E-mai l : m3_f eunhas@yahoo.com PERSEPSI BUDAYA ORGANI SASI DAN KOMI TMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN BANK Musran Munizu Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10, Makassar 90245 Abstract: The purpose of this research was to analyze the effect among variables of organi- zational behavior, commitment, and employee satisfaction at PT. Bank SulSel Makassar. The population included all employee were 244 persons. There were 122 respondents participa- tion in the survey. The respondents were chosen by simple random sampling technique from population. The data used consisted of primary data and secondary data collected by obser- vation, interview, questionnaire, and documentation technique. Data was analyzed using both descriptive analysis, and Structural Equation Modelling (SEM) performed by SPSS for windows and AMOS 4.01. The results indicated following: (1) organizational behavior had positive effect and significant to employee commitment; (2) organizational behavior had positive effect and significant to employee satisfaction; and (3) employee commitment had positive effect and significant to employee satisfaction. Key words: organizational behavior, employee commitment, employee satisfaction Kemampuan budaya organisasi dalam mempe- ngaruhi perilaku karyawan memainkan peranan penting dalam suatu perusahaan. Rasyid et al. (2005) mengatakan bahwa budaya perusahaan sangat penting ditekankan karena budaya meru- pakan keseluruhan nilai-nilai, sifat-sifat, perilaku yang diterima (baik ataupun tidak baik), cara mela- kukan sesuatu dan lingkungan politik perusahaan. Pemaksaan suatu budaya dapat menimbulkan ketidakcocokan (misfit) antara karyawan dengan perusahaan sehi ngga dapat mempengaruhi kondisi psikologis karyawan yang merasa tidak nyaman dal am bekerjasama. Penel i ti an yang dilakukan oleh OReilly, Chatman & Caldwell (1999) menunjukkan adanya link yang krusial diantara budaya perusahaan dan kinerja perusahaan yaitu kesesuaian individu dan perusahaan yang menun- jukkan sejauhmana ni lai -ni lai yang di pegang masing-masing individu match dengan budaya perusahaan. Kesesuaian yang tinggi akan membe- rikan hasil yang menguntungkan seperti kuatnya komitmen karyawan, tingginya kepuasan kerja, rendahnya keinginan meninggalkan perusahaan dan rendahnya ti ngkat turnover. Sel anjutnya kesesuai an antara i ndi vi du perusahaan akan memberikan prestasi secara keseluruhan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14, No.1 Januari 2010, hal. 98 109 Terakreditasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007 99 PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN BANK Musr an Muni zu P E R B A N K A N KONSEP BUDAYA ORGANISASI Studi tentang budaya telah dilakukan sejak tahun 1920an (Alvesson, 2002). Menurut Schein (1992) dal am Cal abretta et al. (2008) budaya kelompok atau budaya organisasi dapat didefinisi- kan sebagai sebuah pola asumsi dasar yang dibagi dan dipelajari dalam organisasi/kelompok sebagai instrumen dalam pemecahan masalah dengan mengadaptasi, mengintegrasikan dan memper- timbangkan kondisi eksternal dan internal. Robbins & Timothy (2007) mengatakan bah- wa dalam suatu budaya yang kuat, nilai inti suatu organisasi itu dipegang, secara intensif dan dianut bersama secara meluas. Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti makin besar komit- men mereka pada nilai-nilai itu maka makin kuat budaya tersebut. Kadang-kadang, budaya yang kuat juga dikatakan membantu kinerja karena memberikan struktur dan kontrol yang dibutuh- kan tanpa harus bersandar pada birokrasi formal yang mencekik yang dapat menekan tumbuhnya motivasi dan inovasi (Kotter & Heskett, 2006). Budaya yang kuat mengenakan tekanan yang cukup besar pada karyawan untuk menyesuaikan diri, karena budaya perusahaan mampu mengu- rangi variabilitas perilaku karyawan di tempat kerja dan memberi kan karyawan pengerti an bagai mana berperi l aku dan di mana menem- patkan prioritas dalam menyelesaikan pekerjaan (Laabs, 1998). Hofstede et al. (2001) budaya perusahaan mempunyai l ima pola budaya yang dipegang yang terdiri dari artifact, keyakinan, norma, nilai dan dasar pemikiran. Budaya sebagai sebuah hu- bungan pertukaran yang saling menguntungkan antar karyawan dan perusahaan dimana dalam hubungan ini karyawan merasakan berkurangnya ti ngkat kegel isahan, stress dan ketidakpasti an mengenai peran mereka