Anda di halaman 1dari 33

HIPERTENSI

RANTI LONA TAYO 0961050142

Identitas Pasien
Nama

: Ny. Ria Usia :31 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Talang Irigasi RT 010 RW 004 Pondok Bambu Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status perkawinan : Menikah Kedatangan ke :2 Telah diobati sebelumnya : iya Alergi obat : Tidak ada

Keluhan Utama :

Sakit Kepala
Keluhan tambahan :

Tengkuk terasa tegang, pandangan gelap, sulit tidur

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan sakit kepala di seluruh bagian kepala terutama bagian kepala belakang sejak kurang lebih 2 hari yang lalu. Keluhan sakit kepala yang dirasakan pasien terasa seperti ditusuk-tusuk yang tidak menetap. Pasien mengatakan sakit kepala yang dirasakan tidak seperti pusing yang berputar-putar. Keluhan muncul secara tiba-tiba saat pasien sedang mencuci pakaian dan keluhan bertambah berat apabila pasien kelelahan karena mengurus anak-anak dan keluarganya.

Pasien sebelumnya sudah pernah mengalami hal seperti ini dan ketika muncul keluhan, pasien hanya beristirahat dan minum obat sakit kepala, namun menurut pasien keluhan hanya berkurang sementara . Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah tengkuk terasa tegang yang munculnya dirasakan bersamaan dengan keluhan sakit kepala. Selain itu, pasien mengeluh terkadang penglihatannya menjadi gelap dan sulit tidur. Pasien sering mengalami keluhan seperti ini sebelumnya sekitar 3 bulan lalu yang berlangsung secara hilang timbul hingga saat ini. Nyeri dada dan rasa sesak pada dada secara berulang disangkal. Riwayat kencing manis disangkal. Penurunan berat badan yang drastis, gangguan panca indera dan bicara disangkal. Tidak ada riwayat benturan atau cedera kepala sebelumnya. Riwayat alergi disangkal. Di dalam

Di dalam keluarga pasien, ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama seperti dengan pasien yaitu ayah kandung pasien yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan sudah meninggal. Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara . Ibu pasien berusia 60 tahun yang tinggal bersama pasien dan memiliki riwayat kencing manis. Suami pasien saat ini berusisa 36 tahun yang memiliki kebiasaan merokok sejak SMA 6-7 batang rokok per hari. Pasien sangat suka makan nasi dengan ikan asin, mie rebus dan juga goreng-gorengan. Pasien jarang berolahraga. Riwayat merokok, minum kopi dan minum alkohol disangkal. Pasien mengaku akhir-akhir ini merasa sedikit stress memikirkan ibunya yang sedang sakit ditambah biaya

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini

sebelumnya sekitar 3 bulan yang lalu. Penurunan berat badan yang drastis, gangguan panca indera dan bicara disangkal. Riwayat DM, Penyakit jantung, alergi. cedera kepala disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Di dalam keluarga pasien, ayah pasien memiliki

riwayat tekanan darah tinggi dan sekarang sudah meninggal. Ibu pasien saat ini berusia 60 tahun memiliki riwayat kencing manis. Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Anak kedua laki-laki, tidak ada riwayat asma, tidak ada riwayat hipertensi dan DM. Suami maupun anak pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama seperti pasien.

DATA ANGGOTA KONTAK SERUMAH

No.

Nama

Umur (Tahun)

Status

Jenis Kelamin

Pekerjaan

Riwayat Penyakit

1.

Sukisno

36

Suami

Laki-laki

Buruh Lapas

Sehat

2.

Fajar

10

Anak

Laki-laki

Pelajar

Sehat

3.

Eva

Anak

Perempuan

Belum sekolah

Sehat

4.

Keysa

Anak

Perempuan

Belum Sekolah

Sehat

5.

