Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

Perihal mengenai kepemimpinan dalam Islam merupakan suatu wacana yang selalu menarik untuk didiskusikan. Wacana kepemimpinan dalam Islam ini sudah ada dan berkembang, tepatnya pasca Rasulullah SAW wafat. Wacana kepemimpinan ini timbul karena sudah tidak ada lagi Rasul atau nabi setelah Nabi Muhammad SAW wafat. alam firman Allah SW! dikatakan bahwa Al"#ur$an itu sudah bersifat final dan tidak dapat diubah"ubah lagi. Sehingga Rasulullah SAW adalah pembawa risalah terakhir dan penyempurna dari risalah"risalah sebelumnya. % !elah sempurnalah kalimat !uhanmu &Al"#ur$an' sebagai kalimat yang benar dan adil. !ak ada yang dapat mengubah kalimat"kalimat"Nya.(&).S Al"An$am*++,'. !idaklah mungkin akan ada se-rang nabi baru setelah Rasulullah SAW. .arena ketika ada se-rang nabi baru setelah Rasulullah SAW maka akan ada suatu risalah baru sebagai penyempurna dari risalah sebelumnya, sehingga artinya Al"#ur$an tidaklah sempurna dan Allah men/adi tidak k-nsisten terhadap pernyataannya yang ia sebutkan dalam ayat di atas. .etika Rasulullah SAW wafat, berdasarkan fakta se/arah dalam Islam, 0mat Islam terpecah belah akibat perdebatan mengenai kepemimpinan dalam Islam, khususnya mengenai pr-ses pemilihan pemimpin dalam Islam dan siapa yang berhak atas kepemimpinan Islam. Se/arah mencatat bahwa kepemimpinan Islam setelah Rasulullah SAW wafat dipimpin -leh Abu 1akar, 0mar 1in .hattab, 0tsman 1in Affan, Ali 1in Abi !halib, Muawiyah, dan 1ani Abbas. Setelah dinasti Abbasyiah kepemimpinan Islam terpecah pecah ke dalam kesultan"kesultanan kecil. Permasalahan kepemimpinan ini membuat Islam men/adi terfragmentasi dalam kel-mp-k"kel-mp-k, diantaranya yang terbesar adalah adanya kel-mp-k Sunni dan Syiah. .edua kel-mp-k besar ini memiliki k-nsep dan pahaman kepemimpinan yang sangat /auh berbeda. .edua kel-mp-k ini memiliki dalil dan argumentasi yang sama"sama menggunakan sumber Islam yaitu Al"#ur$an dan Sunnah. .edua kel-mp-k ini terkadang saling berseteru satu sama lain, dan /uga ada yang sampai mengkafirkan satu sama lain. .-ndisi ini sangatlah tidak sehat bagi perkembangan kaum muslimin, harusnya mereka dapat berargumentasi secara rasi-nal dan l-gis. Sehingga kaum muslim dapat melihat dan menilai apakah pr-p-sisi"pr-p-sisi yang dikeluarkan merupakan suatu kebenaran atau tidak. Pada dasarnya se/arah tak bersih dari peristiwa kelam. Se/arah setiap bangsa, dan pada dasarnya se/arah umat manusia, merupakan himpunan peristiwa menyenangkan dan tidak menyenangkan. Pasti begitu. Allah menciptakan manusia sedemikian sehingga manusia tidak bebas dari d-sa. Perbedaan yang ter/adi pada se/arah berbagai bangsa, k-munitas dan agama terletak pada pr-p-rsi peristiwa menyenangkan dan

tidak menyenangkan, bukan pada fakta bahwa mereka, hanya memiliki peristiwa menyenangkan sa/a atau tidak menyenangkan sa/a.2+3 Pr-ses memahami se/arah tidak b-leh berlandaskan suka atau tidak suka, dan /uga harus siap menerima segala k-nsekuensi yang timbul setelah kita menelaah se/arah tersebut. alam makalah ini penulis berusaha untuk berhenti pada k-nsep"k-nsep kepemimpinan tetapi /uga membahas se/arah 4 khilafah setelah Rasulullah SAW, serta menyinggung inasti Muawiyah dan Abbasyiah. penulis menc-ba untuk menarik nilai"nilai apa yang bisa didapat untuk membentuk k-nsep" k-nsep kepemimpinan dalam Islam. Ada beberapa pertanyaan yang dapat saya a/ukan seputar pembahasan makalah kepemimpinan dalam Islam ini, yaitu* +. Apa yang dimaksud dengan pemimpin dan kepemimpinan serta kenapa kepemimpinan dalam Islam di perlukan5 6. 1agaimana syarat"syarat kepemimpinan dalam Islam5

