Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL 1: MENGAPA BISNIS PERLU MENERAPKAN SUSTAINABILITY Di tengah sulitnya kondisi perekonomian, manajemen sebuah perusahaan mungkin akan

tergoda untuk mengesampingkan masalah keberlanjutan (sustainability). Semua upaya difokuskan agar perusahaan dapat bertahan hidup dalam kondisi pasar dimana permintaan menurun dan biaya keuangan semakin tinggi. Akan tetapi, justru di saat sulit seperti inilah perusahaan membutuhkan pemikiran yang kreatif dan non-konvensional. Hal ini berarti men ari ara yang belum terpikirkan sebelumnya untuk mengurangi biaya serta memperoleh posisi di pasar yang dapat membedakan perusahaan dari para pesaingnya. !leh karena itu, sustainability sebuah perusahaan "tidak hanya# terbatas pada memperhatikan dampak dari operasi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat. Sustainability adalah sebuah pendekatan terpadu terhadap kinerja perusahaan di bidang lingkungan, sosial dan ekonomi karena ketiga aspek tersebut saling terkait satu sama lain. $erfokus pada salah satu aspek saja tanpa menghiraukan aspek-aspek lainnya sama seperti mengemudi dengan hanya melihat jalan tanpa menghiraukan rambu-rambu jalannya. %erilaku lama memang sulit diubah, dan agar perusahaan dapat memperluas pandangan mereka akan lingkungan bisnis mereka, kita perlu membuang lima mitos lama mengenai sustainability. Mitos 1: Sustainability berkaitan dengan masa depan, bisnis berkaitan dengan masa kini Sustainability harus menjadi bagian integral dari peren anaan jangka pendek dan peran angan strategi jangka panjang sebuah perusahaan. &risis ekonomi global telah membuat masyarakat menjadi lebih uriga terhadap perusahaan. %erusahaan-perusahaan yang mengabaikan normanorma sosial akan kehilangan niat baik dari para konsumen, pekerja dan pihak regulator. Dalam sebuah artikel yang baru-baru ini diterbitkan oleh 'he ( onomist, se ara mengejutkan diungkapkan bah)a krisis yang terjadi baru-baru ini telah membuat konsumen lebih kritis tentang standar-standar sustainability yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk-produk yang mereka beli. Salah satu ontoh dramatis dari perusahaan yang mengabaikan sinyal-sinyal pentingnya masalah sustainability ini adalah tiga manufaktur mobil besar di Amerika. %erusahaan-perusahaan ini meran ang mobil berdasarkan asumsi bah)a ada sejumlah besar adangan minyak bumi dan bahan-bahan mentah yang tersedia dan dapat digunakan. *ereka kehilangan daya saing mereka saat harga bahan bakar melambung tinggi di tahun +,,-, sebuah refleksi dari semakin menipisnya adangan sumber daya alam dunia. Saat krisis terjadi, dalam jangka )aktu yang singkat konsumen memilih mobil-mobil yang lebih irit bahan bakar. %ara perusahaan manufaktur mobil di Amerika tidak memiliki ukup )aktu untuk merespon tren ini dengan ran angan-ran angan mobil yang baru. %erusahaan-perusahaan ini sekarang berada di ambang kebangkrutan, bukan karena krisis ekonomi yang terjadi, melainkan karena mereka gagal menangani masalah sustainability beberapa tahun sebelumnya. Mitos : Upaya untuk Lingkungan dan Masyarakat !anya Membuang"buang Uang Sa#a *engurangi sampah seringkali berarti mengurangi materi juga. 'entunya hal ini membutuhkan pemikiran dan peren anaan tapi pada akhirnya perusahaan dapat mengurangi input materi mereka.

