Anda di halaman 1dari 38

DYSPEPSIA

Gilang Kukuh Megantoro 08310131

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

DEFINISI
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys-), berarti sulit, dan (Pepse),berarti pencernaan (N.Talley, et al., 2005). Sindroma yang terdiri dari keluhan-keluhan yang disebabkan karena kelainan traktus digestivus bagian proksimal yang dapat berupa mual atau muntah, kembung, dysphagia, rasa penuh, nyeri epigastrium atau nyeri retrosternal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Dengan demikian dispepsia merupakan suatu sindrom klinik yang bersifat kronik.

KLASIFIKASI
DYSPEPSIA

ORGANIK

FUNGSIONAL

ULKUS

GERD

LIKE ULCER

DISMOTILITAS NON SPESIFIK

MANIFESTASI KLINIS
Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (like ulcer dyspepsia), dengan gejala:
Nyeri epigastrium terlokalisasi Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid Nyeri saat lapar Nyeri episodik

Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia), dengan gejala:


Mudah kenyang Perut cepat terasa penuh saat makan Mual Muntah Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas) Rasa tak nyaman bertambah saat makan

Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas)

ETIOLOGI
Obat-obatan
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), Antibiotik (makrolides, metronidazole), Digitalis, Estrogen, Etanol (alkohol), Kortikosteroid, Levodopa, Niacin, Gemfibrozil, Narkotik, Quinidine, Theophiline.8-10

Idiosinkrasi makanan (intoleransi makanan)


Alergi susu sapi, putih telur, kacang, makanan laut, beberapa jenis produk kedelai dan beberapa jenis buah-buahan Non-alergi
Produk alam : laktosa, sucrosa, galactosa, gluten, kafein. Bahan kimia : monosodium glutamate (vetsin), asam benzoat, nitrit, nitrat.

Kelainan struktural
Penyakit oesophagus
Refluks gastroesofageal dengan atau tanpa hernia Akhalasia Obstruksi esophagus

Penyakit gaster dan duodenum


Gastritis erosif dan hemorhagik; sering disebabkan oleh OAINS dan sakit keras (stres fisik) seperti luka bakar, sepsis, pembedahan, trauma, shock Ulkus gaster dan duodenum Karsinoma gaster

Penyakit saluran empedu


Kholelitiasis dan Kholedokolitiasis Kholesistitis

Penyakit pankreas
Pankreatitis Karsinoma pankreas

Penyakit metabolik / sistemik


Tuberculosis Gagal ginjal Hepatitis, sirosis hepatis, tumor hepar Diabetes melitius Hipertiroid, hipotiroid, hiperparatiroid Ketidakseimbangan elektrolit Penyakit jantung kongestif

ANATOMI LAMBUNG

PATOFISIOLOGI
Abnormalitas Motorik Gaster Perubahan sensifitas gaster Stres dan faktor psikososial Helicobacter pylori

DIAGNOSIS
Anamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Kriteria Diagnostik Dispepsia Fungsional berdasarkan Kriteria Rome III yaitu:


berasa terganggu setelah makan cepat kenyang nyeri epigastrik panas/ rasa terbakar di epigastrik

Terbukti tidak ada penyakit struktural termasuk endoskopi proksimal yang dapat menjelaskan penyebab terjadinya gejala klinis tersebut. Kriteria haruslah terjadi dalam masa 3 bulan terakhir dengan onset gejala klinis sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum diagnosis.3

DIAGNOSIS BANDING
Dispepsia non ulkus Gastro-oesophageal reflux disease. Ulkus peptikum. Obat-obatan: obat anti inflamasi non-steroid, antibiotik, besi, suplemen kalium, digoxin. Malabsorbsi Karbohidrat (lactose, fructose, sorbitol). Cholelithiasis or choledocholithiasis. Pankreatitis Kronik. Penyakit sistemik (diabetes, thyroid, parathyroid, hypoadrenalism, connective tissue disease). Parasit intestinal. Keganasan abdomen (terutama kanser pancreas dan gastrik).

PENATALAKSANAAN
Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu:
Antasid Antikolinergik Antagonis reseptor H2 Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor=PPI) Sitoprotektif Golongan prokinetik Antibiotik untuk infeksi Helicobacter pylori

PROGNOSIS
Statistik menunjukkan sebanyak 20% pasien dispepsia mempunyai ulkus peptikum, 20% mengidap Irritable Bowel Syndrome, kurang daripada 1% pasien terkena kanker, dan dispepsia fungsional dan dyspepsia non ulkus adalah 5-40%.17

LAPORAN KASUS

STATUS PASIEN
Nama Tanggal lahir Umur Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Status Agama Tanggal masuk Tanggal keluar : Nina Sri Rahayu : 20 Agustus 1981 : 32 tahun : Perempuan : Jl. Bahagia Gg. Sederhana, Medan : Karyawan Swasta : Menikah : Islam : 28 November 2013 : 4 Desember 2013

Anamnesa
Keluhan Utama : BAB Mencret Deskripsi : Os datang ke RSU Prof. Dr. Boloni pada tanggal 28 November 2013 pukul 20.50 WIB dengan keluhan utama BAB mencret sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, mencret sebanyak 4x sehari, konsitensi cair, air lebih banyak dari ampas, adanya lendir dan darah disangkal oleh os. Os menyangkal adanyanya kembung. Os juga mengeluhkan adanya mual dan muntah, muntah sebanyak 1 gelas belimbing, muntah berisi makanan yang dimakan oleh os. Os juga mengeluh adanya nyeri ulu hati dan terasa panas di sekitar dada. Os juga merasa pusing dan badan terasa lemas. Os mengaku mengalami keluhan seperti ini sejak 1 tahun terakhir. Os menyangkal adanya demam. Nafsu makan normal, BAK normal. RPT : RPO : -

Deskripsi umum
Kesan Sakit : Sedang Gizi BB : 48 Kg, TB : 155 Cm IMT = BB (kg)/TB(m) = 48/(1,55) kg/ m = 20 kg/m2 Kesan: Normoweight Vital Sign :
Kesadaran Tekanan darah Nadi Pernafasan
: Compos mentis : 110/70 mmHg

: 80 x/menit : 20 x/menit
: 36,8C

Temperatur

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Mata Hidung Mulut Telinga : Bentuk normochepali,rambut warna hitam,tidak mudah dicabut,tidak ada luka : Konjungtiva anemis(-/-), sklera anikterik, pupil isokor D=S, reflek cahaya (+/+) : Tidak ada septum deviasi, sekret tidak ada : Tidak ada kelainan : Tidak ada tanda-tanda peradangan, serumen, tidak ada nyeri tekan tragus : Dalam batas normal

Leher

Thorax
Paru-paru anterior
Inspeksi Palpasai Perkusi Auskltasi : simetris fusiform : SF sinistra = dextra : Sonor di kedua lapang paru :

SP : Vesikuler di seluruh lapang paru dextra dan sinistra. ST : Tidak ditemukan suara napas tambahan.

Paru-paru posterior
Inspeksi Palpasai Perkusi Auskltasi : simetris fusiform : SF sinistra = dextra : Sonor di kedua lapang paru :

SP : Vesikuler di seluruh lapang paru dextra dan sinistra. ST : Tidak ditemukan suara napas tambahan.

JANTUNG
Inspeksi Palapasi Perkusi : Ictus cordis tidak terlihat : Ictus cordis tidak teraba : Batas Jantung Relatif
Atas : ICR III Linea Midclavicula Sinistra Kanan : ICR IV Linea Sternalis Dextra Kiri : ICR VI 1 cm lateral Linea Midclavicula Sinistra

Auskultasi : BJ I dan BJ II normal


M1>M2, A2>A1, P2>P1, A2>P2 ST : desah (-), gallop (-).

ABDOMEN
Inspeksi: Simetris, tidak membesar, distensi(-) Palpasi : Soepel, Nyeri tekan epigastrium (+)
Hepar : Tidak teraba pembesaran Lien : Tidak teraba pembesaran Ren : Ballotemen = tidak teraba pembesaran

Perkusi : Tympani Auskultasi: Peristaltik (+) meningkat

EKSTREMITAS:
Superior: edema (-)/ (-), clubbing finger (-) Inferior : edema (-)/ (-), clubbing finger (-)

ALAT KELAMIN:
Tidak dilakukan pemeriksaan

REKTUM
Tidak dilakukan pemeriksaan

NEUROLOGI:
Refleks Fisiologis (+) Normal Refleks Patologis (-)

BICARA
Normal

DIAGNOSA BANDING
GE + Dyspepsia tipe non spesifik GE + Dyspepsia tipe Dismotilitas GE + Dyspepsia tipe Like ulcer DIAGNOSA KERJA
GE + Dyspepsia tipe non spesifik

TERAPI
Bed rest Diet MII IVFD RL 20 gtt/I Inj. Ottozole (Pantoprazole) 1flc/12 jam Inpepsa Syr (Sucralfate) 3 x CI Gerdilium (Domperidone) 3 x 1 Sysmuco (Rebamipide) 3 x 1

Rencana Penjajakan
Darah rutin KGD Feses rutin Endoskopi

Prognosa
Ad Vitam Ad Functionam Ad Sanactionam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

Follow up hari pertama 29 November 2013 (ruangan)


S
BAB mencret (+), frekuensi 3x, air > ampas, lendir (-), darah (-),demam (-), mual (),muntah (-), Nyeri ulu hati (+) BAK(+)N.

