasi bagi lembaga/pihak ketiga yang menlaksanakan pelatihan PMD yang didanai dari APBN dan APBD perlu ditingkatkan. Menghindari terjadinya duplikasi dan tumpang tindih kegiatan pelatihan yang diselenggarakan Pusat, Propinsi, dan kabupaten/Kota

Pokok-Pokok Pengaturan

Cakupan dan Uraian Pasal 6 Pengendalian mutu pelatihan PMD melalui: 1. Standarisasi pelatihan 2. Akreditasi 3. Sertifikasi 4. Evaluasi pelatihan

BAB III STANDAR PELATIHAN PMD

Bagian Kesatu Pasal 7 Standar pelatihan PMD meliputi: 1. Standar isi 2. Standar proses 3. Standar kelulusan peserta pelatihan 4. Standar pelatih/fasilitator dan tenaga pelatihan 5. Standar sarana prasarana 6. Standar pengelolaan 7. Standar pembiayaan, dan 8. Standar penilaian pelatihan Bagian Kedua Paragraf 1 Pasal 9 Ayat 1 Standar isi memuat lingkup materi yang terdiri dari: 1. Rumpun pelatihan 2. Kerangka dasar dan struktur kurikulum 3. Beban belajar 4. Kurikulum tingkat satuan kerja pelatihan PMD 5. Kalender pelatihan PMD Pasal 9 ayat 2 Lingkup materi berbasis kompetensi dan/atau komunitas Pasal 9 ayat 3 Lingkup materi terkait dengan tingkat kompetensi dan/atau komunitas menurut jenjang, non jenjang, dan jenis pelatihan

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan Standarisasi pelatihan, akreditasi 1. Empat aspek dimaksud menentukan lembaga layanan, sertifikasi pelatih dan secara langsung mutu pelatihan PMD. tenaga pelatihan, dan evaluasi proses, 2. Perlu dorongan kuat untuk menerapkan capaian belajar, penyelenggaraan, dan kebijakan dimaksud. dampak pelatihan PMD merupakan aspek- 3. Koordinasi dan kerjasama antar unit aspek pokok yang menentukan kinerja dan/atau program di bawah Ditjen PMD pelatihan PMD untuk menerapkan kebijakan dimaksud perlu segera dilakukan. 1. Standar isi menjadi item yang krusial, Standarisasi aspek-aspek pokok proses dan khususnya menyangkut isu dan pengelolaan pelatihan secara langsung akan perspektif tentang pemberdayaan menentukan mutu pelatihan PMD (masyarakat dan desa) dan pembangunan. 2. Standar pelatihan ini hendaknya diberlakukan bagi pelatihan PMD yang didanai dari APBN atau APBD yang dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau lembaga layanan pelatihan yang telah terakreditasi 1. Penetapan rumpun dan bidang Pengendalian mutu pelatihan PMD dapat pelatihan memberikan arah dan lebih terarah. acuan yang jelas bagi pelatihan PMD. 2. Jenis-jenis pelatihan sesuai bidang dan rumpun pelatihan PMD dimaksud hendaknya dapat disusun dan dikembangkan oleh semua pihak yang berkompeten. Pemilahan yang jelas antara pelatihan berbasis kompetensi dan berbasis komunitas Pemilahan pelatihan berdasarkan jenjang dan non jenjang, serta jenis pelatihan PMD Analisis dan Permasalahan

Pokok-Pokok Pengaturan

Cakupan dan Uraian PMD Paragraf 2 Pasal 10 Rumpun Pelatihan: 1. Pemerintahan desa dan kelurahan 2. Kelembagaan dan pengembangan partisipasi masyarakat 3. Pengembangan adat dan kehidupan sosial budaya masyarakat 4. Usaha ekonomi masyarakat 5. Pengelolaan sumberdaya alam, prasaranan dan sarana perdesaan, dan teknologi tepat guna 6. Pelayanan dasar dan 7. Pelayanan unggulan Pasal 11 Bidang pelatihan sesuai rumpun pelatihan 1.

Analisis dan Permasalahan Tujuh rumpun yang menaungi bidang dan jenis pelatihan PMD. 2. Lima rumpun pertama merefleksikan keberadaan dan Tupoksi lima direktorat di dalam Ditjen PMD. 3. Pelatihan PMD juga memberikan ruang terbuka bagi pengembangan pelatihan yang berorientasi meningkatkan kinerja pelayanan

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan Pengendalian mutu pelatihan PMD dapat lebih terarah.

Pokok-Pokok Pengaturan

Cakupan dan Uraian Paragraf 3 Kerangka Dasar dan struktur Kurikulum Pasal 13 Ayat 1 Basis: 1. Kompetensi 2. Komunitas Ayat 2 Basis kompetensi meliputi: 1. Kelompok standar kompetensi umum 2. Kelompok standar kompetensi inti 3. Kelompok standar kompotensi khusus Ayat 3 Basis komunitas meliputi: 1. Mata latihan dasar 2. Mata latihan inti 3. Mate latihan penunjang Ayat 4 Kurikulum dari setiap jenis pelatihan ditetapkan dengan Keputusan Menteri dalam Negeri, Gubernur, Bupati/Walikota Pasal 14 Pengkajian kurikulum oleh Komite Standar Pelatihan Pusat, Propinsi, kabupaten/Kota

Analisis dan Permasalahan 1. Pelatihan PMD dipilah berdasarkan basis kompetensi dan komunitas 2. Pelatihan dilaksanakan secara bertahap-berjenjang

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan Pengendalian dan peningkatan mutu pelatihan PMD dapat lebih terarah.

