Anda di halaman 1dari 13

ABOUT

ANTlBlOTlKA
o AMlNOGLlKOSlDA
o KLORAMFENlKOL
o KUlNOLON
o MAKROLlDA
o PENlSlLlN
o SEFALOSFORlN
o TETRASlKLlN
MARTH STORE
PUlSl
o TAKKAN LAGl BlSA
UU NO.23 Thn l992 Ttg KESEHATAN
o KEPMENKES NO.l239 Ttg REGlSTRASl & PRAKTlK PERAWAT
o RUU KEPERAWATAN
o UU NO 20 Ttg SlSTEM PENDlDlKAN NASlONAL
WlSATA PAClTAN
o PANTAl SRAU
o PANTAl TELENG RlA
HEALTH & TECH
BELAJAR UNTUK BERBAGl
l5 Des 20l0
Leave a Comment
ASKEP KANKER LARlNG






i

Rate This
Quantcast
KANKER LARlNG
l. Pengertian
Penyakit Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah
lainnya di tenggorokan. Kanker di laring hampir selalu merupakan karsinoma sel skuamosa.
Kanker yang biasa terjadi pada perokok. Kanker pita suara sejati, berbeda dengan
karsinoma supraglotis dan subglotis, biasanya ditemukan dini karena dampaknya pada
suara. Bila kanker pita suara terdiagnosis dini, maka dapat dicapai angka penyembuhan
98% dengan operasi singkat, tanpa keperluan trakeostomi permanen atau kehilangan suara.
Sebaliknya pada kasus lanjut, mungkin memerlukan terapi yang lama, kehilangan laring dan
kadang-kadang reseksi bedah yang mencakup faring atau laher.
2. ETlOLOGl
kanker laring (pita suara) biasanya lebih banyak ditemukan pada pria dan berhubungan
dengan rokok serta pemakaian alkohol. Adapun penyebab lain biasanya tidak dapat
diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari
sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga
meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
Faktor Lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru paru, mulut, laring (pita
suara), dan kandung kemih darah, seperti Leukemia.
Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker
pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah
Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya
kanker lambung. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi
terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang
sering terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang, ikan. Berbagai makanan
(manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus Epstein Bar
(di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker
hidung dan tenggorokan. lni terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
3. Patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang
laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk
kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara
pasti oleh para ahli.Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit
keganasan.Terutama neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa.Bila kanker
terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.Pita suara miskin akan
pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker
melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.Tumor supraglotis dan
subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara
serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih
dapat digerakan.
4. Gambaran klinik
Paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik, tidak sembuh-sembuh walaupun
penderita sudah menjalani pengobatan pada daerah glotis dan subglotis. Tidak seperti suara
serak laringitis, tidak disertai oleh gejala sistemik seperti demam.Rasa tidak enak
ditenggorok, seperti ada sesuatu yang tersangkut. Pada fase lanjut dapat disertai rasa sakit
untuk menelan atau berbicara.Sesak napas terjadi bila rima glotis tertutup atau hampir
tertutup tumor 80%. Sesak napas tidak timbul mendadak tetapi perlahan-lahan. Karena itu
penderita dapat beradaptasi, sehingga baru merasakan sesak bila tumor sudah besar
(terlambat berobat). Stridor terjadi akibat sumbatan jalan napas.Bila sudah dijumpai
pembesaran kelenjar berarti tumor sudah masuk dalam stadium lanjut.Bahkan kadang-
kadang tumornya dapat teraba, menyebabkan pembengkakan laring.
Bila tumor laring mengadakan perluasan ke arah faring akan timbul gejala disfagia, rasa
sakit bila menelan dan penjalaran rasa sakit kearah telinga.Apabila dijumpai kasus dengan
jelas diatas, khususnya dengan keluhan suara parau lebih dari dua minggu yang dengan
pengobatan tidak sembuh, diderita orang dewasa atau tua, sebaiknya penderita segera
dirujuk.