O
Sens: CM TD: 100/60 mmHg HR: 80x/i RR: 20 x/i T : 36,7 C

A
GE + Dyspepsia non spesifik

P
-Bed rest -Diet MII -IVFD RL 20 gtt/i

Darah rutin:
Hb: 11,8 g/dl Leukosit: 7.300 /mm3 Ht: 35,6 % Trombosit: 217.000 /mm3

-Inj. Ottozole (Pantoprazole) 1fls/12 jam


- Inpepsa Syr 3 x CI -Gerdilium 3 x 1 -Sysmuco 3 x 1

Metabolisme Karbohidrat
KGD ad random : 92

Follow up hari kedua 30 November 2013 (ruangan)


S
BAB mencret (+), frekuensi 2x, air > ampas, lendir (-), darah (-),demam (-), mual (),muntah (-), Nyeri ulu hati (+) BAK(+)N. - Inpepsa Syr 3 x CI -Gerdilium 3 x 1 -Sysmuco 3 x 1

O
Sens: CM TD: 110/70 mmHg HR: 78x/i RR: 20 x/i T : 36,8 C

A
GE + Dyspepsia non spesifik

P
-Bed rest -Diet MII -IVFD RL 20 gtt/i

-Inj. Ottozole (Pantoprazole) 1fls/12 jam

Follow up hari ketiga 1 Desember 2013 (ruangan)


S BAB mencret (-), darah (-),demam (-), mual (-),muntah (-), Nyeri ulu hati (+) BAK(+)N. O Sens: CM TD: 100/60 mmHg HR: 80 x/i RR: 20 x/i T : 36,5 C A
GE + Dyspepsia non spesifik

P
-Bed rest -Diet MII -IVFD RL 20 gtt/i

-Inj. Ottozole (Pantoprazole) 1fls/12 jam


- Inpepsa Syr 3 x CI -Gerdilium 3 x 1 -Sysmuco 3 x 1

Follow up hari keempat 2 Desember 2013 (ruangan)


S BAB mencret (-), darah (-),demam (-), mual (-),muntah (-), Nyeri ulu hati (+) BAK(+)N. O Sens: CM TD: 110/60 mmHg HR: 74 x/i RR: 20 x/i T : 36,9 C A
GE + Dyspepsia non spesifik

P -Bed rest -Diet MII -IVFD RL 20 gtt/i -Omeprazole 2 x 1 - Inpepsa Syr 3 x CI -Gerdilium 3 x 1 -Sysmuco 3 x 1

Follow up hari keenam 4 Desember 2013 (ruangan)


S BAB mencret (-), mules (-), demam (-), mual (-),muntah (-), Nyeri ulu hati (-) BAK(+)N. O Sens: CM TD: 100/70 mmHg HR: 84 x/i RR: 20 x/i T : 36,3 C A
GE + Dyspepsia non spesifik

P -Bed rest -Diet MII -Omeprazole 2 x 1 - Inpepsa Syr 3 x CI -Gerdilium 3 x 1 -Sysmuco 3 x 1 - PBJ

Follow up hari kelima 3 Desember 2013 (ruangan)


S BAB mencret (-), mules (+), demam (-), mual (-),muntah (-), Nyeri ulu hati (-) BAK(+)N. O Sens: CM TD: 110/60mmHg HR: 76 x/i RR: 20 x/i T : 36,8C A
GE + Dyspepsia non spesifik

P -Bed rest -Diet MII -Three way terpasang - Omeprazole 2 x 1 - Inpepsa Syr 3 x CI -Gerdilium 3 x 1 -Sysmuco 3 x 1

DISKUSI
Teori Dispepsia terbagi dua, yaitu : Diskusi Pada kasus ini pasien dengan diagnosa Dyspepsia non 1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik, yaitu tipe non-spesifik dan gejalanya tidak sesuai organik sebagai penyebabnya. 2. Dispepsia non organik atau dispepsia fungsional. a. Dispepsia mirip dismotilitas bila gejala dominan adalah kembung, mual, cepat kenyang. b. Dispepsia mirip ulkus bila gejala yang dominan adalah nyeri ulu hati. c. Dispepsia non-spesifik yaitu bila gejalanya tidak sesuai dengan dispepsia mirip ulkus maupun dispepsia mirip dismotilitis.

dengan dispepsia mirip ulkus maupun dispepsia mirip


dismotilitis.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai