Anda di halaman 1dari 15

Pemeriksaan Kerokan Kulit Menggunakan Mikroskop Elly Sonny 102011253 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.

Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510 Email: Sonnye92@Yahoo.Com

Pendahuluan
Perkembangan mikroskop dari tahun ke tahun semakin berkembang. Terutama dalam bidang kedokteran. Mikroskop sangat membantu untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya yang dibutuhkan untuk pemeriksaan lanjut di laboraturium. Pemeriksaan laboraturium tersebut salah satunya pemeriksaan kerokan kulit. Pemeriksaan kerokan kulit bisa juga diberikan KOH 10%, tanpa mempengaruhi morfologi jamur. Spesimen diletakan di atas kaca objek, ditutup dengan kaca penutup dan setelah 5 menit diperiksa secara mikroskopis dibawah pencahayaan yang rendah. Pemeriksaan yang diberi KOH harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kesalah pahaman membedakan elemen jamur dengan batas sel.1 Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian mikroskop itu apa, bagian-bagian mikroskop, jenis-jenis mikroskop, kemampuan daya pisah mikroskop, cara kerja mikroskop, pembentukan dan sifat bayangan pada mikroskop, fungsi mikroskop, cara menggunakan mikroskop serta cara membuat sediaan dan sel kulit.

Pembahasan
I. Sejarah Mikroskop Mikroskop ( bahasa Yunani: micron = kecil dan scops = tujuan) adalah sebuah alat optik yang digunakan untuk melihat objek yang terlalu kecil tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopik, kata mikroskopik berarti sangat kecil dan tidak mudah terlihat oleh mata.2 Jenis-jenis mikroskop bermacam-macam sejalan dengan sejarah dan perkembangannya.

Pembuat mikroskop pertama kali adalah seorang warga negara Belanda bernama Hans Lippershyyan yang berasal dari kota Middleburg dan berprofesi sebagai tukang membuat lensa menemukan alat ini secara tidak sengaja.2 Pada waktu itu Hans Lippershyyan belum memberikan nama atas alat penemuannya tersebut. Hingga oleh Giovanni Faber penemuan itu disebut Mikroskop pada tahun 1625. Penemuan tersebut mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama.2

II. Jenis-jenis Mikroskop


Mikroskop Cahaya Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis.3 Keberadaan mikroskop makin populer dengan ditemukannya sel darah merah pertama kali oleh pengamatan Antony Van Leeuwenhoek, Belanda. Mikroskop yang digunakan Leeuwenhoek kala itu berupa kaca pembesar tunggal (berlensa tunggal) berbentuk bikonveks dengan spesimen yang diletakkan di antara sudut apertura kecil pada penahan logam. Dan dengan ketrampilan Leewenhoek dalam membuat lensa, dia berhasil membuat mikroskop yang mampu memperbesar objek sampai lebih dari 200 kali sehingga gambar yang dihasilkan lebih jelas dan lebih terang. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya memanfaatkan pancaran cahaya untuk membentuk bayangan benda. Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama Compound light microscope. 3 Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.4 Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas

tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 25 kali. Lensa kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal.5

Gambar 1. Mikroskop cahaya binokuler Mikroskop Elektron

Gambar 2. Mikroskop cahaya monokuler

Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=Mikroskop+cahaya

Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan pembesaran objek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Macam-macam mikroskop elektron:6 1) Mikroskop transmisi elektron (TEM) 2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) 3) Mikroskop pemindai elektron (SEM) 4) Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM) 5) Mikroskop refleksi elektron (REM) 6) Mikroskop Ultraviolet 7) Scanning probe microscopy (SPM) 1. Mikroskop Transmisi Elektron (TEM) Ada dua jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan, yaitu tunneling electron microscopy (TEM) dan scanning electron microscopy (SEM). TEM dikembangkan pertama kali oleh Ernst Ruska dan Max Knol, dua peneliti dari Jerman pada 1932.2 Prinsip kerja TEM dengan menembakan elektron ke lapisan tipis sampel, dimana komposisi struktur sampel dapat terdeksi dari analisis sifat tumbukan, pantulan, maupun fase sinar elektron yang

menembus sampel tersebut. Cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana electron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar.

Gambar 3. Mikroskop transmisi elektron


Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=Mikroskop+transmisi+elektron+(TEM)

2. Mikroskop Pemindai Elektron (SEM) Tidak jauh dari lahirnya TEM, SEM dikembangkan pertama kali tahun 1938 oleh ilmuan Jerman Manfred von Ardenne. Konsep dasar dari SEM ini, sebenarnya disampaikan oleh Max Knoll pada 1935.1 Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Prinsip kerja SEM dengan scan sinar elektron pada permukaan sampel untuk kemudian informasi diubah dalam bentuk gambar yang mirip seperti gambar dalam televisi.