.ontoh- ontoh yang paling mengesankan tentunya dapat ditemukan di perusahaan-perusahaan besar, seperti misalnya program Sky ( o +,/, 0apan Air 1ines (0A1). Salah satu fokus dari program ini adalah peningkatan efisiensi bahan bakar dari armada 0A1. *elalui berbagai upaya seperti peremajaan armada dengan pesa)at-pesa)at baru yang lebih irit bahan bakar, penggunaan perangkat makan dan )adah kargo yang lebih ringan, pengurangan air dalam pesa)at, dan pengukuran jumlah bahan bakar yang perlu dimuat dalam pesa)at se ara lebih akurat, serta pengurangan penggunaan at di badan pesa)at, 2rup 0A1 memperkirakan telah berhasil mengurangi emisi .!+ nya sebesar 34 ton per tahun di seluruh 0A1 2roup . %enjualan hak emisi gas rumah ka a juga dapat memberikan tambahan pendapatan yang substansial bagi proyek-proyek penghematan energi atau pengembangan energi bersih. Di tahun +,,5, %' 6ndo ement 'unggal %rakarsa 'bk. *enjadi perusahaan pertama di Asia 'enggara yang menerima Sertifikat %enurunan (misi (.(7) dari program pertukaran karbon yang disponsori oleh %$$. 6ndo ement memiliki dua buah proyek .D* yakni %royatek Semen .ampuran (blended cement project) untuk menghasilkan %ortland .omposite .ement (%..) dan %royek $ahan $akar Alternatif. &edua proyek ini diharapkan dapat mengurani emisi karbon sebesar 4-3 juta ton .(7 antara / 0anuari +,,- 8 +,/+. Di bulan 0uni +,,5, 6ndo ement menerima pembayaran pertama dari $ank Dunia senilai 9S: ;,.<,< setelah dipotong biaya untuk persiapan proyek. %endapatan tambahan dari penjualan emisi gas rumah ka a bisa bernilai ratusan ribu dolar per tahunnya. Mitos $: Sustainability %uma untuk perusa!aan besar sa#a, bukan untuk perusa!aan ke%il Sustainability dapat diterapkan oleh perusahaan besar maupun ke il, bahkan dapat diterapkan oleh individu. &antor yang ke il pun menghasilkan lembih, dan mereka menggunakan kertas, listrik dan air. Dengan ara- ara yang relatif sederhana, mereka dapat se ara substansial mengurangi penggunaan kertas, listrik dan air. %en arian sederhana melalui Google tentang "pengurangan limbah kantor# dapat menghasilkan banyak sekali dokumen dengan checklist dan tips yang dapat digunakan oleh kantor-kantor. &ita dapat memulai dengan hal-hal yang sangat sederhana, seperti melakukan setup pada komputer agar dapat men etak bolak-balik. Selain itu, penggunaan listrik dan air pun dapat dikurangi dengan mengkampanyekan perubahan perilaku. Hal yang penting untuk menjamin kesuksesan kampanye sema am ini adalah pernyataan dari manajemen tingkat atas akan pentingnya perubahan perilaku tersebut dan pemberian ontoh yang benar le)at perilakunya sendiri. &edua, salah satu manajer di kantor harus ditunjuk sebagai "manajer sustainability# dan bertanggung ja)ab untuk meren anakan serta memonitor tindakantindakan untuk mengurangi pemborosan dan menghemat biaya. &emunduran ekonomi yang diprediksi akan terjadi tahun ini, men iptakan kesempatan bagi kita untuk melakukan hal ini. Daripda mengurangi jam kerja dan gaji, apalagi memberhentikan pega)ai, kita dapat menugaskan sejumlah orang untuk menjalankan program pengurangan sampah dan penghematan biaya. %roses berpikir ini juga memba)a manfaat lain yang lebih penting daripada sekedar penghematan biaya. $erpikir mengenai memperbaiki kinerja sustainability di bidang lingkungan hidup dan sosial masyarakat menstimulasi suatu aspek yang krusial bagi kelangsungan hidup jangka panjang sebuah perusahaan, yakni inovasi. Satu ontoh adalah upaya yang dilakukan oleh %' 6ntaran 6ndonesia, sebuah perusahaan yang didirikan oleh =ayasan *embina Api .inta &asih (=*A.&), sebuah lembaga s)adaya masyarakat yang berbasis di Denpasar, $ali, 6ndonesia. %erusahaan ini menanam dan membudidayakan pohon >eem serta mengembangkan pupuk dan pestisida organik dari pohon

