= Koefisien korelasi
= jumlah skor item
= jumlah skor total (seluruh item)
= jumlah sampel
Selanjutnya dihitung dengan uji t dengan rumus:
Dimana :
t = Nilai
r = koefisien korelasi hasil
n = jumlah responden
Distribusi (tabel t) untuk 5 dan derajat kebebasan (dk = n-2)
Kriteria untuk pengambilan keputusan adalah :
.
.
2
2
.
2
2
1
2
Jika
>
<
>
<
Harga
Harga
KEPUTUSAN
Kategori
1 0,365 1,88 2.069 Tidak Valid Rendah
2 0,332 1,69 2.069 Tidak Valid Rendah
3 0,003 0,01 2.069 Tidak Valid Sangat Rendah
4 0,795 6,29 2.069 Valid Tinggi
5 0,635 3,94 2.069 Valid Tinggi
6 0,258 1,28 2.069 Tidak Valid Rendah
7 0,416 2,19 2.069 Valid Cukup Tinggi
8 0,610 3,69 2.069 Valid Tinggi
9 0,354 1,81 2.069 Tidak Valid Rendah
10 0,677 4,41 2.069 valid Tinggi
11 0,481 2,63 2.069 Valid Cukup Tinggi
12 0,080 0,38 2.069 Tidak Valid Sangat Rendah
13 0,474 2,58 2.069 Valid Cukup Tinggi
14 0,531 3,00 2.069 Valid Cukup Tinggi
15 0,551 3,16 2.069 Valid Cukup Tinggi
16 0,661 4,22 2.069 Valid Tinggi
17 0,741 5,30 2.069 Valid Tinggi
18 0,505 2,80 2.069 Valid Cukup Tinggi
19 0,343 1,75 2.069 Tidak Valid Rendah
20 0,578 3,39 2.069 Valid Cukup Tinggi
Instrumen tes yang telah dinyatakan valid, dipakai untuk uji reliabilitas lebih
lanjut, sedangkan instrumen tes yang tidak valid boleh dibuang atau diperbaiki
dan diuji kembali validitasnya. Oleh karena itu, instrumen tes yang dibuat harus
memenuhi ketercakupan variabel penelitian, bahkan dibuat harus melebihi kriteria
34
tersebut dalam rangka mengantisipasi adanya tes yang terbuang dan tidak terpakai
nantinya.
Berdasarkan hasil uji validitas terhadap angket self concept, diperoleh
bahwa soal yang dinyatakan valid sebanyak tiga belas item soal yaitu soal nomor
4, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, dan 18, sedangkan tujuh item soal lainnya
dinyatakan tidak valid. Jika item soal dinyatakan valid, artinya soal-soal tersebut
sudah dapat mengukur apa yang hendak diukur, sebaliknya jika item soal
dinyatakan tidak valid, artinya soal tersebut belum dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Meskipun demikian instrumen soal tetap perlu dilakukan uji
reabilitas secara empirik untuk melihat koefisien reabilitasnya. Item-item soal
yang dinyatakan tidak valid dapat diperbaiki atau dibuang. Hal ini disebabkan
validitas instrumen dipengaruhi oleh kondisi dan kemampuan objek yang akan
diteliti.
Berikut ini adalah item pernyataan angket self concept yang perlu diperbaiki
atau dibuang:
Item
No.
PERNYATAAN SS S N TS STS
1
Saya merasa kurang percaya diri saat
menghadapi pelajaran matematika
2
Saya mengabaikan tugas/ pekerjaan
rumah yang diberikan guru
matematika
3
Saya lebih mudah memahami
matematika melalui diskusi kelompok
6
Menurut saya soal-soal matematika
sangat mudah untuk diselesaikan
9
Saya suka mencari sumber belajar
matematika lainnya
12
Guru adalah satu-satunya sumber
belajar dalam belajar matematika
19
Saya senang jika guru tidak
mengoreksi tugas/pekerjaan rumah
yang diberikan Guru matematika
35
B. Validitas Instrumen Kemampuan Spasial
Berdasarkan hasil uji coba instrumen kemampuan spasial yang telah
dilakukan terhadap 25 siswa SMP Laboratorium UPI, hasil uji validitas instrumen
kemampuan spasial secara keseluruhan, yaitu
5643 dengan
396, artinya instrumen dapat dikatakan valid, dengan dengan tingkat validitas
sedang/cukup tinggi. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas per item soal tes
kemampuan spasial:
Item Soal No. 1 No. 2 No.3 No.4 No.5
0,396
Kesimpulan Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Kategori Cukup Tinggi Rendah Tinggi Tinggi
Hasil uji validitas per item soal tes kemampuan spasial yang diperoleh
adalah sebagai berikut: 4 soal dinyatakan valid, sedangkan 1 soal dinyatakan tidak
valid. Berdasarkan tabel hasil pengujian di atas, diperoleh bahwa soal yang
dinyatakan valid yaitu soal nomor 1, 2, 4, dan 5, sedangkan satu item soal lainnya
dinyatakan tidak valid. Jika item soal dinyatakan valid, artinya soal-soal tersebut
sudah dapat mengukur apa yang hendak diukur, sebaliknya jika item soal
dinyatakan tidak valid, artinya soal tersebut belum dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Dengan demikian, item soal yang dinyatakan tidak valid tidak
perlu dilakukan uji reliabilitas karena soal yang valid sudah tentu reliabel, tetapi
soal yang reliabel belum tentu valid. Meskipun demikian instrumen soal tetap
perlu dilakukan uji reabilitas secara empirik untuk melihat koefisien reabilitasnya.