5. Penatalaksanaan Medis
Pada kasus karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan
pengangkatan laring (Laringektomi).Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya.Radiasi
diberikan pada stadium l dan 4. Alasannya mempunyai keuntungan dapat mempertahankan
suara yang normal, tetapi jarang dapat menyembuhkan tumor yang sudah lanjut, lebih-lebih
jika sudah terdapat pembesaran kelenjar leher. Oleh karena itu radioterapi sebaiknya
dipergunakan untuk penderita dengan lesi yang kecil saja tanpa pembesaran kelenjar leher.
Kasus yang ideal adalah pada tumor yang terbatas pada satu pita suara, dan masih mudah
digerakkan. Sembilan dari sepuluh penderita dengan keadaan yang demikian dapat sembuh
sempurna dengan radioterapi serta dapat dipertahankannya suara yang normal. Fiksasi pita
suara menunjukkan penyebaran sudah mencapai lapisan otot. Jika tumor belum menyebar
kedaerah supraglotik atau subglotik, lesi ini masih dapat diobati dengan radioterapi, tetapi
dengan prognosis yang lebih buruk.
Penderita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe leher,
pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar leher.Dalam hal ini
masuk stadium 2 dan 3. lni dilakukan pada jenis tumor supra dan subglotik. Pada penderita
ini kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu diantara tiga penderita akan
sembuh sempurna. Laringektomi diklasifikasikan kedalam :
l. Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara dan
trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas. Setelah sembuh
dari pembedahan suara pasien akan parau.
2. Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita suara satu
benar dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan setengah
kartilago tiroid. Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan parau setelah
pembedahan.
3. Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau pita suara
yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih utuh atau
tetap normal. Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat makanan peroral
meningkat.
4. Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring,
memerlukan pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan otot
penghubung ke laring. Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang ( stoma )
trakeostomi yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan peroral,
dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan saluran udara pencernaan. Suatu
sayatan radikal telah dilakukan dileher pada jenis laringektomi ini. Hal ini meliputi
pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot sternokleidomastoideus, vena
jugularis interna, saraf spinal asesorius, kelenjar salifa submandibular dan sebagian kecil
kelenjar parotis (Sawyer, l990).Operasi ini akan membuat penderita tidak dapat bersuara
atau berbicara. Tetapi kasus yang dermikian dapat diatasi dengan mengajarkan pada
mereka berbicara menggunakan esofagus (Esofageal speech), meskipun kualitasnya tidak
sebaik bila penderita berbicara dengan menggunakan organ laring. Untuk latihan berbicara
dengan esofagus perlu bantuan seorang binawicara.
6. Tes Diagnostik
Pada karsinoma laring, dilakukan pemeriksaaan larigoskopik langsung di bawah anestesi
umum. Pemeriksaan laring dengan kaca laring atau laringoskopi langsung dapat
menunjukan tumor dengan jelas. Tempat yang sering timbul tumor dapat dilihat pada
gambar. Sinar-X dada, scan tulang, untuk mengidentifikasi kemungkinan metaphase. darah
lengkap, dapat menyatakan anemi yang merupakan masalah umum. Laringografi dapat
dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan pembuluh darah dan pembuluh limfe,
kemudian laring diperiksa dengan anestesi umum dan dilakukan biopsy pada tumor. Gigi
yang berlubang sebaiknya dicabut pada saat yang sama.
Pemeriksaan diagnostik, meliputi:
Laryngoskopi
Biopsi
CT scan
Rongen dada
Pergerakan pita suara
7. Nursing Care Plan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian atau
seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi
banyak dan kental.
Batasan karakteristik : Sulit bernapas, perubahan pada frekwensi atau kedalaman
pernapasan,penggunaan otot aksesori pernapasan, bunyi napas tidak normal,sianosis.
Tujuan : Klien akan mempertahankan jalan napas tetap terbuka.
Kriteria hasil : Bunyi napas bersih dan jelas, tidak sesak, tidak sianosis,frekwensi napas
normal.
Rencana tindakan :
Mandiri
l. Awasi frekwensi atau kedalaman pernapasan. Auskultasi bunyi napas. Selidiki
kegelisahan, dispnea, dan sianosis. Rasional perubahan pada pernapasan, adanya
ronki,mengi,diduga adanya retensi sekret.
2. Tinggikan kepala 30-45 derajat. Rasional memudahkan drainase sekret, kerja
pernapasan dan ekspansi paru.
3. Dorong menelan bila pasien mampu. Rasional mencegah pengumpulan sekret oral
menurunkan resiko aspirasi. Catatan : menelan terganggu bila epiglotis diangkat atau
edema paskaoperasi bermakna dan nyeri terjadi.
4. Dorong batuk efektif dan napas dalam. Rasional memobilisasi sekret untuk
membersihkan jalan napas dan membantu mencegah komplikasi pernapasan.
5. Hisap selang laringektomi atau trakeotomi, oral dan rongga nasal. Catat jumlah, warna
dan konsistensi sekret. Rasional mencegah sekresi menyumbat jalan napas, khususnya bila
kemampuan menelan terganggu dan pasien tidak dapat meniup lewat hidung.
6. Observasi jaringan sekitar selang terhadap adanya perdarahan. Ubah posisi pasien untuk
memeriksa adanya pengumpulan darah dibelakang leher atau balutan posterior.Rasional
sedikit jumlah perembesan mungkin terjadi. Namun perdarahan terus-menerus atau
timbulnya perdarahan tiba-tiba yang tidak terkontrol dan menunjukkan sulit bernapas secara
tiba-tiba.
7. Ganti selang atau kanul sesuai indikasi. Rasional mencegah akumulasi sekret dan
perlengketan mukosa tebal dari obstruksi jalan napas. Catatan : ini penyebab umum distres
pernapasan atau henti napas pada paskaoperasi.
Kolaborasi
8. Berikan humidifikasi tambahan, contoh tekanan udara atau oksigen dan peningkatan
masukan cairan.Rasional fisiologi normal ( hidung) berarti menyaring atau melembabkan
udara yang lewat.Tambahan kelembaban menurunkan mengerasnya mukosa dan
memudahkan batuk atau penghisapan sekret melalui stoma.
9. Awasi seri GDA atau nadi oksimetri, foto dada. Rasional pengumpulan sekret atau
adanya ateletaksis dapat menimbulkan pneumonia yang memerlukan tindakan terapi lebih
agresif.

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan batang
suara) dan hambatan fisik (selang trakeostomi).
Karakteristik data :Ketidakmampuan berbicara, perubahan pada karakteristik suara.
Tujuan : Komunikasi klien akan efektif .
Kriteria hasil : Mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode berbicara yang tepat
setelah sembuh.
Rencana tindakan :
Mandiri
l. Kaji atau diskusikan praoperasi mengapa bicara dan bernapas terganggu,gunakan
gambaran anatomik atau model untuk membantu penjelasan.Rasional untuk mengurangi
rasa takut pada klien.
2. Tentukan apakah pasien mempunyai gangguan komunikasi lain seperti pendengaran dan
penglihatan.Rasional adanya masalah lain mempengaruhi rencana untuk pilihan
komunikasi.
3. Berikan pilihan cara komunikasi yang tepat bagi kebutuhan pasien misalnya papan dan
pensil, papan alfabet atau gambar, dan bahasa isyarat.Rasional memungkingkan pasien
untuk menyatakan kebutuhan atau masalah. Catatan : posisi lV pada tangan atau
pergelangan dapat membatasi kemampuan untuk menulis atau membuat tanda.
4. Berikan waktu yang cukup untuk komunikasi.Rasional kehilangan bicara dan stres
menganggu komunikasi dan menyebabkan frustrasi dan hambatan ekspresi, khususnya bila
perawat terlihat terlalu sibuk atau bekerja.
5. Berikan komunikasi non verbal, contoh sentuhan dan gerak fisik. Rasional
mengkomunikasikan masalah dan memenuhi kebutuhan kontak dengan orang lain.
6. Dorong komunikasi terus-menerus dengan dunia luar contoh koran,TV, radio dan
kalender. Rasional mempertahankan kontak dengan pola hidup normal dan melanjutkan
komunikasi dengan cara lain.
7. Beritahu kehilangan bicara sementara setelah laringektomi sebagian dan atau tergantung
pada tersedianya alat bantu suara. Rasional memberikan dorongan dan harapan untuk
masa depan dengan memikirkan pilihan arti komunikasi dan bicara tersedia dmungkin.
8. lngatkan pasien untuk tidak bersuara sampai dokter memberi izin.Rasional meningkatkan
penyembuhan pita suara dan membatasi potensi disfungsi pita permanen.
9. Atur pertemuan dengan orang lain yang mempunyai pengalaman prosedur ini dengan
tepat. Rasional memberikan model peran, meningkatkan motivasi untuk pemecahan
masalah dan mempelajari cara baru untuk berkomunikasi.
Kolaborasi
l0. Konsul dengan anggota tim kesehatan yang tepat atau terapis atau agen rehabilitasi
(contoh patologis wicara, pelayanan sosial, kelompok laringektomi) selama rehabilitasi dasar
dirumah sakit sesuai sumber komunikasi (bila ada). Rasional Kemampuan untuk
menggunakan pilihan suara dan metode bicara (contoh bicara esofageal) sangat bervariasi,
tergantung pada luasnya prosedur pembedahan, usia pasien, dan motivasi untuk kembali ke
hidup aktif. Waktu rehabilitasi memerlukan waktu panjang dan memerlukan sumber
dukungan untuk proses belajar.

Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan jaringan,adanya selang
nasogastrik atau orogastrik.
Karakteristik data : Ketidaknyamanan pada area bedah atau nyeri karena menelan, nyeri
wajah, perilaku distraksi, gelisah, perilaku berhati-hati.
Tujuan : Nyeri klien akan berkurang atau hilang.
Kriteria hasil : Klien mengatakan nyeri hilang, tidak gelisah, rileks dan ekpresi wajah ceria.
Rencana tindakan :
l. Sokong kepala dan leher dengan bantal.Tunjukkan pada pasienbagaimana menyokong
leher selama aktivitas.Rasional kelemahan otot diakibatkan oleh reseksi otot dan saraf pada
struktur leher dan atau bahu. Kurang sokongan meningkatkan ketidaknyamanan dan
mengakibatkan cedera pada area jahitan.
2. Dorong pasien untuk mengeluarkan saliva atau penghisap mulut dengan hati-hati bila
tidak mampu menelan. Rasional menelan menyebabkan aktivitas otot yang dapat
menimbulkan nyeri karena edema atau regangan jahitan.
3. Selidiki perubahan karakteristik nyeri, periksa mulut, jahitan tenggorok untuk trauma
baru.Rasional dapat menunjukkan terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi lanjut
atau intervensi.Jaringan terinflamasi dan kongesti dapat dengan mudah mengalami trauma
dengan penghisapan kateter dan selang makanan.
4. Catat indikator non verbal dan respon automatik terhadap nyeri. Evaluasi efek analgesik.
Rasional alat menentukan adanya nyeri dan keefektifan obat.
5. Anjurkan penggunaan perilaku manajemen stres, contoh teknik relaksasi, bimbingan
imajinasi. Rasional meningkatkan rasa sehat, dapat menurunkan kebutuhan analgesik dan
meningkatkan penyembuhan.
6. Kolaborasi dengan pemberian analgesik, contoh codein, ASA, dan Darvon sesuai
indikasi. Rasional derajat nyeri sehubungan dengan luas dan dampak psikologi
pembedahan sesuai dengan kondisi tubuh.Diharapkan dapat menurunkan atau
menghilangkan nyeri.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan jenis
masukan makanan sementara atau permanen, gangguan mekanisme umpan balik
keinginan makan, rasa, dan bau karena perubahan pembedahan atau struktur, radiasi atau
kemoterapi.
Karakteristik data : tidak adekuatnya masukan makanan,ketidakmampuan mencerna
makanan, menolak makan, kurang tertarik pada makanan,laporan gangguan sensasi
pengecap, penurunan berat badan, kelemahan otot yang diperlukan untuk menelan atau
mengunyah.
Tujuan : Klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil : Membuat pilihan diit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi individu,
menunjukkan peningkatan BB dan penyembuhan jaringan atau insisi sesuai waktunya.
Rencana tindakan :
l. Auskultasi bunyi usus. Rasional makan dimulai hanya setelah bunyi usus membik setelah
operasi.
2. Pertahankan selang makan, contoh periksa letak selang : dengan mendorongkan air
hangat sesuai indikasi. Rasional selang dimasukan pada pembedahan dan biasanya
dijahit.Awalnya selang digabungkan dengan penghisap untuk menurunkan mual dan
muntah. Dorongan air untuk mempertahankan kepatenan selang.
3. Ajarkan pasien atau orang terdekat teknik makan sendiri, contoh ujung spuit, kantong dan
metode corong, menghancurkan makanan bila pasien akan pulang dengan selang
makanan. Yakinkan pasien dan orang terdekat mampu melakukan prosedur ini sebelum
pulang dan bahwa makanan tepat dan alat tersedia di rumah. Rasional membantu
meningkatkan keberhasilan nutrisi dan mempertahankan martabat orang dewasa yang saat
ini terpaksa tergantung pada orang lain untuk kebutuhan sangat mendasar pada penyediaan
makanan.
4. Mulai dengan makanan kecil dan tingkatkan sesuai dengan toleransi. Catat tanda
kepenuhan gaster, regurgitasi dan diare.Rasional kandungan makanan dapat
mengakibatkab ketidaktoleransian Gl, memerlukan perubahan pada kecepatan atau tipe
formula.
5. Berikan diet nutrisi seimbang (misalnya semikental atau makanan halus) atau makanan
selang (contoh makanan dihancurkan atau sediaan yang dijual) sesuai indikasi. Rasional
macam-macam jenis makanan dapat dibuat untuk tambahan atau batasan faktor tertentu,
seperti lemak dan gula atau memberikan makanan yang disediakan pasien.

Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan anatomi wajah dan
leher.
Karakteristik data :perasaan negatif tentang citra diri, perubahan dalam keterlibatan sosial,
ansietas, depresi, kurang kontak mata.
Tujuan : Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif pada diri
sendiri.
Kriteria hasil : menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai bukti dengan
partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi positip dengan orang lain.Berkomunikasi
dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah terjadi.Mulai mengembangkan
rencana untuk perubahan pola hidup. Berpartisipasi dalam tim sebagai upaya melaksanakan
rehabilitasi.
Rencana tindakan :
l. Diskusikan arti kehilangan atau perubahan dengan pasien, identifikasi persepsi situasi
atau harapan yang akan datang.Rasional alat dalam mengidentifikasi atau mengartikan
masalah untuk memfokuskan perhatian dan intervensi secara konstruktif.
2. Catat bahasa tubuh non verbal, perilaku negatif atau bicara sendiri. Kaji pengrusakan diri
atau perilaku bunuh diri. Rasional dapat menunjukkan depresi atau keputusasaan,
kebutuhan untuk pengkajian lanjut atau intervensi lebih intensif.
3. Catat reaksi emosi, contoh kehilangan, depresi, marah. Rasional pasien dapat mengalami
depresi cepat setelah pembedahan atau reaksi syok dan menyangkal. Penerimaan
perubahan tidak dapat dipaksakan dan proses kehilangan membutuhkan waktu untuk
membaik.
4. Susun batasan pada perilaku maladaptif, bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku
positip yang akan membaik. Rasional penolakan dapat mengakibatkan penurunan harga diri
dan mempengaruhi penerimaan gambaran diri yang baru.
5. Kolaboratif dengan merujuk pasien atau orang terdekat ke sumber pendukung, contoh
ahli terapi psikologis, pekerja sosial, konseling keluarga. Rasional pendekatan menyeluruh
diperlukan untuk membantu pasien menghadapi rehabilitasi dan kesehatan. Keluarga
memerlukan bantuan dalam pemahaman proses yang pasien lalui dan membantu mereka
dalam emosi mereka. Tujuannya adalah memampukan mereka untuk melawan
kecendrungan untuk menolak dari atau isolasi pasien dari kontak sosial.
a. Brunner & Suddart. 200l. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi delapan.
Jakarta : EGC
b. Doengoes,M.E. l999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi ketiga. Jakarta : EGC
c. Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti lskandar. (l998). Buku Ajar llmu penyakit THT. FKUl :
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai