Anda di halaman 1dari 9

Dermatitis Kontak Alergi

Definisi
DKA adalah dermatitis yang terjadi akibat berkontaknya kulit dengan bahan dari luar yang diperantarai oleh hipersensitivitas tipe lambat

Tabel Diagnosis Banding Dermatitis Kontak Iritan dan Dermatitis Kontak Alergi no variabel dapat terjadi pada semua orang, pada kontak pertama, reaksi mucul cepat 1 epidemiologi (beberapa jam setelah terpapar) muncul tidak terlalu cepat (12-72 jam setelah terpapar) disebabkan oleh agen iritan, kerusakan disebabkam oleh alergen, terjadi proses hanya terjadi pada orang yang telah tersensitisasi, terjadi pada kontak ulang, reaksi dermatitis kontak iritan dermatitis kontak alergi

sitotoksik langsung pada keratinosit,


2 etiopatologi tergantung konsentrasi agen iritan dan keadaan barier kulit, terjadi respon jika melebihi ambang batas barier kulit akut 3 anamnesis kronik keluhan utama berupa panas, perih hingga gatal gatal/nyeri eritem-vesikel-erosi-krusta, batas tegas akut 4 gambaran klinis kronik papul, plak, fisura, scalling, krusta, berbatas tegas dan jelas, tidak menyebar hanya pada daerah yang terpapar

hipersesitifitas tipe lambat, tidak tergantung


konsentrasi alergen tetapi tergantung dengan daya sensitifitas individu

keluhan utama gatal hingga nyeri

gatal/nyeri eritem-papul-vesikel-erosi-krusta-scalling, batas tega pada daerah terpapar tetapi terkadang menyebar ke perifer berupa papul kecil dan mungkin juga menyebar secara generalisata papul, plak, scalling, krusta, berbatas tegas dan menyebar

pemeriksaan 5 penunjang

tes tempel

negatif, eritema dengan indurasi, disertai positif, makula eritam, atau kecoklatan, berbatas papula, vesikel, bula (tergantung tegas sesuai dengan tempat penempelan dan

Tes tempel
Atopy Patch Test (APT) adalah tes tempel dengan mengaplikasikan alergan secara epikutaneus untuk menginduksi sensitisasi yang dimediasi oleh Ig E sehingga menimbulkan reaksi eksema

Pembacaan Hasil dilakukan setelah 48 jam Pembacaan pertama pada 2 jam setelah di lepas Pembacaan kedua 24 jam berikutnya Pada reaksi yang lambat diperlukan pembacaan 4-5 hari berikutnya

Pembacaan hasil yang positif diberi skor sesuai dengan derajat reaksi yang terlihat. Salah satu sistem skoring ini adalah dari The International Contact Dermatitis Research Group (ICDRG) yaitu:
? + Reaksi meragukan, hanya macula eritema Reaksi positif lemah (non vesikuler), eritema, infiltrasi, mungkin papula

++
+++ IR NT

Reaksi positif kuat (vesikuler), eritema, infiltrasi, papula,edematous atau vesikula


Reaksi positif sangat kuat, ulseratif atau bulla Reaksi negatif Reaksi iritan Not tested, tidak diuji

Kortikosteroid
INDIKASI KORTIKOSTEROID Potensi rendah-medium : Gigitan serangga Dermatitis atopik atau kontak Disidrosis Intertrigo Diskoid lupus eritematosus Pruritus anogenital atau senilis Luka bakar Xerosis pada fase inflamasi Eksema Liken planus Otitis eksterna (alergi) Psoriasis Potensi medium-kuat : Dermatitis eksfoliatif atau numular Granuloma anulare Liken planus Alopesia areata Keloid Liken straitus Nekrobiasis lipoidika diabetikum Pemfigus Lupus eritematosus Pemfigoid Ptiriasis rosea Sarkoidosis

Efek samping
Efek samping lokal : Atrofi Kerusakan kulit akibat kortikosteroid topikal disebabkan oleh khasiat anti mitosis yang kuat, dan akibat terbentuknya reservoir pada dermis dan epidermis karena penyempitan pembuluh darah sehingga menyebabkan penurunan sintesis kolagen, perubahan jaringan ikat dan jaringan penyangga pembuluh darah menyebabkan atrofi dermis, telengiektasis, purpura, striae, hambatan penyembuhan luka, papula, pustula dan peningkatan penetrasi kortikosteroid sehingga menambah kerusakan kulit.

Gangguan penyembuhan luka Pemakaian kortikosteroid topikal dapat menghambat penyembuhan luka yang sudah ada karena khasiat antiinflamasinya melalui efek vasokonstriksi pembuluh darah kecil yang menghambat ekstravasasi leukosit dan eksudasi plasma, menurunkan jumlah leukosit di tempat radang, penurunan reaktivitas jaringan ikat dan terjadi hambatan pada pembentukan fibroblas dan granulasi.
Infeksi Infeksi Pemakaian kortikosteroid topikal memudahkan timbulnya infeksi bakteri, jamur dan virus karena turunnya mekanisme pertahanan tubuh setempat, dan bila sudah ada infeksi jamur sebelumnya, pemberian kortikosteroid topikal menyebabkan gambaran klinis tidak jelas sehingga menyukarkan diagnosis disebut Tinea Inkognito. Pemakaian sediaan kombinasi kortikosteroid dan antibiotik sebaiknya hanya digunakan dalam jumlah sedikit dan waktu singkat.

Anda mungkin juga menyukai