Case 1
Case 1
CASE REPORT
Diajukan Oleh :
Elfera Puri Nur Ilma, S.Ked J 500 090 051
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM RSUD DR. HARDJONO . S PONOROGO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama Pasien Umur Jenis Kelamin Alamat Status Perkawinan Agama Suku Tanggal Masuk RS Tanggal Pemeriksaan : Ny S : 55 tahun : Perempuan : Ngasinan Ponorogo : Menikah : Islam : Jawa : 20 November 2013 : 26 November 2013
Pasien datang ke IGD pada tanggal 20 November 2013 dengan keluhan BAB terus menerus
Keluhan ini dirasakan sejak 8 hari SMRS. Pasien mengatakan dalam sehari BAB bisa 5 sampai 8 kali. BAB dengan konsistensi cair warna kuning, tidak terdapat lendir dan darah.
Ketika pasien ditanya apakah sebelumnya pernah terjadi haid panjang ketika masih haid, pasien mengaku tidak pernah mengalami perdarahan sebelumnya.
Kemudian pasien merasa badannya lemas sampai tidak bisa beraktivitas. Awalnya pasien sudah datang ke puskesmas Balong karena keluhan tidak berkurang maka oleh puskesmas dirujuk ke RSUD Ponorogo.
Keluhan lain seperti mual, muntah, sakit kepala, disangkal oleh pasien. BAK dalam batas normal
Riwayat Kebiasaan
Merokok Makan teratur Minum kopi Minum alkohol Minum obat bebas : Disangkal : Diakui : Disangkal : Disangkal : Disangkal
Riwayat Keluarga
Riw. Komorbid: Penyakit serupa (-), Alergi(-), HT(-), DM(-), Jantung(-), Ginjal (-).
7
TD N reguler RR S
: 110/ 80 mmHg (berbaring, pada lengan kiri) : 84x/mnt (isi dan tegangan cukup) irama
Kulit Ikterik (-), petechiae (-), acne (-), turgor cukup, bekas garukan (-), kulit kering (-), kulit hiperpigmentasi (-), kulit hiperemis (-), sikatrik bekas operasi (-) di kaki Kepala Bentuk mesocephal, rambut warna hitam-putih, mudah rontok (-), luka (-). Mata Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter 3 mm/3mm, reflek cahaya (+/+) normal, oedem palpebra (-/-) Telinga Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), gangguan fungsi pendengaran (-) Hidung Deviasi septum nasi (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-), sekret (-/-), fungsi pembau baik (+), Mulut Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (+), stomatitis (-), pucat (-), lidah tifoid (), papil lidah atropi (-), luka pada sudut bibir (-) Leher JVP tidak meningkat (R0+), trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (), KGB (-).
9
PEMERIKSAAN FISIK
Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), spider nevi (-), pernafasan thorakoabdominal, sela iga melebar (-), pembesaran kelenjar getah bening aksilla (), rambut ketiak rontok (-)
10
PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak Palpasi : Iktus kordis kuat angkat Perkusi : Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra kiri bawah : SIC V 2 cm medial linea midclavicularis sinistra kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra Pinggang jantung : SIC II-III parasternalis sinistra
Konfigurasi jantung kesan tidak melebar Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, intensitas normal, regular, bising (-), gallop (-).
11
PEMERIKSAAN FISIK
Depan Inspeksi : Statis : normochest, simetris kanan-kiri, sela iga tidak melebar, retraksi (-) Dinamis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-), pergerakan paru simetris Palpasi : Statis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-), tidak ada yang tertinggal Dinamis : pengembangan paru simetris, tidak ada yang tertinggal Fremitus : fremitus raba simetris kanan dan kiri Perkusi : Kanan : Sonor hingga SIC III Kiri : Sonor Auskultasi : Kanan : Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan wheezing (-), ronchi (-), krepitasi (-) Kiri :Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan wheezing (-), ronchi basah kasar (-), krepitasi (-) 12 Kesan : pemeriksaan thoraks dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-), sikatrik bekas operasi (-) Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi :timpani, pekak alih (-), undulasi (-), nyeri ketok kostovertebra (-) Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, defans muskular (-), nyeri tekan (+) regio epigastrium, nyeri tekan suprapubik (-), ballotement (-)
13
Superior dekstra: odem (-), sianosis (-), pucat (-), akral dingin (-), eritem palmaris (-), luka (-), ikterik (-), spoon nail (-), kuku pucat(-), jari tabuh (-), nyeri tekan (-), nyeri gerak (-), deformitas (-) (-), Superior sinistra: oedem (-), sianosis (-), pucat akral dingin (-), eritema palmaris (-), luka (-), ikterik (-), spoon nail (-), kuku pucat(-), jari tabuh (-), nyeri tekan dan nyeri gerak (-), deformitas (-)
PEMERIKSAAN FISIK
14
Inferior dekstra: oedem (-), luka (-), hiperemis (-), nyeri tekan (-), sianosis (-), pucat (-), akral dingin (+), eritema palmaris (-), ikterik (-), spoon nail (-), kuku pucat (-), jari tabuh (-), Inferior sinistra: deformitas (-) odem (-), luka (-),hiperemis (-), nyeri tekan (-), sianosis (-), pucat (-), akral dingin (+), eritema palmaris (-), ikterik (-), spoon nail (-), kuku pucat (-), jari tabuh (-), deformitas (-).
PEMERIKSAAN FISIK
15
Pemeriksaan Penunjang
16
EKG
Frekuensi: 78x/menit Ritme:Reguler Jenis irama: sinus Zona transisi: normal (v3-v4) Aksis:normal Morfologi gelombang Gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan T Interval PR 0,16 detik Gelombang QRS 0,08 detik Elevasi ST (-) Depresi ST (-) LVH (-)
17
Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap tanggal 20 November 2013 Pemeriksaan darah lengkap tanggal 20 November 2013 Hb : 3,7 gr/dL ( 11 16 gr/dL) Leukosit : 6,0 103/L ( 4,0 10,0 10/L) Trombosit : 390 103 (150-450 103/L) RBC : 3,40 106 (3.50-5.50) Limfosit : 1,6 103 ( 0,8 4,0 10/L) Granulosit : 65,5 % ( 50.0-70.0) Hematokrit : 26,0 % ( 37-54 %) MCV : 76,6 FL ( 82-100 FL) MCH : 10,8 Pg (27-34 pg) MCHC : 14,2 q/dL (32-36 g/dL)
Pemeriksaan gula darah tanggal 20 November 2013 GDS : 128 mg/dl (<140 mg/dl)
: : : : : : : :
13 mg/dl ( 45-150 mg/dl ) 77 mg/dl ( 0-190 mg/dl ) 127,7 mmol/L ( 135-148 mmol/L) 2,9 mmol/L (3,5 5,3 mmol/L) 89,6 mmol/L (98-107 mmol/L) 8,99 mg/dl (8,110,4 mmol/L) 2,2 mg/dl (1,9- 2,5 mg/dl) Negatif
: : :
Hipokrom normocyter Kesan jumlah normal morfologi normal Kesan jumlah meningkat morfologi normal
Warna :Coklat Konsistensi :Cair Darah : Negatif Lendir : Negatif Leukosit : 2-3
Mikroskopis
Eritrosit Leukosit Amoeba Kista : Negatif Telur Cacing Sisa Makanan Benzidin test
ANAMNESIS
1. BAB
Pemeriksaan fisik
terus menerus sudah 8 hari SMRS dalam satu hari bisa 5-8 kali BAB, warna kuning konsistensi cair tidak terdapat lendir dan darah 2. Badan lemas sampai tidak bisa beraktivitas
Vital sign
Tekanan darah : 110/80 mmHg Respirasi rate : 24 x/menit Suhu : 36,5 o C Nadi : 84 x/menit
Kepala
Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap tanggal 20 November 2013 Hb : 3,7 gr/dl RBC :3,40 106 Hematokrit : 26,0 % MCV :76,6 FL MCH :10,8 Pg MCHC: 14,2 q/dL
25
Pemeriksaan kimia darah tanggal 20 November 2013 TP : 4,9 g/dl ALB : 2,6 g/dl HDL : 13 mg/dl Na : 127,7 mmol/L K : 2,9 mmol/L Cl : 89,6 mmol/L
Laboratorium
Pemeriksaan apusan darah tepi 21 November 2013 Eritrosit : Hipokrom normocyter Leukosit : Kesan jumlah normal morfologi normal Trombosit: Kesan jumlah meningkat morfologi normal
26
Pemeriksaan Feses Lengkap 21 November 2013 Warna :Coklat Konsistensi :Cair Benzidin test : Positif
1. Gastroenteritis Akut
28
POMR
Daftar masalah
1. BAB sehari 5-8 kali dalam sehari sudah dirasakan 8 hari SMRS konsistensi cair warna kuning tanpa lendir dan darah
Problem
Gangguan saluran cerna
Assessment
P. Diagnosis
P. Terapi
Infus PZ 20 tpm Diaform 3x2 tab Loperamid 3x1 tab
P. Monitoring
Gejala klinis
GE akut
Endoskopi
Anemia hipokromik
Anemia Gravis et
- SI TIBC -Pemeriksaan
kolf perhari sampai HB 10 -Sulfas ferosus 2x200 mg tab -Ca Glukonas 1x1 ampul
mikrositer
causa
perdarahan GIT Anemia Penyakit Kronis Anemia Defisiensi Besi
sumsum tulang
- Endoskopi -Apusan darah tepi
3. TP 4,9 g/dl
Hipoalbuminemia
-Klinis -DL
Daftar masalah
4. Na 127,7 mmol/L K 2,9 mmol/L
Problem
Hiponatremia Hipokalemia Hipocloremia
Assesment
Gangguan elektrolit ec intake yang turun
P. Diagnosis
P. Terapi
Drip KCI 2 flash
P. Monitoring
Gejala klinis
DL
DL
FOLLOW UP
Tanggal
Subjek
Vital sign
Terapi
20 November 2013
Pasien rujukan dari puskesmas Balong dengan keluhan diare sejak 8 hari yll sehari bisa 5x diare, diare cair, warna kuning
Inf Pz 10 tpm Ranitidine 2 x 1 amp Cefotaxime 3x1 vial Lansoperazole 001 Antasida 3x1 tab Diaform 3x2 tab Cek blood smear Cek FL Transfusi PRC 2 kolf
21 November 2013
Keadaan umum: sedang, CM TD: 130/70 N: 80x/menit S: 36,1o C RR: 20x/menit CA (+/+)
Inf Pz 20 tpm Drip KCI Transfusi PRC 2 Kolf Cefotaxime 3x1 vial Lansoperazole 001 Antasida 3x1 tab Diaform 3x2 tab Ranitidin 2x1 amp
22 November 2013
Inf PZ 20 tpm
Cefotaxim stop SF 2x200mg Ranitidin 2x2 amp Sotatic 3x1 amp
GASTROENTERITIS AKUT
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus. Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus, muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
KLASIFIKASI
Berdasarkan lama waktu : Akut : berlangsung < 5 hari Persisten : berlangsung 15-30 hari Kronik : berlangsung > 30 hari Berdasarkan mekanisme patofisiologik Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
Berdasarkan derajatnya
Diare tanpa dihindrasi Diare dengan dehidrasi ringan/sedang Diare dengan dehidrasi berat
Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak Infektif Non infeksif
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering Muntah (umumnya tidak lama) Demam (mungkin ada, mungkin tidak) Kram abdomen, tenesmus Membrane mukosa kering Fontanel cekung (bayi) Berat badan menurun Malaise
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis pada pasien diare meliputi: pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan.
