Anda di halaman 1dari 3

O) *.

-
^}4uOO-
1gOO-
Fadhillah Shalat Dhuha
Shalat Dhuha hukumnya sunat muakad (sangat dianjurkan dan mendekati wajib)
karena Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan berpesan kepada para sahabat untuk
mengerjakannya juga. Shalat Dhuha juga merupakan wasiat Rasul kepada umatnya
sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits. Abu Hurairah r.a. menceritakan, Kekasihku
Rasulullah Saw. memberi wasiat kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah kutinggalkan
hingga meninggal dunia: shaum tiga hari dalam sebulan, dua rakaat shalat Dhuha, dan hanya
tidur setelah melakukan shalat Witir (H.R. Bukhari dan Muslim)

Tentu saja, Rasulullah Saw. tidak akan mengistimewakan shalat Dhuha tanpa alasan. Berikut
beberapa fadhilah atau keutamaan shalat Dhuha yang menjadikannya begitu istimewa di mata
Rasullah Saw.

Pertama, shalat Dhuha merupakan ekspresi terima kasih kita kepada Allah Swt. atas
nikmat sehat bugarnya setiap sendi dalam tubuh kita. Menurut Rasulullah Saw., setiap sendi
dalam tubuh kita yang jumlahnya 360 ruas setiap harinya harus diberi sedekah sebagai
makanannya.

Pada setiap manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya orang yang bersangkutan
(pemilik sendi) bersedekah untuk setiap sendinya. Lalu, para sahabat bertanya, Ya
Rasulullah Saw., siapa yang sanggup melakukannya? Rasulullah Saw. menjelaskan,
Membersihkan kotoran yang ada di masjid atau menyingkirkan sesuatu (yang dapat
mencelakakan orang) dari jalan raya, apabila ia tidak mampu maka shalat Dhuha dua rakaat
dapat menggantikannya. (H.R. Ahmad dan Abu Daud)

Kedua, shalat Dhuha merupakan wahana pengharapan kita akan rahmat dan nikmat
Allah Swt. sepanjang hari yang akan dilalui, entah berupa nikmat fisik maupun materi.
Rasulullah Saw. bersabda, Allah berfirman, Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau
malas melakukan shalat empat rakaat pada pagi hari, yaitu shalat Dhuha, niscaya nanti akan
Kucukupi kebutuhanmu hingga sore harinya. (H.R. Al-Hakim dan At-Tabrani)

Lebih dari itu, momen shalat Dhuha merupakan saat kita mengisi kembali semangat hidup
baru. Kita berharap semoga hari yang akan kita lalui menjadi hari yang lebih baik dari hari
kemarin. Di sinilah ruang kita menanam optimisme hidup. Kita tidak sendiri menjalani hidup
ini. Ada Sang Maharahman yang senantiasa akan menemani kita dalam menjalani hidup
sehari-hari.

Ketiga, shalat Dhuha sebagai pelindung untuk menangkal siksa api neraka di hari
pembalasan (kiamat) nanti. Hal ini ditegaskan Nabi Saw. dalam haditsnya, Barangsiapa
melakukan shalat Fajar, kemudian ia tetap duduk di tempat shalatnya sambil berdzikir hingga
matahari terbit dan kemudian ia melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua rakaat, niscaya
Allah Swt. akan mengharamkan api neraka untuk menyentuh atau membakar tubuhnya.
(H.R. Al-Baihaqi)

Keempat, bagi orang yang merutinkan shalat Dhuha, niscaya Allah mengganjarnya
dengan balasan surga. Rasulullah Saw. bersabda, Di dalam surga terdapat pintu yang
bernama Bab Adh-Dhuha (Pintu Dhuha) dan pada hari kiamat nanti ada yang akan
memanggil, Dimana orang yang senantiasa mengerjakan shalat Dhuha? Ini pintu kamu,
masuklah dengan kasih sayang Allah. (H.R. At-Tabrani)

Kelima, pahala shalat Dhuha setara dengan pahala ibadah haji dan umrah. Dari Abu
Umamah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, Barangsiapa yang keluar dari rumahnya
dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang
yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka
pahalanya seperti orang yang melaksanakan umrah. (Shahih Al-Targhib: 673). Dalam
sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa, Nabi Saw. bersabda, Barangsiapa yang
mengerjakan shalat Fajar (Shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat
Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti
pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna. (Shahih Al-Jami: 6346)

Keenam, tercukupinya kebutuhan hidup. Orang yang gemar melaksanakan shalat
Dhuha ikhlas karena Allah akan tercukupi rezekinya. Hal ini dijelaskan Rasulullah Saw.
dalam hadits qudsi dari Abu Darda. Firman-Nya, Wahai Anak Adam, rukuklah (shalatlah)
karena aku pada awal siang (shalat Dhuha) empat rakaat, maka aku akan mencukupi
(kebutuhan)mu sampai sore hari. (H.R. Tirmidzi)

Ketujuh, memperoleh ghanimah (keuntungan) yang besar. Dikisahkan, Rasulullah
mengutus pasukan muslim berperang melawan musuh Allah. Atas kehendak Allah,
peperangan pun dimenangkan dan pasukan tersebut mendapat harta rampasan yang
berlimpah. Orang-orang pun ramai membicarakan singkatnya peperangan yang dimenangkan
dan banyaknya harta rampasan perang yang diperoleh. Kemudian Rasulullah Saw.
menjelaskan bahwa ada yang lebih utama dan lebih baik dari mudahnya memperoleh
kemenangan dan harta rampasan yang banyak yaitu shalat Dhuha.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash ia berkata, Rasulullah Saw. mengirim pasukan perang. Lalu,
pasukan itu mendapat harta rampasan perang yang banyak dan cepat kembali (dari medan
perang). Orang-orang pun (ramai) memperbincangkan cepat selesainya perang, banyaknya
harta rampasan, dan cepat kembalinya mereka. Maka, Rasulullah Saw. bersabda, Maukah
aku tunjukan kepada kalian sesuatu yang lebih cepat dari selesai perangnya, lebih banyak
(memperoleh) harta rampasan, dan cepatnya kembali (dari medan perang)? (Yaitu) orang
yang berwudhu kemudian menuju masjid untuk mengerjakan shalat sunat Dhuha. Dialah
yang lebih cepat selesai perangnya, lebih banyak (memperoleh) harta rampasan, dan lebih
cepat kembalinya. (H.R. Ahmad)

Menilik banyaknya fadhilah di atas, cukup beralasan kiranya bila Nabi Saw. menghimbau
umatnya untuk senantiasa membiasakan diri melaksanakn shalat Dhuha. Dengan mengetahui
fadhilah-fadhilah tersebut, diharapkan kita lebih termotivasi untuk beristiqamah
melaksanakan shalat Dhuha agar tercapai tujuan bahagia dunia dan akhirat. Amin.

Anda mungkin juga menyukai