BAB II ISI

A.DEFINISI KEPEMIMPINAN .epemimpinan diartikan sebagai kemampuan sese-rang sehingga ia memper-leh rasa h-rmat & respect', pengakuan &recognition', kepercayaan &trust', ketaatan &obedience', dan kesetiaan &loyalty' untuk memimpin kel-mp-knya dalam kehidupan bersama menu/u cita"cita. alam Islam karena kepemimpinan erat kaitannya dengan pencapaian cita"cita maka kepemimpinan itu harus ada dalam tangan se-rang pemimpin yang beriman. 7irman Allah SW! dalam Al")ur$an Surat Ali Imran ayat 68 *

%Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. an Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) !ya. an hanya kepada Allah kembali (mu) .(

B.KAEDAH-KAEDAH KEPEMIMPINAN 1. Kepemimpinan Bersifat Tungga alam kha9anan p-litik Islam, kepemimpinan negara itu bersifat tunggal. !idak ada pemisahan, ataupun pembagian kekuasaan di dalam Islam. .ekuasaan berada di tangan se-rang .halifah secara mutlak. Seluruh kaum Muslim harus menyerahkan l-yalitasnya kepada se-rang pemimpin yang absah. Mereka tidak diperb-lehkan memberikan l-yalitas kepada -rang lain, selama .halifah yang absah masih berkuasa dan memerintah kaum Muslim dengan hukum Allah SW!. alam hal ini, Rasulullah Saw bersabda* &0 $% ) 1 +( / " ' # &" - & . , ! * * %"iapa saja yang telah membai#at seorang $mam (%halifah), lalu ia memberikan uluran tangan dan buah hatinya, hendaknya ia mentaatinya jika ia mampu. Apabila ada orang lain hendak merebutnya (kekuasaan itu) maka penggallah leher orang itu.( 2:R. Muslim3. 3 >0= $ 2 & ) 5 ? 5 : 6 ! 2 . A $ ) < " 3 5 2 34 @ 52 8 9 ) 7 9 ; %"iapa saja yang datang kepada kamu sekalian, sedangkan urusan kalian berada di tangan seorang %halifah, kemudian dia ingin memecah-belah kesatuan jama#ah kalian, maka bunuhlah ia .( 2:R. Muslim3. & &. $ ! 1 D C . &B E - * ! $ %Apabila dibai#at dua orang %halifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya .( 2:R. Muslim3. iriwayatkan -leh Imam Muslim dari Abi :a9im yang mengatakan, %Aku telah mengikuti ma/elis Abu :urairah selama , tahun, pernah aku mendegarnya menyampaikan hadits dari Rasulullah Saw. ;ang bersabda*

&2 $% L G !H R * * ! " M & M F .A G J P .I 4 8 . 4 & .D < G M < 3 ( E% G3 Q A 4 ( < G O N G N G K % 5 R & R 2 < ; ! & . < ' 2 2 & L < 2 E H% < D& " E L. $% <J <J % ahulu, 1ani Israil selalu dipimpin dan dipelihara urusannya -leh para Nabi. Setiap kali se-rang Nabi meninggal, digantikan -leh Nabi yang lain. Sesungguhnya tidak akan ada Nabi sesudahku. &!etapi' nanti akan ada banyak .halifah.( Para shahabat bertanya, %Apakah yang engkau perintahkan kepada kami5( 1eliau men/awab, %Penuhilah bai$at yang pertama, dan yang pertama itu sa/a. 1erikanlah kepada mereka haknya karena Allah nanti akan menuntut pertanggung/awaban mereka terhadap rakyat yang dibebankan urusannya kepada mereka.( 2:R. Imam Muslim3 Riwayat"riwayat di atas menun/ukkan dengan /elas bahwasanya kepemimpinan dalam Islam bersifat tunggal, bukan bersifat k-legial. ari riwayat"riwayat di atas kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada pembagian kekuasaan di dalam Islam.

!. Kepemimpinan Is am Itu Bersifat Uni"ersa .epemimpinan Islam itu bersifat uni<eral, bukan bersifat l-kal maupun regi-nal. Artinya, kepemimpinan di dalam Islam diperuntukkan untuk Muslim maupun n-n Muslim. Sedangkan dari sisi k-nsep kewilayahan, Islam tidak mengenal batas wilayah negara yang bersifat tetap sebagaimana k-nsep kewilayahan negara bangsa. 1atas wilayah aulah .hilafah Islamiyyah terus melebar hingga mencakup seluruh dunia, seiring dengan akti<itas /ihad dan futuhat. Al")ur$an telah men/elaskan hal ini dengan sangat /elas. Allah SW! berfirman*

A D& U T < S O " <3 < D& T < D % . : O Q 35 < G& != 5 -

% an .ami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.( &)s. Saba$2=43* 68'.

8 W < X: F .% <D Z M! < D& ! ) < D& R @ T < D& E . 2 < D& K : &. ! Y D O I D PU A ! D V 5 L O &. MG J& < < < " $ E 4 2 A D . 4 & 4 3 D [ PU D & M J & M D& D .% < < : @ @ @

%.atakanlah* >:ai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kera/aan langit dan bumi? tidak ada !uhan &yang berhak disembah' selain ia, ;ang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat"kalimatNya &kitab"kitabNya' dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petun/uk$.( &)s. al"A$r@f 2A3* +,8'. Rasulullah Saw /uga bersabda* &; & 7D F \.% J Q J

%Saya diutus untuk bangsa yang berkulit merah hingga yang berkulit hitam.(2:R. Imam Ahmad dalam Musnad Imam Ahmad3 Nash"nash di atas merupakan bukti yang nyata bahwa kepemimpinan di dalam Islam bersifat uni<ersal, bukan hanya untuk umat Islam semata, akan tetapi /uga ditu/ukan bagi seluruh umat manusia.