Item-item soal yang dinyatakan tidak valid dapat diperbaiki atau dibuang. Hal ini
disebabkan validitas instrumen dipengaruhi oleh kondisi dan kemampuan objek
yang akan diteliti.
36
Item soal yang perlu diperbaiki adalah soal nomor 3, yaitu:
4.2 Reliabilitas Instrumen
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam
bahasa Inggris, berasal dari asal kata reliabel yang artinya dapat dipercaya.
Instrumen tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila
diteskan berkali-kali. Jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang
berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama atau ajeg
dalam kelompoknya. Uno, dkk. memberikan penekanan pada pengertian
reliabilitas sebagai konsistensi tes yaitu, seberapa konsisten skor tes dari satu
pengukuran ke pengukuran berikutnya. Reliabilitas merujuk pada
ketetapan/keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang diinginkan, artinya
kemampuan alat tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Keandalan adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian
alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes
dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
a) Gambar manakah yang merupakan jaring-jaring suatu bangun
ruang?
b) Bangun ruang apakah yang terbentuk?
(1
)
(2
)
(4
)
(5
)
(3
)
37
lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas
antar penilai).
Jadi jelas bahwa, reliabilitas diartikan dengan keajegan (konsistensi) bila
mana tes tersebut diuji berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes
yang pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi
yang signifikan. Derajat hubungan ini ditunjukkan dengan koefesien reliabilitas
yang bergerak dari 0 sampai dengan 1. Jika koefesiennya semakin mendekati 1
maka semakin reliabel dan sebaliknya. Umumnya para pakar memberikan standar
minimal koefesien reliabilitas sama atau lebih besar dari 0.6.
Dalam pendidikan, kegiatan pengukuran tentunya tidak berhubungan
dengan objek fisik seperti ukuran gedung, meja, tinggi badan, dan lain-lain.
Kegiatan pengukuran yang lebih sering dilakukan lebih bersifat non fisik, seperti
intelegensi, bakat dan minat, perilaku, persepsi siswa, atau hasil belajar siswa.
Dan untuk mengukur dimensi tersebut kita memerlukan instrumen tes yang benar-
benar reliabel karena item intrumen yang valid sudah tentu reliabel. Namun
reliabilitas instrumen yang sudah diketahui harus terlebih dahulu diuji secara
empiris, agar diketahui besarnya koefisien reliabilitas.
Berikut ini adalah hasil pengujian reabilitas terhadap instrumen self concept
dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu:
Dimana:
2
= variansi total skor
= proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
= 1 p
Nilai
dengan
dk= N-1, dan taraf signifikasi 5%, diperoleh
2
38
Sebagai patokan menginterprestasikan derajat reliabilitas digunakan kriteria
menurut Guilford (Suherman, 2003:139). Dalam hal ini
diartikan sebagai
koefisien reliabilitas. Kriteria tingkat reliabilitasnya adalah sebagai berikut:
Kriteria Reliabilitas
0,8
1 Sangat tinggi
0,6
>
<
0,39 1,27 0,47 0,56 0,58 0,33 1,04 0,50 0,72 0,67 0,76 0,89 0,46 0,76 0,83 0,84 0,54 0,46 0,58 0,69 57,14
13,4
57,1
0,798
41
B. Reliabilitas Instrumen Kemampuan Spasial
Hasil uji reabilitas instrumen kemampuan spasial secara keseluruhan, yaitu