ANEMIA
Sindrom klinis yang ditandai dengan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit dalam darah.
KRITERIA
Kriteria anemia menurut WHO
No. 1. 2. 3. 4. 5. Kelompok Laki-laki dewasa Wanita dewasa Wanita dewasa hamil Anak 6 bulan- 6 tahun Anak 6 tahun -14tahun HB <13 g/dl <12g/dl <11g/dl <11g/dl <12g/dl
KLASIFIKASI
Klasifikasi anemia menurut morfolgi
No 1. Morfologi Sel Anemia Keterangan Jenis Anemia Anemia Megaloblastik Anemia defisiensi folat makrositik- Bentuk eritrosit yang besar
hiperkromik MCV > 100 dengan konsentrasi fl MCHC > 35 g/l 2. Anemia mikrositik- Bentuk eritrosit yang kecil dengan konsentrasi hemoglobin yang menurun hemoglobin yang normal
Anemia defisiensi besi Anemia sideroblastik Thalasemia major Anemia aplastik Anemia post hemoragik Anemia hemolitik Anemia Sickle Cell Anemia pada penyakit kronis
Penghancuran atau penurunan jumlah eritrosit tanpa disertai kelainan bentuk dan konsentrasi hemoglobin -
Normal
1 2 3 4
10.0 g/dl s.d batas normal 8.0-10.0 g/dl 6.5-7.9 g/dl <6.5 g/dl
Anemia hipokromik mikrositer a. b. c. d. Anemia defisiensi besi Thalassemia major Anemia akibat penyakit kronik Anemia sideroblastik
b.
c. d. e. f. g.
C
Anemia aplastik
Anemia hemolitik didapat Anemia akibat penyakit kronik Anemia pada gagal ginjal kronik Anemia pada sindrom mielodisplastik Anemia pada keganasan hematologic
Anemia makrositer a. a. Bentuk megaloblastik Anemia defisiensi asam folat Anemia defisiensi vitamin B12, termasuk anemia pernisiosa Bentuk non megaloblastik Anemia pada penyakit kronis Anemia pada hipotiroidisme Anemia pada sindrom mielodisplastik
GEJALA KLINIS
ANEMIA sistem kardiorespirasi
sistem saraf
ANOKSIA
sistem urogenital
DIAGNOSIS
Tahap-tahap dalam penegakkan diagnosis anemia: 1. Menentukan adanya anemia 2. Menentukan jenis anemia 3. Menentukan etiologi atau penyakit dasar anemia 4. Menentukan ada tidaknya penyakit penyerta yang akan mempengaruhi hasil pengobatan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan non hematologik: tes faal hati, faal ginjal, faal tiroid
serum iron, TIBC, saturasi transferin, protoporfirin eritrosit, feritin serum, reseptor transferin dan pengecatan besi pada sumsum tulang
Pemeriksaan khusus
folat serum, vitamin B12 serum, tes supresi deoksiuridin dan tes schilling
Anemia aplastik
PENATALAKSANAAN
Cari penyebabnya dan berikan pengobatan yang memadai: 1. Anemia defisiensi besi dan folat mengandung 200mg Ferro Sulfat atau 60mg besi elementar dan 0,25mg asam folat dan vitamin C 500mg 2. Pada anemia hemolitik dengan menekan proses hemolisis seperti splenektomi , imnosupresif 3. Pada anemia aplastik, merangsang sumsum tulang, cangkok sumsum tulang
Bila anemia timbul sekunder akibat penyakit lain, dengan pengobatan dasarnya anemia akan membaik. Pada anemia jenis umum tidak diperlukan obat-obatan anemia kecuali bila progresif dan timbul keluhan