Pokok-Pokok Pengaturan

Cakupan dan Uraian Bagian Ketiga Standar Proses Pelatihan PMD Pasal 19 Ayat 2 Standar proses meliputi: 1. Perencanaan proses pelatihan 2. Pelaksanaan proses pelatihan 3. Penilaian hasil pelatihan 4. Pelaporan proses hasil pelatihan 5. Pengawasan hasil pelatihan Ayat 3 Proses pelatihan PMD dilakukan secara: 1. Interaktif 2. Inspiratif 3. Menarik 4. Menantang 5. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, kemandirian, sesuai bakat, minat, perkembangan fisik dan psikologis peserta Pasal 21 Pelaksanaan proses pelatihan meliputi: 1. Kapasitas peserta pelatihan per kelas 2. Rasio pelatih/fasilitator dengan jumlah peserta 3. Beban melatih per fasilitator/pelatih 1.

Analisis dan Permasalahan Aspek-aspek pokok untuk memastikan pengelolaan pelatihan secara terencana dan sistematis. Standar proses ini juga untuk memastikan proses pelatihan berjalan efektif sesuai kaidah pembelajaran partisiaptif.

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan Sebagai acuan dan patokan untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan PMD

2.

Sebagai syarat dan kondisi untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan PMD

Pokok-Pokok Pengaturan

Cakupan dan Uraian Bagian Kelima Standar Pelatih/Faslitator dan tenaga pelatihan Paragraf 1 Standar Pelatih/Fasilitator Pasal 27 Ayat 1 Unsur pelatih/fasilitator: 1. Pemerintah 2. Non Pemerintah Ayat 2 Persyaratan sebagai pelatih: 1. PNS, Kualifikasi akademik, memiliki sertifikaat pelatihan pelatih (Unsur Pemerintah) 2. Kualifikasi akademik, memiliki sertifikat pelatihan pelatih (Unsur Non Pemerintah) 1.

Analisis dan Permasalahan Standar kemampuan (penguasaan materi dan metodologi) para pelatih diperlukan, agar tidak terjadi bias dalam penyampaian materi maupun kesenjangan kemampuan antar pelatih. Penjenjangan pelatih merupakan konsekuensi dari penjenjangan pelatihan maupun tingkat kemampuan dan kualifikasi pelatih

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan Sebagai syarat dan kondisi untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan PMD

2.

Pasal 28 Penjenjangan pelatih dari unsur pemerintah: 1. Pelatih Muda 2. Pelatih Madya 3. Pelatih Utama

Pokok-Pokok Pengaturan

Cakupan dan Uraian Pasal 29 Persyaratan pelatih/Fasilitator dari unsur non pemerintah: 1. Kualifikasi akademik paling rendah SLTA atau sederajat 2. Sertifikasi kompetensi teknis tertentu dan/atau kompetensi 3. metodologi pelatihan yang relevan dengan pelatihan PMD tertentu 4. Memiliki sertifikat pelatih/fasilitator dibidangnya

Analisis dan Permasalahan

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan

Pasal 30 Sertifikat pelatih/fasilitator yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan pemerintah atau swasta dilakukan penyetaraan oleh Komite Standar Pelatihan PMD

Sosialisasi dan efektifitas pelaksanaan wewenang dan tugas KSP dalam hal sertifikasi dimaksud perlu ditingkatkan.

Pokok-Pokok Pengaturan

Cakupan dan Uraian Bagian Keenam Standar Sarana dan Prasarana Pasal 33 Ayat 1 Penyelenggara pelatihan PMD pemerintah dan non pemerintah wajib memiliki sarana dan prasarana pelatihan Ayat 2 Sarana pelatihan meliputi: alat dan bahan pelatihan, median, buku, dan sumber belajar/modul Ayat 3 Prasarana meliputi: kantor, ruang pelatih/fasilitator, ruang teori dan ruang praktek, tempat beribadah, ruang toilet, dan tempat olah raga

Analisis dan Permasalahan Standar ini cukup berat, khususnya bagi penyelenggara pelatihan non pemerintah. Standar ini hendaknya diterapkan untuk penyelenggara non pemerintah yang telah terakreditasi Kondisi/kelayakan sarana prasarana pelatihan memang menjadi faktor penting yang memengaruhi mutu pelatihan. Pokok persoalannya adalah ketersediaan sarana prasarana dimaksud, bukan kepemilikan atas sarana prasarana.

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan Pemerintah dan Pemerintah daerah (Propinsi dan Kabupaten) dapat didorong untuk menyediakan sarana prasarana dimaksud. Dapat pula memanfaatkan dan/atau bekerjasama dengan lembaga lokal yang memiliki sarana prasarana dimaksud.

Pasal 34 Ayat 2 Satuan kerja pelatihan PMD dapat menggunakan mobil/perahu pelatihan PMD keliling (Mobile Training PMD Unit) untuk memfasilitasi keterjangkauan peserta pada daerah tertentu

Pokok-Pokok Pengaturan

Cakupan dan Uraian Pasal 35 Ayat 1 Satuan Kerja Pelatihan PMD wajib memiliki Strandar Pengelolaan pelatihan PMD Ayat 2 Standar Pemgelolaan dimaksud terdiri atas rencana kerja dan pedoman pelatihan PMD

Analisis dan Permasalahan

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan Sebagai salah satu aacuan untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan PMD

BAB IV AKREDITASI

Pasal 40 Ayat 1 Satuan Kerja pelatihan PMD diakreditasi berdasarkan instrument dan kriteria pelatihan PMD Ayat 2 Akreditasi dimaksud untuk menentukan kelayakan dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan pelatihan PMD Ayat 3 Akreditasi dilakukan oleh KSP secara objektif, adil, transparan, dan komprehensif

Akreditasi sebagai kebijakan untuk memastikan kemampuan, kompetensi, dan daya dukung yang dimiliki lembaga penyelenggara atau pemberi layanan pelatihan PMD. Kebijakan ini dapat diterima, dan lembaga penyelenggara yang akan melaksanakan pelatihan PMD yang didanai dari APBN atau APBD memang selayaknya diakreditasi.

