Anda di halaman 1dari 15

WELCOME TO BLOG ISRAM TALIB

BERANDA
ASKEP

IMAGE

BARCELONA FC

DOWNLOAD

YOUTUBE

ABOUT ME

ARTIKEL

Sabtu, 06 Juli 2013


ASKEP HIPERBILIRUBIN PADA BAYI

Askep HIPERBILIRUBIN

HIPERBILIRUBIN
A. PENGERTIAN
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi batas atas
nilai normal bilirubin serum.
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam darah berlebihan
sehingga menimbulkan joundice pada neonatus (Dorothy R. Marlon, 1998)
Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah yang mencapai
kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus ditandai joudince pada
sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan tubuh (Adi Smith, G, 1988).
Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum (hiperbilirubinemia) yang disebabkan
oleh kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus. (Suzanne C. Smeltzer, 2002)
Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek pathologis. (Markum,

1991:314)
B. ETIOLOGI
Pembentukan bilirubin yang berlebihan.
Gangguan pengambilan (uptake) dan transportasi bilirubin dalam hati.
Gangguan konjugasi bilirubin.
Penyakit Hemolitik, yaitu meningkatnya kecepatan pemecahan sel darah merah. Disebut juga
ikterus hemolitik. Hemolisis dapat pula timbul karena adanya perdarahan tertutup.
Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya Hipoalbuminemia
atau karena pengaruh obat-obatan tertentu.
Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat
langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti : infeksi toxoplasma. Siphilis.
C. MANIFESTASI KLINIS
Kulit berwarna kuning sampe jingga
Pasien tampak lemah
Nafsu makan berkurang
Reflek hisap kurang
Urine pekat
Perut buncit
Pembesaran lien dan hati
Gangguan neurologik
Feses seperti dempul
Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl.
Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan membran mukosa.
- Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir,
sepsis atau ibu dengan diabetk atau infeksi.
- Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke 3-4 dan
menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologi.
D. PATOFISIOLOGI

Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang sering
ditemukan adalah apabila terdapat beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat
ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.
Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin
tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis.
Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan
gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan
saluran empedu.
Pada derajat tertentu bilirubin akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas
terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut
dalam lemak. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin
tadi dapat menembus sawar darah otak. Kelainan yang terjadi di otak disebut kernikterus. Pada
umumnya dianggap bahwa kadar bilirubin indirek lebih dari 20mg/dl.
Mudah tidaknya kadar bilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada
keadaan neonatus. Bilirubin indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila bayi terdapat
keadaan berat badan lahir rendah, hipoksia, dan hipoglikemia. (Markum, 1991)
E. PATHWAY
F. KLASIFIKASI
Ikterus prehepatik
Disebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan akibat hemolisis sel darah merah.
Kemampuan hati untuk melaksanakan konjugasi terbatas terutama pada disfungsi hati sehingga
menyebabkan kenaikan bilirubin yang tidak terkonjugasi.
Ikterus hepatic
Disebabkan karena adanya kerusakan sel parenkim hati. Akibat kerusakan hati maka terjadi
gangguan bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke dalam hati serta gangguan akibat konjugasi
bilirubin yang tidak sempurna dikeluarkan ke dalam doktus hepatikus karena terjadi retensi dan
regurgitasi.
Ikterus kolestatik
Disebabkan oleh bendungan dalam saluran empedu sehingga empedu dan bilirubin terkonjugasi
tidak dapat dialirkan ke dalam usus halus. Akibatnya adalah peningkatan bilirubin terkonjugasi

dalam serum dan bilirubin dalam urin, tetapi tidak didaptkan urobilirubin dalam tinja dan urin.
Ikterus neonatus fisiologi
Terjadi pada 2-4 hari setelah bayi baru lahir dan akan sembuh pada hari ke-7. penyebabnya organ
hati yang belum matang dalam memproses bilirubin
Ikterus neonatus patologis
Terjadi karena factor penyakit atau infeksi. Biasanya disertai suhu badan yang tinggi dan berat
badan tidak bertambah.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan bilirubin serum
- Pada bayi cukup bulan, bilirubin mencapai kurang lebih 6mg/dl antara 2-4 hari setelah lahir.
Apabila nilainya lebih dari 10mg/dl tidak fisiologis.
- Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12 mg/dl antara 5-7 hari setelah
lahir. Kadar bilirubin yang lebih dari 14mg/dl tidak fisiologis.
Pemeriksaan radiology
Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan diafragma kanan pada
pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma
Ultrasonografi
Digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepatic dengan ekstra hepatic.
Biopsy hati
Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sukar seperti untuk
membedakan obstruksi ekstra hepatic dengan intra hepatic selain itu juga untuk memastikan
keadaan seperti hepatitis, serosis hati, hepatoma.
Peritoneoskopi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk perbandingan
pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini.
Laparatomi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk perbandingan
pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini.
H. PENCEGAHAN

Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan :


Pengawasan antenatal yang baik
Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi dan masa kehamilan dan
kelahiran, contoh :sulfaforazol, novobiosin, oksitosin.
Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus.
Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus.
Imunisasi yang baik pada bayi baru lahir
Pemberian makanan yang dini.
Pencegahan infeksi.
I. KOMPLIKASI
Retardasi mental - Kerusakan neurologis
Gangguan pendengaran dan penglihatan
Kematian.
Kernikterus.
J. PENATALAKSANAAN
Tindakan umum
Memeriksa golongan darah ibu (Rh, ABO) pada waktu hamil
Mencegah truma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang dapat
menimbulkan ikhterus, infeksi dan dehidrasi.
Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan kebutuhan bayi
baru lahir.
Imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat.
Tindakan khusus
Fototerapi
Dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbilirubin patologis dan berfungsi untuk menurunkan
bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto.
Pemberian fenobarbital
Mempercepat konjugasi dan mempermudah ekskresi. Namun pemberian ini tidak efektif karena

dapat menyebabkan gangguan metabolic dan pernafasan baik pada ibu dan bayi.
Memberi substrat yang kurang untuk transportasi/ konjugasi
misalnya pemberian albumin karena akan mempercepat keluarnya bilirubin dari ekstravaskuler
ke vaskuler sehingga bilirubin lebih mudah dikeluarkan dengan transfuse tukar.
Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi
untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari sinar yang ditimbulkan dan dikhawatirkan akan
merusak retina. Terapi ini juga digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada
neonatus dengan hiperbilirubin jinak hingga moderat.
Terapi transfuse
digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin yang tinggi.
Terapi obat-obatan
misalnya obat phenorbarbital/luminal untuk meningkatkan bilirubin di sel hati yang
menyebabkan sifat indirect menjadi direct, selain itu juga berguna untuk mengurangi timbulnya
bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hari.
Menyusui bayi dengan ASI
Terapi sinar matahari
Tindak lanjut
Tindak lanjut terhadap semua bayi yang menderita hiperbilirubin dengan evaluasi berkala
terhadap pertumbuhan, perkembangan dan pendengaran serta fisioterapi dengan rehabilitasi
terhadap gejala sisa.

Pathways:

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN


A. PENGKAJIAN
o Keadaan umum lemah, TTV tidak stabil terutama suhu tubuh (hipertermi). Reflek hisap pada
bayi menurun, BB turun, pemeriksaan tonus otot (kejang/tremor). Hidrasi bayi mengalami
penurunan. Kulit tampak kuning dan mengelupas (skin resh), sclera mata kuning (kadang-kadang
terjadi kerusakan pada retina) perubahan warna urine dan feses. Pemeriksaan fisik
o Riwayat penyakit
Terdapat gangguan hemolisis darah (ketidaksesuaian golongan Rh atau golongan darah A,B,O).
Infeksi, hematoma, gangguan metabolisme hepar obstruksi saluran pencernaan, ibu menderita
DM.
o Pemeriksaan bilirubin menunjukkan adanya peningkatan.
o Pengkajian psikososial
Dampak sakit anak pada hubungan dengan orang tua, apakah orang tua merasa bersalah,
perpisahan dengan anak.
o Hasil Laboratorium :
- Kadar bilirubin 12mg/dl pada cukup bulan.
- Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai 15mg/dl.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan jaundice atau radiasi.
2) Gangguan temperature tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan terpapar lingkungan panas.
3) Resiko terjadi cidera berhubungan dengan fototerapi atau peningkatan kadar bilirubin.
4) Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan

C. INTERVENSI
Dx I : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan jaundice atau radiasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan
integritas kulit kembali baik / normal.
NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Kriteria Hasil :
o Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
o Tidak ada luka / lesi pada kulit
o Perfusi jaringan baik
o Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera
berulang
o Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
Indicator Skala :
1 : Tidak pernah menunjukkan.
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang menunjukkan
4 : Sering menunjukkan
5 : Selalu menunjukkan
NIC : Pressure Management
Intervensi :
o Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
o Hindari kerutan pada tempat tidur
o Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
o Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali
o Monitor kulit akan adanya kemerahan.
o Oleskan lotion / minyak / baby oil pada daerah yang tertekan
o Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat

DX II : Gangguan temperature tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan terpapar lingkungan


panas.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama proses keperawatan
diharapkan suhu dalam rentang normal.
NOC : Termoregulation
Kriteria hasil :
o Suhu tubuh dalam rentang normal
o Nadi dan respirasi dalam batas normal
o Tidak ada perubahan warna kulit
o Pusing berkurang/hilang.
Indicator skala :
1. Selalu terjadi
2. Sering terjadi
3. Kadang terjadi
4. Jarang terjadi
5. Tidak pernah terjadi
NIC : Fever treatment
o Monitor suhu sesering mingkin
o Monitor warna dan suhu kulit
o Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi
o Monitor intake dan output
DX III : Resiko terjadi cidera berhubungan dengan fototerapi atau peningkatan kadar bilirubin.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama proses keperawatan
diharapkan tidak ada resiko cidera.
NOC : risk control
Kriteria hasil :
o Klien terbebas dari cidera
o Klien mampu menjelaskan metode untuk mencegah injuri/ cidera
o Klien mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injuri.
Indicator Skala :

1. tidak pernah menujukan


2. jarang menunjukan
3. kadang menunjukan
4. sering menunjukan
5.selalu menunjukan
NIC : Pencegahan jatuh
o Kaji status neurologis
o Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dari metode pengamanan
o Jaga keamanan lingkungan keamanan pasien
o Libatkan keluiarga untuk mencegah bahaya jatuh
o Observasi tingkat kesadaran dan TTV
o Dampingi pasien
Dx IV : Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kepeerawatan selama proses keperawatan diharapkan
keluarga dan pasien tidak cemas.
NOC I : Control Cemas
Kriteria Hasil :
o Monitor intensitas kecemasan.
o Menyingkirkan tanda kecemasan.
o Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
NOC II : Koping
Kriteria Hasil :
o Keluarga menunjukkan fleksibilitas peran para anggotanya.
o Nilai keluarga dalam mengatur masalah-masalah.
o Melibatkan anggota keluarga untuk membuat keputusan.
Indicator Skala :
1 : Tidak pernah dilakukan
2 : Jarang dilakukan
3 : Kadang dilakukan
4 : Sering dilakukan

5 : Selalu dilakukan
NIC : Penurunan Kecemasan
Intervensi :
o Tenangkan klien.
o Jelaskan seluruh prosedur pada klien/keluarga dan perasaan yang mungkin muncul pada saat
melakukan tindakan.
o Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.
o Sediakan aktivitas untuk mengurangi kecemasan.
NIC II : Peningkatan Koping.
o Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit.
o Sediakan informasi actual tentang diagnosa, penanganan.
o Dukung keterlibatan keluarga dengan cara tepat.
Dx V : Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan
keluarga dapat mendapat pengetahuan mengenai penyakit yang diderita anaknya.
NOC : Knowledge : Disease Process
Kriteria Hasil :
o Pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan
o Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
o Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat / tim kesehatan
lainnya
Indicator Skala :
1 : Tidak pernah dilakukan
2 : Jarang dilakukan
3 : Kadang dilakukan
4 : Sering dilakukan
5 : Selalu dilakukan
NIC : Teaching : Disease Process
Intervensi :

o Jelaskan patofisiolagi dari penyakit


o Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan cara yang benar
o Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
o Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat
o Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang dan proses pengontrolan penyakit.
D. EVALUASI
Dx I : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan jaundice atau radiasi.
Kriteria Hasil :
o Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (skala 5)
o Tidak ada luka / lesi pada kulit (skala 5)
o Perfusi jaringan baik (skala 5)
o Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera
berulang (skala 5)
o Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami (skala 5)
Dx II : Gangguan temperature tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan terpapar lingkungan
panas.
Kriteria Hasil :
o Suhu tubuh dalam rentang normal (skala 1)
o Nadi dan respirasi dalam batas normal (skala 1)
o Tidak ada perubahan warna kulit (skala 1)
o Pusing berkurang/hilang (skala 1)

Dx III : Resiko terjadi cidera berhubungan dengan fototerapi atau peningkatan kadar bilirubin.
Kriteria Hasil :
o Klien terbebas dari cidera (skala 5)
o Klien mampu menjelaskan metode untuk mencegah injuri/ cidera (skala 5)
o Klien mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injuri. (skala 5)

Dx IV : Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan.