sedangkan perusahaan menerima berkurangnya variabilitas dan mening- katnya konsi stensi peri laku. Beberapa penuli s l ai nnya memberi kan pengerti an yang sama mengenai budaya perusahaan sebagai kebersa- maan nilai, keyakinan dan norma yang ada di dal am organi sasi dan mengarahkan peri l aku anggota-anggotanya (Odom, Boxx & Dunn, 1998; Chatman & Barsade, 2001; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 2002). Hofstede et al. (2001) mengklasifikasikan manifestasi budaya kedalam empat kategori yaitu: (1) Simbol; digambarkan lewat kata-kata, sikap, gambar atau objek yang membawa arti tertentu dal am sebuah budaya; (2) Pahl awan; adal ah orang, hidup atau sudah meninggal, nyata atau imajinasi, memiliki karakteristik dihargai sangat tinggi dalam budaya dan memberikan contoh dalam berperil aku; (3) Ritual; adalah aktivitas kolektif yang secara teknik tidak berguna tetapi secara sosial memiliki esensi dan diadakan demi kepentingan mereka; dan (4) Nilai; merupakan inti dari budaya yang memiliki pengertian yang luas, rasional dan irrasional perasaan yang sering secara tidak sadar dan jarang dapat dibicarakan dan tidak dapat diamati tetapi dimanifestasikan dalam berbagai perilaku. Sonnenf el d dal am Robbi ns & Ti mothy (2007) mengklasifikasikan tipe budaya menjadi empat, yaitu: (1) Akademi; (2) Kelab; (3) Tim Bisbol; dan (4) Benteng. Budaya perusahaan berhu- bungan dengan bagaimana karyawan memper- sepsikan karakteristik dari budaya suatu perusa- haan Dengan demikian, cara karyawan meman- dang atau mempersepsikan perusahaan berdasar- kan nilai dan norma yang dimiliki akan memben- tuk persepsi tertentu mengenai perusahaannya. 100 P E R B A N K A N JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, J anuari 2010: 98 109 KONSEP KOMITMEN KARYAWAN Berkai tan dengan komi tmen karyawan, Harri son & Carrol l (1999) menekankan pada komponen-komponen sikap komitmen karyawan terhadap perusahaan yang menunjukkan adanya ikatan atau kesetiaan antara karyawan dan peru- sahaan. Pengertian lainnya diberikan oleh Shadur, Kienzle & Rodwell (2003) bahwa karyawan yang komitmen terhadap perusahaannya akan menun- jukkan kuatnya pengenalan dan keterli batan karyawan di dalam perusahaan yang dinyatakan sebagai berikut: Organizational commitment was defined as the strength of an individuals identifi- cation with and involvement in a particular orga- nization. Pendapat ini tidak berbeda jauh seperti yang dikemukakan oleh Schermerhorn, Hunt & Osborn (2002) yang menunjukkan tingkat sese- orang mengenal secara mendalam dan merasakan sebagai bagian anggota perusahaan. Morrow (1983) dalam Robinson, Simourd & Poporino (1999) menyimpulkan bahwa komitmen merupakan fungsi karakteri sti k personal dan fungsi -f ungsi si tuasi onal yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Karakteristik personal ini meliputi umur, masa kerja, dan pendidikan sedangkan faktor-faktor situasional meliputi kon- flik peran, kemenduaan peran, dan iklim orga- nisasi. Untuk mengerakkan komitmen karyawan menurut Lee dalam Luthans (2002) dapat dilaku- kan melalui lima pendekatan: (1) Understanding employee work value; (2) Communicating job per- formance standars,(3) Linking performance to re- ward,(4) Providing effective performance evalua- tions, and (5) Offering support for managers and supervisory. Berdasarkan kelima pendekatan terse- but komi tmen akan muncul apabi l a adanya pemahaman ni l ai kerja, mengkomuni kasi kan standar prestasi kerja dan menghubungkannya dengan reward dan memberi kan dukungan kepada manajer dan supervisor. KONSEP KEPUASAN KERJA Robbins & Timothy (2007) berpendapat bahwa kepuasan kerja yang merujuk ke sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaannya menunjukkan kalau seseorang dengan ti ngkat kepuasan yang tinggi akan memperlihatkan sikap positif terhadap pekerjaannya, sebaliknya sese- orang yang ti dak puas dengan pekerjaannya men unju kkan si kap yang n egati f terhadap pekerjaan. Asad (2000) memberikan batasan yang sederhana dan operasional mengenai kepuasan kerja yang menggambarkan perasaan seseorang terhadap pekerjaan. Kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan kerja. Jadi determinasi kepuasan kerja menurut batasan ini meliputi perbedaan individu (individual dif- ferences) maupun situasi lingkungan pekerjaan. Di samping itu, perasaan orang terhadap peker- jaan tentulah sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan. Balfour & Wechsler (2004) menggambarkan rasa puas dan tidak puas didasarkan pada suatu per- bandingan mengenai apa yang secara nyata diteri- ma oleh karyawan dari pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang di harapkan, diinginkan dan di pi ki rkannya sebagai hasi l yang pantas, atau berhak baginya. Dengan demikian orang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan. Dari berbagai pengerti an tersebut pada dasarnya mendefinisikan kepuasan kerja sebagai konsep berdimensi tunggal yaitu kepuasan dan keti dakpuasan terhadap pekerjaan (Porter & Lawler, 1968 dalam Bavendam, 2000) dan konsep 101 PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN BANK Musr an Muni zu P E R B A N K A N multidimensi yaitu kepuasan dan ketidakpuasan akan pekerjaan, supervisor, gaji, tempat kerja dan l ai n-l ai n (Smi th, Kendal & Hul in, 1969 dal am Bavendam, 2000). HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA Komitmen karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Untuk membangun komitmen diperlukan pemicu yang ampuh. Berbagai hasil penelitian terdahulu seperti Odom, Boxx & Dunn (1998); ORei l l y, Chatman & Cal dwel l (1999); Meglino, Ravlin & Adkins (2000); Fox & Pilonema, (2002); Shad ur, Ki enzl e & Rodwe l l (2003) menunjukkan adanya hubungan positif antara budaya perusahaan dengan komitmen karyawan. Budaya dianggap sebagai pemi cu tumbuhnya komi tmen karyawan, karena budaya yang di- bangun sejal an dengan nilai-nilai yang di anut karyawan. Karyawan yang menerima ni lai i nti budaya perusahaan akan menunjukkan si kap komitmennya terhadap perusahaan. Karyawan dengan mudah menyerap dan memahami nilai- nilai dan norma-norma yang dianut perusahaan dan mengaplikasikan nilai-nilai dan norma-norma te rseb ut dal am l i ngkung an kerj a sebag ai pedoman dalam berperilaku. Bave ndam (2000) meng atakan b ahwa karyawan dengan tingkat kepuasan yang tinggi akan meyakini bahwa perusahaan akan membe- rikan kepuasan dalam waktu yang lama, karya- wan akan peduli dengan kualitas kerjanya, lebih commit terhadap perusahaan dan lebih produktif. Selanjutnya Pitchard et al. (2004), Robbins & Timo- thy (2007) menunjukkan suatu gambaran bagai- mana budaya perusahaan dapat berdampak pada kepuasan dan kinerja. Terdapat beberapa studi empi ri s yang menguji hubungan antara budaya organisasi, ko- mitmen, dan kepuasan kerja, antara lain yaitu Deshpande & Farley (1999) yang menguji hubu- ngan antara budaya perusahaan dan orientasi pasar di perusahaan India dan Jepang. Ada 4 (em- pat) ti pe budaya organi sasi yang di gunakan yakni: budaya kompetisi, budaya entrepreneur- ial, budaya birokrasi dan budaya konsensus. Buda- ya kompetisi berkaitan dengan nilai, keunggulan bersaing, superiority pemasaran, dan penekanan pada profit. Budaya entrepreneurial menekankan pada inovasi, pengambilan risiko, dinamisasi yang tinggi, dan kreativitas. Budaya birokrasi meliputi formalisasi nilai, aturan-aturan, standar prosedur operasi, dan koordinasi hirarki. Didalam budaya konsensus melibatkan elemen tradisi, loyalitas, ko- mitmen personal, sosialisasi, tim kerja, dan self- management. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa : (1) Kebanyakan perusahaan India sukses karena memiliki budaya entrepreneur, sementara perusahaan Jepang di samping memiliki budaya entrepreneur, juga memiliki budaya persaingan; (2) Ki nerja budaya entrepreneur dan budaya persaingan lebih baik daripada budaya konsensus dan birokrasi. Rasyid et al. (2005) menguji pengaruh buda- ya perusahaan dan komitmen organisasi terhadap perusahaan di Malaysi a. Mereka menemukan bahwa ada hubungan yang signi fikan antara budaya perusahaan dan komitmen organisasi- onal. Budaya perusahaan, dan komitmen organi- sasi berpengaruh si gnifi kan terhadap kinerja keuangan. Kemudi an Cal abretta et al. (2008) me nguj i bu daya or gani sasi hu bung annn ya dengan sub budaya fungsional yang dikembang- kan melalui nilai yang dibagi dalam perusahaan dapat eksist dan mempengaruhi kinerja karyawan dan organisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa budaya organisasi yang didasarkan pada 102 P E R B A N K A N JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, J anuari 2010: 98 109 nilai yang dibagi dalam perusahaan baik dalam konteks budaya secara umum maupun secara khusus dalam sub budaya fungsional perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh antara vari abel budaya organi sasi , komitmen karyawan, dan kepuasan kerja karyawan. Dimana karyawan sebagai subyek penelitian, dan PT. Bank SulSel Makassar sebagai obyek penelitian. KERANGKA PIKIR PENELITIAN Berdasarkan telaah teoritis dan hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan, maka kerangka pikir dari penelitian ini disajikan pada Gambar 1. METODE Ada 3 (tiga) variabel yang diuji hubungan- nya dalam penelitian ini, yaitu variabel budaya organisasi, komitmen karyawan, dan kepuasan kerja. Pada hipotesis 1, budaya organisasi sebagai variabel independen dan komi tmen karyawan sebagai variabel dependen; pada hipotesis 2, bu- daya organisasi sebagai variabel independen dan kepuasan kerja sebagai variabel dependen; dan pada hipotesis 3, komi tmen karyawan sebagai variabel independen dan kepuasan kerja sebagai variabel dependen. Variabel budaya organisasi diadopsi Desh- pande & Farley (1999); Rasyid et al. (2005), dan Calabretta et al. (2008). Ada 4 (empat) tipe budaya organi sasi yang di gunakan dal am mengukur budaya organisasi yaitu budaya kompetisi, budaya entrepreneurial, budaya bi rokrasi dan budaya konsensus. Komitmen diukur dengan menggu- nakan item-i tem Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) dari Mowday, Steers dan Porter (1979) dalam Robinson, Simourd, Porporino (1999) yang terdiri dari 9 item/indikator yakni: (1) Senang sekali memilih perusahaan ini melebihi orang lai n bi l a mengi ngat bagai mana waktu pertama kali bergabung; (2) Membicarakan hal- hal positif mengenai perusahaan ini kepada orang lain; (3) Kesediaan menerima jenis pekerjaan apa saja supaya tetap bekerja pada perusahaan; (4) Me nemu kan ni l ai -ni l ai yang sama deng an perusahaan; (5) Kebanggaan untuk menceritakan kepada orang lain karena menjadi bagian dari perusahaan; (6) Perusahaan benar-benar mengil- hami cara yang terbaik dalam bekerja; (7) Kesedia- an untuk mengerahkan seluruh usaha melebihi yang diharapkan untuk membantu kesuksesan perusahaan; (8) Kepedul i an akan nasi b peru- Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian HIPOTESIS H 1 : Budaya organi sasi berpengaruh posi ti f terhadap komitmen karyawan H 2 : Budaya organi sasi berpengaruh posi ti f terhadap kepuasan kerja H 3 : Komitmen karyawan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
Komitmen Karyawan Kepuasan H1 H3 H2 Budaya Organisasi 103 PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN BANK Musr an Muni zu P E R B A N K A N sahaan; (9) Perusahaan ini adalah perusahaan yang paling tepat untuk bekerja. Kepuasan kerja adalah perasaan puas karya- wan atas pekerjaan yang dilakukannya. Kepuasan kerja diukur dengan menggunakan 20 item Min- nesota Satisfacti on Questi onnai re (MSQ) dari Weiss, Dawis, England & Lofquist (1967) dalam Asad (2000). Item-i tem tersebut mengukur bagai mana perasaan karyawan mengenai : (1) Dapat bekerja terus sepanjang masa; (2) Kesem- patan untuk mengerjakan pekerjaan sendirian; (3) Kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berbeda dari waktu ke waktu; (4) Kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam kelompok; (5) Kemampuan pengawas dalam membuat kepu- tusan; (6) Cara pimpinan menghadapi bawahan; (7) Dapat mengerjakan sesuatu yang ti dak bertentangan dengan hati nurani ; (8) Cara bekerja yang menjamin kemantapan pekerjaan; (9) Kesempatan untuk melakukan sesuatu untuk orang lain; (10) Kesempatan memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan; (11) Kesem- patan mengerjakan sesuatu menggunakan ke- mampuan sendiri; (12) Cara perusahaan menerap- kan kebijaksanaan; (13) Gaji dan jumlah pekerjaan yang d i l akukan; (14) Ke sempatan p romosi (kenaikan pangkat) dalam pekerjaan; (15) Kebe- basan memakai pendapat sendiri; (16) Kesem- patan menggunakan metode sendiri dalam me- nyel esaikan pekerjaan; (17) Kondisi pekerjaan; (18) Cara teman sekerja bergaul dengan yang lain; (19) Pujian yang diperoleh atas hasil pekerjaan yang bagus; dan (20) Perasaan berprestasi yang diperoleh dari pekerjaan. Pengukuran persepsi karyawan terhadap semua item/i ndikator dal am kuesi oner diukur dengan lima poin skala Likert mulai dari sangat rendah (1) sampai dengan sangat tinggi (5). Untuk memudahkan interpretasi hasil penelitian, maka skala tersebut diintervalkan menjadi 5 kelas in- terval yakni : (1) 1,00 1,80 = Sangat rendah; (2) 1,81 2,60 = Rendah; (3) 2,61 3,40 = Cukup tinggi; (4) 3,41 4,20 = Tinggi; dan (5) 4,21 5,00 = Sangat Tinggi (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada PT. Bank Sul-Sel Cabang Makassar sejumlah 244 orang. Penentuan sampel menggunakan tekni k acak sederhana (simple random sampling). Sugiyono (2008) dan Hair et al. (1998) berpendapat bahwa pada teknik sampel random sederhana, apabila subyek pene- l i ti an juml ahnya kurang dari 100, l ebi h bai k diambil semua sehingga penelitiannya merupa- kan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih. Sehingga jumlah sampel ditetapkan sebanyak 50% dari populasi atau 122 orang karyawan. Pengujian validitas instrumen mengguna- kan korelasi product moment, dimana suatu item atau i ndi kator di nyatakan val i d apabi l a ni l ai korelasinya lebih dari 0,3 (Cooper & Emory, 1999; Sugiyono, 2008). Kemudian pengujian reliabilitas instrumen menggunakan metode alpha cronbach, dimana suatu variabel dinyatakan reliable apabila mempunyai nilai lebih dari 0,6. (Hair, et al. 1998). Berdasarkan hasil pengolahan data pada lampiran diketahui bahwa pengujian validitas dan reliabi- litas instrumen baik sebelum maupun sesudah pengumpulan data adalah valid dan reliable. Hal ini dapat dilihat dari nilai total correlation semua indikator (r > 0,30); dan alpha cronbach setiap variabel > 0,60. Ada 2 (dua) model dan teknik analisis data yang digunakan dalam mencapai tujuan pene- litian ini, yaitu : (1) Analisis Statistik Deskriptif; dan (2) Structural Equation Modeling (SEM). Di dalam penggunaan analisis SEM, suatu model dikatakan fit (bai k), apabi l a me men uhi per syaratan- persyaratan sebagaimana disajikan pada Tabel 1. 104 P E R B A N K A N JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, J anuari 2010: 98 109 Tabel 1. Goodness of Fit Indices (GFI) untuk Evaluasi Model Goodness of Fit Index Keterangan Cut -off Value X - Chi square Menguji apakah covariance populasi yang di estimasi sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan data).) Di harapkan keci l Probability Uji si gnifi kansi terhadap perbedaan matriks covariance data dan matri ks covariance yang diestimasi 0,05
RMSEA Mengkompensasi kel emahan Chi-square pada sampel besar (Hai r,1995) 0,08 GFI Menghi tung proporsi tertimbang variance dalam matri ks sampel yang di jel askan oleh matri ks covariance popul asi yang di esti masi (analog dengan R dal am regresi berganda) 0,90
TLI Pembandingan antara model yang di uji terhadap baseline model (Hair, 1995; Arbukl e, 1997) 0,95
CFI Uji kel ayakan model yang ti dak sensitif terhadap besarnya sampel dan kerumi tan model (Arbukle, 1997) 0,94
Sumber : (Hair et al.,1998) HASIL Untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu model yang fit, digunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM). Dengan mengguna- kan bantuan perangkat lunak Amos 4.01 diper- oleh hasil perhitungan goodness-of-fit indices (GFI) atas model lengkap yang menggambarkan jal i nan sinergi s antar masi ng-masing vari abel penelitian sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Komputasi Kriteria Goodness-of-Fit Indices (GFI) Pengujian Hubungan antara Budaya Organisasi dan Komitmen dengan Kepuasan Kerja pada Tahap Awal dan Akhir
Kriteria
Nilai Cut -off Hasil Komput asi Model Keterangan Model Akhir Tahap Awal Tahap Akhir Chi -square Diharapkan kecil 900,250 79,160 Baik Probabil itas si gni fi kansi 0,05 0,000 0,380 Baik GFI 0,90 0,880 0,954 Baik RMSEA 0,08 0,070 0,004 Baik TLI 0,94 0,809 0,998 Baik CFI 0,95 0,810 1,000 Baik
Sumber: Data diolah, 2008 Hasi l perbandingan antara hasi l perhitu- ngan pada tahap awal dan tahap akhir dengan menggunakan kriteria goodness of fit suatu model sebagaimana disajikan pada Tabel 2 menunjuk- kan kesesuaian. Oleh karena itu, dapat diambil suatu keputusan bahwa model yang menggam- 105 PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN BANK Musr an Muni zu P E R B A N K A N barkan hubungan kausal antar masing-masing variabel yang diuji dapat diterima dan digunakan untuk keperl uan anali si s sel anjutnya. Setel ah model di atas dinyatakan valid atau diterima maka analisis selanjutnya adalah dengan melihat nilai loading factor serta probabil itas dari masi ng- masing variabel yang digunakan. Secara lengkap sebagaimana disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Loading Factor, Critical Ratio, dan Probabilitas Hubungan antara Budaya Organisasi dan Komitmen dengan Kepuasan Kerja Variabel Loading Factor C.R. P Keterangan Komitmen Budaya Organi sasi 0,480 4,960 0,000 Signi fi kan Kepuasan Kerja Budaya Organi sasi 0,244 2,675 0,015 Signi fi kan Kepuasan Kerja Komitmen 0,592 5,885 0,000 Signi fi kan
Sumber: Data diolah, 2008 Pada Tabel 3 terlihat bahwa dari berbagai hubungan yang terjadi antar variabel, nampaknya semua memiliki hubungan yang signifikan, karena memiliki nilai P (probabilitas) d 0,05 dan critical ratio (CR) 1,96. Variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan dan positif (P 0,05), adalah : (1) budaya organisasi terhadap komitmen karyawan (0,000); (2) budaya organisasi terhadap kepuasan kerja (0,015); dan (3) komitmen karyawan terhadap kepuasan kerja (0,000). Model lengkap yang dapat menjelaskan hubungan yang terjalin di antara variabel disajikan pada Gambar 2. PEMBAHASAN Pengaruh Budaya Organisasi t erhadap Komitmen Karyawan Berdasarkan nilai critical ratio (CR) dan pro- babilitas yang dihasilkan pada Tabel 3, nampak bahwa variabel budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap komitmen karyawan. Hal ini dapat dilihat dari nilai CR yang jauh lebih besar daripada CR mini- mal yang disyaratkan sebesar 1,96 (4,960 > 1,96) serta probablitas yang lebih kecil daripada a = 0,05 (0,000 < 0,05). Berdasarkan hasi l penguji an tersebut, maka hipotesis 1 yang diajukan terbukti atau didukung oleh fakta empiris. Ni lai loading factor, menunjukkan juga bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap komitmen karyawan dengan kontribusi sebesar 0,480 atau 48%. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Odom, Boxx & Dunn (1998) yang menyim- pulkan bahwa budaya i novasi mempengaruhi komi tmen karyawan dan berkesesuai an pul a dengan hasil penelitian yang dilakukan OReilly,
Komitmen Karyawan Kepuasan Kerja 0,480 (S)* 0,592 (S)* 0,244 (S)* Budaya Organisasi Keterangan: *) Hubungan dan pengaruh antar variabel signifikan Gambar2. Hasil Pengujian Hubungan antara Budaya Organisasi dan Komitmen dengan Kepuasan Kerja 106 P E R B A N K A N JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, J anuari 2010: 98 109 disyaratkan sebesar 1,96 (2,675 > 1,96) serta pro- bablitas yang lebih kecil daripada a = 0,05 (0,015 < 0,05). Berdasarkan hasi l penguji an tersebut, maka hi potesis 2 yang diajukan terbukti atau didukung oleh fakta empiris. Ni lai loading factor, menunjukkan juga bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap kepuasan kerja de- ngan kontribusi sebesar 0,244 atau 24,4%. Banyak faktor yang turut mempengaruhi kepuasan kerja, misalnya gaji yang layak, dan promosi yang adil. Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Calabretta et al. (2008), bahwa nilai yang dibagi dalam organisasi secara merata akan membuat manajemen dan karyawan mempunyai komitmen bersama sebagai simbol dari kepuasan kerja. Kesesuaian nilai-nilai organisasi/budaya yang di- bangun dalam organisasi dengan nilai yang di- anut karyawan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam suatu organisasi. Asad (2000) dan Luthans (2002) menyatakan bahwa semaki n banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semaki n ti nggi ti ngkat kepuasan yang dirasakannya, demikian sebaliknya. Pengaruh Komitmen Karyawan terhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan nilai critical ratio (CR) dan pro- babilitas yang dihasilkan pada Tabel 3, nampak bahwa variabel komitmen karyawan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai CR yang jauh lebih besar daripada CR minimal yang di syaratkan sebesar 1,96 (5,885 > 1,96) serta probablitas yang lebih keci l daripada a = 0,05 (0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil pengujian ter- sebut, maka hipotesis 3 yang diajukan terbukti atau didukung oleh fakta empiris. Chatman & Caldwell (1999) yang menunjukkan kecocokan individu organisasi dapat digunakan untuk memprediksi komitmen karyawan. Adanya pengaruh yang signifikan antara berbagai dimensi budaya dan komitmen karyawan menggambar- kan bagus atau positifnya persepsi karyawan ten- tang budaya responsif, budaya tertib dan budaya inovatif yang dikembangkan perusahaan sehing- ga semakin meningkatkan komitmen karyawan. Temuan penelitian ini juga mempertegas hasi l penel i ti an Deshpande & Farl ey (1999); Shadur, Kienzle & Rodwell (2003) dan Rasyid et al. (2005) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara budaya perusahaan dengan komit- men karyawan. Tumbuhnya komitmen yang ting- gi dalam diri karyawan menggambarkan adanya komitmen perusahaan dengan karyawan, karena komitmen diibaratkan sebagai hubungan timbal bali k. Laabs (1998) mengatakan karakteri sti k komitmen bersama yang nyata antara perusahaan dan karyawan menggambarkan suatu hubungan timbal balik yang sebenarnya. Komitmen akan selal u dapat diperoleh melalui mutuality. Ji ka perusahaan memiliki komitmen kepada karya- wan, karyawan akan komitmen kepada perusa- haan. Pada saat sekarang, untuk menjamin sikap komitmen akan tetap dipegang oleh karyawan bukan lagi masalah gaji, perusahaan perlu mena- warkan sesuatu yang lain. Pengaruh Budaya Organisasi t erhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan nilai critical ratio (CR) dan pro- babilitas yang dihasilkan pada Tabel 3, nampak bahwa variabel budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai CR yang jauh lebih besar daripada CR minimal yang 107 PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN BANK Musr an Muni zu P E R B A N K A N Nilai loading factor, menunjukkan juga bah- wa komitmen karyawan mempunyai pengaruh kuat terhadap kepuasan kerja dengan kontribusi sebesar 0,592 atau 59,2%. Hasil penelitian ini mem- pertegas temuan Rasyid et al. (2005) yang mene- mukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara budaya perusahaan dan komitmen orga- nisasional. Komi tmen organi sasi berpengaruh si gnifikan terhadap ki nerja organi sasi mel al ui sebagai hasi l dari peningkatan kepuasan kerja yang dirasakan karyawan. Temuan penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Kotter & Heskett (2006) yang menga- takan bahwa beberapa perusahaan, khususnya pada usaha jasa yang mempunyai karyawan dengan komitmen yang tinggi akan berdampak pada kepuasan kerja dan kinerjanya yang relatif lebih baik dibanding perusahaan yang karyawan- nya tidak mempunyai komitmen yang kuat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penel i ti an i ni bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh budaya organisasi ter- hadap komi tmen karyawan, pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja dan pengaruh komitmen karyawan terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan hasil penel iti an dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi ber- pengaruh positif dan signifikan terhadap komit- men karyawan. Tumbuhnya komitmen yang ting- gi dalam diri karyawan menggambarkan adanya komitmen posi tif yang dibangun antara peru- sahaan dengan karyawan. Karakteristik komitmen bersama yang nyata antara perusahaan dan karyawan menggambarkan suatu hubungan timbal balik yang sebenarnya. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Banyaknya aspek-asp ek d al am pe ker jaan yang sesu ai dengan keinginan individu/karyawan mengaki- batkan semakin tinggi ti ngkat kepuasan yang dirasakan oleh karyawan. Komitmen karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ke- puasan kerja, dimana karyawan dengan komit- men yang tinggi akan berdampak pada kepuasan kerja dan kinerja yang di tunjukkannya dal am pekerjaan pada organisasi. Saran Dari sudut pandang manajerial, instrumen yang dikembangkan dan digunakan dalam pene- litian ini akan sangat berguna bagi para pembuat kebijakan dalam perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi budaya organisasi mereka saat ini. Dalam mewujudkan outcomes karyawan berupa komitmen dan kepuasan kerja pihak manajemen hendaknya menekankan nilai-nilai budaya yang i ngi n di kembangkan dengan memperhati kan pada aspek manusianya yakni fundamental psiko- logis untuk berubah. Supaya nilai-nilai budaya tersebut tidak hanya diterima begitu saja, tetapi dapat tertanam kuat dan mampu menumbuh- kembangkan ni l ai yang menjadi bagi an di ri karyawan maka pihak manajemen perlu mela- kukan sosialisasi nilai-nilai budaya yang dimulai dari perekrutan karyawan baru, masa orientasi, program pelati han dan pengembangan, pro- gram pemberian penghargaan, interaksi antara manajemen dan karyawan sampai pada acara- acara ritual. Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa peluang bagi para penelitian untuk me- lakukan penelitian selanjutnya. Penelitian kede- 108 P E R B A N K A N JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, J anuari 2010: 98 109 pan dapat me ngemban gkan pe nel i ti an i ni dengan menambahkan beberapa variabel misal- nya variabel kinerja organisasi yang diukur ber- dasarkan ukuran keuangan dan non keuangan, menambahkan jumlah perusahaan, dan membe- dakan budaya organisasi yang dibangun antara industri jasa dengan industri manufaktur, sehingga hasilnya lebih komprehensif. DAFTAR PUSTAKA Alvesson, M. 2002. Understanding Organisational Culture. London: Sage. Asad, M. 2000. Psikologi Industri. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty. Balfour, D.L. & Wechsler, B. 2004. Commitment, Performance, and Productivity in Public Or- ganization. Public Productivity & Manage- ment Review, Vol.14, Issue 14 (Summer), pp.355-367. Bavendam, J. 2000. Managing Job Satisfaction. Special Reports: Bavendam Research Incor- porated, Vol.6. http://www.baven dam.com Calabretta, G., Montana, J., & Iglesias, O. 2008. A Cross-cultural Assessment of Leading Values in Design-Oriented Companies, Cross Cul- tural Management. An International Jour- nal, Vol.15, No.4, pp.379-398. Chatman, J.A. & Barsade, S.G. 2001. Personality, Organizational Culture, and Cooperation: Evidence from a Business Simulation. Admi- nistrative Science Quarterly, Vol.40 (Septem- ber), pp.423-443. Deshpande, R. & Farley, J. 1999. Executive Insights: Corporate Culture and Market Orientation: Comparing Indian and Japanese firms. Jour- nal of International Marketing, Vol.7 No.4, pp.111-127. Coope r, D.R. & Emor y, C.W. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Indonesia, Surabaya: Penerbit Erlangga. Fox, J.L. & Philomena, T. 2002. Images of A Cul- ture In transition, Personal Constructs of Or- ganizational Stability and Change. Journal of Occupation and Organizational Psychol- ogy, Vol.70, No.3, pp.273-295. Hair Jr, J. F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., & Black, W.C. 1998. Multivariate Data Analysis. Fourth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Harrison, J.R. & Carroll, G.R. 1999. Keeping The Faith: A Model of Cultural Transmission In Formal Organizations. Administrative Sci- ence Quarterly, Vol.36, No.4 (December), pp.552-583. Hofstede, G., Neuijen, B., Ohavy, D.D., & Sanders, G. 2001. Measuring Organizational Cultures: A Qualitative and Quantitative Study Across Twenty Cases. Administrative Science Quar- terly, Vol.35, No.2 (June), pp.286-316. Kotter, J.P. & Heskett, J.L. 2006. Corporate Culture and Performance. Jakarta: PT Prenhallindo. Laabs, J. 1998. These Kids Today: Commitment Just Ai nt What Is Used to be wi th Good. Workforce, Vol.77, No.11(November), pp.36. Luthans, F. 2002. Organizational Behavior. Ninth Edition. USA: McGraw-Hill Companies Inc. 109 PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN BANK Musr an Muni zu P E R B A N K A N Meglino, B.M., Ravlin, E.C. & Adkins, C.L. 2000. A Work Values Approach to Corporate Culture: A Field Test of the Value Congruence Pro- cess and Its Relationship to Individual Out- comes. J ournal of Applied Psychology, Vol.74, No.3, pp.424-432. Odom, R.Y., Boxx, W. R., & Dunn, M.G. 1998. Or- ganizational Cultures, Commitment, Satis- faction, and Cohesion. Public Productivity & Management Review, Vol . XIV, No.2, pp.157-169. OReilly III, C.A., Chatman, J. & Caldwell, D.F. 1999. People and Organizational Culture: A Pro- file Comparison Approach To Assessing Per- son-Organization Fit. Academy of Manage- ment Journal, Vol.34, No.3, pp.487-516. Pritchard, M.P., Havitz, M.E. & Howard, D.R. 2004. Analyzing The Commitment Loyalty Link in Service Contexts. Journal of the Academy of Marketing Science, Vol.27, No.3, pp.333- 348. Robbi ns, S. P., & Judge, T.A. 2007. Perilaku Organisasi Jilid 1 dan 2. Edisi ke-12. Jakarta: PT Prenhallindo. Robinson, D., Simourd, L. & Porporino, F. 1999. Research on Staff Commitment: A Discussion Paper. Correctional Service of Canada, www.canada.gc.ca Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian. Edisi Re vi si . Cetakan ke-13. Ban dun g: CV. Alfabeta. Schermerhorn Jr, J.R., Hunt, J.G., & Osborn, R.N. 2002. Managing Organizational Behavior. Fourth Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. Shadur, M.A., Kienzle, R., & Rodwell, J.J. 2003. The Relationship Between Organizational Cli- mate and Employee Perceptions of Involve- ment. Group & Organizational Manage- ment, Vol. 24, No.4 (December), pp.479-504. Weiss, D., Dawis, R., England, G., & Lofquist, L. 1967. Manual for the Minnesota Satisfaction Questionnaire. University of Minnesota. Min- neapolis, MN.