Gambar 4. Mikroskop pemindai elektron (SEM)


Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=Mikroskop+pemindai+elektron+(SEM)

3. Mikroskop Pemindai Transmisi Elektron (STEM) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) adalah merupakan salah satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM). Pada sistimSTEM ini, electron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM, optik electron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai obyek menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots) yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada telivisi / monitor.7

Gambar 5. Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=Mikroskop+pemindai+transmisi+elektron+(STEM) 4. Mikroskop Pemindai Lingkungan Elektron (ESEM) Teknologi ESEM ini dirintis oleh Gerasimos D. Danilatos, seorang kelahiranYunani yng bermigrasi ke Australia pada akhir tahun 1972 dan memperoleh gelar Ph.D dari Universitas New South Wales (UNSW) pada tahun 1977. Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Environmental

SEM (ESEM) yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM. Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang ingin diamati secara detil tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek yang apabila menggunakan alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana.7 Pada beberapa tahun terakhir ini peralatan ESEM mulai dipasarkan oleh para produsennya dengan mengiklankan gambar-gambar jasad renik dalam keadaan hidup yang selama ini tidak dapat terlihat dengan mikroskop elektron. 5. Mikroskop Refleksi Elektron (REM)

Yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Reflection electron microscope (REM), adalah mikroskop elektron yang memiliki cara kerja yang serupa sebagaimana halnya dengan carakerja TEM namun sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan objek.Tehnik ini secara khusus digunakan dengan menggabungkannya dengan

tehnik Refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi (reflection high-energy loss spectrumRHELS).7 6. Mikroskop Ultraviolet Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultraviolet untuk pencahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat dari pada mikroskop biasa. Karena cahaya ultraviolet tidak dapat dilihat oleh mata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya 9 photografi plate. Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk pekerjaan sehari-hari.6

Gambar 6. Mikroskop ultraviolet Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=mikroskop+ultraviolet

7. Scanning Probe Microscopy (SPM) Namun demikian, sejak tahun 1970, telah dikembangkan mikroskop baru yang mempunyai resolusi tinggi baik secara horizontal maupun secara verikal, yang dikenal dengan scanning probe microscopy (SPM). SPM mempunyai prinsip kerja berbeda dengan SEM maupun TEM, dan merupakan generasi baru dari tipe mikroskop scan. Mikroskop yang dikenal mempunyai tipe ini adalah scanning tunneling microscope (STM),atomic force microscope (AFM), dan scanning near-field optical microscope (SNOM). 3

Mikroskop Stereo Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop Stereo mempunyai perbesaran 7 hingga30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dariatas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaranlensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali.3

Gambar 7. Mikroskop stereo Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=mikroskop+stereo III. Fungsi Mikroskop

Secara umum fungsi mikroskop untuk melihat obyek yang terlalu kecil yang dilihat dengan mata telanjang karena keterbatasan kemampuan mata kita untuk melihat. Namun karena adanya perkembangannya, fungsi mikroskop berbeda-beda dan menunjukan manfaat yang lebih baik.

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop cahaya mempunyai keuntungan yaitu hemat terhadap penggunaan listrik. Sayangnya mikroskop cahaya yang banyak digunakan saat ini tidak dapat digunakan untuk mengobservasi objek yang berukuran lebih kecil dari 0,2 mikrometer seperti virus, sehigga mulai dikembangkan adanya mikroskop elektron. Mikroskop elektron yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya.6 Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro magnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detil

arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Mikroskop transmisi eletron (TEM) saat ini telah mengalami peningkatan kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (1angstrom) atau sama

dengan pembesaran sampai satu juta kali. Final image akan terlihat seperti area gelap terang tergantung jumlah elektron yang diabrorbsi oleh area yang berbeda dari spesimen.