#. Kepemimpinan Itu A$a a% Amana% Pada dasarnya, kepemimpinan itu adalah amanah yang membutuhkan karakter dan sifat"sifat tertentu. engan karakter dan sifat tersebut sese-rang akan dinilai layak untuk memegang amanah kepemimpinan. Atas dasar itu, tidak semua -rang mampu memikul amanah kepemimpinan, kecuali bagi mereka yang memiliki sifat"sifat kepemimpinan. Sifat"sifat kepemimpinan yang paling men-n/-l ada tiga. 1. a. A -&u''a% ()uat*.

Se-rang pemimpin harus memiliki kekuatan ketika ia memegang amanah kepemimpinan. .epemimpinan tidak b-leh diserahkan kepada -rang"-rang yang lemah. alam sebuah riwayat dituturkan, bahwa Rasulullah Saw pernah men-lak permintaan dari Abu 9ar al"Bhifariy yang menginginkan sebuah kekuasaan. iriwayatkan -leh Imam Muslim, bahwa Abu 9ar berkata, %Aku berkata kepada Rasulullah Saw, %;a Rasulullah tidakkah engkau mengangkatku sebagai penguasa &amil'5( Rasulullah Saw men/awab, %Wahai Abu 9ar, sesungguhnya engkau -rang yang lemah. Padahal, kekuasaan itu adalah amanah yang kelak di hari akhir hanya akan men/adi kehinaan dan penyesalan, kecuali -rang yang mengambilnya dengan hak, dan diserahkan kepada -rang yang mampu memikulnya.(;ang dimaksud dengan kekuatan di sini adalah kekuatan >a#liyyah dan nafsiyyah. Se-rang pemimpin harus memiliki kekuatan akal yang men/adikan dirinya mampu memutuskan kebi/akan yang tepat dan se/alan dengan akal sehat dan syari$at Islam. Se-rang yang lemah akalnya, pasti

tidak akan mampu menyelesaikan urusan"urusan rakyatnya. Cebih dari itu, ia akan kesulitan untuk memutuskan perkara"perkara pelik yang harus segera diambil tindakan. Pemimpin yang memiliki kekuatan akal akan mampu menel-rkan kebi/akan"kebi/akan cerdas dan bi/aksana yang mampu melindungi dan mense/ahterakan rakyatnya. Sebaliknya, pemimpin yang lemah akalnya, sedikit banyak pasti akan merugikan dan menyesatkan rakyatnya. Selain harus memiliki kekuataan >a#liyyah, se-rang pemimpin harus memiliki kekuatan nafsiyyah &ke/iwaan'. .e/iwaan yang kuat akan mencegah se-rang pemimpin dari tindakan tergesa"gesa, sikap em-si-nal, dan tidak sabar. Se-rang pemimpin yang lemah ke/iwaannya, cenderung akan mudah mengeluh, gampang em-si, serampangan dan gegabah dalam mengambil tindakan. Pemimpin seperti ini tentunya akan semakin menyusahkan rakyat yang dipimpinnya.

1. +.

A -ta&'a ()eta&'aan*.

.eta#waan adalah salah satu sifat penting yang harus dimiliki se-rang pemimpin maupun penguasa. Sebegitu penting sifat ini, tatkala mengangkat pemimpin perang maupun ekspedisi perang, Rasulullah Saw selalu menekankan aspek ini kepada para amirnya. alam sebuah riwayat dituturkan bahwa tatkala Rasulullah Saw melantik se-rang amir pasukan atau ekspedisi perang belia berpesan kepada mereka, terutama pesan untuk selalu berta#wa kepada Allah SW! dan bersikap baik kepada kaum Muslim yang bersamanya.2:R. Muslim D Ahmad3. Pemimpin yang berta#wa akan selalu berhati"hati dalam mengatur urusan rakyatnya. Pemimpin seperti ini cenderung untuk tidak menyimpang dari aturan Allah SW!. Ia selalu ber/alan lurus sesuai dengan syari$at Islam. Ia sadar bahwa, kepemimpinan adalah amanah yang akan dimintai pertanggung/awaban kelak di hari akhir. 0ntuk itu, ia akan selalu men/aga tindakan da perkataannya. 1erbeda dengan pemimpin yang tidak berta#wa. Ia c-nd-ng untuk menggunakan kekuasaannya untuk menindas, mend9alimi dan memperkaya dirinya. Pemimpin seperti ini merupakan sumber fitnah dan penderitaan.

1. ,.

