Mata Kuliah : Analisis Variansi 1. Data berikut adalah nilai akhir yang dicapai 5 mahasiswa dalam matakuliah Matematika Dasar, Biologi Umum, Fisika Dasar, dan Kimia Dasar yang diberikan di pada semester pertama di Fakultas MIPA. Matakuliah Jalur Matematika (A) 68 83 72 55 92 73 64 65 94 86 Fisika Dasar (B) 57 94 81 73 68 67 54 65 87 98 Biologi Umum (C) 73 91 63 77 75 89 89 90 85 87 Kimia Dasar (D) 61 86 59 66 87 76 87 98 89 99
UMPTN
UMPT
Gunakan taraf nyata 0,05 untuk menguji hipotesis bahwa: a) Kedua jalur ujian masuk PT tidak memberikan perbedaan b) Keempat mata kuliah tidak menunjukkan perbedaan c) Jalur ujian masuk dan matakuliah tidak berinteraksi Jawab: Untuk menguji apakah kedua jalur ujian masuk PT tersebut tidak berbeda, kita gunakan hipotesis dibawah ini: H0: Tidak ada perbedaan kemampuan mahasiswa antara jalur UMPTN dan UMPT, atau dapat ditulis: H0: 1 = 2 = 0 (pengaruh baris nol) H1: Sekurang-kurangnya ada i tidak sama dengan nol.
Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian adalah = 0,05 dan dk yang digunakan adalah (r-1) dan rc(n-1) dengan r=2, c=4, dan n=5. Sehingga diperoleh nilai kritis untuk statistik F1 berdasarkan tabel F yaitu: F0,05;1,32 = 4,15 Kriteria penolakan H0 adalah jika F1 > F0,05;1,32 Untuk menguji apakah keempat matakuliah tidak berbeda atau dengan kata lain keempat matakuliah memiliki kesulitan yang sama, kita gunakan hipotesis dibawah ini: H0: Tidak ada perbedaan kesulitan diantara keempat matakuliah atau dapat ditulis: H0 : 1 = 2 = 3 = 4 = 0(pengaruh kolom nol) H1 : sekurang-kurangnya ada j tidak sama dengan nol Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian adalah = 0,05 dan dk yang digunakan adalah (c-1) dan rc(n-1) dengan r=2, c=4, dan n=5. Sehingga diperoleh nilai kritis untuk statistik F2 berdasarkan tabel F yaitu: F0,05;3,32 = 2,90 Kriteria penolakan H0 adalah jika F2 > F0,05;3,32 Untuk menguji apakah tidak ada interaksi antara jalur ujian masuk dengan matakuliah, kita gunakan hipotesis dibawah ini: H0: Tidak ada interaksi antara jalur ujian masuk dengan matakuliah atau dapat ditulis: H0 : ()11 = ( )12 = ( )13 = = ( )rc = 0 H1 : sekurang-kurangnya satu ( )ij tidak sama dengan nol nol Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian adalah = 0,05 dan dk yang digunakan adalah (r-1)(c-1) dan rc(n-1) dengan r=2, c=4, dan n=5. Sehingga diperoleh nilai kritis untuk statistik F3 berdasarkan tabel F yaitu: F0,05;3,32 = 2,90 Kriteria penolakan H0 adalah jika F3 > F0,05;3,32
Jalur
UMPTN
4624 3249 5329 3721 16923 6889 8836 8281 7396 31402 5184 6561 3969 3481 19195 3025 5329 5929 4356 18639 8464 4624 5625 7569 26282 28186 28599 29133 26523 112441 5329 4489 7921 5776 23515 4096 2916 7921 7569 22502 4225 4225 8100 9604 26154 8836 7569 7225 7921 31551 7396 9604 7569 9801 34370 29882 28803 38736 40671 138092
UMPT
73 64 65 94 86
67 54 65 87 98
89 89 90 85 87
76 87 98 89 99
) (
) (
5 ,
, 5
, 5
,5
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) JKG = JKT JKB JKK JK(BK) JKG = 6407,77 648,075 438,275 548,875 = 5069,6
Tabel Anava Dua Arah dengan Interaksi Sumber Keragaman Mean Baris Mean Kolom Interaksi Galat Total Jumlah Kuadrat 648,025 438,275 548,875 5069,6 6704,77 Derajat Bebas 1 3 3 32 39 Kuadrat Tengah ,0 5 146,092 182,958 158,425 F hitung 4,09 0,92 ,
