Anda di halaman 1dari 7

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Abses adalah infeksi bakteri setempat yang ditandai dengan pengumpulan pus ( bakteri,jaringan nekrotik dan sel darah putih) ( Smelltzer at.al, 2001 !"#). Abses ($atin abs%essus) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah mati) yang terakumulasi disebuah ka&itas jaringan karena adanya proses infeksi (biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum suntik). 'roses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk men%egah penyebaran(perluasan infeksi ke bagian lain dari tubuh.

Abses %utaneous adalah pengumpulan nanah di dalam dermis dan jaringan kulit yang lebih dalam. )ejala yang biasanya timbul seperti nyeri, lunak, dan nodul merah berfluktuasi, di bagian atas nya terdapat adanya pustul ( bintil ) dan bengkak (udem) dikelilingi oleh tepi erythematous.

2. bakteri

Etiologi 'enyebab utama terjadinya abses yaitu adanya benda asing yang diikuti pyogeni%. ( Stapilococcus Spp, Esceriscia coli,

Streptokokkus beta haemoliticus Spp, Pseudomonas, Mycobakteria, Pasteurella multocida, Corino bacteria, Achinomicetes ) dan juga bakteri yang bersifat obligat anaerob (Bakteriodes sp, Clostridium, peptostreptokokkus, fasobakterium ) dapat menyebabkan abses melalui beberapa %ara yaitu 1. *akteri masuk ke ba+ah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril 2. ,. !. *akteri menyebar dari suatu infekski di bagian tubuh lain se%ara limfatogen atau hematogen *akteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia atau tidak menimbulkan gangguan, terkadang dapat menyebabkan terbentuknya abses Adanya %edera dapat menjadi penyebab terjadinya abses -erdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi .aerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang Selain itu peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika

-erdapat gangguan sistem kekebalan misalnya daya tahan tubuh yang menurun.

3. 1. 2. ,. !. 1. 2. 4. ".

Faktor Predisposisi /aktor predisposisi dari abses yaitu 'enurunan daya tahan tubuh. 0urang gizi. Anemia. .iabetes 0eganasan(kanker) 3igienis jelek 0egemukan Sebagai komplikasi dari dermatitis atopi,. eks%oriasis, s%abies, pedikulosis.

Patogenesis 'roses abses merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk men%egah

penyebaran atau perluasan infeksi ke bagian lain tubuh. 0ejadian abses bermula dari trauma mayor ataupun minor yang diikuti masuknya bakteri. *akteri mikrorganisme atau benda asing membunuh sel5sel lokal yang pada akhirnya menyebabkan pelepasan sitokin. Sitokin tersebut memi%u sebuah respon inflamasi (peradangan), yang menarik kedatangan sejumlah besar leukosit ke area tersebut dan meningkatkan aliran darah setempat (hiperemis). Sebagian sel mati dan han%ur. Sel5sel $eukosit yang merupakan pertahanan tubuh dalam mela+an infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, leukosit akan mati terbentuk nanah (pus). .ibentuknya dinding abses, atau kapsul, oleh sel5sel sehat di sekeliling abses sebagai upaya untuk men%egah pus menginfeksi struktur lain di sekitarnya. 6eskipun

demikian, seringkali proses enkapsulasi tersebut justru %enderung menghalangi sel5sel imun untuk menjangkau penyebab peradangan (agen infeksi atau benda asing) dan mela+an bakteri5bakteri yang terdapat dalam pus. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. 7aringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk men%egah penyebaran infeksi lebih lanjut. 7ika suatu abses pe%ah di dalam maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun diba+ah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses. .

/ase hyperemia meningkatkan permiabilitas &askuler mengakibatkan keluarya plasma kedalam jaringan, sedang sel darah tertinggal dalam pembuluh darah akibat tekanan hidrostatik meningkat dan tekanan osmotik menurun sehingga terjadi akumulasi %airan didalam rongga ekstra&askuler yang merupakan bagian dari %airan eksudat yaitu edema. Adanya edema akan mengganggu gerak jaringan sehingga mengalami penurunan fungsi tubuh yang menyebabkan terganggunya mobilitas 8egangan dan distorsi jaringan akibat edema dan tekanan pus dalam rongga abses menyebabkan rasa nyeri. 6ediator kimia+i, termasuk bradikinin, prostaglandin, dan serotonin merusak ujung saraf sehingga menimbulkan nyeri.

