KONSTIPASI PADA ANAK

Prof. Dr. Agus Firmansyah Bagian IKA FKUI-RSCM Jakarta

Batasan konstipasi
Konsistensi tinja Frekuensi defekasi Pemeriksaan fisis

Konsistensi tinja
Kekerasan/kelembekan tinja Kandungan air dalam tinja Umur & diet Berbentuk bulat/pelet

Frekuensi defekasi
Interval waktu antar defekasi Umur Diet Individual Penurunan frekuensi defekasi

Pemeriksaan fisis
Massa keras (skibala) Perut kiri bawah Pseudokonstipasi

Konstipasi

Keterlambatan pasase tinja 10-25 % kasus rujukan Bersifat sementara tidak berbahaya Fatal bila tidak segera ditangani Dapat merupakan gejala penyakit serius

Fisiologi defekasi
Sensasi di rektum Kontraksi diafragma dan abdomen Sfingter ani relaksasi

Patogenesis - patofisiologi
Diet Komposisi tinja Motilitas usus Obstruksi mekanis

Etiologi konstipasi

Fungsional Nyeri waktu berhajat Motilitas atau sensasi menurun Kelainan tinja Pseudokonstipasi

Etiologi: fungsional

Retensi tinja Depresi Latihan berhajat yang salah

Fobia toilet Enggan berhajat di sekolah

Fecal soiling

Etiologi: Nyeri waktu berhajat

Fisura ani Korpus alienum

Sexual abuse

Pemakaian pencahar berlebihan Proktitis Prolaps rekti

Etiologi: Motilitas/sensasi

Akibat obat Ileus karena infeksi virus Penyakit neuromuskular: hipotoni, Penyakit WerdnigHoffman, palsi serebral

Kelainan endokrin: hipotiroid, hiperparatiroid, hiperkalsemia Botulisme infantil Tumor medula spinalis

Etiologi: Kelainan tinja

Diet Dehidrasi Malnutrisi

Etiologi: pseudokonstipasi

Bayi menyusui Variasi normal

Konstipasi akut

1-4 minggu Infeksi virus (motilitas ) Perubahan diet Fisura ani Obstruksi mekanis Dehidrasi Botulisme infantil

Konstipasi kronik

>1 bulan Umumnya fungsional Perlu dipikirkan: Morbus Hirschsprung Kelainan endokrin Kelainan neuromuskular Kelainan psikiatrik

Diagnosis: anamnesis

Umur saat gejala timbul Segera setelah lahir Pseudokonstipasi Fungsional: >2 th, tinja besar sukar keluar Kelainan neurologis: medula spinalis

Diagnosis: anamnesis

Obat: antikolinergik, opiat Hipotiroidisme: hoarse cry, hernia umbilikalis Diet: serat makanan (fiber) Kebiasaan latihan, saat posisi defekasi Gangguan emosi Riwayat keluarga

Diagnosis: pemeriksaan fisik

Palpasi abdomen Colok dubur Bila gagal tumbuh mungkin kelainan organik

Diagnosis: laboratorium

Analisis tinja Pemeriksaan rutin: mencari bukti infeksi Enema barium: obstruksi distal Manometri rektal: MH ultrashort Biopsi rektal: uji definitif MH

Pengobatan (1)

Ditujukan terhadap etiologi Konstipasi fungsional: simptomatis sedini mungkin Penjelasan kepada anak/orangtua Respon: minggu-bulan-tahun Diet: tinggi karbohidrat tidak diserap, fiber, banyak minum (1,5 liter/hari)

Pengobatan (2)

Laksatif: laktulosa, dll Enema: pada kasus berat, 3-7 hari sampai tinja tidak keras Toilet training: refleks gastrokolik Salep anestesi lokal + steroid Psikoterapi