DEFINISI
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys-), berarti sulit, dan (Pepse),berarti pencernaan (N.Talley, et al., 2005). Sindroma yang terdiri dari keluhan-keluhan yang disebabkan karena kelainan traktus digestivus bagian proksimal yang dapat berupa mual atau muntah, kembung, dysphagia, rasa penuh, nyeri epigastrium atau nyeri retrosternal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Dengan demikian dispepsia merupakan suatu sindrom klinik yang bersifat kronik.
KLASIFIKASI
DYSPEPSIA
ORGANIK
FUNGSIONAL
ULKUS
GERD
LIKE ULCER
MANIFESTASI KLINIS
Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (like ulcer dyspepsia), dengan gejala:
Nyeri epigastrium terlokalisasi Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid Nyeri saat lapar Nyeri episodik
ETIOLOGI
Obat-obatan
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), Antibiotik (makrolides, metronidazole), Digitalis, Estrogen, Etanol (alkohol), Kortikosteroid, Levodopa, Niacin, Gemfibrozil, Narkotik, Quinidine, Theophiline.8-10
Kelainan struktural
Penyakit oesophagus
Refluks gastroesofageal dengan atau tanpa hernia Akhalasia Obstruksi esophagus
Penyakit pankreas
Pankreatitis Karsinoma pankreas
ANATOMI LAMBUNG
PATOFISIOLOGI
Abnormalitas Motorik Gaster Perubahan sensifitas gaster Stres dan faktor psikososial Helicobacter pylori
DIAGNOSIS
Anamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Terbukti tidak ada penyakit struktural termasuk endoskopi proksimal yang dapat menjelaskan penyebab terjadinya gejala klinis tersebut. Kriteria haruslah terjadi dalam masa 3 bulan terakhir dengan onset gejala klinis sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum diagnosis.3
DIAGNOSIS BANDING
Dispepsia non ulkus Gastro-oesophageal reflux disease. Ulkus peptikum. Obat-obatan: obat anti inflamasi non-steroid, antibiotik, besi, suplemen kalium, digoxin. Malabsorbsi Karbohidrat (lactose, fructose, sorbitol). Cholelithiasis or choledocholithiasis. Pankreatitis Kronik. Penyakit sistemik (diabetes, thyroid, parathyroid, hypoadrenalism, connective tissue disease). Parasit intestinal. Keganasan abdomen (terutama kanser pancreas dan gastrik).
PENATALAKSANAAN
Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu:
Antasid Antikolinergik Antagonis reseptor H2 Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor=PPI) Sitoprotektif Golongan prokinetik Antibiotik untuk infeksi Helicobacter pylori
PROGNOSIS
Statistik menunjukkan sebanyak 20% pasien dispepsia mempunyai ulkus peptikum, 20% mengidap Irritable Bowel Syndrome, kurang daripada 1% pasien terkena kanker, dan dispepsia fungsional dan dyspepsia non ulkus adalah 5-40%.17
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
Nama Tanggal lahir Umur Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Status Agama Tanggal masuk Tanggal keluar : Nina Sri Rahayu : 20 Agustus 1981 : 32 tahun : Perempuan : Jl. Bahagia Gg. Sederhana, Medan : Karyawan Swasta : Menikah : Islam : 28 November 2013 : 4 Desember 2013
Anamnesa
Keluhan Utama : BAB Mencret Deskripsi : Os datang ke RSU Prof. Dr. Boloni pada tanggal 28 November 2013 pukul 20.50 WIB dengan keluhan utama BAB mencret sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, mencret sebanyak 4x sehari, konsitensi cair, air lebih banyak dari ampas, adanya lendir dan darah disangkal oleh os. Os menyangkal adanyanya kembung. Os juga mengeluhkan adanya mual dan muntah, muntah sebanyak 1 gelas belimbing, muntah berisi makanan yang dimakan oleh os. Os juga mengeluh adanya nyeri ulu hati dan terasa panas di sekitar dada. Os juga merasa pusing dan badan terasa lemas. Os mengaku mengalami keluhan seperti ini sejak 1 tahun terakhir. Os menyangkal adanya demam. Nafsu makan normal, BAK normal. RPT : RPO : -
Deskripsi umum
Kesan Sakit : Sedang Gizi BB : 48 Kg, TB : 155 Cm IMT = BB (kg)/TB(m) = 48/(1,55) kg/ m = 20 kg/m2 Kesan: Normoweight Vital Sign :
Kesadaran Tekanan darah Nadi Pernafasan
: Compos mentis : 110/70 mmHg
: 80 x/menit : 20 x/menit
: 36,8C
Temperatur
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Mata Hidung Mulut Telinga : Bentuk normochepali,rambut warna hitam,tidak mudah dicabut,tidak ada luka : Konjungtiva anemis(-/-), sklera anikterik, pupil isokor D=S, reflek cahaya (+/+) : Tidak ada septum deviasi, sekret tidak ada : Tidak ada kelainan : Tidak ada tanda-tanda peradangan, serumen, tidak ada nyeri tekan tragus : Dalam batas normal
Leher
Thorax
Paru-paru anterior
Inspeksi Palpasai Perkusi Auskltasi : simetris fusiform : SF sinistra = dextra : Sonor di kedua lapang paru :
SP : Vesikuler di seluruh lapang paru dextra dan sinistra. ST : Tidak ditemukan suara napas tambahan.