>eem se ara komersil dan berkelanjutan, bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat di $ali, 1ombok dan Sumba)a. %roduk-produk %' 6ntaran sekarang dijual ke pasar-pasar di dalam dan luar negeri. 9ntuk pasar di luar negeri, produk-produk mereka umumnya dijual ke 0epang, $elanda dan Australia. Sementara di dalam negeri, produk-produk mereka banyak digemari oleh ekspatriat dan turis luar negeri yang menyukai produk-produk organik, sejumlah hotel di $ali dan 0akarta dan komunitas pertanian organik di $ali, >usa 'enggara $arat, 0a)a 'imur, 0a)a 'engah, 0a)a $arat dan 0akarta. Dengan sumber daya alamnya yang kaya, 6ndonesia sendiri masih memiliki banyak peluang lain untuk mengembangkan produk-produk sema am ini. Mitos &: Sustainability adala! milik negara ma#u, negara berkembang tidak mampu melakukannya >egara-negara berkembang bekerja keras untuk men iptakan lapangan pekerjaan yang memadai bagi para penduduk mereka. *ereka berpikir bah)a masyarakat tidak peduli dengan hal-hal lain di luar pekerjaan dan makanan. *ereka juga berdalih bah)a negara-negara industri telah men iptakan dampak lingkungan yang lebih besar dan negara-negara tersebut tidak boleh menghalangi negara-negara yang belum maju untuk berkembang dengan dampak yang sama terhadap lingkungan. Seringkali, pendekatan ini kurang memanfaatkan teknologi serta kemampuan sumber daya manusia yang sudah ada untuk men iptakan perusahaan yang dapat men iptakan banyak lapangan pekerjaan serta di saat yang sama menggnakan sumber daya alam se ara efisien. Setelah mitos bah)a sustainability hanya membuang-buang uang dan tidak menghasilkan uang kita patahkan, jelas bah)a sustainability dapat dilakukan baik oleh negara maju maupun negara berkembang. Atau, dengan kata lain, negara-negara berkembang harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk membiayai pelayanan kesehatan dan pemukiman jika mereka tidak mengatasi an amanan aman lingkungan hidup seperti polusi, banjir dan tanah longsor. Sejumlah besar dana juga tersedia dari lembaga-lembaga donor internasional untuk membantuk men ari dan mengimplementasikan solusi yang terbaik bagi masalah-masalah tersebut. Mitos ': (elanggan tidak peduli soal sustainability, mereka !anya men%ari !arga termura! Sepertinya sulit untuk membayangkan, khususnya saat kondisi perekonomian sulit, tapi konsumen mulai berubah. *ereka merasa lebih bertanggung ja)ab atas peranan mereka dalam meningkatkan kondisi lingkungan hidup dan sosial masyakarat di seluruh dunia. %erusahaanperusahaan yang mengekspor barang-barangnya ke (ropa, 0epang dan Amerika 9tara khususnya harus memperhitungkan aspek perilaku konsumen sema am ini. Sebuah studi yang dilakukan oleh >ational 2eographi dan perusahaan polling internasional 2lobeS an baru-baru ini mengenai pola konsumsi berkelanjutan di /; negara ())).nationalgeographi . om?greende@) mengungkapkan bah)a sebagian besar negara lebih memilih konsumsi yang berkelanjutan dibandingkan dengan harga termurah. =ang mungkin lebih mengejutkan adalah konsumen di negara-negara berkembang enderung untuk lebih menghargai sustainability ketimbang konsumen di negara-negara maju. Sebuah penelitian yang dilakukan di tahun +,,4 oleh Divisi %enelitian *anajemen 1embaga *anajemen %%* di 6ndonesia menemukan bah)a )alau konsumen menganggap kualitas?merk suatu produk sebagai faktor yang paling penting, konsumen mengganggap tanggung ja)ab sosial perusahaan sebagai faktor terpenting kedua.

Selain itu, kita melihat semakin banyak perusahaan-perusahaan yang memimpin inisiatif di bidang pembangunan berkelanjutan. De)asa ini semakin banyak pembeli, khususnya dari pasarpasar utama seperti di 9ni (ropa dan Amerika Serikat, yang menuntut adanya verifikasi hutan berkelanjutan atau pembalakan legal oleh pihak ketiga. Dut h Home .ooperatives (yang memiliki sejumlah besar rumah di $elanda) misalnya menandatangani komitmen untuk membangun /,,,,,, rumah dengan hanya menggunakan kayu yang disertifikasi oleh AS.. %erusahaan seharusnya tidak melihat sustainability sebagai suatu an aman ataupun beban. Sustainability merupakan sebuah perkembangan yang terus berlanjut yang mena)arkan ide-ide dan peluang baru kepada perusahaan untuk merangsang inovasi, meningkatkan hubungan dengan masyarakat setempat, meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta membedakan perusahaan tersebut dengan para pesaingnya di pasar yang sangat ketat persaingan. 0ika ditangani dengan benar, sustainability dapat menjadi sebuah berkah yang tersamarkan. Bekerjasama dengan Universitas Indonesia, dan United Nations University, PA S! dan INA telah merintis berdirinya PA S! Academic hair "or orporate Social !esponsibility di Universitas Indonesia# Academic hair ini akan mengembangkan ide$ide mengenai bagaimana sustainability, tanggung ja%ab sosial perusahaan dan tujuan$tujuan perusahaan dapat disinergikan untuk mencapai hasil yang terbaik di Indonesia# Bavier $ary 8 Ahli Sustainability, %A .S7 (Bavier$aryCpa- sr. om) (lmar $ouma 8 Direktur 6>A

Anda mungkin juga menyukai