Kesimpulan: a) Dari tabel anava dua jalur di atas, diperoleh untuk Ftabel yaitu: F0,05;1,32 = 4,15. Karena F1 < F0,05;1,32 maka H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan mahasiswa antara jalur UMPTN dan UMPT. b) Dari tabel anava dua jalur di atas, diperoleh untuk Ftabel yaitu: F0,05;1,32 = 2,90. Karena F2 < F0,05;1,32 maka H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kesulitan diantara keempat matakuliah, dengan kata lain keempat matakuliah memiliki kesulitan yang sama. c) Dari tabel anava dua jalur di atas, diperoleh untuk Ftabel yaitu: F0,05;1,32 = 2,90. Karena F3 < F0,05;1,32 maka H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara jalur ujian masuk dengan matakuliah. 1,15 sedangkan nilai kritis 0,92 sedangkan nilai kritis 4,09 sedangkan nilai kritis
2. Tiga galur tikus di bawah 2 kondisi lingkungan yang berbeda dengan mengukur unjuk-kerjanya dalam suatu tes lorong-lorong yang rumit. Skor kesalahan bagi 48 tikus yang dicobakan adalah sebagai berikut: Lingkungan Galur Cerdik 28 Bebas 22 25 36 72 Terbatas 48 25 91 12 23 10 86 32 93 31 19 Campuran 33 36 41 22 83 14 76 58 Dungu 101 33 122 35 38 64 87 94 56 83 23 153 128 140
136 120
Gunakan taraf nyata 0,01 untuk menguji: a. Tidak ada beda skor kesalahan yang diakibatkan berbedanya lingkungan b. Tidak ada beda skor kesalahan untuk ketiga galur c. Lingkungan dan galur tikus tidak berinteraksi Jawab: Untuk menguji apakah skor kesalahan yang diakibatkan berbedanya lingkungan tidak berbeda, kita gunakan hipotesis dibawah ini: H0: skor kesalahan yang diakibatkan berbedanya lingkungan tidak berbeda, atau dapat ditulis: H0: 1 = 2 = 0 (pengaruh baris nol) H1: Sekurang-kurangnya ada i tidak sama dengan nol. Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian adalah = 0,0 1 dan dk yang digunakan adalah (r-1) dan rc(n-1) dengan r=2, c=3, dan n=8. Sehingga diperoleh nilai kritis untuk statistik F1 berdasarkan tabel F yaitu: F0,01;1,42 = 7,28. Kriteria penolakan H0 adalah jika F1 > F0,05;1,32
Untuk menguji apakah skor kesalahan untuk ketiga galur tidak berbeda atau dengan kata lain ketiga jalur memiliki skor kesalahan yang sama, kita gunakan hipotesis dibawah ini: H0: Tidak ada perbedaan skor kesalahan pada ketiga galur, atau dapat ditulis: H0 : 1 = 2 = 3 = 0 (pengaruh kolom nol) H1 : sekurang-kurangnya ada j tidak sama dengan nol Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian adalah = 0,01 dan dk yang digunakan adalah (c-1) dan rc(n-1) dengan r=2, c=3, dan n=8. Sehingga diperoleh nilai kritis untuk statistik F2 berdasarkan tabel F yaitu: F0,01;2,42 = 5,15. Kriteria penolakan H0 adalah jika F2 > F0,01;2,42
Untuk menguji apakah tidak ada interaksi antara perbedaan lingkungan dengan galur, kita gunakan hipotesis dibawah ini: H0: Tidak ada interaksi antara perbedaan lingkungan dengan galur atau dapat ditulis: H0 : ()11 = ( )12 = ( )13 = = ( )rc = 0 H1 : sekurang-kurangnya satu ( )ij tidak sama dengan nol nol Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian adalah = 0,0 1 dan dk yang digunakan adalah (r-1)(c-1) dan rc(n-1) dengan r=2, c=3, dan n=8. Sehingga diperoleh nilai kritis untuk statistik F3 berdasarkan tabel F yaitu: F0,01;2,42 =5,15. Kriteria penolakan H0 adalah jika F3 > F0,01;2,42
Berikut ini adalah hasil perhitungan statistik Fhitung: A 28 22 25 36 12 23 10 86 72 48 25 91 32 93 31 19 Galur B 33 36 41 22 83 14 76 58 60 35 83 99 89 126 110 118 C 101 33 122 35 94 56 83 23 136 38 64 87 120 153 128 140 A2 784 484 625 1296 144 529 100 7396 5184 2304 625 8281 1024 8649 961 361 B2 1089 1296 1681 484 6889 196 5776 3364 3600 1225 6889 9801 7921 15876 12100 13924 C2 10201 1089 14884 1225 8836 3136 6889 529 18496 1444 4096 7569 14400 23409 16384 19600 Total 12074 2869 17190 3005 15869 3861 12765 11289 78922 27280 4973 11610 25651 23345 47934 29445 33885 204123
Lingkungan
Bebas
Terbatas
= =
,0 5,52
0 5
,5
) (
) (
5 5,
,0
0 5
,5
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) JKG = JKT JKB JKK JK(BK) JKG = 5 , 5,52 5 , 5, = 42192,63
Tabel Anava Dua Arah dengan Interaksi Sumber Keragaman Mean Baris Mean Kolom Interaksi Galat Total Jumlah Kuadrat 5,52 5 , 5, 42192,63 5 , Derajat Bebas 1 2 2 42 47 Kuadrat Tengah 5,52 9077,08 617,58 1004,59 F hitung 14,81 9,04 0,
Kesimpulan: a) Dari tabel anava dua jalur di atas, diperoleh untuk Ftabel yaitu: F0,01;1,42 = 7,28. Karena F1 > F0,01;1,42 maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan skor kesalahan yang diakibatkan berbedanya lingkungan. b) Dari tabel anava dua jalur di atas, diperoleh untuk Ftabel yaitu: F0,01;2,42 = 5,15. Karena F2 > F0,01;2,42 maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan skor kesalahan pada ketiga galur. c) Dari tabel anava dua jalur di atas, diperoleh untuk Ftabel yaitu: F0,01;2,42 = 5,15. Karena F3 < F0,01;2,42 maka H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara perbedaan lingkungan dengan galur. 0,61 sedangkan nilai kritis 9,04 sedangkan nilai kritis 14,81 sedangkan nilai kritis
3. Sebuah eksperimen dirancang untuk menguji efektifitas pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran konvensional. Dua sampel dari masing-masing tiga mata pelajaran dipilih dari siswa yang memiliki kemampuan baik diberikan untuk mencoba dua metode pembelajaran seperti yang terlihat pada tabel berikut: Siswa Cerdas Metode Pembelajaran A B 5 10 7 11 9 15 5 4 10 8 9 6
Sedang
Dua sampel berukuran sama juga diseleksi dari siswa yang memiliki kemampuan biasa dan diberikan dua metode pembelajaran yang sama. Dalam sebuah tes awal, dua belas siswa memperoleh nilai seperti yang terdapat di dalam tabel. a) Tentukan dftotal, dfC, dfR, dfwc dan dfRxC b) Tentukan SStotal, SSC, SSR, SSwc dan SSRxC c) Lakukan pengujian analisis variansi dua jalur, dan presentasikan hasil dalam analisis tabel varians d) Hitunglah Fs untuk menguji efek utama dan efek interaksi kemudian tarik kesimpulan statistik yang sesuai bila = 0,05 dan = 0,01 e) Buatlah grafik sel seperti pada gambar 21.1 f) Berdasarkan hasil statistik (d) dan grafik (e) apa yang tampaknya menjadi hasil penting dari penelitian ini ? Jawab: a) Diketahui: c = 2, r = 2, n = 8, maka: dftotal = (rcn 1) = 11 dfC = (c-1) = 1 dfR = (r-1) = 1 dfwc = rc(n-1) = 8 dfRxC = (r-1)(c-1) = 1
b) Berikut ini adalah hasil perhitungan statistik Fhitung: Siswa Metode Pembelajaran A B 5 10 7 11 9 15 A2 25 49 81 B2 100 121 225 Total 125 170 306 601 41 164 117 322
Cerdas
Sedang
5 10 9
4 8 6
25 100 81
16 64 36
Metode Pembelajaran A B 21 36 24 18 45 54
Total 57 42 99
) (
) ( )
5,5
,5
, 5
JKG = JKT JKB JKK JK(BK) JKG = 0 , 5 = 44 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh: SStotal = JKT = 106,5 SSC = JKK = 6,75 SSR = JKB = , SSwc = JKG = 44 SSRxC = JK(BK) = 36,75
c) Uji analisis variansi dua arah: Untuk menguji apakah apakah tidak ada perbedaaan nilai tes antara pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran konvensional, kita gunakan hipotesis dibawah ini: H0: tidak ada perbedaaan nilai tes antara pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran konvensional, atau dapat ditulis:
H0: 1 = 2 = 0 (pengaruh baris nol) H1: Sekurang-kurangnya ada i tidak sama dengan nol. Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian adalah =0,05 dan =0,01 dan dk yang digunakan adalah (r-1) dan rc(n-1) dengan r=2, c=2, dan n=3. Sehingga diperoleh nilai kritis untuk statistik F1 untuk =0,05 yaitu: F0,05;1,8=5,32 sedangkan nilai kritis untuk statistik F1 untuk =0,01 yaitu: F0,01;1,8=11,26 Kriteria penolakan H0 untuk =0,05 adalah jika F1 > F0,05;1,8 Sedangkan Kriteria penolakan H0 untuk =0,01 adalah jika F1 > F0,01;1,8 Untuk menguji apakah kemampuan antara siswa yang cerdas dengan siswa yang memiliki kemampuan standar tidak berbeda, atau dengan kata lain kemampuan kedua kelompok tersebut sama, kita gunakan hipotesis dibawah ini: H0: kemampuan antara siswa yang cerdas dengan siswa yang memiliki kemampuan standar tidak berbeda atau dapat ditulis: H0 : 1 = 2 = 0 (pengaruh kolom nol) H1 : sekurang-kurangnya ada j tidak sama dengan nol Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian adalah =0,05 dan =0,01 dan dk yang digunakan adalah (c-1) dan rc(n-1) dengan r=2, c=2, dan n=3. Sehingga diperoleh nilai kritis untuk statistik F1 untuk =0,05 yaitu: F0,05;1,8=5,32 sedangkan nilai kritis untuk statistik F1 untuk =0,01 yaitu: F0,01;1,8=11,26 Kriteria penolakan H0 untuk =0,05 adalah jika F1 > F0,05;1,8 Sedangkan Kriteria penolakan H0 untuk =0,01 adalah jika F1 > F0,01;1,8 Untuk menguji apakah metode pembelajaran dan kemampuan siswa tidak memiliki interaksi, kita gunakan hipotesis dibawah ini: H0: metode pembelajaran dan kemampuan siswa tidak memiliki interaksi atau dapat ditulis:
H0 : ()11 = ( )12 = ( )13 = = ( )rc = 0 H1 : sekurang-kurangnya satu ( )ij tidak sama dengan nol nol Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengujian adalah =0,05 dan =0,01 dan dk yang digunakan adalah (r-1)(c-1) dan rc(n-1) dengan r=2, c=2, dan n=3. Sehingga diperoleh nilai kritis untuk statistik F1 untuk =0,05 yaitu: F0,05;1,8=5,32 sedangkan nilai kritis untuk statistik F1 untuk =0,01 yaitu: F0,01;1,8=11,26 Kriteria penolakan H0 untuk =0,05 adalah jika F1 > F0,05;1,8 Sedangkan Kriteria penolakan H0 untuk =0,01 adalah jika F1 > F0,01;1,8 Tabel Anava Dua Arah dengan Interaksi Sumber Keragaman Mean Baris Mean Kolom Interaksi Galat Total 6,75 36,75 44 0 ,5 Jumlah Kuadrat 18,75 Derajat Bebas 1 1 1 8 11 Kuadrat Tengah 835,5 823,5 36,75 5,5 F hitung 3,40 1,22 ,
d) Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel analisis variansi dua jalur di atas, diperoleh Fs sebagai berikut: 3,40 1,22 ,
Kesimpulan yang diperoleh dari masing-masing pengujian untuk statistik F1, F2, dan F3 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel F, nilai kritis untuk statistik F1 untuk =0,05 yaitu: F0,05;1,8=5,32 sedangkan nilai kritis untuk statistik F1 untuk =0,01 yaitu: F0,01;1,8=11,26. Dengan demikian, H0 diterima untuk kedua taraf pengujian karena F1 < F0,05;1,8 dan F1 < F0,01;1,8. Dengan kata lain, tidak ada
perbedaaan yang signifikan nilai tes antara pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan tabel F, nilai kritis untuk statistik F2 untuk =0,05 yaitu: F0,05;1,8=5,32 sedangkan nilai kritis untuk statistik F2 untuk =0,01 yaitu: F0,01;1,8=11,26. Dengan demikian, H0 diterima untuk kedua taraf pengujian karena F2 < F0,05;1,8 dan F2 < F0,05;1,8. Dengan kata lain, kemampuan antara siswa yang cerdas dengan siswa yang memiliki kemampuan standar sama. Berdasarkan tabel F, nilai kritis untuk statistik F3 untuk =0,05 yaitu: F0,05;1,8=5,32 sedangkan nilai kritis untuk statistik F3 untuk =0,01 yaitu: F0,01;1,8=11,26. Dengan demikian, H0 ditolak taraf pengujian =0,05 karena F3 > F0,05;1,8. Artinya, terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan siswa pada taraf kedua taraf pengujian pengujian =0,05. Sedangkan taraf pengujian =0,01, H0 diterima karena F3 < F0,05;1,8. Artinya, tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan siswa pada taraf kedua taraf pengujian pengujian =0,01.