NOC I : Control Cemas
Kriteria Hasil :
o Monitor intensitas kecemasan. (skala 5)
o Menyingkirkan tanda kecemasan. (skala 5)
o Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan. (skala 5)
NOC II : Koping
Kriteria Hasil :
o Keluarga menunjukkan fleksibilitas peran para anggotanya. (skala 5)
o Nilai keluarga dalam mengatur masalah-masalah. (skala 5)
o Melibatkan anggota keluarga untuk membuat keputusan. (skala 5)
Dx V : Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan
Kriteria Hasil :
o Pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan (skala 5)
o Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar (skala 5)
o Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat / tim kesehatan
lainnya (skala 5)

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doengoes,M.E. 1999. Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta : EGC.

Http://www.medicastore.com
Http://www.google.com
Jhonson,Marion,dkk. 1997. Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC) Edisi 2. St.
Louis ,Missouri ; Mosby.
Markum, H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI.
Mc Closkey, Joanner. 1996 . Iowa Intervention Project Nursing Intervention Classification (NIC)
Edisi 2. Westline Industrial Drive, St. Louis :Mosby.
Santosa,Budi . 2005 - 2006. Diagnosa Keperawatan NANDA . Jakarta : Prima Medika.
Staf pengajar ilmu keperawatan anak. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI.
Surasmi, Asrining. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC.
Separman. 1987. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 2. Jakarta : FKUI.
Dibuat Oleh Trinoval Yanto Nugroho at Tuesday, April 06, 2010

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • SAP Asam Urat
    SAP Asam Urat
    Dokumen7 halaman
    SAP Asam Urat
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi
    Hipertensi
    Dokumen1 halaman
    Hipertensi
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Asam Urat
    Leaflet Asam Urat
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Asam Urat
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Garami
    Garami
    Dokumen3 halaman
    Garami
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen38 halaman
    Bab Ii
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Garami
    Garami
    Dokumen3 halaman
    Garami
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Nersfebri
    Nersfebri
    Dokumen27 halaman
    Nersfebri
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Konsep Keluarga
    Konsep Keluarga
    Dokumen27 halaman
    Konsep Keluarga
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Nitip
    Nitip
    Dokumen16 halaman
    Nitip
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Power Point Ira
    Power Point Ira
    Dokumen10 halaman
    Power Point Ira
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Geol
    Presentasi Geol
    Dokumen13 halaman
    Presentasi Geol
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Keep Spirit On
    Keep Spirit On
    Dokumen15 halaman
    Keep Spirit On
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Be Randa
    Be Randa
    Dokumen13 halaman
    Be Randa
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Kemoterapi
    Leaflet Kemoterapi
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Kemoterapi
    Pramudipta WN
    Belum ada peringkat
  • My Blog1
    My Blog1
    Dokumen15 halaman
    My Blog1
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Seorang Perawat
    Seorang Perawat
    Dokumen5 halaman
    Seorang Perawat
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Status Pasien
    Status Pasien
    Dokumen15 halaman
    Status Pasien
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Askep CA Nasofaring
    Askep CA Nasofaring
    Dokumen10 halaman
    Askep CA Nasofaring
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Ikan asin dan kanker nasofaring
    Ikan asin dan kanker nasofaring
    Dokumen1 halaman
    Ikan asin dan kanker nasofaring
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Your Account
    Your Account
    Dokumen6 halaman
    Your Account
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Konsep Dasar Mobilisasi Rima
    Konsep Dasar Mobilisasi Rima
    Dokumen7 halaman
    Konsep Dasar Mobilisasi Rima
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • My Blog
    My Blog
    Dokumen15 halaman
    My Blog
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Aske1
    Kumpulan Aske1
    Dokumen48 halaman
    Kumpulan Aske1
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan Anak I
    Keperawatan Anak I
    Dokumen22 halaman
    Keperawatan Anak I
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Didi GoldWine
    Didi GoldWine
    Dokumen9 halaman
    Didi GoldWine
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat
  • Your Account
    Your Account
    Dokumen6 halaman
    Your Account
    Riimt Ruum Adja
    Belum ada peringkat