Abses yang tidak diobati akan pe%ah dan mengeluarkan pus kekuningan sehingga terjadi kerusakan 9ntegritas kulit. Sedangkan abses yang diinsisi dapat mengakibatkan resiko penyebaran infeksi. !. 1. "anifestasi klinis 6anifestasi klinis dari abses yaitu 0arena abses merupakan salah satu manifestasi peradangan, maka manifestasi lain yang mengikuti abses dapat merupakan tanda dan gejala dari prose inflamasi, yakni kemrahan (rubor), panas (%olor), pembengkakan (tumor), rasa nyeri (dolor) dan hilangnya fungsi. 2. -imbul atau teraba benjolan pada tahap a+al berupa benjolan ke%il, pada selanjutnya benjolan bertambah besar, demam, benjolan meningkat, malaise, nyeri, bengkak, berisi nanah (pus).

#. 1.

Pe$eriksaan Pen%n&ang 0ultur : 6engidentifikasi organisme penyebab abses sensiti&itas menentukan

'emeriksaan penunjang dari abses antara lain obat yang paling efektif.

2. ,. !.

Sel darah putih, 3ematokrit mungkin meningkat, $eukositosis (11.000 5 ;lektrolit serum, berbagai ketidakseimbangan mungkin terjadi dan

,0.000) mengindikasikan produksi sel darah putih tak matur dalam jumlah besar. menyebabkan a%idosis, perpindahan %airan dan perubahan fungsi ginjal 'emeriksaan pembekuan -rombositopenia dapat terjadi karena agregasi trombosit, '-('-- mungkin memanjang menunjukan koagulopati yang diasosiasikan dengan iskemia hati(sirkulasi toksin(status syok. 1. Sinar < 'ada regio yang bengkak

'.

Penatalaksanan -erapi utama adalah drainase sebagai kontrol sumber infeksi (sour%e %ontrol).

.rainase dilakukan dengan menginsisi bagian yang paling fluktuatif dan dinding yang paling tipis. Adakalanya terbetuk septa5septa dalam satu abses sehingga diperlukan multiple insisi. 'emberian antibiotik idealnya adalah sesuai dengan tes kultur dan resistensi, namun mengingat hasil kultur setidaknya membutuhkan +aktu , hari, maka diberikan antibiotik broad spe%trum sesuai pola kuman penyebab terbanyak dan pola resistensi yang berbeda di setiap daerah. 0arena sering kali abses disebabkan oleh bakteri staphylo%o%%us aureus, antibiotik antistafilokokus seperti flu%lo=a%illin atau dido=a%illin sering digunakan.

Teknik (perasi -indakan a dan antiseptik, jika abses setelah pe%ah, maka mulai painting dari arah luar kedalam (bagian yang kotor diusap terakhir). 1. 2. ,. .repping Anestesi dengan %hlor ethyl topi%al(disemprot) Siapkan kasa dan neerbeken untuk menampung eksudat

!.

9nsisi dengan pisau no 11, kemudian lebarkan dengan klem

1. #. 2. 4. ".

-ekan sampai pus(eksudat minimal $akukan debridement jaringan nekrotik dengan kuret atau kasa. 9rigasi dengan >a?l 0," @ sampai jernih *ilas dengan 32A2 ?u%i dengan antisetik po&idon iodine (betadin), %hlorhe=idin (sa&lon) dll sebaiknya dipasang drain (dengan penroos drain atau potongan karet hand s%oon steril)

10. 7ika kemungkinan eksudat masih ada atau diperkirakan masih produktif

11. 8a+at sebagai luka terbuka (tidak dijahit)

Anda mungkin juga menyukai