3
,
L T T g
R
s
l a
= (3)
dengan Ra adalah bilangan Rayleigh, g percepatan
grafitasi (m/s
2
), koefisien ekspansi volume (K
-1
), L
panjang efektif (m), difusifitas termal (m
2
/s) dan
viskositas kinematik (m
2
/s). Bilangan Rayleigh
dihitung terlebih dahulu karena akan dipergunakan
untuk menghitung bilangan Nusselt. Bilangan
Nusselt (Nu) dinyatakan dengan persamaan
[3,4]
( ) [ ]
2
27
8
16
9
6
1
/ 492 , 0 1
387 , 0
825 , 8
+
+ =
r
aL
u
P
R
N (4)
dengan Nu: bilangan Nusseltt, R
a,L
bilangan
Rayleigh dan Pr bilangan Prandtl.
Setelah diperoleh bilangan Nusselt, maka
koefisien heat transfer secara konveksi bebas (h)
dapat ditentukan dengan persamaan
[3,4]
h =
Nu . k
L
(5)
Disipasi daya listrik yang terkonversi
menjadi panas di dalam transformator mengalir
melalui tiga tahapan, oleh karena itu koefisien heat
transfer yang digunakan untuk menentukan suhu
operasi dari minyak pendingin dihitung dengan
perpindahan panas yang mencakup 3 tahapan yaitu
konveksi, konduksi dan konveksi. Perpindahan
panas ini dapat digabungkan sehingga menggunakan
koefisien perpindahan panas gabungan, dengan
persamaan
[3,4]
o i
h k
x
h
U
1 1
1
+ +
=
(6)
dengan U adalah koefisien perpindahan panas
gabungan (W/m
2
.K), h
i
koefisien perpindahan panas
konveksi minyak (W/m
2
.K), x tebal plat casing (m)
dan h
0
koefisien perpindahan panas konveksi udara
luar (W/m
2
.K). Kemudian, untuk menghitung suhu
operasi minyak pendingin digunakan persamaan
[3,4]
( )
o
T T A U q
, 1 ,
= (7)
dengan q adalah laju perpindahan panas (W), A luas
permukaan perpindahan panas (m
2
),
1 ,
T suhu
fluida pendingin di sisi dalam yaitu minyak trafo
(
o
C) dan
o
T
,
suhu fluida pendingin di sisi luar
yaitu udara sekitar (
o
C). Semua persamaan di atas
(persamaan 1 sampai 7) bertujuan untuk menghitung
suhu operasi minyak pendingin. Suhu operasi dari
minyak pendingin perlu dihitung supaya suhu
operasi tidak terlalu tinggi, agar karakteristik dari
minyak trafo tidak berubah, karena selain berfungsi
sebagai media pemindah panas, minyak trafo juga
berfungsi sebagai isolator.
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam desain sistem
pendingin TFT dilakukan dengan menentukan
konstanta-konstanta yang ada pada setiap proses
perpindahan panas yang terjadi, yaitu :
a. Perpindahan panas konveksi bebas pada
minyak pendingin.
Konstanta yang ada pada proses ini, antara lain
: bilangan Rayleigh (Ra), bilangan Nusselt
(Nu), bilangan Prandtl (Pr) dan koefisien
perpindahan panas konveksi (h
i
).
b. Perpindahan panas konduksi pada dinding
casing.
Konstanta yang ada pada proses ini adalah
koefisien perpindahan panas konduksi (k).
c. Perpindahan panas konveksi bebas pada
lingkungan.
Konstanta yang ada pada proses ini, antara lain
: bilangan Rayleigh (Ra), bilangan Nusselt
(Nu), bilangan Prandtl (Pr) dan koefisien
perpindahan panas konveksi (h
0
).
d. Koefisien perpindahan panas gabungan.
Koefisien perpindahan panas gabungan (U)
ada karena di dalam sistem pendingin TFT
terdapat 2 jenis perpindahan panas pada 3
media pemindah panas.
PEMBAHASAN
a. Minyak transformator sebagai isolator
Untuk mengetahui sifat isolasi dari minyak trafo,
maka terlebih dahulu dilakukan uji isolasi minyak
trafo. Uji isolasi minyak trafo STT dilakukan
menggunakan oil tester merk CG Mechanical &
Electrical Equipment Co.Ltd. Elektroda yang
digunakan dalam pengujian isolasi minyak adalah
bentuk setengah bola. Elektroda ini banyak
digunakan pada pengujian isolasi bahan cair maupun
udara.
Volume 14, November 2012 ISSN 1411-1349
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi
Akselerator dan Aplikasinya
Vol. 14, November 2012 : 89 - 94
92
Gambar 1. Skema pengujian isolasi minyak trafo TFT.
Dua elektroda setengah bola terbuat dari bahan
tembaga dengan jarak antar elektroda dapat diatur.
Pada ujung elektroda disuplai tegangan tinggi DC
dengan skema pengujian ditunjukkan pada Gambar
1. Dengan menaikkan tegangan DC secara perlahan-
lahan maka tegangan dadal pada jarak tertentu dapat
diamati dengan adanya loncatan listrik antara dua
elektroda, bersamaan dengan hal tersebut secara
otomatis alat uji ini akan memutus sumber tegangan
terpasang pada elektroda. Minyak yang akan diuji
dimasukkan pada bejana sampai kedua elektroda di
dalam bejana terendam, kemudian dilakukan
pengamatan tegangan dadal minyak dengan
memberi suplai tegangan tinggi DC pada elektroda
untuk berbagai variasi jarak antar elektroda. Hasil
yang didapatkan untuk uji isolasi minyak trafo
adalah 12,8 kV/mm.
b. Minyak transformator sebagai pemindah
panas.
Tipe pendinginan ONAN (Oil Natural Air Natural)
yang digunakan dalam TFT terbagi atas 3 jenis
perpindahan panas yang dihasilkan dari disipasi
panas Transformator Frekuensi Tinggi sebesar 650
Watt dan dialirkan melalui 3 media perantara, yaitu:
minyak pendingin (minyak trafo), besi dan udara.
Parameter pertama yang ditetapkan dalam
perencanaan sistem pendingin adalah panas yang
mengalir sampai ke udara luar, suhunya mendekati
suhu ruangan 30
0
C. Ilustrasi perpindahan panas
pada TFT ditunjukkan pada Gambar 2. Dari gambar
tersebut, didapatkan 3 jenis layer, yaitu ; Layer 1 :
Perpindahan panas dari sumber panas ke permukaan
dinding bagian dalam. Di daerah ini, panas mengalir
secara konveksi bebas melalui minyak pendingin.
Untuk itu dalam menentukan koefisien perpindahan
panas (h) harus berdasarkan pada jenis perpindahan
panas free convection. Nilai koefisien perpindahan
panas konveksi (h) dipengaruhi oleh sifat-sifat
phisik fluida pendingin yang ditunjukkan pada Tabel
1.
Gambar 1. Ilustrasi perpindahan panas.
Volume 14, November 2012 ISSN 1411-1349
DESAIN SISTEM PENDINGIN TRANSFORMATOR FREKUENSI
TINGGI PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 keV/20 mA
Mukhammad Cholil, dkk
93
Perhitungan secara konveksi bebas pada minyak
transformator bertujuan untuk menghitung koefisien
perpindahan panas (h). Perhitungan ini dengan
menghitung bilangan Rayleigh (Ra) sesuai dengan
persamaan 3. Dengan memasukkan tetapan grafitasi
(g) = 9,81 m/s
2
, = 0,003115 K
-1
, tinggi casing (L)
= 0,724 m, = 0,000161 m
2
/s) dan = 0,8 m
2
/s,
maka didapatkan bilangan Rayleigh (R
a,L
) =
1543,36. Bilangan Nusselt (Nu) dihitung
menggunakan persamaan 4, dengan memasukkan
R
a,L
= 1543,36, Pr = 1,97, maka didapatkan bilangan
Nusselt = 100,026. Koefisien heat transfer dihitung
dengan persamaan 5, yaitu dengan memasukkan Nu
= 100,026, k = 0,15 W/m
2
.K dan L = 0,724 m,
sehingga didapatkan h
i
= 20,861828 W/m
2
.K.
Koefisien heat transfer (h
o
) pada pada media udara
dapat dihitung terlebih dahulu dengan menghitung
bilangan Rayleigh (R
a
) sesuai dengan persamaan 3.
Dengan memasukkan g = 9,81 m/s
2
, =
0,003115 K
-1
, L = 0,724 m, = 0,0000225 m
2
/s)
dan = 0,00001589 m
2
/s, maka didapatkan bilangan
Rayleigh (R
a,L
) = 6,19 . 10
8
. Bilangan Nusselt (Nu)
dihitung menggunakan persamaan 4, dengan
memasukkan R
a,L
= 6,19 x 10
8
, Pr = 0,71, maka
didapatkan bilangan Nusselt = 334,59. Koefisien
heat transfer dihitung dengan persamaan 5, yaitu
dengan memasukkan N
u
= 334,591, k = 0,0263
W/m
2
.K dan tinggi casing (L) = 0,724 m, sehingga
didapatkan h
o
= 12,154 W/m
2
.K. Untuk
menentukan suhu dinding casing bagian luar dan
suhu minyak trafo dihitung menggunakan
persamaan 7. Untuk lebih mudahnya, hasil
perhitungan konstanta ini, disajikan pada Tabel 2.
Hasil perhitungan koefisien perpindahan
panas masing-masing, yaitu koefisien perpindahan
panas minyak pendingin (h
i
) dan koefisien
perpindahan panas udara (h
0
) dan koefisien
perpindahan panas konduksi 60,5 W/m
2
.K
digunakan untuk menghitung koefisien perpindahan
panas total (U) sesuai dengan persamaan 6, sehingga
didapatkan harga U adalah 7,68 W/m
2
.
0
C. Untuk
menghitung suhu minyak pendingin, perhitungan
dimulai dari luar ruangan baru kemudian ke dalam
ruangan. Sehingga urutan perhitungannya adalah
suhu dinding bagian luar (T
s2
) , kemudian suhu
dinding bagian dalam (T
s1
) dan akhirnya suhu
minyak pendingin (T
h
).
Tabel 1. Sifat-sifat fisis fluida pendingin (casing/besi, udara dan minyak trafo)
[3,4]
No Besaran Satuan Besi Udara
Minyak trafo
(5)
1 Bilangan Prandl (P
r
) - - 0,71 1,97
2 Koefisien konduksi (k) (W/m
0
C) 60,5 0,0263 0,15
3 Viskositas kinematis () (m
2
/detik) - 0,00001589 0,000161
4 Koefisien difusi () (m
2
/detik) - 0,0000225 0,8
Tabel 2. Hasil perhitungan parameter sistem pendingin.
No Besaran Satuan
Sisi Dalam
(Minyak trafo)
Sisi Luar
(Udara)
Gabungan
1 Bilangan Rayleigh (Ra) - 1543,36 6,19 . 10
8
-
2 Koefisien ekspansi () - 0,003 0,0033 -
3 Bilangan Nusselt (Nu) - 100,026 334,59 -
4 Koefisien konveksi (h) (W/m
2
0
C) 20,861828 12,15 -
5 Koefisien perpindahan panas total
(U)
(W/m
2
0
C) - - 7,68
6 Suhu minyak trafo
0
C - - 62,8
7 Suhu casing bag. luar
0
C - - 51,5
Volume 14, November 2012 ISSN 1411-1349
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi
Akselerator dan Aplikasinya
Vol. 14, November 2012 : 89 - 94
94
Untuk setiap jenis perpindahan panas mempunyai
penurunan suhu (T), yang besarnya masing-masing
adalah: perbedaan suhu minyak pendingin dan
lingkungan adalah 19,5
0
C, perbedaan suhu plat
dalam dan plat luar adalah 0,01
0
C dan perbedaan
suhu dinding casing bagian dalam dengan minyak
pendingin (T
h
- T
s1
) adalah 49,51
0
C. Dengan asumsi
suhu udara luar (suhu udara sekitar) 32
0
C maka
suhu minyak pendingin didapatkan sebesar 62,87
0
C. Suhu operasi dari minyak pendingin perlu
dihitung agar suhu operasi tidak terlalu tinggi,
sehingga karakteristik dari oli tidak berubah.