Mikroskop pemindai transmisi elektron (ESEM) dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM. Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang ingin diamati secara detil tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek.7 Sedangkan Scanning probe microscopy (SPM), mikroskop tipe ini banyak digunakan dalam riset teknologi nano. IV. Strutur Mikroskop

Gambar 8. Mikroskop
(Source: http://sulistyaindriani.files.wordpress.com/2010/07/mikroskop3.jpg)

Pada dasarnya, setiap mikroskop optik memiliki bagian-bagian optik dan bagian-bagian mekanik. 1. Bagian optik a. Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.8 Lensa objektif memiliki 4 buah lensa dengan pembesaran yang berbeda-beda, yaitu pembesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x. b. Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat. Berfungsi untuk membentuk bayangan maya tegak, dan diperbesar dari lensa objektif.8 Memiliki peranan seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. c. Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat.8 Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. d. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.8 e. Kondensor,berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memfokuskannya ke objek.8 Alat ini dapat putar dan di naik turunkan. 2. Bagian mekanik a. Resolver, berfungsi sebagai pemutar lensa objektif sehingga pembesaran lensa yang diinginkan berada pada posisi yang siap digunakan.8 b. Diopter adjustment ring, berfungsi untuk memutar eyesplace pada lensa okuler bagian kiri untuk mendekat maupun menjauhi mata. c. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.8

d. Specimen holder y-axis feed knob, berfungsi untuk menggerakkan meja mikroskop maju mundur. e. Specimen holder x-axis feed knob, berfungsi untuk menggerakkan meja mikroskop kekanan dan kekiri. f. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.8 g. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.8 h. Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.8 i. Makrometer (pemutar kasar)/ Coarseadjustmen knob, berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. j. Mikrometer(pemutar halus)/ Fine adjustmen knob, pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. k. Filter holder, berfungsi sebagai sumber cahaya pada mikroskop dengan cahaya listrik. V. Cara Menggunakan Dalam menggunakan mikroskop diperlukan kehati-hatian, ketidak cerobohan, ketelitian, dan pengamatan yang fokus. Dimulai dari tahap persiapan. 1. Tahap persiapan a. Membawa mikroskop dengan benar, dengan cara tangan kanan memegang mikroskop sedangkan tangan kiri menyangga bagian bawah kaki mikroskop. b. Meletakkan mikroskop dengan benar, yaitu di tempat yang datar.9 c. Mengambil posisi pengamatan yang benar. Hal ini diperlukan terutama jika menggunakan mikroskop yang sumber cahayanya berasal dari cahaya matahari atau cahaya lampu, untuk menghasilkan bayangan yang jelas.8 2. Tahap pelaksanaan a. Nyalakan mikroskop dengan menghubungkannya pada sumber listrik. b. Gunakan lensa objektif dengan pembesaran yang paling kecil dahulu, jangan menggunakan yang terlau besar (100x) sebab bisa terjadi goresan antara lensa okuler dengan kaca objek. c. Letak meja objek berada pada posisi terendah dahulu. d. Letakkan objek pengamatan pada meja objek. Bila diperlukan kita dapat mengeser meja objek kekanan, kiri, maju, dan mundur dengan memutar

10

Specimen holder y-axis feed knob dan Specimen holder x-axis feed knob. Maupun menaik turunkan secara meja objek secara besar dan halus dengan memutar coarseadjustmen knob dan fine adjustmen knob. e. Cari fokus pada objek pengamatan hingga tampak jelas oleh mata, dan kita juga dapat mengatur besarnya intensitas cahaya.

VI. Pembentukan Bayangan Sifat bayangan pada mikroskop ditentukan pada dua lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat maya, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Intensitas Cahaya Intensitas berasal dari bahasa latin yaitu intentio yang berarti ukuran kekuatan, keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Pengertian Intensitas cahaya adalah banyak fluks cahaya yang menembus bidang per satuan sudut ruang. Satuan intensitas cahaya adalah "kandela" (disingkat cd).10 Intensitas berpengaruh terhadap pembesaran dan differensiasi sel. Dalam pemakaian mikroskop, intesitas cahaya disesuaikan dengan objek yang dilihat serta kenyamanan mata kita sehingga diperoleh pembesaran yang terbaik. Pembesaran Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal (Sn).3 Kemampuan pembesaran mikroskop juga dipengaruhi oleh kemampuan lensa dan panjang gelombang sumber yang digunakan. Bila panjang gelombang cahaya yang digunakan semakin kecil, maka kemampuan mikroskop semakin baik. Untuk memperoleh pembesaran mikroskop yang maksimal, maka bayangan lensa objektif harus tepat berada di titik fokus lensa okuler. Daya Pisah

11

Pengertian daya pisah suatu mikroskop, yaitu kemampuan memperlihatkan bagian renik dalam obyek secara terpisah dan jelas. Pada umumnya orang tidak mampu memisahkan obyek yang jaraknya kurang dari 0,1 mm. Dengan menggunakan mikroskop, terbukalah kemungkinan untuk membedakan dua buah obyek yang letaknya sangat berdekatan yang dengan mata bugil kelihatan seakan-akan satu obyek saja. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.5 Semakin kecil daya pisah lensa, semakin baik kemampuan lensa untuk memisahkan 2 buah titik. Daya pisah bergantung pula pada indeks bias, apertur numerik, dan panjang gelombang cahaya yang digunakan.

VII. Sel Kulit


Kulit adalah organ tunggal yang terberat di tubuh, dengan berat sekitar 16% dari berat badan total dan pada orang dewasa, mempunyai luas permukaan sebesar 1,2-2,3 m2 yang terpapar dengan dunia luar. Kulit terdiri atas epidermis, yaitu lapisan epitel yang berasal dari ektoderm dan dermis, yaitu suatu lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm. Berdasarkan ketebalan epidermis, dapat dibedakan kulit tebal dan kulit tipis. Batas dermis dan epidermis tidak teratur, dan tonjolan dermis yang disebut papila saling mengunci dengan tonjolan epidermis yang disebut epidermal ridges. 11 Lapisan luar kulit relatif kedap air, yang mencegah penguapan air secara berlebihan dan memungkinkan berlangsungnya kehidupan di bumi. Kulit berfungsi sebagai organ reseptor yang selalu berhubungan dengan lingkungan dan melindungi organisme dari cedera benturan dan gesekan. Melanin yaitu suatu pigmen yang dihasilkan dan disimpan di sel-sel epidermis, menyediakan perlindungan yang lebih besar terhadap sinar ultraviolet matahari.12

12

Gambar 9. Lapisan Kulit


Sumber : http://aneka-tips-cantik.blogspot.com/2011/05/lapisan-kulit-wajah.html

a. Lapisan Epidermis Lapisan kulit epidermis terdiri dari banyak lapisan sel keratinosit yang selalu aktif melakukan regenerasi dengan proses selama 28 hari. Lapisan paling dalam membentuk pigmen (melanosit) dan pada lapisan kulit paling luar terdapat jaringan tanduk. b. Lapisan Dermis Lapisan ini terdiri banyak serat kolagen dan elastin yang menunjang kekenyalan kulit. Di antaranya banyak terdapat kelenjar keringat, kelenjar lemak, akar rambut, ujung-unjung saraf perasa dan pembuluh darah kapiler. c. Lapisan Hypodermis (subcutis) Lapisan ini paling banyak terjadi dari lapisan/ jaringan lemak. Cara Membuat Sediaan (Preparat) 1. Membuat Preparat Tanpa Penyayatan Untuk membuat preparat basah tanpa penyayatan , misalnya pada waktu pengamatan mikroorganisme yang ada dalam air. Caranya : air yang akan diamati, diambil dengan pipet tetes dan tempatnya pada kaca obyektif dan tutup dengan kaca penutup, amati dengan mikroskop. 2. Membuat Preparat dengan Penyayatan

13

Membuat preparat pada organ tubuh organisme, misalnya penampang daun, batang, akar, otot dan lain-lain. Caranya: menyayat organ setipis mungkin, untuk membuat sayatan yang baik dan tipis dengan alat yang disebut mikrotom, tetapi bila tidak mempunyai mikrotom dapat dengan menggunakan silet yang tajam. Untuk membuat sediaan kerokan kulit, sedikit kerokan pada epidermis akan mengangkat skuama dari permukaan kulit yang dicurigai. Skuama tadi ditempatkan pada kaca mikroskop, ditetesi dengan kalium hidroksida (KOH) 10%, dan ditutup dengan kaca penutup. Sesudah didiamkan beberapa menit guna melarutkan membran sel epidermis, sediaan siap diperiksa. Pemeriksaan ini bisa dibantu dengan menambahkan tinta Parker Quink apabila dicurigai adanya infeksi oleh Malassezia (penyebab pitiriasis versikolor). Preparat dari kerokan digunakan sebagai alat bantu diagnostik oleh beberapa dermatolog untuk sitodiagnostik pada lepuhan-lepuhan yang dicurigai disebabkan oleh virus dan pemfigus, dengan menggunakan preparat Tzank, yang bisa diperiksa langsung di klinik.12

Penutup
Kesimpulan Karena keterbatasan mata kita dalam melihat objek yang sangat kecil menjadikan penemuan mikoskop dan perkembangannya dirasa sangat bermanfaat bagi kehidupan. Kita perlu tahu apa bagian-bagian dari mikroskop, manfaat mikroskop, faktor-faktor, serta yang terpenting bagaimana kita dapat menggunakan mikroskop khususnya mikroskop cahaya dengan benar. Mikroskop merupakan alat bantu untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop dapat juga digunakan untuk pemeriksaan laboratorium, contohnya saja pada pemeriksaan kerokan kulit yang menggunakan KOH 10%. Oleh karena itu hipotesis kami dimana mikroskop digunakan untuk melihat benda-benda berukuran mikro dapat diterima.