A -rif& ( ema% em+ut* tat)a a +ergau $engan ra)-atn-a.

Sifat ini /uga sangat ditekankan -leh Rasulullah Saw. engan sifat ini, pemimpin akan semakin dicintai dan tidak ditakuti -leh rakyatnya. alam sebuah riwayat dikisahkan, bahwa >Aisyah ra berkata, (Saya mendengar Rasulullah Saw berd-a di rumah ini, >;a Allah, siapa sa/a yang diserahi kekuasaan untuk mengurusi urusan umatku, kemudian ia memberatkannya, maka beratkanlah dirinya, dan barangsiapa yang diserahi kekuasaan untuk mengurus urusan umatku, kemudian ia berlaku lemah lembut, maka bersikap lembutlah kepada dirinya.( 2:R. Muslim3. Selain itu, se-rang pemimpin mesti berlaku lemah lembut, dan memperhatikan dengan seksama kesedihan, kemiskinan, dan keluh kesah masyarakat. Ia /uga memerankan dirinya sebagai pelindung dan

pen/aga umat yang terpercaya. Ia tidak pernah menggunakan kekuasaannya untuk menghisap dan mend9alimi rakyatnya. Ia /uga tidak pernah memanfaatkan kekuasaannya untuk memperkaya diri, atau menggelimangkan dirinya dalam lautan harta, wanita dan ketamakan. Ia /uga tidak pernah berfikir untuk menyerahkan umat dan harta kekayaan mereka ke tangan"tangan musuh. irinya selalu mencamkan sabda Rasulullah Saw, %Barangsiapa diberi kekuasaan oleh Allah "&' untuk mengurusi urusan umat $slam, kemudian ia tidak memperhatikan kepentingan, kedukaan, dan kemiskinan mereka, maka Allah "&' tidak akan memperhatikan kepentingan, kedukaan, dan kemiskinannya di hari kiamat .( 2:R. Abu @wud D at"!irmid9i3. 0ntuk itu, se-rang pemimpin mesti memperhatikan urusan umat dan bergaul bersama mereka dengan cara yang baik. Se-rang pemimpin tidak hanya dituntut memiliki kecakapan dalam hal pemerintahan dan administasi, akan tetapi ia /uga harus memiliki /iwa kepemimpinan yang men/adikan dirinya ditaati dan dicintai -leh rakyatnya.

.. Kepemimpinan A$a a% Tugas Pengaturan/ Bu)an Ke)uasaan 0t1riter Pada dasarnya, kepemimpinan di dalam Islam merupakan /abatan yang berfungsi untuk pengaturan urusan rakyat. Se-rang pemimpin adalah pengatur bagi urusan rakyatnya dengan aturan"aturan Allah SW!. Selama pengaturan urusan rakyat tersebut ber/alan sesuai dengan aturan Allah, maka ia layak memegang /abatan pemimpin. Sebaliknya, /ika ia telah berkhianat dan mengatur urusan rakyat dengan aturan kufur, maka pemimpin semacam ini tidak wa/ib untuk ditaati. iriwayatkan -leh Imam Muslim dari Abi :a9im yang mengatakan, %Aku telah mengikuti ma/elis Abu :urairah selama , tahun, pernah aku mendegarnya menyampaikan hadits dari Rasulullah Saw. ;ang bersabda*

&2 $% L G !H R * * ! " M & M F .A G J P .I 4 8 . 4 & .D < G M < 3 ( E% G3 Q A 4 ( < G O N G N G K % < 2 < ; ! & . < ' 2 2 & L < 2 E H% D& " E L. 5 R $% <J R <J&

% ahulu, Bani $srail selalu dipimpin dan dipelihara urusannya oleh para !abi. "etiap kali seorang !abi meninggal, digantikan oleh !abi yang lain. "esungguhnya tidak akan ada nabi sesudahku. ('etapi) nanti akan ada banyak %halifah.( )ara shahabat bertanya, *Apakah yang engkau perintahkan kepada kami+( Beliau menjawab, *)enuhilah bai#at yang pertama, dan yang pertama itu saja. Berikanlah kepada mereka haknya karena Allah nanti akan menuntut pertanggungjawaban mereka terhadap rakyat yang dibebankan urusannya kepada mereka .(2:R. Imam Muslim3 !atkala men/elaskan hadits yang berbunyi, %$mam adalah penjaga, dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya(, Imam 1adrudin al"Aini, menyatakan, %,adits ini menunjukkan bahwa urusan dan

kepentingan rakyat menjadi tanggungjawab seorang $mam (%halifah). 'ugas seorang $mam dalam hal ini adalah memikul urusan rakyat dengan memenuhi semua hak mereka.( Walhasil, se-rang pemimpin harus selalu menyadari bahwa kekuasaan yang digenggamnya tidak b-leh diperuntukkan untuk hal"hal yang bertentangan dengan syari$at, misalnya untuk memperkaya diri, mend9alimi, maupun untuk mengkhianati rakyatnya. Namun, kekuasaan itu ia gunakan untuk mengatur urusan rakyat sesuai dengan aturan"aturan Allah SW!.

2. Kepemimpinan Itu Bersifat Manusia'i .epemimpinan di dalam Islam bersifat manusiawi. Artinya, se-rang pemimpin bukanlah -rang yang bebas dari d-sa dan kesalahan. Ia bisa salah dan lupa, alias tidak ma$shum &terbebas dari d-sa'. 0ntuk itu, syarat kepemimpinan di dalam Islam bukanlah kema$shuman akan tetapi keadilan. engan kata lain, se-rang pemimpin tidak harus ma$shum &bahkan tidak b-leh menyakini ada pemimpin yang ma$shum', akan tetapi cukup memiliki sifat adil. Adil adalah -rang yang terkenal k-nsisten dalam men/alankan agamanya &berta#wa dan men/aga keh-rmatan'. Erang yang fasi# Flawan dari sifat adilFtidak b-leh men/adi se-rang pemimpin atau penguasa. Allah SW! berfirman* 5 2 R E] A - 9 P B & %,endaknya menjadi saksi dua orang yang adil dari kamu sekalian.( &!)S. ath"!hal@# 2G,3* 6'. Se-rang penguasa &.halifah' memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan para saksi. Hika saksi sa/a diharuskan memiliki sifat adil, lebih"lebih lagi se-rang pemimpin &.halifah'. Walhasil, se-rang pemimpin harus memiliki sifat adil, dan tidak harus ma$shum. Inilah beberapa kaedah penting yang perlu diperhatikan -leh setiap pemimpin dan penguasa. Siapa sa/a yang memperhatikan kaedah"kaedah ini, ia akan men/adi se-rang pemimpin yang berhasil dan dicintai -leh -rang"-rang yang dipimpinnya. Sebaliknya, siapa sa/a yang mengabaikan kaedah"kaedah ini, dirinya tidak akan mungkin berhasil men/adi pemimpin berwibawa yang dicintai dan dipatuhi rakyatnya.

3. Kepemimpinan Ditega))an Untu) Menerap)an Hu)um A a% Islam telah mewa/ibkan penguasa untuk men/alankan r-da pemerintahan berdasarkan .itabullah dan Sunnah Rasulullah. Sebab, kekuasaan itu disyariatkan untuk menegakkan dan menerapkan hukum" hukum Allah swt. .ekuasaan dan pemerintahan tidak disyariatkan semata"mata untuk menciptakan kemashlahatan di tengah"tengah masyarakat, akan tetapi, ditu/ukan untuk melaksanakan hukum"hukum Allah swt. 0ntuk itu, setiap pers-alan harus dipecahkan berlandasarkan hukum Allah.

Islam /uga memberi hak kepada penguasa untuk melakukan i/tihad, menggali hukum"hukum dari dua sumber hukum tersebut. Islam melarang penguasa mempela/ari &untuk diterapkan' aturan"aturan selain Islam, atau mengambil sesuatu selain dari Islam. :ukum yang diberlakukan untuk mengatur urusan kenegaraan dan rakyat, hanyalah hukum yang bersumber dari Al".itab dan Al"Sunnah. 1ukti yang menun/ukkan hal ini sangatlah banyak, diantaranya adalah firman Allah swt berikut ini? %Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.( 3!)S Al Maidah &,'* 443. %Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.( 2!)S Al Maidah &,'*4A3. %Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang -alim.( 2!)S Al Maidah &,'* 4,3 Ayat"ayat ini telah memberikan batasan yang sangat /elas kepada para penguasa agar ia mengatur urusan"urusan rakyatnya hanya berdasarkan hukum"hukum Allah swt. Eleh karena itu, se-rang penguasa dalam men/alankan urusan pemerintahannya harus terikat dengan batasan"batasan yang digariskan -leh .al")uran dan Sunnah. :anya sa/a, Islam memb-lehkan penguasa melakukan i/tihad untuk memahami Al".itab dan Al" Sunnah. ;ang dimaksud i/tihad di sini adalah? mencurahkan segenap tenaga dan upaya dalam memahami dan mengambil istinbath berbagai hukum dari dua sumber itu. iriwayatkan dalam sebuah hadits shahih, bahwasanya Rasulullah SAW pernah mengutus Mu$ad9 RA ke ;aman, lalu beliau bertanya kepadanya, % engan apa kamu akan memutuskan perkara5( Hawab Mu$ad9* % engan .itabullah(. Rasulullah Saw. bertanya lagi, %Hika kamu tidak menemukan5( Mu$ad9 men/awab* % engan Sunnah Rasulullah.( Rasulullah Saw. bertanya* %Hika kamu tidak menemukan5( Mua$d9 men/awab* %Saya akan beri/tihad dengan pendapatku,( /awab Mu$ad9 RA. Mendengar /awaban yang sangat cerdas ini, Rasulullah SAW langsung memu/i Allah, %Segala pu/i bagi Allah ;ang memberi taufi# kepada utusan Rasul"Nya terhadap sesuatu yang dicintai Allah dan Rasul"Nya.( Allah /uga memberi pahala bagi penguasa yang melakukan i/tihad meskipun i/tihadnya salah. :al semacam ini tentunya sangat mend-r-ng penguasa untuk terus melakukan i/tihad. Imam 1ukhari meriwayatkan dari >Amru bin >Ash bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, %Hika penguasa men/alankan pemerintahan, lalu beri/tihad, kemudian benar, maka baginya dua pahala. Hika men/alankan pemerintahan, lalu i/tihad, kemudian salah, maka baginya satu pahala.( Syariat dengan tegas telah membatasi hukum"hukum yang di/alankan penguasa haruslah hukum Islam, bukan hukum lainnya. Meskipun penguasa diberi wewenang melakukan i/tihad walaupun salah, hanya sa/a ia tetap harus ber/alan dalam bingkai hukum Islam dan dilarang berhukum dengan hukum selain Islam. 1ahkan, ia dilarang memecahkan suatu masalah berdasarkan hukum kufur atau berusaha mengk-mpr-mikan Islam dengan sesuatu yang bukan berasal dari Islam. Allah SW! berfirman dalam khithab"Nya kepada Rasul? * an hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. an berhati- hatilah kamu kepada mereka supaya

mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu .( &!)S. Al Maidah 2,3* 4I'. %.aka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu .( &!)S. Al Maidah 2,3* 48'. .arena khithab &seruan' kepada Rasul /uga merupakan khithab kepada umatnya, maka khittab itu /uga berlaku bagi tiap penguasa Muslim. Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari >Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, %1arangsiapa membuat hal"hal baru dalam urusan kami yang tidak berasal darinya &Allah dan Rasul"Nya', maka sesuatu itu tert-lak.( alam riwayat lain /uga dari >Aisyah RA dituturkan, %Barangsiapa melakukan suatu perbuatan yang perkara kami tidak mengukuhkannya, maka sesuatu itu tertolak .( Imam 1ukhari /uga meriwayatkan dari >0baidillah bin >Abdillah bahwa Ibnu >Abbas RA berkata, %Bagaimana kalian bertanya kepada Ahlu %itab tentang sesuatu, sementara %itab kalian yang diturunkan kepada /asulullah "A& lebih baru+ 0Apakah1 kalian hanya membacanya, namun tidak menyalakan semangat, sementara telah diceritakan kepada kalian bahwa Ahlu %itab telah mengganti %itabullah (2abur, $njil, dan 'aurat) dan mengubahnya serta mereka menulis Al-%itab dengan tangantangan mereka. 03alu mereka berkata1, 4$ni dari sisi Allah5# 06ang demikian itu dilakukan1 untuk menjual 0agama1 dengan harga yang sedikit. $ngatlah, dia mencegah kalian apa yang telah datang kepada kalian berupa pengetahuan tentang masalah mereka yang telah datang kepada kalian yang selalu mencegah kalian.( 1ahkan, Islam mewa/ibkan kaum Muslim untuk memerangi penguasa"penguasa yang telah ter/atuh ke dalam kufran shurahan &kekufuran yang nyata'. an salah satu sebab yang men/atuhkan penguasa ke dalam kufran shurahan adalah? /ika ia telah mengganti sendi"sendi Islam dan menerapkan hukum" hukum kufur. Imam Muslim menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya Rasulullah saw bersabda* _ .A R 5 &.D 2 $( &. G ` & M : 4 . $% O E 4 % " 5" < / A D 2 A G5 ^ A - 4" %Akan datang para penguasa, lalu kalian akan mengetahui kemakrufan dan kemungkarannya, maka siapa saja yang membencinya akan bebas (dari dosa), dan siapa saja yang mengingkarinya dia akan selamat, tapi siapa saja yang rela dan mengikutinya (dia akan celaka)(. )ara shahabat bertanya, *'idaklah kita perangi mereka+( Beliau bersabda, *'idak, selama mereka masih menegakkan sholat( Jawab /asul.( 2:R. Imam Muslim3 !atkala berk-mentar terhadap hadits ini, Imam Nawawi, dalam Syarah Shahih Muslim menyatakan, % i dalam hadits ini terkandung mukji-at nyata mengenai kejadian yang akan terjadi di masa depan, dan hal ini telah terjadi sebagaimana yang telah dikabarkan oleh /asulullah saw7."edangkan makna dari fragmen, *('idaklah kita perangi mereka+( Beliau bersabda, *'idak, selama mereka masih menegakkan sholat,( jawab /asul8 adalah ketidakbolehan memisahkan diri dari para khalifah, jika mereka sekedar melakukan ked-aliman dan kefasikan, dan selama mereka tidak mengubah satupun sendi-sendi dasar $slam.(

alam hadits >Auf bin Malik yang diriwayatkan Imam Muslim, /uga diceritakan* > R 5 5 .% ! a ` &. G ` < D& R !I 8 < D : A! O 2 L U < D& 2 % itanyakan,(6a /asulullah, mengapa kita tidak memerangi mereka dengan pedang+5# 3alu dijawab, 4Jangan, selama di tengah kalian masih ditegakkan shalat.( 2:R. Imam Muslim3 alam riwayat lain, mereka berkata* R 5 &.D 2 &. G ` O E 4 < %%ami bertanya, 46a /asulullah, mengapa kita tidak mengumumkan perang terhadap mereka ketika itu+5# Beliau menjawab, 4'idak, selama di tengah kalian masih ditegakkan shalat .( 1ukhari meriwayatkan sebuah hadits dari >0badah bin Shamit, bahwasanya dia berkata* ! U* < D& < - 5 \ L = R ! " 5 2 < D& 7 M I ! < % < D& 7 M A V <-D& G < < " 3 & ; ! D& 2 G O " ! I I 6 L &. 5 O 5 G 3 - L5 J& #, & 4 " 5 G %!abi "A& mengundang kami, lalu kami mengucapkan baiat kepada beliau dalam segala sesuatu yang diwajibkan kepada kami bahwa kami berbaiat kepada beliau untu selalu mendengarkan dan taat 0kepada Allah dan /asul-!ya1, baik dalam kesenangan dan kebencian kami, kesulitan dan kemudahan kami dan beliau juga menandaskan kepada kami untuk tidak mencabut suatu urusan dari ahlinya kecuali jika kalian (kita) melihat kekufuran secara nyata 0dan1 memiliki bukti yang kuat dari Allah.(2:R. 1ukhari3 :adits"hadits ini telah mengecualikan larangan untuk memisahkan diri dan memerangi penguasa dengan pedang. Hika se-rang penguasa telah melakukan kekufuran yang nyata, maka kaum mukmin diperb-lehkan melepaskan ketaatan dari dan memerangi mereka dengan pedang. Al":afid9 Ibnu :a/ar, tatkala meng-mentari hadits"hadits di atas menyatakan, bahwa /ika kekufuran penguasa bisa dibuktikan dengan ayat"ayat, nash"nash, atau berita shahih yang tidak memerlukan takwil lagi, maka se-rang wa/ib memisahkan diri darinya. Akan tetapi, /ika bukti"bukti kekufurannya masih samar dan masih memerlukan takwil, sese-rang tetap tidak b-leh memisahkan diri dari penguasa. Imam al".hathabiy menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan %kufran bawahan( &kekufuran yang nyata' adalah %kufran d9aahiran baadiyan( &kekufuran yang nyata dan terang benderang' >Abdul )adim Jallum, dalam Nid9am al":ukmi fi al"Islaam, menyatakan, bahwa maksud dari sabda Rasulullah saw %selama mereka masih menger/akan sh-lat(, adalah selama mereka masih memerintah dengan Islam? yakni menerapkan hukum"hukum Islam, bukan hanya menger/akan sh-lat belaka 0ngkapan semacam ini termasuk dalam ma/a9 ithlaa# al"/u9Kiy wa iradaat al"kulli &disebutkan sebagian namun yang dimaksud adalah keseluruhan'.

Masih menurut >Abdul )adim Jallum, riwayat yang dituturkan -leh >Auf bin Malik, 0mmu Salamah, dan >0badah bin Shamit, seluruhnya berbicara tentang khuru/ >ala al"imaam &memisahkan diri dari imam', yakni larangan memisahkan diri dari imam. Ini termaktub dengan /elas pada redaksi hadits* ( )ara shahabat bertanya, *'idaklah kita perangi mereka+( Beliau bersabda, *'idak, selama mereka masih menegakkan sholat( Jawab /asul.( 2:R. Imam Muslim3. engan demikian, hadits ini merupakan larangan bagi kaum muslim untuk memisahkan diri dari penguasa, meskipun ia terkenal fasi# dan d9alim.

4. K5ITE5IA PEMIMPIN 6AN7 BAIK Men/adi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan di/alankan dengan baik -leh pemimpin tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung /awaban atas kepemimpinannya itu. alam islam sudah ada aturan"aturan yang berkaitan dengan hal tersebut,diantaranya sebagai berikut*

1. 1.

Ti$a) meminta 8a+atan/ atau mengingin)an 8a+atan tertentu.

LSesungguhnya kami tidak akan memberikan /abatan ini kepada sese-rang yang memintanya, tidak pula kepada -rang yang sangat berambisi untuk mendapatkannyaL &:R Muslim'. LSesungguhnya engkau ini lemah &ketika abu d9ar meminta /abatan di/awab demikian -leh Rasulullah', sementara /abatan adalah amanah, di hari kiamat dia akan mendatangkan penyesalan dan kerugian, kecuali bagi mereka yang menunaikannya dengan baik dan melaksanakan apa yang men/adi kewa/iban atas dirinyaL. &:R Muslim'. .ecuali, /ika tidak ada lagi kandidat dan tugas kepemimpinan akan /atuh pada -rang yang tidak amanah dan akan lebih banyak membawa m-dh-r-t daripada manfaat, hal ini sebagaimana ayat ? LHadikanlah aku bendaharawan negeri &mesir', karena sesungguhnya aku adalah -rang yang pandai men/aga dan berpengetahuanL. &yusuf *,,' engan catatan bahwa amanah kepemimpinan dilakukan dengan ? a. Ikhlas b.Amanah. c. Memiliki keunggulan dari para k-mpetit-r lainnya. d. Menyebabkan ter/adinya bencana /ika dibiarkan /abatan itu diserahkan kepada -rang lain. 1. !. Niat -ang Lurus