Lembaga penyelenggara pelatihan PMD yang telah terakreditasi menjadi salah satu faktor penentu penjaminan dan peningkatan mutu pelatihan PMD

Pasal 41 Akreditasi Satuan Kerja pelatihan PMD Pusat, Propinsi, dan Kabupaten dilakukan oleh Divisi Akreditasi KSP Pusat, Propinsi, dan Kabupaten

BAB V

Bagian Kesatu Peserta Pelatihan

Pemberian sertifikat kepada peserta sesuai jenis pelatihan dapat dipandang

Sertifikat menjadi salah satu alat bukti yang dapat menunjukkan mutu pelatihan

Pokok-Pokok Pengaturan SERTIFIKASI

Cakupan dan Uraian Pasal 42 Ayat 1 Sertifikat diberikan kepada peserta pelatihan yang telah memenuhi kualifikasi minimum yang dipersyaratkan Ayat 2 Sertfikat dimaksud terdiri atas: 1. Sertifikat peserta pelatihan berbasis komunitas 2. Sertifikat peserta pelatihan berbasis kompetensi Ayat 3 Sertifikat peserta pelatihan berbasis komunitas berbentuk: 1. Surat Keterangan Mengikuti Pelatihan (SKMP) dan/atau 2. Sertifikat Pelatihan Berbasis masyarakat (SPBM) Ayat 4 Sertifikat peserta pelatihan berbasis kompetensi berbentuk Sertifikat Pelatihan Berbasis Kompetensi (SPBK) Pasal 43 SKMP, SPBM, SPBK diterbitkan oleh Satuan Kerja peklatihan PMD Pasal 44 Peserta yang telah lulus pelatihan PMD dapat mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat kompetensi Tenaga Kerja di bidangnya yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi profesi yang berlisensi Badan nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Bagian Kedua Pelatih/Fasilitator

Analisis dan Permasalahan sebagai bukti atas kemampuan dan capaian seorang peserta sekaligus sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan.

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan PMD

Sertifikasi pelatih merupakan kebijakan dan instrument untuk menjamin kemampuan, kompetensi seorang pelatih,

Menjadi faktor penting untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan PMD

Pokok-Pokok Pengaturan

Cakupan dan Uraian Pasal 45 Ayat 1 Pelatih/Fasilitator pelatihan PMD wajib memiliki sertifikat sebagai pelatih/Fasilitator pelatihan PMD Ayat 3 Sertifikasi pelatih/fasilitator diselenggarakan oleh Divisi Sertifikasi Pelatih/Fasilitator pada KSP PMD

Analisis dan Permasalahan serta menunjukka tingkat/level keahliannya sebagai pelatih.

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan

BAB VI KOMITE STANDAR PELATIHAN

Pasal 47 Ayat 1 KSP dibentuk dalam rangka pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian standar pelatihan, akreditasi, sertifikasi, dan evaluasi Ayat 2 KSP terdiri atas 1. KSP Pusat 2. KSP Propinsi 3. KSP Kabupaten/Kota Pasal 48 Ayat 1 KSP Pusat terdiri atas: 1. Divisi Pelatihan 2. Divisi akreditasi 3. Divisi Sertifikasi 4. Divisi Evaluasi Ayat 2 KSP Propinsi terdiri atas: 1. Divisi Pelatihan dan akreditasi 2. Divisi Sertifikasi

Merupakan lembaga yang sangat otoritatif dalam tata kelola pelatihan PMD KSP berwenang dan mengemban tugas atas semua aspek penyelenggaraan pelatihan PMD. Semua intrumen dan kebiajakan untuk menjamin dan meningkatkan mutu pelatihan menjadi bidang garap utama KSP.

Kinerja dan mutu pelatihan PMD menjadi fokus kewenangan, tugas, dan tanggungjawab KSP

Pokok-Pokok Pengaturan 3. Divisi Evaluasi

Cakupan dan Uraian

Analisis dan Permasalahan

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan

Ayat 3 KSP Kabupaten/Kota terdiri atas: Divisi Pelatihan dan akreditasi Divisi sertifikasi dan Evaluasi Pasal 50 KSP mempunyai tugas dan wewenang: 1. Mengembangkan standar pelatihan 2. Menyelenggarakan akreditasi Satuan Kerja pelatihan PMD 3. Menyelenggarakan sertifikasi pelatihan melalui penilaian lulusan pelatihan 4. Menyelenggarakan sertifikasi kompetensi melalui uji kompentensi oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP) berlisensi BNSP 5. Merumuskan kriteria lulusan dari Satuan Kerja pengelola pelatihan PMD 6. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan pelatihan PMD 7. Memberikan rekomendasi penjamin dan pengendalian mutu pelatihan PMD Pasal 51 Ayat 1 KSP Pusat bearanggotakan berjumlah gasal, paling sedikit 11 orang dan paling banyak 15 orang Ayat 2 Aggota KSP Pusat terdiri atas 1. Pakar dan praktisi dari unsur pemerintah 55% 2. Pakar dan praktisi dari unsur non pemerintah 45% Pasal 52

Pokok-Pokok Pengaturan

Cakupan dan Uraian Ayat 1 KSP Propinsi berjumlah gasal, paling sedikit 7 orang dan paling banyak 11 orang Ayat 2 Anggota KSP Propinsi terdiri atas 1. Pakar danpraktisi dari unsur pemerintah 55% 2. Pakar dan praktisi dari unsur non pemerintah 45% Pasal 53 Ayat 1 KSP Kabupaten/Kota berjumlah gasal, paling sedikit 5 orang dan paling banyak 9 orang Ayat 2 Anggota KSP Kabupaten/Kota terdiri atas 1. Pakar danpraktisi dari unsur pemerintah 55% 2. Pakar dan praktisi dari unsur non pemerintah 45% Pasal 54 Masa bakti keanggotaan KSP 5 tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali masa bakti berikutnya setelah dilakukan evaluasi

Analisis dan Permasalahan

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan

Pokok-Pokok Pengaturan BAB VII EVALUASI

Cakupan dan Uraian Pasal 57 Ayat 1 Evaluasi kinerja pelatihan PMD Pusat dilakukant terhadap materi, antara lain: 1. Tingkat relevansi pelatihan PMD terhadap visi, misi, tujuan, dan paradigm pemberdayaan masyarakat dan desa 2. Tingkat relevansi jenis pelatihan PMD terhadap kebutuhan masyarakat akan sumberdaya manusia yang bermutu dan kompetitif 3. Tingkat pencapaian standar nasional pelatihan PMD oleh Satuan Kerja pelatihan PMD dan jenis pelatihan PMD 4. Tingkat efisiensi dan produktivitas Satuan Keja pelatihan PMD dan jenis pelatihan PMD 5. Tinfkat daya saing Satuan Kerja PMD dan jenis pelatihan PMD antar kabupaten/kota, antar propinsi, dan nasional Ayat 2 Evaluasi dilakukan oleh KSP Ayat 3 Evaluasi dilakukan paling sedikit setahun sekali dan/atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan

Analisis dan Permasalahan Evaluasi terhadap pengelolaan, proses, capaian, dan dampak pelatihan PMD menjadi menjadi isu krusial. Sejauh ini evaluasi terhadap efektifitas pengelolaan dan dampak pelatihan PMD dirasa masih lemah/kurang

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan Evaluasi merupakan aktifitas yang akan menunjukkan seberapa tinggi-rendah mutu pelatihan PMD.

Pokok-Pokok Pengaturan BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Cakupan dan Uraian Pasal 63 Pembinaan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud meliputi: 1. Pemberian pedoman teknis pelaksanaan pelatihan PMD 2. Pemberian bantuan keuangan 3. Pelatihan PMD, pelatihan atau orientasi bagi aparatur pemerintah kabupaten/kota Pembina Pelatihan PMD 4. Pengendalian pelatihan PMD dalam rangka penjaminan mutu skala kabupaten/kota 5. Penghargaan atas prestasi yang telah dilakukan oleh Satuan Kerja penyelenggara pelatihan PMD, pelatih/fasilitator, dan alumni peserta pelatihan skala kabupaten/kota

Analisis dan Permasalahan

Relevansi terhadap Revitalisasi Mutu Pelatihan

BAB IX PENDANAAN

Pasal 65 Ayat 1-3 Pendanaan pelaksanaan dan standar pelatihan PMD dibebankan pada: 1. APBN, 2. APBD Propinsi, dan APBD Kabupatrn/kota serta 3. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Lampiran 4 HASIL PENGKAJIAN REGULASI PERMENDAGRI NO. 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Jenis Regulasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri; Pokok-Pokok Pengaturan Pasal 670 huruf d Rumusan Ayat Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 669, menyelenggarakan fungsi: d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa Direktorat Pemerintahan Desa dan Kelurahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 691, menyelenggarakan fungsi: e. perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan pengembangan kapasitas desa dan kelurahan Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 671 huruf c, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di bidang pengembangan kelembagaan dan pelatihan masyarakat Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Analisis Ditjen PMD perlu merancang rencana pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa Relevansi dengan Revitalisasi Bahwa kualitas pelatihan masyarakat dan pemerintah desa/kelurahan harus secara kontinue diberikan bimbingan teknis, selanjutnya evaluasi atas pemberdayaan masyarakat dan desa menjadi hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan feed

back
Pasal ini merupakan turunan dari fungsi Ditjen PMD yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Pemerintahan Desa dan Kelurahan melalui perumusan kebijakan fasilitasi pelaksanaan pengembangan kapasitas desa dan kelurahan Pasal ini merupakan turunan dari fungsi Ditjen PMD yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat dalam pengembangan kelembagaan dan pelatihan masyarakat

Pasal 692 huruf e

Bagian Kelima Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat Pasal 715 Pasal 716 huruf e

Kebijakan fasilitasi pelaksanaan pengembangan kapasitas desa dan kelurahan akan menjadi dasar bagi Pemda provinsi dan kabupaten/ kota dalam perencanaan dan penganggaran terkait pengembangan kapasitas desa dan kelurahan Bahwa kualitas pelatihan masyarakat dan pemerintah desa/ kelurahan harus terus dilakukan upaya pengembangan pada aspek kelembagaan dan aspek pelatihan masyarakat

Pasal ini merupakan turunan dari fungsi

Kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 715, menyelenggarakan fungsi: e. penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat Subdirektorat Pelatihan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 717 huruf e, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat. Subdirektorat Pelatihan Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 734, menyelenggarakan fungsi: (1). penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan masyarakat; dan (2).penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat. (1). Seksi Pengembangan Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 736 huruf a, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan masyarakat. (2).Seksi Penyelenggaraan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 736

Analisis Ditjen PMD yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat melalui perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat

Relevansi dengan Revitalisasi pelatihan masyarakat akan menjadi dasar bagi Pemda provinsi dan kabupaten/ kota dalam perencanaan dan penganggaran terkait pelatihan masyarakat

Pasal 734

Pasal 735

Pasal ini merupakan turunan dari fungsi Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat yang akan dilaksanakan oleh Subdirektorat Pelatihan Masyarakat dalam penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat. Pasal ini merupakan turunan dari fungsi Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat yang akan dilaksanakan oleh Subdirektorat Pelatihan Masyarakat melalui perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan masyarakat, penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat Pasal ini merupakan turunan dari fungsi Subdirektorat Pelatihan Masyarakat yang akan dilaksanakan oleh: (1) Seksi Pengembangan Kurikulum dalam perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan masyarakat. (2) Seksi Penyelenggaraan dan

Kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat akan menjadi dasar kebijakan teknis bagi Pemda provinsi dan kabupaten/ kota dalam perencanaan dan penganggaran terkait fasilitasi pelaksanaan pelatihan masyarakat. kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan masyarakat, penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat akan menjadi dasar bagi Pemda provinsi dan kabupaten/ kota dalam perencanaan dan penganggaran

Pasal 737

Kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan masyarakat dan penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat. Sehingga akan menjadi dasar kebijakan teknis bagi Pemda provinsi dan kabupaten/ kota dalam perencanaan dan penganggaran.

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan

Rumusan Ayat huruf b, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat.

Analisis Evaluasi dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan penyelenggaraan dan evaluasi pelatihan masyarakat.

Relevansi dengan Revitalisasi

Lampiran 5
HASIL PENGKAJIANREGULASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANGPEMBAGIAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DI MALANG
Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan Permendagri No. 21 TUGA BALAI BESAR tahun 2006 PEMBERDAYAAN tentang pembagian MASYARAKAT DAN DESA di organisasi dan tata MALANG kerja balai besar pemberdayaan masyarakat dan desa di Malang Jenis Regulasi

Rumusan Ayat PASAL 2: Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelatihan bagi masyarakat yang meliputi kader pembangunan, perangkat pemerintahan, anggota badan perwakilan, pengurus Iembaga masyarakat dan para warga masyarakat desa dan kelurahan sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Analisis Pemberdayaam masyarakat dan desa merupakan urusan yang kewenangannya telah didesentralisasi. Kewajiban pokok pemerintah adalah menyelenggarakan peningkatan kapasitas dan sistem dukungan terhadap daerah/pemerintah daerah untuk menyelenggarakan kewenangannya. Pasal ini yang berintikan mandat (penugasan) pemerintah cq kementerian dalam negeri kepada Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mengindikasikan masih kuatnya paradigma sentralisasi pembangunan, yakni kecenderungan masih dominannya otoritas pusat terhadap urusan yang telah didesentralisasikan. Hal demikian dapat berimplikasi pada generalisasi atau malah penyeragaman muatan dan usaha pemberdayaan masyarakat yang lebih lanjut akan berakibat pada pengingkaran nilai dan realitas keberagaman masyarakat dan desa.

Relevansi dengan Revitalisasi Dalam kerangka revitalisasi, sangat penting dilakukan: Mengubah paradigma sentralisme menjadi paradigma desentralisasi pemerintahan dan otonomisasi daerah. Kepentingannya adalah mendekatkan muatan, metode, pendekatan, teknik dan strategi pelatihan pada kebutuhan nyata usaha perkuatan keberdayaan masyarakat dan desa. Memilah secara tegas perkuatan kapasitas bagi masyarakat, kader masyarakat, kelembagaan masyarakat dan tenaga pemberdaya masyarakat pada satu ranah pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan serta aparatur pemerintahan desa dan badan permusyawaratan desa (bpd) pada ranah pemerintahan desa dan aparatur kelurahan pada ranah penyelenggaraan layanan pemerintah di kalurahan. Menegaskan TUGAS Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah menyelenggarakan sistem dukungan bagi usaha pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan, penguatan kapasitas pemerintahan desa dan peningkatan kapasitas aparat layanan pemerintah di kelurahan.

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan Permendagri No. 21 FUNGSI BALAI BESAR tahun 2006 PEMBERDAYAAN tentang pembagian MASYARAKAT DAN DESA di organisasi dan tata MALANG kerja balai besar pemberdayaan masyarakat dan desa di Malang Jenis Regulasi

Rumusan Ayat PASAL 3: Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pelatihan di bidang pemberdayaan aparatur desa/kelurahan; b. pelaksanaan pelatihan di bidang pemberdayaan lembaga masyarakat desa/kelurahan; dan c. pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, administrasi umum, perpustakaan, perlengkapan dan rumah tangga.

Analisis Mengacu pada catatan analitik dan relevansinya dengan revitalisasi atas pasal 2, terhadap kontekstualitas pada usaha penguatan/peningkatan kapasitas (pemberdayaan) aparatur desa/ kelurahan diperlukan penegasan posisi yang berbeda antara aparatur desa dengan aparatur kelurahan. Pemberdayaan aparatur desa harus berpijak pada posisi desa yang melekat didalamnya hak otonomi desa, sedang aparatur kelurahan berpijak pada posisi kelurahan yang melekat didalamnya kewenangan wilayah administratif yang bersumber dari kewenangan pemerintah daerah atau kabupaten/ kota. Dalam hak otonomi desa menjadi bagian tak terpisahkan dalam pemerintahan desa adalah keberadaan badan permusyawaratan desa (BPD). Agar tidak mereduksi usaha pemberdayaan masyarakat, pelatihan dibidang pemberdayaan lembaga masyarakat desa/kelurahan dibawa kembali pada esensi perkuatan keberdayaan masyarakat desa/ kelurahan. Lembaga masyarakat desa/kelurahan yang secara stereo-type menunjuk pada LPMD/LPMK, Kader Pembangunan, KPMD/KPMK dan BPD) diposisikan kembali sebagai bagian dari keseluruhan dan tidak terpisahkan dari usaha pemberdayaan. Pelatihan pemberdayaan masyarakat dengan demikian menunjuk pada perkuatan dan perbanyakan tenaga pemberdayaan masyarakat (yakni tenaga fasilitator dari unsur kedinasan