14

Daftar Pustaka 1. Sacher RA, McPerson RA. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan, laboratorium. 11st ed. Jakarta: EGC; 2004. 2. Utami HP. Mengenal cahaya dan optik. Bandung: Ganeca Exact; 2007.h.66-72. 3. Gabriel JF. Fisika kedokteran. Cetakan ke-7. Jakarta: EGC; 2003.h.180-200. 4. Giancoli DC. Fisika. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga; 2001.h.344-6. 5. Anonim. Mikroskop dan penggunaanya. 2009 Mar 23 [cities 2012 Agustus 31]. Available from URL: http://web.ipb.ac.id.Materi/mikroskop.html. 6. Volk WA, Wheeler MF. Mikrobiologi dasar. Jakarta: Erlangga; 2002. 7. Ellyfathin. 16 Febuari 2011. Diunduh dari http://ellyfathin.wordpress.com/laporan-instrumen-mikroskop/, 2 Agustus 2012. 8. Arisworo D, Yusa, Sutresna N. Ilmu pengetahuan alam (fisika, biologi, kimia). Bandung: Grafindo Media Pratama; 2006.h.175-6. 9. Saktiyono. IPA biologi jilid 1. Jakarta: ESIS; 2006.h.12. 10. Anonim. Pengertian intensitas. 2011 Feb 12 [cities 2011 Agustus 2]. Available from URL: http://id.shvoong.com/exact-sciences-pengertian-intensitas. 11. Dwikarya M. Merawat kulit dan wajah. Jakarta: Kawan Pustaka; 2004. 12. Brown RG, Burns T. Lectures notes on dermatology. Jakarta: Erlangga; 2005.

15

Anda mungkin juga menyukai

  • Frak Tur
    Frak Tur
    Dokumen8 halaman
    Frak Tur
    Andre A. Pause
    Belum ada peringkat
  • Blok 14 Chandfa
    Blok 14 Chandfa
    Dokumen13 halaman
    Blok 14 Chandfa
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • PBL 12 Febby
    PBL 12 Febby
    Dokumen13 halaman
    PBL 12 Febby
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • Blok 14 Chandfa
    Blok 14 Chandfa
    Dokumen7 halaman
    Blok 14 Chandfa
    Girt Lamberth Robert Uniplaita
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 10
    PBL Blok 10
    Dokumen26 halaman
    PBL Blok 10
    Melda Erivhani
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Femur Dextra
    Fraktur Femur Dextra
    Dokumen11 halaman
    Fraktur Femur Dextra
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • PBL 11
    PBL 11
    Dokumen27 halaman
    PBL 11
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • PBL 13 Febby
    PBL 13 Febby
    Dokumen9 halaman
    PBL 13 Febby
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • PBL 11
    PBL 11
    Dokumen26 halaman
    PBL 11
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • Febby PBL 8 Darah
    Febby PBL 8 Darah
    Dokumen17 halaman
    Febby PBL 8 Darah
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pleno f-9 Skenario 8
    Makalah Pleno f-9 Skenario 8
    Dokumen17 halaman
    Makalah Pleno f-9 Skenario 8
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • Otot Makalah
    Otot Makalah
    Dokumen6 halaman
    Otot Makalah
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • Makalah Blok 6 SP
    Makalah Blok 6 SP
    Dokumen12 halaman
    Makalah Blok 6 SP
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • Faal
    Faal
    Dokumen6 halaman
    Faal
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • PBL 5
    PBL 5
    Dokumen16 halaman
    PBL 5
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • PBL 4
    PBL 4
    Dokumen10 halaman
    PBL 4
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • Yogi Eeee
    Yogi Eeee
    Dokumen15 halaman
    Yogi Eeee
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • Sonny Blok 4 Albino 2014
    Sonny Blok 4 Albino 2014
    Dokumen21 halaman
    Sonny Blok 4 Albino 2014
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • PBL SP Blok Xiii
    PBL SP Blok Xiii
    Dokumen18 halaman
    PBL SP Blok Xiii
    Kiky Hetharie
    Belum ada peringkat
  • PBL 12
    PBL 12
    Dokumen2 halaman
    PBL 12
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • Yogi Eeee
    Yogi Eeee
    Dokumen15 halaman
    Yogi Eeee
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat
  • Otot Makalah
    Otot Makalah
    Dokumen6 halaman
    Otot Makalah
    Febby Farihindarto
    Belum ada peringkat