Anda di halaman 1dari 2

Aksi "Bunuh Diri" Warnai Demo PKL Pasar Gembrong

Jumat, 13 September 2013 | 16:53 WIB Aksi demo para pedagang Pasar Gembrong, Jakarta Timur, Jumat (13/9/2013). | Wartakotalive.com/Mohamad Yusuf JAKARTA, KOMPAS.com Demo puluhan pedagang kaki lima (PKL) Pasar Gembrong, di Jalan Basuki Rahmat, Cipinang Besar Utara, Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (13/9/2013) siang, diwarnai aksi "bunuh diri". Seorang pedagang menjerat lehernya dengan menggunakan seutas tali rafia berwarna hijau. Pria itu mengaku stres lantaran tak bisa memenuhi kebutuhan anak istrinya lantaran tak bisa berjualan lagi. Aksi tersebut merupakan salah satu aksi teatrikal yang dilakukan oleh sejumlah pedagang yang menuntut agar pemerintah kota membolehkan mereka untuk kembali berjualan di kawasan trotoar Jalan Basuki Rahmat. Puluhan pedagang yang juga merupakan warga asli sekitar menggelar demo dengan melakukan jalan kaki di sepanjang badan jalan, di mana biasanya mereka mendirikan lapak dagangannya. Setibanya di Jembatan Kali Cipinang, mereka berhenti dan melakukan aksi demo di atas jembatan tersebut. Di tengah-tengah kerumunan pendemo, salah satu pedagang mendirikan lapak dagangannya. Namun, pedagang tersebut segera ditertibkan oleh sejumlah petugas Satpol PP dan diminta untuk pindah ke dalam Pasar Gembrong Cipinang Besar milik PD Pasar Jaya. "Kami berjanji akan menata pasar agar tidak macet dan tidak memakan jalan. Kami minta tolong pahami dulu pedagang di sini baru ambil kebijakan. Kami minta diskusi, saya harap Jokowi mendengarkan kami," kata Bruri (46), Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Pasar Gembrong (PPKLPG), dalam aksi tersebut. Aksi tersebut berlangsung selama satu jam sejak pukul 13.30. Aksi berlangsung damai. Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/09/13/1653370/Aksi.Bunuh.Diri.Warnai.Demo.PKL. Pasar.Gembrong diakses pukul 18.16 WIB. Berita diatas mengabarkan tentang aksi demo para PKL Pasar Gembrong yang diwujudkan dalam suatu drama teatrikal. Di dalam drama teatrikal tersebut menggambarkan tentang seorang pedagang yang bunuh diri karena stress tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Penertiban PKL memang seperti sebuah pisau yang bermata dua. Di satu sisi Pemkot DKI ingin mentertibkan PKL agar tidak terjadi kemacetan di jalan dan juga memperindah penampilan kota, namun disisi lain hal ini juga akan merenggut mata pencaharian banyak orang. Menurut saya seharusnya pemerintah sebelum melakukan penggusuran

mengadakan terlebih dahulu sosialisas, namun selain sosialisasi itu pemerintfah juga harus sudah mempersiapkan lokasi baru untuk PKL berjualan yang tentunya telah dipertimbangkan tentang nilai kestrategisannya untuk berdagang. Sehingga perelokasian PKL dapat terjadi tanpa menimbulkan kerugian kepada semua pihak yag terkait.

Anda mungkin juga menyukai