Refleksi Diri PBL 1 Humaniora
Refleksi Diri PBL 1 Humaniora
Dosen: Yeremias Jena, M.Hum, M.Sc Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya 2014
Salah satu alasan lain yang membuat para dokter itu dinyatakan bersalah adalah karena dokter-dokter tersebut belum memiliki SIP (Surat Izin Praktik). Surat izin praktik wajib dimiliki oleh dokter-dokter yang melakukan praktik kedokteran berdasarkan UU No.29 Tahun 2004 pasal 36. Hal ini disebabkan karena para dokter tersebut masih tergolong sebagai dokter residen (dokter praktik yang sedang menjalani studi spesialis). Menurut saya, meskipun dokter Ayu belum menjadi dokter spesialis, dokter Ayu telah kompeten untuk melakukan operasi tersebut sebagai chief resident. Selain itu kasus emboli udara juga termasuk kasus yang tidak dapat dihindari dan dapat menimpa siapa saja, sehingga dr.Ayu tidak boleh dituntut akibat emboli yang terjadi. Namun, beliau dianggap telah lalai dan melanggar KUHP pasal 359: barangsiapa karena kelalaiannya menyebabkan orang lain mati, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun penjara. Penyebab dari kejadian yang menimpa dr.Ayu dan rekannya disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara para dokter dan pasien sehingga seringkali terjadi kesalahpahaman (miscommunication). Sebagai dokter, kita tidak hanya perlu pintar dalam ilmu pengetahuan, kita juga perlu memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik dan juga empati terhadap apa yang dialami orang lain. Dengan komunikasi yang baik, hubungan antara dokter-pasien dapat berjalan dengan baik dan terbebas dari kesalahpahaman. Tak hanya heboh mengenai kasus malpraktek oleh dr. Ayu dan rekanrekannya, masyarakat kembali dikagetkan dengan aksi mogok kerja dokter yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 27 November 2013 lalu. Masyarakat menjadi khawatir bahwa aksi mogok dan demonstrasi yang dilakukan para dokter dapat mengganggu pelayanan kesehatan. Hal ini juga mengundang reaksi pro dan kontra dari berbagai pihak. Aksi mogok ini banyak dicela. Bahkan, Menteri Kesehatan Indonesia menanggapi aksi mogok kerja dokter ini dengan berkata: Kalau Mogok, Kalian akan Saya Bunuh Pelan -pelan. Sungguh mengagetkan mendengar kata-kata seperti ini dari seorang menteri. Aksi mogok ini sebenarnya dilakukan sebagai wujud solidaritas para dokter terhadap teman sejawatnya, dalam kasus ini dr. Ayu dan rekannya, dan sekaligus sebagai ungkapan prihatin terhadap keputusan MA yang memberikan hukuman penjara selama 10 bulan kepada dokter-dokter tersebut. Saya, sebagai mahasiswa kedokteran tahun pertama, merasa cukup antusias terhadap kegiatan ini, asalkan para dokter tidak melalaikan tugas dan kewajibannya. Menurut saya, membela teman sejawat memang perlu, apalagi terdapat dalam KODEKI mengenai hubungan antara dokter dan teman sejawatnya. Namun, berdasarkan kode etik kedokteran, kita harus mengedepankan kepentingan pasien dan tidak melalaikan tugas kita. Dokter harus selalu ada untuk pasien dan orang-orang yang membutuhkan. Oleh sebab itu, seorang dokter harus memiliki loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya. Mogok dokter yang baru saja terjadi ini memang meresahkan masyarakat. Banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam memperoleh pelayanan kesehatan dan juga layanan rumah sakit menjadi lumpuh. Misalnya saja pelayanan kesehatan yang terganggu di Semarang dan beberapa kota lainnya (Tempo.co). Dalam kasus ini, yang menjadi korban tentunya masyarakat.Namun, kasus mogok ini sebenarnya juga dapat menjadi sebuah refleksi bagi masyarakat agar
merenungkan mengenai profesi dokter yang sebenarnya penuh dengan dilemma. Dengan adanya mogok dokter ini, masyarakat dan pemerintah dapat menjadi lebih kritis terhadap masalah bioetika. Contohnya saja dengan diadakannya sebuah diskusi terbuka hukum kedokteran di Bandung. Selain itu, aspirasi dari para dokter dapat tersampaikan dengan baik kepada pemerintah dan masyarakat. Mogok kerja dokter sudah sering terjadi di banyak Negara lain selain Indonesia, seperti Pakistan, India, Amerika, Kanada, German, Malta, Peru, Perancis, Spanyol, Israel dan negara lainnya. Mogok kerja dokter ini bertujuan untuk memperjuangkan sistem kesehatan yang lebih baik dan lebih adil. Menariknya, sebuah jurnal kedokteran bahkan menemukan bahwa perubahan sistemik yang timbul akibat mogoknya dokter-dokter di Israel selama 4 bulan tahun 2000 telah berhasil menekan angka kematian di negeri tersebut. Hal ini juga dialami di beberapa negara lainnya. Mogok kerja dokter memiliki dampak positif secara tidak langsung dalam kesehatan masyarakat. Dalam menjalankan profesinya, dokter harus berperilaku sesuai dengan etika. Dokter harus menjalankan 4 prinsip etika, yaitu tidak merugikan, memberikan manfaat, menghormati otonomi, dan keadilan. Dengan menjalankan keempat prinsip ini, hubungan antara dokter-pasien dapat berjalan dengan lebih baik.
Referensi:
(1)1. Siegel-Itzkovich J. Doctors strike in Israel may be good for health. BMJ. 2000 Jun 10;320(7249):1561. 2. Inilah Rincian Putusan MA Kasus Dokter Ayu [Internet]. beritasatu.com. [cited 2014 Jan 25]. Available from: http://www.beritasatu.com/nasional/152236-inilahrincian-putusan-ma-kasus-dokter-ayu.html 3. Bertens, K., Etika Biomedis, Kanisius, Jakarta: 2011.