Paru-paru posterior
Inspeksi Palpasai Perkusi Auskltasi : simetris fusiform : SF sinistra = dextra : Sonor di kedua lapang paru :
SP : Vesikuler di seluruh lapang paru dextra dan sinistra. ST : Tidak ditemukan suara napas tambahan.
JANTUNG
Inspeksi Palapasi Perkusi : Ictus cordis tidak terlihat : Ictus cordis tidak teraba : Batas Jantung Relatif
Atas : ICR III Linea Midclavicula Sinistra Kanan : ICR IV Linea Sternalis Dextra Kiri : ICR VI 1 cm lateral Linea Midclavicula Sinistra
ABDOMEN
Inspeksi: Simetris, tidak membesar, distensi(-) Palpasi : Soepel, Nyeri tekan epigastrium (+)
Hepar : Tidak teraba pembesaran Lien : Tidak teraba pembesaran Ren : Ballotemen = tidak teraba pembesaran
EKSTREMITAS:
Superior: edema (-)/ (-), clubbing finger (-) Inferior : edema (-)/ (-), clubbing finger (-)
ALAT KELAMIN:
Tidak dilakukan pemeriksaan
REKTUM
Tidak dilakukan pemeriksaan
NEUROLOGI:
Refleks Fisiologis (+) Normal Refleks Patologis (-)
BICARA
Normal
DIAGNOSA BANDING
GE + Dyspepsia tipe non spesifik GE + Dyspepsia tipe Dismotilitas GE + Dyspepsia tipe Like ulcer DIAGNOSA KERJA
GE + Dyspepsia tipe non spesifik
TERAPI
Bed rest Diet MII IVFD RL 20 gtt/I Inj. Ottozole (Pantoprazole) 1flc/12 jam Inpepsa Syr (Sucralfate) 3 x CI Gerdilium (Domperidone) 3 x 1 Sysmuco (Rebamipide) 3 x 1
Rencana Penjajakan
Darah rutin KGD Feses rutin Endoskopi
Prognosa
Ad Vitam Ad Functionam Ad Sanactionam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam
O
Sens: CM TD: 100/60 mmHg HR: 80x/i RR: 20 x/i T : 36,7 C
A
GE + Dyspepsia non spesifik
P
-Bed rest -Diet MII -IVFD RL 20 gtt/i
Darah rutin:
Hb: 11,8 g/dl Leukosit: 7.300 /mm3 Ht: 35,6 % Trombosit: 217.000 /mm3
Metabolisme Karbohidrat
KGD ad random : 92
O
Sens: CM TD: 110/70 mmHg HR: 78x/i RR: 20 x/i T : 36,8 C
A
GE + Dyspepsia non spesifik
P
-Bed rest -Diet MII -IVFD RL 20 gtt/i
P
-Bed rest -Diet MII -IVFD RL 20 gtt/i
P -Bed rest -Diet MII -IVFD RL 20 gtt/i -Omeprazole 2 x 1 - Inpepsa Syr 3 x CI -Gerdilium 3 x 1 -Sysmuco 3 x 1
P -Bed rest -Diet MII -Omeprazole 2 x 1 - Inpepsa Syr 3 x CI -Gerdilium 3 x 1 -Sysmuco 3 x 1 - PBJ
P -Bed rest -Diet MII -Three way terpasang - Omeprazole 2 x 1 - Inpepsa Syr 3 x CI -Gerdilium 3 x 1 -Sysmuco 3 x 1
DISKUSI
Teori Dispepsia terbagi dua, yaitu : Diskusi Pada kasus ini pasien dengan diagnosa Dyspepsia non 1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik, yaitu tipe non-spesifik dan gejalanya tidak sesuai organik sebagai penyebabnya. 2. Dispepsia non organik atau dispepsia fungsional. a. Dispepsia mirip dismotilitas bila gejala dominan adalah kembung, mual, cepat kenyang. b. Dispepsia mirip ulkus bila gejala yang dominan adalah nyeri ulu hati. c. Dispepsia non-spesifik yaitu bila gejalanya tidak sesuai dengan dispepsia mirip ulkus maupun dispepsia mirip dismotilitis.
TERIMAKASIH