Astuti

60

Ibu

Laki-laki

Tidak bekerja

DM

Riwayat Perilaku dan Kebiasaan Pribadi


Pasien sehari-hari bangun jam 5 pagi, sholat, lalu

memasak buat keluarga, membersihkan rumah, dan mengurus anak-anaknya. Sehari-hari pasien makan tiga kali sehari. Makanan kesukaan pasien adalah nasi, ikan asin, mie rebus, goreng-gorengan. Pasien sering makan makanan yang berlemak dan asin. Pasien sangat jarang berolahraga Pasien tidak memiliki riwayat merokok, minum kopi maupun minum minuman beralkohol. Pasien mengaku banyak pikiran memikirkan ibunya yang sedang sakit dan penghasilan yang kurang untuk biaya hidup.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal serumah dengan suami yang berusia 36 tahun, tiga orang anak beserta ibu dan adiknya. Pasien tinggal di rumah milik orang tua pasien dengan 3 kamar tidur, dapur, ruang tamu pencahayaan sinar matahari kurang, terdapat 2 buah ventilasi udara di ruang tamu, terdapat sebuah kamar mandi dan dapur. Lantai rumah pasien terbuat dari keramik, atap rumah terbuat dari genteng, langit-langit dalam rumah pasien tampak cukup terawat. Kamar tidur pasien tidak memiliki ventilasi udara, hanya memiliki satu kipas angin dan lemari baju. Perabotan makan diletakkan di tempat cuci piring. Ruang tamu memiliki 2 buah jendela. Dapur bergabung dengan ruang makan. Terdaapat teras rumah. Sumber air yang digunakan adalah jet pump. Jarak sumber air dengan septic tank 10 meter. Pasien memiliki 1 buah motor. Sumber pendapatan keluarga berasal dari suami yang bekerja sebagai buruh di lapas. Penghasilan keluarga berkisar Rp 1.800,00 per bulan dengan jumlah pengeluaran berkisar Rp 1.500.000,00 per bulan. Pasien

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum dan

Tanda Vital
Kesadaran KU

: Compos Mentis : Tampak sakit ringan

Tanda-tanda vital Tekanan darah Nadi Suhu RR

: 170/110 mmHg : 96 x/menit : 36,5 C : 24 x/menit

Data Antopometri
Tinggi badan
Berat Badan IMT

: 156 cm : 69 Kg
: 28,4 BB/ (TB2) = 69/(1,56x1,56) = : Obese kelas I

28,4 Status Gizi

Status Generalis
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi

merata, tidak mudah dicabut Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, ukuran pupil 3 mm/3 mm, isokor, lensa jernih/jernih Telinga : Liang telinga lapang/ lapang, terdapat sedikit serumen, sekret -/Hidung : Tidak ada deformitas, liang hidung lapang/ lapang, sekret -/Tenggorokan : Uvula ditengah, arkus faring simetris, arkus faring tidak hiperemis, tonsil tidak hiperemis, T1-T1 Gigi dan mulut: Oral higienis kesan cukup

Leher

: JVP 5 3 cm : Kanan dan kiri tidak teraba membesar : Kanan dan kiri tidak teraba membesar : Kanan dan kiri tidak teraba membesar : Gerakan dinding dada simetris : Vokal fremitus teraba simetris : Paru kiri dan kanan sonor

Kelenjar tiroid: teraba tidak membesar KGB : Suprasternal

Colli anterior Colli posterior


Paru

Inspeksi Palpasi Perkusi

Auskultasi
Jantung

: Vesikuler kanan dan kiri, Rh -/-, Wh -/: Iktus kordis tidak terlihat : Iktus kordis teraba di ICS V kiri

Inspeksi Palpasi

Perkusi

: Batas Paru hati: ICS 6 garis mid klavikula dextra


Batas Paru Lambung: ICS 5 garis axilaris anterior sinistra Batas Jantung kanan: ICS 5 garis mid klavikula dextra Batas Jantung kiri: ICS 6 garis axilaris anterior sinistra

Kesan :Tidak ada pembesaran jantung


Auskultasi : Normal, gallop (-), murmur (-)

Abdomen

Inspeksi Auskultasi bruits (-) Palpasi membesar, muscular (-) Perkusi abdomen
Ekstremitas

: Perut terlihat membuncit : Bising usus (+), normal 7x/menit,


: Hepar dan limpa tidak teraba nyeri tekan (-), defence : Timpani diseluruh lapang

: Atas : Akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-), pulsasi a. radialis teraba kanan dan kiri Bawah : Akral hangat, capilarry refill time < 2

Status Neurologis :

Refleks fisiologis: Biseps : kanan + (Normal)/kiri + (Normal) Triseps : kanan + (Normal)/kiri + (Normal) APR : kanan + (Normal)/kiri + (Normal) KPR : kanan + (Normal)/kiri + (Normal) Test sensibilitas (Extremitas Superior et Inferior) Rasa Raba : kanan: Normal/ kiri: Normal Rasa Nyeri Normal : kanan: Normal/ kiri:

Diagnostik Holistik
ASPEK PERSONAL Keluhan utama : Sakit kepala Kekhawatiran : Pasien khawatir sakit kepala yang dirasakan akan semakin berat. Harapan : Pasien berharap agar keluhannya segera hilang dan dapat beraktivitas kembali.