:endaklah saat menerima suatu tanggung /awab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan.Calu iringi hal itu dengan mengharapkan keridhaan"Nya sa/a..epemimpinan atau /abatan adalah tanggung /awab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan. #. La)i-La)i

Wanita sebaiknya tidak memegang tampuk kepemimpinan.Rasulullah Shalallahu$alaihi wa sallam bersabda,(!idak akan beruntung kaum yang dipimpim -leh se-rang wanita &Riwayat 1ukhari dari Abu 1akarah Radhiyallahu$anhu'. .. Kuat $an amana% LSalah se-rang dari kedua wanita itu berkata* L;a bapakku ambillah ia sebagai -rang yang beker/a &pada kita', karena sesungguhnya -rang yang paling baik yang kamu ambil untuk beker/a &pada kita' ialah -rang yang kuat lagi dapat dipercaya.L &68* 6G'. 2. Pr1fesi1na LSesungguhnya Allah sangat senang pada peker/aan salah se-rang di antara kalian /ika dilakukan dengan pr-fesi-nalL &:R * 1aiha#i'

3. Ti$a) a8i mumpung )arena KKN Rasulullah SAW, L1arang siapa yang menempatkan sese-rang karena hubungan kerabat, sedangkan masih ada -rang yang lebih Allah ridh-i, maka sesungguhnya dia telah mengkhianati Allah, Rasul"Nya dan -rang mukminL. :R Al :akim. 0mar bin .hatab? LSiapa yang menempatkan sese-rang pada /abatan tertentu, karena rasa cinta atau karena hubungan kekerabatan, dia melakukannya hanya atas pertimbangan itu, maka seseungguhnya dia telah mengkhianati Allah, Rasul"Nya dan kaum mukmininL. 9. Menempat)an 1rang -ang pa ing ,1,1) LRasulullah men/awab? /ika sebuah perkara telah diberikan kepada -rang yang tidak semestinya &bukan ahlinya', maka tunggulah kiamat &kehancurannya'L. :R 1ukhari'. :. Berpegang pa$a Hu)um A a%. Ini salah satu kewa/iban utama se-rang pemimpin.Allah berfirman,( an hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan /anganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.( &al"Maaidah*4I'. Hika ia meninggalkan hukum Allah, maka seharusnya dic-p-t dari /abatannya. ;. Memutus)an Per)ara Dengan A$i Rasulullah bersabda,(!idaklah se-rang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan k-ndisi terikat, entah ia akan diselamatkan -leh keadilan, atau akan di/erusmuskan -leh ke9halimannya.( &Riwayat 1aiha#i dari Abu :urairah dalam kitab Al".abir'. 1<. Ti$a) Menutup Diri Saat Diper u)an 5a)-at.

:endaklah selalu membuka pintu untuk setiap pengaduan dan permasalahan rakyat.Rasulullah bersabda,(!idaklah se-rang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, ha/at, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu"pintu langit terhadap kebutuhan, ha/at, dan kemiskinannya.( &Riwayat Imam Ahmad dan At"!irmid9i'. 11. Menase%ati ra)-at Rasulullah bersabda,(!idaklah se-rang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh"sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka &rakyatnya'.( 1!. Ti$a) Menerima Ha$ia% Se-rang rakyat yang memberikan hadiah kepada se-rang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.Eleh karena itu, hendaklah se-rang pemimpin men-lak pemberian hadiah dari rakyatnya.Rasulullah bersabda,( Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.( &Riwayat !habrani'. 1#. Men,ari Pemimpin -ang Bai) Rasulullah bersabda,(!idaklah Allah mengutus se-rang nabi atau men/adikan se-rang khalifah kecuali ada bersama mereka itu g-l-ngan pe/abat &pembantu'.;aitu pe/abat yang menyuruh kepada kebaikan dan mend-r-ngnya kesana, dan pe/abat yang menyuruh kepada kemungkaran dan mend-r-ngnya ke sana.Maka -rang yang ter/aga adalah -rang yang di/aga -leh Allah,( &Riwayat 1ukhari dari Abu said Radhiyallahu$anhu'. 1.. Lema% Lem+ut -a Rasullullah,$ ;a Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya. 12. Ti$a) Meragu)an $an Memata-matai 5a)-at. Rasulullah bersabda,( Hika se-rang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka.( &Riwayat Imam Ahmad, Abu awud, dan Al"hakim'.

Anda mungkin juga menyukai