Relevansi dengan Revitalisasi Fungsi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa diarahkan pada fungsi penyelenggaraan fungsi: a. pelaksanaan sistem dukungan pemberdayaan masyarakat dan kelembagaan masyarakat desa/ kelurahan; b. pelaksanaan sistem dukungan pemberdayaan kelembagaan pemerintahan desa, perangkat desa dan aparatur kelurahan; c. pendidikan dan pelatihan master trainer pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan kelembagaan masyarakat desa/kelurahan, pemberdayaan kelembagaan pemerintahan desa, pemberdayaan perangkat desa dan pemberdayaan aparatur kelurahan; d. kaji-tindak pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan kelembagaan masyarakat desa/kelurahan dan pemberdayaan kelembagaan pemerintahan desa melalui pengembangan sistem model (modeling system) bertumpu pada keberagaman dan otonomi masyarakat dan desa di Indonesia; e. pelaksanaan urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, administrasi, perpustakaan, perlengkapan dan kerumahtanggaan. f. Fungsi pada huruf (c.) dan (d.) secara operasional dapat diintegrasikan keduaduanya dalam masing-masing di penyelenggaraan operasional fungsi pada huruf (a.) dan (b.). Sebaliknya, jika dipandang perlu dan ditimbang dapat bisa lebih efektif

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat

Analisis dari elemen tenaga fungsional maupun nonkedinasan dari elemen tenaga profesional) dan selanjutnya kepelatihan lembaga masyarakat desa/kelurahan. Lebih lanjut, Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa sepantasnya tidak menjalankan fungsi teknis pelaksanaan pelatihan, tetapi lebih menjalankan fungsi penyelenggaraan sistem dukungan. Jika pun menyelenggarakan teknis pelatihan, maka ini adalah pelatihan untuk tenaga-tenaga khusus bagi perkuatan teknis dan operasional sistem dukungan pelaksanaan pelatihan atau semacam pelatihan untuk pelatih. Penyelenggaraan teknis pelatihan dan/atau pelaksanaan teknis pemberdaaan menjadi bagian kewenangan yang didesentralisasikan di daerah. Lihat catatan huruf (f.) pada relevansi dengan revitalisasi untuk fungsi-fungsi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa (Pasal 3 Permendagri 21/2006) di atas.

Relevansi dengan Revitalisasi kinerjanya dapat diwadahi dalam satuan substruktur tersendiri dalam Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa. Desentralisasi kewenangan penyelenggaraan teknis pelatihan dan/atau pelaksanaan teknis pemberdayaan, berarti mendekatkan muatan pelatihan dan pemberdayaan pada kebutuhan-kebutuhan nyata perkuatan di masyarakat/desa dalam berbagai keragaman sebagaimana keragaman masyarakat dan desa di seluruh wilayah Indonesia.

g.

SUSUNAN ORGANISASI

BAB II Pasal 4 (1) Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang terdiri dari: a. Bagian Tata Usaha; b. Bidang Pemberdayaan Aparatur; c. Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Di Iingkungan Balai-Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa di Malang terdapat unit Pasal 5

Lihat catatan huruf (f.) pada relevansi dengan revitalisasi untuk fungsi-fungsi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat Desa (Pasal 3 Permendagri 21/2006) di atas.

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat Bagan susunan organisasi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Malang tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. PASAL 6: (TUGAS) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyusun program dan anggaran, pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, persuratan, perpustakaan, perlengkapan, dan rumah tangga. PASAL 7: (FUNGSI) a. penyusunan program dan anggaran serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi; b. pengelolaan urusan keuangan, urusan perlengkapan, rumah tangga dan perpustakaan; dan c. pengelolaan surat menyurat dan urusan kepegawaian. PASAL 8 dan PASAL 9: (SUBBAGIAN DAN TUGASNYA) (1) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program dan anggaran serta monitoring dan evaluasi. (2) Subbagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan

Analisis

Relevansi dengan Revitalisasi

Bagian Tata Usaha

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan perpustakaan. (3) Subbagian Persuratan dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, dan kepegawaian. Pasal 10 Bidang Pemberdayaan Aparatur mempunyai tugas menyelenggarakan pelatihan di bidang pemberdayaan aparatur desa dan kelurahan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pelatihan

Analisis

Relevansi dengan Revitalisasi

Bagian Kedua Bidang Pemberdayaan Aparatur

Pasal 11 Bidang Pemberdayaan Aparatur dalam melaksanakan tugas sebagaimana

Bidang pemberdayaan aparatur dengan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal yang telah ada mengindikasikan, sebagaimana catatan analitik atas pasal 2, kecenderungan paradigma sentralisme dan tidak memilah-bedakan posisi aparatur desa dan aparatur kelurahan secara lebih jelas dan tegas. Sebagaimana diatur dalam peraturan terkait Desa dan Kelurahan, Desa memiliki kewenangan otonom dan kelurahan kewenangan administratif. Bidang ini, dengan memahami keragaman masyarakat yang berarti juga keberagaman kebutuhan sesuai dengan didamika yang berkembang di daerah serta sesuai dengan pelimpahan kewenangan pemberdayaan masyarakat dan desa dalam kerangka desentralisasi, penyelenggaraan pelatihan di bidang pemberdayaan aparatur desa dan kelurahan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan seharusnya diubah dengan penugasan penyelenggaraan sistem dukungan dengan rangkaian penugasan terkait. Dengan tugas sebagaimana masukan dalam catatan analitik dan relevansi di atas, penyelenggaraan fungsinya pun terkait dengan

Bidang Pemberdayaan Aparatur (atau nama dan sebutan yang disesuaikan kemudian) mempunyai tugas menyelenggarakan sistem dukungan di bidang pemberdayaan lembaga pemerintahan desa, pemberdayaan perangkat desa dan pemberdayaan aparatur kelurahan; konsultansi dan supervisi pelaksanaan teknis pemberdayaan, monitoring dan evaluasi, kajian untuk pengembangan muatan kurikulum, modul, strategi, pendekatan, metode dan teknik pemberdayaan dan/atau penguatan/peningkatan kapasitas.