ASPEK KLINIS Diagnosa kerja : Hipertensi Grade II (JNC VII)


ASPEK RESIKO INTERNAL Pasien memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi yaitu ayah kandung pasien. Pasien memiliki banyak pikiran (stress) terutama karena penghasilan suami pasien kurang uuntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memikirkan ibunya yang sedang sakit. Pasien jarang berolahraga.

Diagnostik Holistik
ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA DAN LINGKUNGAN Pasien memiliki masalah ekonomi yaitu hanya sebagai ibu rumah tangga yang sumber penghasilan hanya berasal dari suaminya saja Pasien mudah stress bila menghadapi masalah. Pasien memiliki hubungan sosial yang baik. Suami pasien perokok di rumah
DERAJAT FUNGSIONAL Derajat satu : pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih dapat melakukan pekerjaan sendiri.

PENATALAKSANAAN
NO. KEGIATAN RENCANA INTERVENSI Evaluasi: -Keluhan, kekhawatiran, dan harapan pasien . Intervensi: -Edukasi bahwa penyakit disebabkan oleh pola makan yang salah, riwayat penyakit hipertensi yang tidak terkontrol, dan pola hidup pasien SASARAN WAKTU HASIL YANG DIHARAPKAN

1.

Aspek Personal

Pasien dan 30 menit Keluhan dan keluarga kekhawatiran pasien pasien dapat berkurang -Pasien dan keluarga mengerti tentang penyakit dan faktor resikonya. -Pasien kembali mengontrol penyakit darah tingginya.

NO. KEGIATA N 2. Aspek Klinik Hipertensi Grade II

RENCANA INTERVENSI Evaluasi : -pemeriksaan tanda vital dan fisik umum. Terapi Captopril 2x12,5mg Paracetamol 3x500mg Vitamin B Complex 1x1 Edukasi : Menginformasika n cara minum obat Captopril, paracetamol dan vitamin. Diet rendah garam Olahraga Jangan terlalu stress

SASARAN Pasien

WAKTU 45 menit

HASIL YANG DIHARAPKAN -Keluhan berkurang -Pasien dapat mengatur pola makannya dengan cara menghindari makanan berkadar garam tinggi, makanan yang mengandung daging, lemak dan santan. -Pasien dapat mengatur pola istirahatnya dengan baik -Pasien dapat teratur mengkonsumsi obat dan mengontrolkan tekanan darahnya -Pasien dapat memeriksakan kadar kimia darah terutama profil lipid, gula darah, asam urat, dan EKG

NO.

KEGIATAN

RENCANA INTERVENSI

SASARAN

WAKTU

HASIL YANG DIHARAPKAN

3.

Aspek Resiko Internal. -. Pasien memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi yaitu ayah dan ibu kandung pasien. -. Kebiasaan pasien yang mengkonsum si makanan yang mengandung tinggi garam, daging, lemak, dan santan

Edukasi : -Menerangkan bahwa obat hipertensi harus rutin diminum untuk menjaga tekanan darah tetap stabil dan menjaga elastisitas pembuluh darah. -Menjelaskan kepada pasien bahwa salah satu faktor terjadinya hipertensi adalah faktor genetik, dan beberapa faktor resiko lainnya seperti pola hidup yang salah serta menjelaskan beberapa komplikasi dari hipertensi. - Makanan berkadar garam tinggi dapat memacu peningkatan tekanan darah, meminta pasien untuk mengurangi konsumsi makanan berkadar garam tinggi

Pasien dan 45 menit -Pasien dapat keluarga minum obat dengan teratur, memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hipertensi

NO. KEGIATAN

RENCANA INTERVENSI

SASARA N

WAKTU HASIL YANG DIHARAPKA N 45 menit -menjaga pola hidupnya dengan menghindari makanan berkadar garam tinggi, menghindari makanan yang mengandung daging, lemak, dan santan, dan pasien dapat beristirahat dengan cukup

3..

Aspek Resiko Internal. -Pasien jarang berolahraga dan kurang beristirahat. -. Pasien memiliki banyak pikiran terutama karena penghasilan suami pasien kurang uuntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memikirkan ibunya yang sedang sakit.

Edukasi : Pasien - Menerangkan kepada dan pasien bahwa makanan keluarga yang mengandung daging, lemak, dan santan dapat meningkatkan kolesterol dalam darah yang nantinya berefek pada peningkatan tekanan darah pasien dan meminta pasien untuk mengurangi makanan yang mengandung daging, lemak dan santan. - Menerangkan kepada pasien bahwa pola istirahat yang terganggu dapat menyebabkan daya tahan tubuh turun yang akhirnya mengakibatkan tekanan darah meningkat.

NO.

KEGIATAN RENCANA INTERVENSI

SASARA N

WAKTU

HASIL YANG DIHARAPKA N

4.

Aspek psikososial, keluarga dan lingkungan

Edukasi: -Memberikan motivasi kepada pasien untuk dapat mensyukuri kehidupannya dan dapat mengatur kembali keseimbangan -. Pasien antara pendapatan dan memiliki pengeluarannya sehingga masalah ada sejumlah dana untuk ekonomi ditabung. yaitu hanya - Memantau pola makan sebagai ibu pasien sehari-hari rumah -Mengingatkan pasien tangga untuk beristirahat dengan yang cukup sumber -Menjadi sarana bagi penghasila pasien untuk mencurahkan n hanya isi hatinya, sehingga tidak berasal ada masalah yang dari dipikirkan oleh pasien suaminya seorang diri yang nantinya

Pasien dan keluarga

2 hari

Pasien beserta keluarga serumah dapat berhubungan baik dengan sesama dan anggota keluarga dan tidak menjadi beban pikiran.

Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnostik Holistik dan rencana selanjutnya


Pertemu an ke 1 07 Januari 2014 Saat kedatangan yang pertama dilakukan beberapa hal yaitu Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjalin hubungan yang baik dengan pasien. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan mempersiapkan alat yang akan dipergunakan. Memastikan pasien telah mengerti tujuan prosedur pemeriksaan. Meminta persetujuan pemeriksaan kepada pihak pasien. Melakukan anamnesis mulai dari identitas sampai riwayat psikososial ekonomi dan melakukan pemeriksaan fisik. Membuat diagnostik holistik pada pasien. Menyusun penatalaksanaan masalah yang dialami pasien dan keluarga. Mengevaluasi pemberian penatalaksanaan farmakologis.

Tanggal Pertemuan ke-2 08 Januari 2014

Intervensi yang dilakukan, diagnostik Holistik dan rencana selanjutnya Intervensi yang akan diberikan: Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi penyakit pasien. Mengingatkan untuk melanjutkan terapi yang sudah diberikan. Memotivasi pasien untuk menghindari faktor-faktor resiko hipertensi. Mengatur pola makan pasien dengan rendah garam dan rendah lemak disertai olahraga Meminta pasien untuk mengurangi stress pikiran.

Pertemuan ke-3 09 Januari 2014

Intervensi yang diberikan : 1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi penyakit pasien 2. Edukasi agar pasien teratur mengkonsumsi obat yang diberikan 3. Edukasi agar pasien memiliki pola makan teratur 4. Edukasi agar pasien dan keluarga menjaga kebersihan makanan dan minuman 5. Mengingatkan pasien agar memiliki waktu istirahat yang cukup 6. Mengingatkan untuk melanjutkan terapi yang sudah diberikan.

Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama


Diagnostik holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama:
Aspek personal: Keluhan utama sakit kepala. Pasien khawatir

sakit kepala yang dirasakan akan semakin berat. Pasien berharap agar keluhannya segera hilang dan dapat beraktivitas kembali. Aspek Klinis: Hipertensi Grade II Aspek Resiko Internal: Pasien memiliki banyak pikiran (stress) karena penghasilan suami pasien kurang uuntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di tambah keaadan ibu pasien yang sedang sakit. Pasien senang makan makanan yang berkadar garam tinggi, daging, makanan yang mengandung lemak dan santan. Aspek psikososial, keluarga, dan lingkungan: Pasien memiliki banyak pikiran akan biaya sehari-hari dan masa depan anaknya nanti. Suami pasien perokok dirumah. Derajat Fungsional Derajat satu : Pasien tidak memiliki keterbatasan beraktivitas,

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien: Pasien mau menjaga pola hidupnya dengan baik (diet rendah garam, mengurangi makanan berlemak, berolahraga ringan secara teratur) Pasien mau mengikuti anjuran dokter untuk beristirahat cukup dan datang kembali ke Puskesmas segera setelah obatnya habis. Pasien dan keluarga dapat diajak kerja sama dalam menyelesaikan masalah kesehatan pasien. Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien Pasien sering memiliki banyak pikiran mengenai penghasilan suami pasien kurang uuntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya Memonitor pola hidup pasien dan konsumsi gizinya. Memonitor pengobatan pasien. Memberi semangat pasien untuk mensyukuri apa yang sudah ada, terus semangat dan dapat mencari uang dengan alternatif lain, terutama kepada suami pasien, memotivasi anaknya supaya rajin belajar, saling memotivasi untuk berhemat dan menabung, serta tidak menjadikannya beban pikiran untuk menghindari stress.

Anda mungkin juga menyukai