Presentasi Dispepsia
Presentasi Dispepsia
Anamnesis
Identitas pasien
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat minum obat Ada tanda alarm?
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Perkusi Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah
Barium enema
Endoskopi Radiologi
OMD (oesophagus maag duodenum) dengan kontras ganda, serologi Helicobacter pylori, dan urea breath test
Differential Diagnosis
1.
Dispepsia Fungsional Menurut Rome III Nyeri epigastrik, cepat kenyang, rasa penuh dan rasa terbakar di epigastrium.
Klasifikasi dispepsia fungsional : Dispepsia tipe ulkus, keluhan nyeri epigastrium dominan Dispepsia tipe dismotilitas, keluhan kembung dan mual lebih dominan Dispepsia tipe non spesifik
2. Dispepsia Organik Dispepsia yang telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya
Gastritis
Proses inflamasi pada mukosa dan submukosa
lambung Infeksi kuman Helicobacter pylori dan OAINS merupakan kausa gastritis yang sangat penting.
Ulkus Peptik
Defek berukuran diatas 5mm, kedalaman
mencapai lapisan submukosa Dipegaruhi oleh : - Faktor Agresif Paling utama adalah H. Pylori dan OAINS - Faktor Defensif Preepitel, epitel dan subepitel
Working Diagnosis
Dispepsia Organik
Dispepsia Organik
1.
Etiologi Gangguan penyakit dalam lumen saluran cerna Obat-obatan Penyakit pada hati, pankreas, maupun pada sistem bilier Penyakit sistemik
2. Epidemiologi
Dispepsia terjadi pada hampir 25% (dengan rentang 13%-40%) populasi tiap tahun tetapi tidak semua pasien yang terkena dispepsia akan mencari pengobatan medis
3. Patofisiologi
- Perubahan pola makan yang tidak teratur
akan kosong - Kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dindingdinding lambung
4. Manifestasi Klinik
Nyeri perut
5. Penatalaksaan
Antasid 20-150 ml/hari
Menetralisir asam lambung Antikolinergik Antagonis reseptor H2 Simetidin, roksatidin Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI) Omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol.
6. Pencegahan
Pola makan yang normal dan teratur
1. Epidemiologi
Sekitar 30% penduduk dunia menderita anemia defisiensi besi dan >50% kasus mengenai bayi, anak sekolah, ibu hamil dan menyusui
2. Etiologi
Perdarahan kronik
kehamilan Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan, laktasi Absorpsi yang menurun Hemoglobinuria Penyimpanan besi yang berkurang seperti pada hemosiderosis paru.
3. Patofisiologi
Habisnya simpanan zat besi berkurangnya kejenuhan transferin berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Hb
4. Manifestasi Klinik
Pucat
atrofi papil lidah) Perdarahan dan eksudat pada retina bisa terlihat pada anemia berat (Hb 5 gram% atau kurang) Gejala Plummer-Vinson yaitu sukar menelan (disfagia) merupakan gejala yang khas pada anemia defisiensi besi menahun.
5. Penatalaksaan
Pemberian preparat besi oral
- Dewasa : 120mg/hari - Anak : 3 mg/kgBB/hari Pemberian preparat besi parental - Bila di anggap perlu - Dosis :BB (kg) kadar Hb yang diinginkan (g/dl ) 2,5 Transfusi darah - Pada keadaan anemia yang sangat berat
Terima Kasih