KESIMPULAN
Dari perancangan sistem pendingin Trafo
frekuensi Tinggi pada MBE 300 keV/20 mA dapat
disimpulkan bahwa: perhitungan di sisi dalam
dengan media pendingin minyak didapatkan
bilangan Rayleigh (R
a,L
) 1543,365, bilangan Nusselt
(Nu) 100,026 dan koefisien perpindahan panas
konveksi (h
i
) 20,86 W/m
2
.K. perhitungan di sisi luar
dengan media udara dilakukan dengan cara yang
sama dan didapatkan bilangan Rayleigh (R
a,L
) 6,19 x
10
8
, bilangan Nusselt (Nu) 334,59 dan koefisien
perpindahan panas konveksi (h
0
) 20,86 W/m
2
.K.
Koefisien perpindahan panas pada bahan casing besi
secara konduksi adalah 60,5 W/m
2
.C. Dari koefisien
perpindahan panas tersebut digunakan untuk
menghitung suhu minyak pendingin dan didapatkan
suhu minyak 62,87
0
C. Karena minyak trafo selain
sebagai pemindah panas juga berfungsi sebagai
isolator tegangan tinggi di dalam transformer maka
diharapkan pada suhu ini karakter isolasinya tidak
berubah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan selesainya desain sistem pendingin
Trasformator Frekuensi Tinggi pada Mesin Berkas
Elektron 300 keV/20 mA, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada seluruh Tim Mesin
Berkas Elektron (MBE) atas segala masukan dan
saran yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] DARSONO, Rancangan Dasar Mesin Berkas
Elektron 300 keV/20 mA Untuk Industri Lateks
Alam, Prosiding PPI Teknologi Akselerator dan
Aplikasinya, Edisi khusus, Yogyakarta, Juli
2006.
[2] PLN, Standard Perusahaan Umum Listrik
Negara 8-2:1991, Jakarta 1991.
[3] J. P. HOLMAN, Perpindahan Kalor, Second
Edition, International Edition 2001.
[4] FRANK P. INCROPERA AND DEWITT
DAVID P., Fundamentals of Heat Transfer,
John Wilsey, New York, 1981.
TANYA JAWAB
Pramudita Anggraita
Judul sebaiknya Perhitungan sistem
pendinginan
Kesimpulan perlu fin atau tidak?
M. Cholil
Terima kasih atas saran yang diberikan
Di dalam perpindahan panas, salah satu hal
yang sangat berperan adalah A (luas
permukaan). Dengan perhitungan yang telah
dilakukan, luas permukaan (A) = 2,7 m
2
sudah
cukup untuk menghantarkan panas sampai
pada suhu ruangan (32C), sehingga tidak
diperlukan fin (sirip)
Elin N
Pada Gambar 1, apakah sebaiknya dalam bentuk
blok, di dalamnya bukan rumus, tetapi kata-kata
M. Cholil
Terima kasih atas saran yang diberikan
Reza Satria
Bagaiman cara kerja sistem pendingin
transformator?
M. Cholil
Sistem pendingin transformator ini bekerja
menurut tipe pendingin ONAN (Oil Natural
Air Natural)