Penyelenggaraan fungsi terkait, adalah: a. Kaji kebutuhan pemberdayaan kelembagaan pemerintahan desa;

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat dimaksud dalam Pasal 10, menyelenggarakan fungsi: a. analisis kebutuhan pelatihan perangkat desa; b. analisis kebutuhan pelatihan perangkat kelurahan; c. pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan pemberdayaan aparatur; d. pelaksanaan pelatihan pemberdayaan aparatur; dan e. monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan pelatihan.

Analisis pokok-pokok yang relevan.

Relevansi dengan Revitalisasi b. Kaji kebutuhan pemberdayaan perangkat desa; c. Kaji kebutuhan pelatihan aparat kelurahan; d. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan kelembagaan desa; e. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan perangkat desa; f. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pelatihan aparat kelurahan; g. Penyediaan Master Trainer dan Pelatihan Tenaga Pelatih/Pemberdayaan kelembagaan desa, perangkat desa dan aparat kelurahan. h. Pemberian konsultansi dan supervisi i. Monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan. Seksi-seksi disarankan untuk dilakukan penyesuaian, sebagai berikut: (1) Seksi Pemberdayaan Kelembagaan Pemerintahan Desa dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan pemberdayaan dan pengembangan kelembagaan pemerintahan desa, yang menjakup pemerintah desa (cq. Kepala Desa dan perangkatnya) dan Badan Permusyawaratan Desa (atau lembaga permusyawaratan desa yang sepadan dengannya); pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode dan teknik pemberdayaan pemerintahan desa; penyiapan pedoman umum dan panduan teknis sebagai acuan pemberian konsultansi dan supervisi bagi tenaga pendamping teknis (yakni

Pasal 12 dan Pasal 13 (seksi dan tugas) (1) Seksi Perangkat Desa mempunyai tugas menyiapkan bahan analisis kebutuhan pelatihan, pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan, serta penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelatihan perangkat desa. (2) Seksi Perangkat Kelurahan mempunyai tugas menyiapkan bahan analisis kebutuhan pelatihan, pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan, serta penyiapan bahan monitoring, evaluasi

Berkaitan dengan tugas dan fungsi subbidang sebagaimana diuraikan dalam catatan analitik dan relevansi revitalisasi, seksi-seksi dan penugasannya perlu dilakukan penyesuaian. Penyesuaian diantaranya dapat dilakukan dengan penambahan seksi maupun penugasan seksi secara relevan.

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat dan penyusunan laporan pelatihan perangkat kelurahan.

Analisis

Relevansi dengan Revitalisasi petugas fungsional pendampingan teknis) pemberdayaan pemerintahan desa; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan perkembangan kegiatan pemberdayaan pemerintahan desa. (2) Seksi (pemberdayaan atau peningkatan kapasitas) Perangkat Desa dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan pemberdayaan perangkat desa; pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan perangkat desa; penyiapan pedoman umumdan panduan teknis sebagai acuan, pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas atau pemberdayaan perangkat desa; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas atau pemberdayaan perangkat desa. (3) Seksi (pemberdayaan atau peningkatan kapasitas) Aparatur Kelurahan dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan pemberdayaan aparatur kelurahan; pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan aparatur kelurahan; penyiapan pedoman umumdan panduan teknis sebagai acuan, pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas atau pemberdayaan aparatur kelurahan; penyiapan bahan monitoring,

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat

Analisis

Relevansi dengan Revitalisasi evaluasi dan pelaporan kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas atau pemberdayaan aparatur kelurahan. Bidang Pemberdayaan Masyarakat mengemban tugas menyelenggarakan sistem dukungan bagi peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, politik, budaya, lingkungan, permukiman, kesehatan dan kemasyarakatan; konsultansi dan supervisi pelaksanaan teknis pemberdayaan, monitoring dan evaluasi; kajian untuk pengembangan muatan, modul, strategi, pendekatan, metode dan teknik pemberdayaan dan/atau penguatan/peningkatan kapasitas.

Bagian Ketiga Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan

Pasal 14 (TUGAS) Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan mempunyai tugas menyelenggarakan pelatihan di bidang pemberdayaan Iembaga emasyarakatan desa dan kelurahan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pelatihan.

Pasal 15 (FUNGSI) Bidang Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, mempunyai fungsi: a. analisis kebutuhan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan; b. pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan; c. pelaksanaan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan di bidang

Sebagaimana telah disebut dalam catatan analitik dan relevansi revitalisasi diatas, pembidangan ini sepantasnya diperluas cakupannya sebagai Bidang Pemberdayaan Masyarakat yang mencakupi masyarakat desa dan kelurahan. Pemberdayaan lembaga kemasyarakatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses kerja pemberdayaan masyarakat. Dalam kerangka ini pemberdayaan masyarakat dibawa dan diarahkan yang secara teknis dan substantif dapat lebih terukur, yaknin pemberdayaan: sosial-ekonomi, sosial-budaya, sosial-politik, serta lingkungan permukiman dan kesehatan. Dengan tugas sebagaimana masukan dalam Penyelenggaraan fungsi terkait, adalah: catatan analitik dan relevansi di atas, a. Kaji kebutuhan pemberdayaan masyarakat. penyelenggaraan fungsinya pun terkait dengan b. Kaji kebutuhan pemberdayaan kelembagaan pokok-pokok yang relevan. masyarakat; c. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan masyarakat. d. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan kelembagaan masyarakat; e. Pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pelatihan

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat kelembagaan dan sosial budaya; d. pelaksanaan pelatihan pemberdayaan Iembaga kemasyarakatan di bidang usaha ekonomi masyarakat; dan e. monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan pelatihan.

Analisis

Relevansi dengan Revitalisasi Tenaga Pendamping Masyarakat dan Kader Masyarakat; f. Penyediaan Master Trainer dan Pelatihan Tenaga Pendamping Masyarakat.

g. Pemberian konsultansi dan supervisi h. Monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan.

PASAL 16 (SEKSI-SEKSI) DAN Pasal 17 (TUGAS) (1) Seksi Kelembagaan dan Sosial Budaya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis kebutuhan pelatihan, pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan, penyiapan bahan pelatihan pemberdayaan lembaga emasyarakatan di bidang kelembagaan dan sosial budaya serta monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan. (2) Seksi Pengembangan Ekonomi Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis kebutuhan pelatihan, pengembangan kurikulum, modul, metode dan teknik pelatihan, penyiapan bahan pelatihan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan di bidang pengembangan ekonomi masyarakat serta monitoring, evaluasi dan

Berkaitan dengan tugas dan fungsi subbidang sebagaimana diuraikan dalam catatan analitik dan relevansi revitalisasi, seksi-seksi dan penugasannya perlu dilakukan penyesuaian. Penyesuaian diantaranya dapat dilakukan dengan penambahan seksi maupun penugasan seksi secara relevan.

Seksi-seksi disarankan untuk dilakukan penyesuaian, sebagai berikut: 1) Seksi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masyarakat, yang mencakup bidang manajemen dan pengembangan usaha, peningkatan kualitas dan kapasitas produksi, jejaring dan kerjasama usaha, promosi dan akses pemasaran; pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode dan teknik pemberdayaan ekonomi masyarakat; penyiapan pedoman umum dan panduan teknis sebagai acuan pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan perkembangan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat. 2) Seksi Pemberdayaan Sosial-Budaya dan Lingkungan dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan pemberdayaan masyarakat dibidang sosial-budaya dan lingkungan yang mencakup pengembangan kearifan

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat penyusunan laporan.

Analisis

Relevansi dengan Revitalisasi masyarakat setempat, pendidikan anak dan keluarga, pelestarian alam dan lingkungan, dan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan; pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan perangkat masyarakat dibidang sosial-budaya dan lingkungan; penyiapan pedoman umum dan panduan teknis sebagai acuan, pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pemberdayaan sosialekonomi dan lingkungan; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemberdayaan sosial-ekonomi dan lingkungan. 3) Seksi Pemberdayaan Politik dan Kelembagaan Masyarakat dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan pemberdayaan politik (didalamnya mencakupi kesadaran akan kewargaan, pemahaman dan kemampuan untuk menyampaikan pandangan, gagasan dan usulan secara konstruktutif, partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, pemantauan dan pengawasan pembangunan) dan kelembagaan masyarakat (tata-kelola kehidupan bersama masyarakat); pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan politik dan kelembagaan masyarakat; penyiapan pedoman umum dan panduan teknis sebagai acuan, pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pemberdayaan politik dan kelembagaan masyarakat; penyiapan bahan monitoring,

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat

Analisis

Relevansi dengan Revitalisasi evaluasi dan pelaporan kegiatan terkait. 4) Seksi Pemberdayaan Permukiman dan Kesehatan Masyarakat dengan tugas menyiapkan bahan kajian kebutuhan pemberdayaan dalam pengelolaan permukiman dan kesehatan masyaraka; pengembangan konsep, strategi, model, pendekatan, metode, dan teknik pemberdayaan pengelolaan permukiman dan kesehatan masyarakat; penyiapan pedoman umum dan panduan teknis sebagai acuan, pemberian konsultansi dan supervisi kegiatan pemberdayaan pengelolaan permukiman dan kesehatan masyarakat; penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan terkait. (1) Kelompok Tenaga Fungsional bidang pemberdayaan kelembagaan pemerintahan Desa, pemberdayaan perangkat Desa dan peningkatan kapasitas aparatur kelurahan; (2) Kelompok Tenaga Fungsional bidang pemberdayaan masyarakat di subbidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, pemberdayaan sosial-budaya dan lingkungan, pemberdayaan politik dan kelembagaan masyarakat serta subbidang permukiman dan kesehatan masyarakat. (3) Kelompok Tenaga Fungsional Kepelatihan dan Master Trainer. (4) Kelompok Tenaga Fungsional Riset, Monitoring dan Evaluasi. (5) Prinsip-prinsip partisipatoris dan

Bagian Keempat Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 18 Kelompok Tenaga Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 19 (1) Kelompok Tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 sesuai .dengan bidang keahliannya. (2) Masing-masing kelompok tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior. (3) Jumlah tenaga fungsional

Tenaga fungsional disesuaikan dengan kebutuhan operasional penyelenggaraan sistem dukungan terhadap pemberdayaan masyarakat dan desa yang substansi teknis penyelenggaraannya didesentralisasikan.

Jenis Regulasi

Pokok-Pokok Pengaturan tentang Pelatihan

Rumusan Ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Analisis

Relevansi dengan Revitalisasi keberagaman (multikulturalisme) masyarakat dan desa menjadi pegangan utama.

Anda mungkin juga menyukai