Anda di halaman 1dari 9

Metodologi Penelitian

OLEH:
Lailatul Mukarromah Ni Putu Silva Mona Kartika A.A. Istri Sri Mahadewi Gede Andy Mercury I Putu Surya Dhinata 1115251012 1115251016 1115351086 1115351022 1215351172

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2013

A. Data dan Informasi Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan . Data bisa berujut suatu gambar,suara,huruf,angka, matematika bahasa ataupun symbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan obyek, kejadian, ataupunsuatu konsep. Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model ,formasi ,organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki dan nilai tertentu dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi penggunanya. B. Jenis data Dilihat dari jenis data dapat dibedakan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. Secara umum penelitian sosial khususnya bidang ekonomi mengunakan kedua jenis data tersebut. 1. Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angka. Contoh : Jenis kelamin, jenis pekerjaan, status perkawinan dan lain sebagainya 2. Data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka Contoh : Jumlah penjualan, jumlah karyawan, jumlah piutang, jumlah utang, jumlah kas dan sebagainya.

C. Sumber Data Menurut Suharsimi Arikunto (2010:172), sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dapat berasal dari Data Primer dan juga Data Sekunder. 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama) pada objek atau perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner maupun data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Keuntungan dan kelemahan dari penggunaan data primer adalah ssebagai berikut: Keuntungan: 1. Mencerminkan apa adanya 2. Efektif dalam menjawab research question Kelemahan: 1. Memerlukan waktu yang relatif lama

2. Membutuhkan biaya yang relatif besar Data Primer dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data Kualitatif Data kualitatif bersifat tidak terstruktur, sehingga variasi data dari sumbernya mungkin sangat beragam. 2. Data Kuantitatif Data kuantitatif bersifat terstruktur. Ragam data yang diperoleh dari sumbernya misalnya pendapat para karyawan yang ditanyai atau objek yang diamati cenderung berpola lebih terstruktur, sehingga mudah dibaca periset. 2. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber lain yang dikategorikan sebagai data sekunder. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya. Keuntungan dan kelemahan dari penggunaan data sekunder adalah sebagai berikut: a. Keuntungan: 1. Menghemat waktu dan uang 2. Dapat menjelaskan masalah b. Kelemahan dari data sekunder: Bias karena merupakan hasil interpretasi orang lain Sumber data sekunder dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Data Internal Merupakan data yang bersifat intern atau dari dalam perusahaan yang bersangkutan. Data pribadi karyawan Data kegiatan kerja karyawan Laporan keuangan perusahaan 2. Data Eksternal data yang berasal dari luar perusahaan. Artinya yang mengumpulkan atau

Merupakan

memublikasikan data tersebut bukan perusahaan yang bersangkutan, melainkan organisasi lain. Publikasi pemerintah mengenai indikator ekonomi Data sensus penduduk dari BPPS

Data statistik dari BPPS

D. Metode Pengumpulan Data Sekunder Metode pengumpulan data sekunder sering disebut metode pengumpulan bahan dokumen, karena peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak lain. Pada umumnya, data sekunder yang digunakan oleh pihak peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap, ataupun untuk diproses lebih lanjut. Dalam metode pengumpulan data sekunder, observator tidak meneliti langsung, tetapi data didapatkan misalnya dari media massa, BPS, lembaga pemerintah maupun swasta, lembaga penelitian maupun pusat bank, data hasil penelitian lain, penelitian kepustakaan dalam hal untuk mengetahui berbagai pengetahuan dan karya yang pernah dicapai oleh para peneliti terdahulu. Dengan penelitian kepustakaan, akan melatih peneliti untuk membaca kritis segala bahan yang dijumpainya, kecermatan dan ketelitian peneliti akan sangat teruji dalam memutuskan sumber yang dipercayanya.

E. Metode Pengumpulan Data Primer Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data ,dan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data.(Sugiono:2013:193). Metode pengumpulan data dengan metode primer dapat dilakukan dengan tiga metode yaotu wawancar, observasi, dan kuisioner. 1. Metode Wawancara Wawancara digunakan bila peneliti ingin melakukan study pendahuluan untuk menentukan permasalan yang harus diteliti, mengetahui hal-hal yang lebih mendalam, jumlah responden kecil. Wawancara dapat dilakukan : Wawancara terstruktur, bila peneliti/pengumpul data telah mengetahui yang pasti tentang informasi siapa yang akan diperoleh. Maka pengumpul data telah menyiapkan insstrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis beserta menyiapkan alternatif jawaban. Contoh : Untuk mengetahui anggapan masyarakat terhadap penggunaan ponsel merek tertentu.

Bagaimana anggapan Bapak/Ibu terhadap model ponsel merek "A" a. Sangat bagus b. Bagus c. Tidak bagus d. Sangat tidak bagus Bagaimanakah suaranya : a. Sangat bagus b. Bagus c. Tidak bagus d. Sangat tidak bagus Wawancara tidak terstruktur tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang diguanakan hanya garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Contoh : Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM. 2. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi (1986)) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant oobservation observasi berperanserta) dan non participant observation. Selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Observasi Berperanserta (Participant observation)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Observasi Nonpartisipan Dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis. Observasi Terstruktur Observasi terstruktur adalah observasi yang telah di rancang secara sistematis, tentang apa yang di amati, kapan dan di mana tempatnya. Jadi observasi terstrutur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan di amati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kerja pegawai yang bertugas dalam pelayanan IMB (ijin Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat menilai setiap prilaku dan ucapan dengan menggunakan instrumen yang di gunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut. Observasi Tidak Terstruktur Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan di amati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti belum tahu pasti apa yang akan di amati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian di buat kesimpulan. 3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan data memberi seperangkat pertanyaan atau pemyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan data memberi seperangkat pertanyaan atau pemyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Beberapa prinsip penulisan angket yaitu Isi dan tujuan pertanyaan Yang dimaksud dengan isi dan tujuan pertanyaan adalah apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan? Kalau berbentuk pengukuran, maka daalm membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanaan harus dalam bentuk skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variable yang diteliti. Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan dalalm penelitian kuesioner (angket) harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Kalau sekitarnya responden tidak dapat berbahasa Indonesia, maka angket jangan disusun dengan bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan responden keadaan sosial budaya dan frame of reference dari responden. Tipe dan bentuk pertanyaan Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, (kalau dalam wawancara: terstruktur dan tidak terstruktur) dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Sedangkan pertanyaan tertutup

akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan/pernyataan dalam angket peru dibuat positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaanllebih serius, dan tidak mekanistis. Pertanyaan tidak mendua Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double-barreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban. Tidak menanyakan yang sudah lupa Setiap pertanyaan dalam instrument angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berpikir berat. Pertanyaan tidak menggiring Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau yang ke jelek saja. Panjang pertanyaan Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehinggga memelrukan instrumen yang banyak, maka instrumen tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisinya. Urutan pertanyaan Urutan pertanyaan dalam angket dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara psikologis akan memepengaruhi semangat responden untuk menjawab.

Referensi http://globviews.files.wordpress.com/2009/03/10-metode-pengumpulan-data-instrumencompatibility-mode.pdf (Diakses Pada 21 November 2013) http://zetzu.blogspot.com/2010/12/metode-pengumpulan-data.html (Diakses Pada Tanggal 21 November 2013) http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/sb1-7.html Sugiono.2008.Metode Penelitian Bisnis.Bandung.Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai