Anda di halaman 1dari 21

Selamat bergabung adik-

adik manis
PENGAGUM SASTRA
hari ini kita akan belajar
menulis puisi

Simak dan
perhatikan baik-
baik yanh
Standar
kompetensi

 Menulis:
 Mengungkapkan
pengalaman dalam
puisi, cerita pendek ,
dan drama
Kompetensi
dasar

 Menulis puisi
berdasarkan
pengalaman atau
pengamatan.
Tujuan
pembelajaran

 Siswa dapat:
 Menulis puisi
berdasarkan
pengalaman atau
pengamatan dengan
menggunakan
Apa itu puisi
 Apa puisi itu?
Terkadang kita sulit menjawab bila ada pertanyaan seperti
itu. Sering kali kita membutuhkan waktu untuk
menjawabnya padahal kata ‘puisi’ sangat dikenal, apalagi di
kalangan para siswa. Sering kita saksikan seorang ibu atau
bapak begitu bangga ketika anaknya yang masih duduk di
bangku TK atau SD berdeklamasi atau membacakan sebuah
puisi. Lalu kita tanya ibu itu : “Bu, apa yang anak ibu
lakukan pada pentas tadi?” jawabnya : “anak saya
membaca sajak.” Lalu, “apa sajak itu? Jawabnya, “ya,
seperti itulah, puisi….!” Kita pun sering terpesona ketika
menyaksikan seorang pembaca puisi begitu penuh
penghayatan dan penjiwaan terhadap puisi yang
dibacakannya. Namun, baik pembaca maupun kita tidak
serta-merta dapat menjawab pertanyaan tadi. Demikian
pula dengan buku catatan harian teman kita yang isinya
tentang beberapa peristiwa atau masalah yang dialaminya;
kadang bahagia, mendayu, mengharukan, sedih, lucu,
kecewa, mencekam, dsb. Sangat puitis jika dibaca, tanpa
sadar mereka telah mencipta puisi.

Jadi apakah puisi itu?
Menurut Kamus Istilah Sastra,
yang disebut puisi itu adalah;
ragam sastra yang bahasanya
terikat oleh irama, matra, rima,
serta penyusunan larik dan bait
(Panuti Sudjiman, 1986 : 61).
Berdasar pada uraian singkat di atas
dapat disimpulkan, bahwa hakikat
puisi dapat dirumuskan sebagai suatu
ragam karya sastra yang terbangun
atas beberapa komponen pokok.
Komponen-komponen tersebut
merupakan satu kesatuan utuh yang
akan memberi warna tersendiri dalam
sebuah karya puisi.
Adapun keempat komponen tersebut
adalah :
1. Tema

Setiap karangan tentu mempunyai


dasar atau pokok pikiran yang
hendak dikemukakan oleh
pengarang, dan kemudian disebut
‘tema’. Berdasarkan tema itulah kita
dapat menemukan jiwa isi karangan
tersebut. Demikian pula puisi. Saat
penyair menciptakan puisi, tentu
mempunyai ide yang ingin
disampaikan.
 2. Rasa
Komponen kedua puisi adalah ‘rasa’, yaitu
sikap penyair terhadap pokok persoalan
setiap orang yang terdapat dalam
puisinya. Setiap orang akan mempunyai
sikap yang berbeda terhadap suatu
persoalan. Perbedaan itu mungkin timbul
disebabkan latar belakang (misalnya;
keadaan sosial, agama, pendidikan, dll.)
yang berbeda. Perbedaan-perbedaan
tersebut adakalanya bersifat sangat
subyektif. Demikian pula, ketika penyair
mencipta puisi, sikap subyektifnya akan
terlihat sesuai rasa masing-masing.
 3. Nada
Komponen penting lainnya adalah ‘nada’,
yaitu sikap penyair terhadap pembaca
atau penikmat karyanya. Pada hakikatnya
‘nada’ sangat bertemali dengan kedua
komponen lainnya (tema, rasa). Karena
pemunculan tema tentu saja akan
berpengaruh terhadap rasa, dan kedua –
tema dan rasa tentu saja akan
membentuk nada. Lingkungan, peristiwa,
atau sesuatu lainnya akan menjadi ilham
bagi penulis puisi. Begitu pula keadaan
masyarakat tempat penulis berada, akan
turut mempengaruhi karya-karya
puisinya. Sikap penyair tersebut bisa saja
bernada; marah, prihatin, sinis, kagum,
menyanjung, dll., tergantung suasana,
situasi dan kedalaman batin penyair atas
hal yang disikapinya.
4. Tujuan

Komponen yang dianggap komponen


akhir yaitu ‘tujuan’. Tujuan adalah
pesan apa yang dikehendaki dan ingin
disampaikan oleh penyair dalam puisi
tersebut. Tujuan sering juga disebut
sebagai ‘amanat’ yang akan
disampaikan kepada pembaca. Penyair
berharap agar para pembaca dapat
menikmati dan menyikapi puisi
ciptaannya. Harapan utamanya adalah
adanya perubahan pandangan, sikap,
pemahaman tentang hal yang dikritisi
Beberapa perbedaan dalam
menulis puisi berdasarkan
pengamatan
a.Penulis pertama mengungkapkan suasana batin, pada
saat memandang sekuntum mawar merah sedang dalam
keadaan bahagia. Barangkali baru mendapatkan cinta
dari teman prianya.
b. Penulis kedua, ketika melihat bunga itu bukannya
tertarik, malah timbul kebencian dan perasaan kecewa.
Karena mungkin ketika melihat duri pada tangkai bunga,
seperti duri pada hati seorang gadis yang melukainya.
c. Penulis ketiga, ketika ia menemukan bunga tersebut
terkesan indah dan cantik. Kecantikan mawar tersebut ia
identikkan dengan dirinya. Namun, ia pun lalu
menyindirnya, karena tak mau dirinya seperti bunga itu,
layu setelah madunya dihisap setiap kumbang.
d. Penulis keempat malah bersedih, padahal bunga itu
sedang indah-indahnya. Ia merasa prihatin ketika
melihat kumbang yang satu dengan lainnya bergantian
menghisap madunya. Dalam
Proses pembuatan Puisi

 pikiran dan perasaan


 Keinginan menulis puisi biasanya
diawali dengan munculnya gagasan.
Gagasan tiba-tiba melintas begitu saja
ketika perhatian kita tertuju pada suatu
objek atau pengalaman. Apa yang
ditangkap oleh mata dan telinga,
mengkristal dalam pikiran kita hingga
menjadi sebuah tema. Dari gagasan
yang mengkristal menjadi tema itu
kemudian diterjemahkan oleh perasaan
untuk diungkapkan dengan bahasa.
 ungkapan
 Apa yang ada di pikiran dan perasaan
tadi mulailah kita ungkapkan dengan
menuangkannya ke dalam kata-kata.
Sebagai alat ekspresi, maka kata-kata
harus betul-betul bisa mengungkapkan
apa yang di kepala dan hati tadi. Untuk
itulah, mulailah sebuah proses
pemilihan kata (diksi). Proses ini
biasanya dianggap bagian paling sulit
dalam pembuat puisi karena tidak
mudah dan cepat untuk menemukan
 interpertasi
 Ketika kita menemukan sejumlah kata,
maka proses yang mengiringinya adalah
mencoba menginterpertasikan atau
membuat penafsiran terlebih dahulu apakah
kata-kata yang kita pilih itu mempunya
makna yang sesuai dengan keinginan kita.
Untuk itu, kembali kita lihat bagaimana
hubungan antarkata hingga menjadi larik,
hubungan antarlarik hingga menjadi bait,
dan hubungan antarbait, termasuk
pemenggalannya (anyambemen) hingga
sesuai dengan tema yang ada dalam pikiran
dan perasaan kita.

 indah
 Kesempurnaan sebuah puisi adalah
ketika pikiran dan perasaan kita
dapat terwakili dengan pas dan
sesuai oleh kata-kata yang terpilih
dan menimbulkan bunyi-bunyi yang
indah. Ada kepuasan tersendiri ketika
puisi yang kita buat sudah mampu
memenuhi keiinginan kita dan
mampu menarik perhatian bagi
penikmatnya karena keindahannya.

Menulis puisi dengan
memilih tema yang sesuai

 Puisi adalah hasil


renungan mendalam yang
dilakukan oleh penyair.
Isinya pun harus diresapi
secara mendalam agar
dipahami esensinya
 Sekarang renungilah
pengalamanmu selama
ini. jika kalian tidak
menemukan tema untuk
ditulis, maka pilihlah
tema di bawah ini.
Lakukan kegiatan ini di
luar kelas carilah tempat
yang nyaman.

1.
Berikut adalah tema puisi
1.Kerinduan pada tuhan
2.Cinta remaja
3.Kegelisahan seorang remaja
4.Kekaguman pada ciptaan tuhan
5.Kesedihan ditinggal kekasih
6.Kecintaan pada tanah air
7.Kebesaran ibu dalam mendidik
8.Menggapai cita-cita
9.Keteguhan hati
Menulis puisi secara kreatif
1.Duduklah di bawah pohon atau di
tempat lain yang menyenangkan
2.Dengarkanlah perintah dibawah ini:
 - pejamkan mata kalian dan
tundukkan kepala untuk beberapa
saat
 - bayangkan kalian duduk di tepi
pantaiyang indah

1. Pejamkan mata kalian dan tundukkan
kepala untuk beberapa saat
2. Bayangkan kalian duduk di tepi pantai

yang indah
3.Dengarkan deburan ombak yang bertubi-
tubi
4.Rasakan terpaan angin laut dan rasakan
terus nyamannya belaian angin laut
5.renungkanlah! Untuk apa kalian hidup di
dunia ini?untuk bersenag-senagkah?
jawablah dalam hati kalian? Sekali lagi
untuk apa kalian hidup di dunia?
6.Resapilah jawabanmu! Bangunkan hati
nuranimu beberapa saat!
7.Buka mata kalian dan coba tuliskan apa
jawaban kalian dalam bentuk puisi

Anda mungkin juga menyukai