Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No.

20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Salah satu tujuan pendidikan adalah mampu menghasilkan SDM yang menunjang pembangunan sedangkan pembangunan itu sendiri merupakan usaha dari diri manusia dan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyelidikan, saran dan seterusnya). Maka dari itu pendidikan merupakan hal yang perlu diperhatikan demi mencapai pembangunan nasional/daerah yang baik. Kota Yogyakarta telah lama dikenal sebagai Kota Pendidikan dan Kota Pariwisata. Hal ini tercermin dari Visi yang dipancang oleh Kota Yogyakarta dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 yaitu sebagai Kota Yogyakarta sebagai Kota

Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan. Namun, dengan adanya isu pendidikan di kota ini tentang
terbatasnya ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan dan kurang meratanya kualitas pendidikan, maka kota ini perlu memperhatikan masalah pemerataan pembangunan dilihat dari sektor pendidikannya. Maka dari itu diperlukan suatu alat

analisis untuk mengukur seberapa besar daya tarik kecamatan-kecamatan di Kota Yogyakarta dari sektor pendidikan, yaitu dengan gravity model. Sehingga dapat dirumuskan kebijakan-kebijakan apa saja yang harus ada demi meratakan daya tarik tersebut dilihat dari berbagai sisi. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Seberapa besar daya tarik Kota Yogyakarta dilihat dari sektor pendidikan? b. Bagaimana interaksi antara kecamatan di kota ini dilihat dari sektor pendidikan dengan menggunakan alat analisis gravity model?

c. Apa saja kebijakan yang dapat diambil sebagai upaya pemerataan aspek pendidikan untuk mengembangkan kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta? 1.3 Tujuan dan Sasaran a. Menentukan seberapa besar interaksi antar kecamatan di Kota Yogyakarta dilihat dari sektor pendidikan b. Mampu memetakan interaksi antar kecamatan di Kota Yogyakarta dilihat dari sektor pendidikannya menggunakan alat analisis gravity model. c. Mampu menentukan kebijakan yang dapat diambil sebagai upaya pemerataan pembangunan sektor pendidikan di Kota Yogyakarta.

1.4 Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan adalah: 1. Metode Analisis Deskriptif, yakni melakukan analisa terkait gambaran umum yang didapatkan dengan survey literatur untuk selanjutnya dihasilkan data-data penelitian. 2. Metode Analisis Komparatif, menentukan dan membandingkan deskriptif data yang dilakukan berdasarkan kajian literatur yang didapatkan untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan.

1.5 Ruang Lingkup Lingkup Pembahasan: Mengetahui besar interaksi pada kegiatan pendidikan SMA dan SMK yang terjadi di kota Yogyakarta dengan prioritas strategi yang dilakukan.

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH Kota Yogyakarta adalah salah satu kota besar di Pulau Jawa yang merupakan ibukota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sekaligus tempat kedudukan bagi Sultan Yogyakarta dan Adipati Pakualam. Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya, sehingga batas-batas administrasi sudah tidak terlalu menonjol. Untuk menjaga keberlangsungan pengembangan kawasan ini, dibentuklah sekretariat bersama Kartamantul (Yogyakarta, Sleman, dan Bantul) yang mengurusi semua hal yang berkaitan dengan kawasan aglomerasi Yogyakarta dan daerahdaerah penyangga (Depok, Mlati, Gamping, Kasihan, Sewon, dan Banguntapan). Adapun batas-batas administratif Yogyakarta adalah:

Utara: Kecamatan Mlati dan Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Timur: Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman dan Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul

Selatan: Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Sewon, dan Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul

Barat: Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman dan Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Jumlah penduduk kota Yogyakarta, berdasar Sensus Penduduk 2010, berjumlah

388.088 jiwa, dengan proporsi laki-laki dan perempuan yang hampir setara. Kota Yogyakarta merupakan kota pendidikan dimana banyak pusat-pusat pendidikan dari

berbagai jenjang terdapat di kota ini. Sebagai tempat lahirnya Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara yang memiliki sejarah yang sangat kuat dalam memberi pengaruh kegiatan pendidikan tidak hanya di kota Yogyakarta melainkan uga di sleuruh Indonesia menjadikan kota ini memiliki karkateristik tersendiri dibandingkan dengan kota lainnya. Berikut adalah tabel jumlah instansi pendidikan di Kota Yogyakarta: Tabel 1. Data Jumlah Penduduk dan Sekolah Tiap Kecamatan di Kota Yogyakarta Jumlah Penduduk 37.442 22.520 35.921 79.320 32.304 55.710 22.682 11.768 15.993 20.232 31.104 20.422 30.461 41.036 456.915 Jumlah Sekolah SMA 3 1 3 7 4 9 4 2 5 1 4 4 47 SMK 3 1 4 5 6 1 1 1 4 1 27 Jarak ke Balaikota (km) 5,5 4 2 0,8 1,5 3 2,6 1 3 5 5 5 4 6

No

Kecamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo JUMLAH

Sumber: Yogyakarta Dalam Angka, 2009


Kecamatan Gondokusuman memiliki jumlah penduduk yang banyak dengan jumlah SMA terbanyak ke-2 setelah kecamatan Umbulharjo (pusat kota). Sedangkan Kecamatan Pakualaman memiliki jumlah penduduk sedikit dengan jumlah sekolah 1 unit. Berikut adalah peta pembagian kecamatan di Kota Yogyakarta.

Gambar 1. Peta Persebaran Kecematan Kota Yogyakarta

Sumber: Yogyakarta Dalam Angka, 2009

Daftar Pustaka 1. Burhanuddin, Afid. 2013. Keterkaitan Pendidikan dan Pembangunan. http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/27/keterkaitan-pendidikandan-pembangunan/. Diakses tanggal 8 Januari 2014 2. ST, Hudaya, Zuhrif. HM. 2012. Mengkerangkakan Citra Kota Pendidikan dan Pariwisata Dalam Bingkai Ketataruangan Yogyakarta. http://dprdjogjakota.go.id/index.php/berita-dan-artikel/artikel/mengkerangkakan-citrakota-pendidikan-dan-pariwisata-dalam-bingkai-ketataruangan-yogyakarta-2. Diakses tanggal 8 Januari 2014 3. Wahab, Rochmat. Dr, MA. 2012. Isu-isu Pendidikan DIY. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Rochmat%20Wahab,%20M. Pd.,MA.%20Dr.%20,%20Prof.%20/ISU-ISU%20PENDIDIKAN%20DIY.pdf. Diakses tanggal 8 Januari 2014 4. Pendidikan Untuk Semua Gratis Bagi Masyarakat, Mahal Bagi Negara. 2012. http://medicine.uii.ac.id/index.php/Artikel/versi2. Diakses tanggal 8 Januari 2014

Anda mungkin juga menyukai