Anda di halaman 1dari 25

KEPEMIMPINAN DALAM PENYUSUNAN PROGRAM PENDIDIKAN ILMU KEDOKTERAN JIWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Warih Andan Puspitosari

Perubahan sistem kesehatan jiwa di Indonesia

Aspek kepemimpinan menjadi keterampilan mutlak diperlukan

Kebutuhan : Tersusunnya program yang baik Kemampuan advokasi ke berbagai pihak Sistem monitoring dan evaluasi yang jelas dan terukur

PENYUSUNAN PROGRAM

30% pasien layanan primer gangguan jiwa 69% dengan keluhan fisik (WHO Report, 2001)

Sering tidak terdiagnosis tidak mendapatkan intervensi yang adekuat Kekurangsiapan dokter umum dalam pelayanan kesehatan jiwa di tingkat primer

Perlunya revisi kegiatan mahasiswa di tingkat profesi pada pelayanan keswa di pelayanan primer dan komunitas

1. Di tingkat pre klinik : materi keswa kurang diprioritaskan 2. Di tingkat Profesi : rotasi di RSJ

TUJUAN UMUM :
Menghasilkan dokter umum yang dapat berperan serta secara aktif dalam upaya kesehatan jiwa masyarakat

Analisis Pemangku Kepentingan


High support Medium support Low support Non mobilized Low opposite Medium opposite High opposit e

Rektor
Dekan Pembantu Dekan Bidang Pendidikan Profesi Kepala Bagian Ilmu Kedok teran Jiwa Dinas Kesehatan Wakil Rektor Bidang Akademik

Dosen pembimbing
RSJ

Puskesmas jejaring

Pemkab Bantul

Maha siswa

High power

Medium power

Low power

Input

Staf Pengajar/Pembimbing Staf Puskesmas Modul mahasiswa tingkat profesi Ilmu Kedokteran Jiwa Buku Kegiatan (Log Book) mahasiswa tingkat profesi Ilmu Kedokteran Jiwa Dana : Anggaran Mahasiswa Tingkat Profesi FK UMY

OUTPUT

Daftar hadir mahasiswa Laporan hasil skreening gangguan jiwa pada pengunjung Puskesmas Media edukasi pada keluarga gangguan jiwa di komunitas (leaflet, poster, dll) Laporan home visite dan edukasi keluarga Lembar evaluasi (Student Report) BST, Presentasi kasus, Refleksi kasus, dll Lembar evaluasi program

OUTCOME

Pengetahuan, sikap dan ketrampilan mahasiswa tingkat profesi dengan program ke Puskesmas lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa tingkat profesi yang tidak ada kegiatan ke Puskesmas terhadap masalah kesehatan jiwa di pelayanan kesehatan jiwa tingkat primer dan komunitas

IMPACT

Dokter Umum memiliki kemampuan dalam pelayanan kesehatan jiwa di tingkat primer Puskesmas sangat terbantu dalam pelaksanaan dan pengembangan pelayanan kesehatan jiwa Masyarakat mendapat pelayanan kesehatan jiwa dengan optimal

PELAKSANAAN

PERSIAPAN Advokasi Stake Holder Pembuatan Modul Pembuatan Buku Kegiatan (Log Book) Instrumen untuk screening Gangguan jiwa di pelayanan primer Pembuatan kuestioner untuk evaluasi mahasiswa tingkat profesi dalam pelayanan kesehatan jiwa komunitas Menyediakan Referensi Instrumen penilaian
Catatan : 1. FK UMY sudah memiliki MOU dengan Dinkes dan Pemkab Bantul sebagai lahan pembelajaran mahasiswa profesi 2. Sekitar 20 Puskesmas di Kabupaten Bantul telah mendapatkan pelatihan CMHN

Puskesmas yang digunakan adalah puskesmas yang sudah pernah mendampatkan pelatihan CMHN untuk dokter dan perawatnya. 2. Diawali dengan workshop antara pihak Puskesmas dan Bagian Psikiatri di FK 3. Penyegaran rutin materi-materi keswa bagi dokter dan perawat Puskesmas 4. Kerjasama antara Puskesmas dan FK (berkolaborasi dengan prodi PSIK) dalam program-program keswa di komunitas (DSSJ, SHG) sebagai sarana belajar dokter
1.

Pembekalan mahasiswa (Penjelasan study guide dan buku kegiatan) yang sudah dilakukan inovasi Minggu 1-3 : Stase di RSJ dan RSU (dilaksanakan seperti sebelum revisi) dibimbing oleh pembimbing RS Minggu 4-5 : Stase di pelayanan primer (Puskesmas dan komunitas) dibimbing oleh pembimbing dari Fakultas

Aktivitas
- Waktu rotasi : 5 minggu - Tempat : RSJ Magelang dan Grasia Puskesmas di kab Bantul Bed Side Teaching : 3 kali Case Reflection : 1 kali Case Report Session : 1 kali Scientific Science Session : 1 kali Resource Person Session : 4 kali Mini Clinical Examination : 2 kali

KEGIATAN DI PELAYANAN PRIMER

Melakukan edukasi masalah kesehatan jiwa kepada kelompok masyarakat. Posyandu Puskesmas Sekolah Panti Wreda Pertemuan-pertemuan warga Tiap mahasiswa wajib melakukan 1 kali dengan membuat media edukasi Materi disesuaikan dengan sasaran pemberian edukasi dengan bimbingan perseptor
1.

KEGIATAN

2.

Melakukan skrening gangguan mental emosional pada pasien-pasien yang berkunjung ke Puskesmas. Menggunakan kuestioner PHQ9 dan GAD7yang telah diterjemahkan Tiap mahasiswa wajib melakukan skrening pada minimal 5 pasien di Balai Pengobatan, dilaporkan dalam lembar skrening pasien

KEGIATAN

3.

Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan mental emosional di Puskesmas dengan bimbingan Pasien hasil skrening yang mengalami gangguan mental emosional, dikelola oleh dokter muda di bawah bimbingan pembimbing /dokter Puskesmas yang telah dilatih. Dilakukan konseling pada pasien tersebut dalam ruang khusus konseling

KEGIATAN

4.

Ikut serta dalam salah satu kegiatan kesehatan jiwa di komunitas. Pelatihan atau pendampingan kader dalam DSSJ Fasilitator dalam Self Help Group (kelompok swabantu)

Catatan : Berkolaborasi dengan prodi PSIK

KEGIATAN

5.

Melakukan home visit pada penderita gangguan jiwa dan melakukan edukasi keluarga Tiap mahasiswa wajib melakukan homevisit minimal pada 1 kasus

Belum bisa dilakukan analisis kuantitatif untuk menilai efektifitas kegiatan ini bagi dokter muda. Namun dokter muda menyampaikan kesan yang baik saat menceritakan pengalamannya seusai ujian akhir. Mereka mendapatkan kasus-kasus yang tidak pernah mereka dapatkan ketika stase di RSJ dan RSU Masyarakat dan kader menyatakan ketertarikannya pada masalah keswa setelah mengetahui bahwa masalah keswa sangat luas Sebagian besar pasien memberikan sambutan yang sangat baik dengan kegiatan konseling yang dilaksanakan dokter muda dalam bimbingan

HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN

1.
2. 3. 4. 5.

Jiwa bukan sebagai program prioritas di Puskesmas Keraguan beberapa staf Psikiater terhadap kesiapan Puskesmas Kesiapan semua unsur di Puskesmas dalam masalah keswa Jumlah Perceptor Spesialis dari FK yang dapat mendampingi dokter muda di Puskesmas Peran Serta Masyarakat dalam masalah keswa

HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN

Hambatan-hambatan tersebut :

Bertahap dalam melaksanakan kegiatan ini Dan terus melakukan persiapan/perbaikan Tim pelatih dalam senantiasa membimbing dan melakukan monitoring evaluasi dalam pelaksanaan program kami

SIMPULAN

Pelatihan Kepemimpinan untuk Pembangunan Sistem Kesehatan Jiwa Indonesia yang diadakan oleh Gugus Tugas Nasional Pembangunan Sistem Kesehatan Jiwa di Indonesia mendukung pelaksanaan program kepaniteraan ilmu kedokteran jiwa di pelayanan primer Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai