Mendengar kata-kata ayahnya sang putri sangat sedih hatinya. Apalagi ketika mendengar kabar bahwa Suta dimasukan penjara bawah tanah oleh sang Adipati. Kesalahan Suta ialah karena dia berani melamar putri seorang Adipati, yang berbeda derajat dan martabatnya diantara mereka. Didalam penjara, Suta tidak diberi makan dan minum, bahkan ruang penjaranya digenangi air setinggi pinggang. Akibatnya Suta terserang penyakit demam. Mendengar kabar keadaan Suta, sang putri bertekad membebaskan kekasihnya itu. emban, aku harus bisa membebaskan kang Suta, kasihan dia. Dahulu dia telah menolong saya, aku telah berhutang nyawa kepadanya. Bantulah aku emban, kata sang putri kepada pengasuhnya. Pengasuh itu mengetahui perasaan putri ndaranya itu. Dia juga iba mendengar keadaan Suta yang sakit dipenjara. Maka pengasuh perempuan itu diam-diam menyelinap di penjara bawah tanah. Dan akhirnya ia berhasil membebaskan pemuda malang itu, dan dibawanya ke suatu tempat. Disana sang putri telah menunggu dengan seekor kuda. Kemudian dengan menunggang seekor kuda, mereka berboncengan pergi meninggalkan Kadipaten. Dalam perjalanan, keduanya menyamar sebagai orang desa, sehingga tak dikenali orang. Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh, sampailah keduanya di tepi sebuah sungai, mereka beristirahat sejenak. Sang Putri merawat Suta yang masih sakit. Berkat kesabaran dan ketelatenan sang putri merawat Suta dan beberapa hari kemudian pemuda itu akhirnya sembuh seperti sediakala. Karena tempat mereka berhenti itu dirasa cocok bagi mereka. Maka keduanya memutuskan untuk menetap disana. Tempat itu kemudian dikenal dengan nama BATURADEN (yang berarti Batur dan Raden). Baturaden sampai sekarang menjadi tempat wisata yang cukup menarik dan banyak dikunjungi orang. Tempat itu terletak di kaki gunung slamet Purwokerto, Jawa Tengah.