Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kejang adalah masalah neurologik yang relatif sering kita jumpai. Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksimal yang berlebihan dari suatu populasi neuron yang sangat mudah terpicu sehingga mengganggu fungsi normal otak. Kejang itu sendiri apabila berlangsung singkat, jarang menimbulkan kerusakan, tetapi kejang dapat merupakan manifestasi dari suatu penyakit mendasar yang membahayakan, misalnya gangguan metabolism, infeksi intrakranium, gejala putus-obat, intoksikasi obat, atau ensefalopati hipertensi. Epilepsi menerangkan suatu penyakit pada seseorang yang mengalami kejang rekuren nonmetabolik yang disebabkan oleh suatu proses kronik yang mendasarinya. Kejang demam jarang terjadi pada epilepsi, dan kejang demam ini secara spontan sembuh tanpa terapi tertentu. Kejang demam ini merupakan gangguan kejang yang paling lazim pada masa anak, dengan prognosis yang sangat baik secara seragam. B. Tujuan dan Manfaat Tujuan penulis menjadikan epilepsi dan kejang demam sebagai judul dari referat adalah agar bagi penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang : 1. efinisi kejang, epilepsi, dan kejang demam

!. Klasifikasi kejang epileptik dan klasifikasi epilepsi dan sindroma epileptic

". Etiologi dari epilepsi dan kejang demam #. Epidemiologi epilepsi dan kejang demam $. %atofisiologi epilepsy dan kejang demam &. 'anifestasi klinis dari epilepsi dan kejang demam (. %emeriksaan penunjang pada epilepsi dan kejang demam ). iagnosa banding epilepsi dan kejang demam

*. Komplikasi dari epilepsi dan kejang demam 1+. %enatalaksanaan pada epilepsi dan kejang demam 11. %rognosis dari epilepsi dan kejang demam ,dapun manfaat dari referat yang berjudul epilepsi dan kejang demam ini adalah untuk menyadari kepada pembaca akan pentingnya penanganan yang tepat pada saat serangan epilepsi dan kejang demam terjadi.

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kejang -kon.ulsi/ diartikan sebagai suatu perubahan mendadak pada akti.itas elektrik korteks serebri yang secara klinis bermanifestasi dalam bentuk perubahan kesadaran atau gejala motorik, sensorik, atau perilaku -0arrison, !+++/. Kejang didefinisikan sebagai gangguan fungsi otak tanpa sengaja paroksismal yang dapat nampak sebagai gangguan atau kehilangan

kehilangan kesadaran, akti.itas motorik abnormal, kelainan perilaku, gangguan sensoris, atau disfungsi autonom -1elson, !+++/. Epilepsi ialah manifestasi gangguan otak dengan berbagai etiologi namun dengan gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berkala yang disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan -'ardjono 2 3idharta, !++)/. Epilepsi merupakan kelompok gangguan yang ditandai oleh perubahan fungsi neurologic kronik, rekuren, dan paroksismal akibat abnormalitas akti.itas elektrik otak - ichter, !+++/. Epilepsi merupakan gangguan paroksismal di mana cetusan neuron korteks serebri mengakibatkan serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik atau sensorik, perilaku atau emosional yang intermitten dan stereotipik -4insberg, !++(/. Epilepsi merupakan kejang rekuren, spontan, dan tidak disebabkan oleh kelainan metabolism yang terjadi bertahun-tahun -%rice 2 5ilson, !++&/. Epilepsi didefinisikan sebagai kejang berulang yang tidak terkait dengan demam atau dengan serangan otak akut -1elson, !+++/. Kejang demam tidak digolongkan dalam kelompok epilepsy. 6a timbul setiap kali ada demam biasa dan berlangsung kurang dari 1$ menit -'ardjono23idharta, !++)/. B. Epidemi l gi iperkiran bah7a 1 dari 1+ orang akan mengalami kejang suatu saa selama hidup mereka. ua puncak usia untuk insidensi kejang adalah dekade pertama kehidupan dan setelah usia &+ tahun. 3ekitar +,"$ sampai +,$8 akan didiagnosa mengidap epilepsi -%rice 2 5ilson, !++&/. 0ingga 18 dari populasi umum menderita epilepsi aktif, dengan !+$+ pasien baru yang terdiagnosis per 1++.+++ per tahunnya. %erkiraan

angka kematian pertahun akibat epilepsy adalah ! per 1++.+++ -4insberg, !++(/. Kejang demam merupakan gangguan kejang yang paling lazim pada masa anak. Kejang demam jarang sebelum umur * bulan dan sesudah umur $ tahun. %uncak umur mulainya adalah sekitar 1#-1) bulan, dan insidens mendekati "-#8 anak kecil -1elson, !+++/. !. "lasifikasi Klasifikasi kejang epilepsi didasarkan pada klasifikasi kejang epilepsi dari the 6nternational 9eague ,gaints Epilepsy -69,E/. 69,E menekankan jenis kejang klinis dan pola elektroensefalografik interiktal -antar-kejang/ dan iktal -terkait-kejang/. Ta#el $%& Klasifikasi kejang epileptik Klasifikasi PA'SIAL ()*"AL+ Karakteristik Kesadaran utuh 7alaupun mungkin berubah: focus di satu bagian tetapi dapat menyebar ke bagian lain %arsial sederhana apat bersifat motorik -gerakan abnormal unilateral/, sensorik -merasakan, membaui, mendengar sesuatu yang abnormal/, autonomic -takikardia, bradikardia, takipnu, kemerahan, rasa tidak enak epigastrium/, psikis -disfagia, gangguan daya ingat/ %arsial kompleks ;erlangsung kurang dari 1 menit imulai sebagai kejang parsial sederhana: berkembang menjadi perubahan kesadaran yang disertai oleh: 4ejala motorik, gejala sensorik, otomatisme

-mengecap-ngecapkan bibir, mengunyah, menarik baju/ ;eberapa kejang parsial kompleks mengkin berkembang menjadi kejang generalisata %arsial dengan generalisata sekunder ,ENE'ALISATA 0ilangnya kesadaran: tidak ada a7itan fokal: bilateral dan simetrik: tidak ada aura Tonik-klonik -grand mal) ,bsence -petit mal/ 3pasme tonik-lonik otot: inkontinensia urin dan al.i: menggigit lidah: fase pascaiktus 3ering salah diagnose sebagai melamun 'enatap kosong, kepala sedikit lunglai, kelopak mata bergetar, atau berkedip secara cepat: tonus postural tidak hilang 'ioklonik ;erlangsung beberapa detik ;erlangsung 1-" menit

Terjadi penurunan kesadaran

Kontraksi mirip syok mendadak yang terbatas di beberapa otot atau tungkai: cenderung singkat

,tonik

0ilangnya secara mendadak tonus otot disertai lenyapnya postur tubuh -drop attacks/

Klonik

4erakan menyentak, repetiti.e, tajam, lambat, dan tunggal atau multiple di lengan, tungkai, atau torso

Tonik

%eningkatan mendadak tonus otot -menjadi kaku, kontraksi/ 7ajah dan tubuh bagian atas: fleksi lengan dan ekstensi tungkai

3pasme 6nfantil

'ata dan kepala mungkin berputar ke satu sisi apat menyebabkan henti napas

Kontraksi singkat yang sinkron dari leher, tubuh, dan kedua lengan 3pasme fleksor : fleksi mendadak leher, lengan, dan kaki pada tungkai 3pasme ekstensor : ekstensi badan dan tungkai 3pasme campuran

Karakteristik pada gambaran electroencephalogram -EE4/: Kejang parsial sederhana: perubahan spike yang terjadi regular pada area korteks motorik yang sesuai. %eriode interiktal regio ini dapat berkembang munculnya spike ireguler pada EE4. Kejang parsial kompleks: spikes -proyeksi tajam/ unilateral atau bilateral, gelombang tajam, atau pelepasan gelombang lambat pada region frontotemporal atau temporal secara interiktal selama kejang. 4rand mal: akti.itas cepat yang ber.oltase rendah -1+ 0z atau lebih/ selama fase tonik, yang secara bertahap berubah menjadi gelombang tajam besar yang lebih lambat, di seluruh kedua hemisfer. 3elama fase klonik, terjadi ledakan gelombang tajam yang berhubungan dengan kontraksi otot yang ritmik dan gelombang lambat yang bersamaan dengan masa pause. Kejang tonik: fase lebih pendek dibandingkan kejang tonikklonik

%etit mal: timbulnya gelombang dan spike " 0z singkat yang tampak sinkron di seluruh leads, terjadi secara interiktal tetapi menjadi signifikan secara klinis sebagai kejang absen bila berlangsung lebih dari beberapa detik. ,kti.itas latar belakang EE4 interiktal umumnya normal.

,bsen atipikal: lebih heterogen, terdiri dari pelepasan gelombang dan spike pada ! atau # 0z selama kejang absen dan latar belakang perkembangan yang buruk dengan akti.itas polyspike atau spike selama periode interiktal.

Kejang mioklonik: pelepasan polyspike atau gelombang lambat dan tajam, iktal dan interiktal.

Kejang atonik: gelombang lambat dan polyspike 3pasme infantile: latar belakang yang kacau, gelombang lambat ber.oltase tinggi acak, spike, dan supresi ledakan -hipsaritmia/.

3indroma epilepsi yang memperhitungkan umur pasien, jenis kejang, adanya lesi neurologic yang mendasari, dan lain-lain, membantu dalam menentukan kelompok pasien dengan prognosis yang relatif dapat diperkirakan dan pada pasien mana terapi spesifik diindikasikan. Tabel !-! meringkaskan klasifikasi 69,E epilepsy dan sindroma epilepsi.

Ta#le $%$ Klasifikasi epilepsi dan sindroma epileptik

EPILEPSI UMUM Epilepsi umum primer -idiopatik, kriptogenik, fungsional atau jinak/ pada masa nak dan remaja. Epilepsi absens atau petit mal Epilepsi absens mioklonik Kon.ulsi tonik-klonik umum atau grand mal

Epilepsi absens yang terkombinasi dengan grand mal

Epilepsi umum sekunder -simtomatik, lesional atau ganas/ pada masa bayi, anak, dan remaja. ;erbagai jenis epilepsi umum akibat ensefalopati spesifik ;erbagai jenis epilepsi umum akibat ensefalopati non spesifik

-3indrom 5est, 3indrom 9enno<-4astaut/ EPILEPSI PA'SIAL Epilepsi parsial primer -idiopatik, kriptogenik, fungsional atau jinak/ pada masa anak berusia lebih dari 1+ tahun dan masa remaja. Epilepsi motorik parsial primer dengan =spikes> sentro-midtemporal Epilepsi sensomotorik parsial primer dengan =spikes> parietal Epilepsi .isual parsial primer dengan =spike-7a.e> oksipital

Epilepsi parsial sekunder -simtomatik, lesional atau ganas/ pada semua golongan usia, tetapi terutama pada orang de7asa. Epilepsi parsial sekunder dengan simptomatologi yang sederhana -elementer/ Epilepsi parsial sekunder dengan simptomatologi yang kompleks

Epilepsi absens atau petit mal adalah serangan absens pada anak-anak yang berusia # sampai 1+ tahun dan lenyap secara spontan menjelang atau setelah usia 1+ tahun. Epilepsi absens mioklonik adalah serangan jenis epilepsi terdiri atas hilangnya kesadaran sejenak yang disertai mioklandia pada otot-otot paroksimal. Kon.ulsi tonik-klonik umum atau grand mal adalah serangan epileptic primer berupa gerakan tonik klonik in.olunter otot segenap tubuh dengan hilang kesadaran tanpa suatu tanda yang mendahuluinya. Termasuk inkontinensia urin dan sali.a. Epilepsi absens yang berkombinasi dengan grand mal adalah serangan hilang kesadaran sejenak pada remaja atau orang de7asa muda yang

mendahuli timbulnya kejang tonik klonik umum atau yang timbul setalah kejang tonik klonik umum selesai. Epilepsi umum sekunder akibat ensefalopati spesifik yang dilengkapi dengan manifestasi lesi serebral, baik yang berupa hemiplegia, keterbelakangan mental maupun disfasia dan hiperakti.itas. Kerusakan serebral disebabkan oleh infeksi bacterial, .iral, intoksikasi. Epilepsi umum sekunder akibat ensefalopati non spesifik yang dilengkapi dengan manifestasi lesi serebral, baik yang berupa hemiplegia, keterbelakangan mental maupun disfasia dan hiperakti.itas. Tetapi tidak diketahui etiologinya. Sindrom West dan .ariasi-.ariasinya dikenal sebagai spasme infatil, oleh karena bayi-bayi yang dilanda serangan epileptic itu menekukkan lehernya atau badannya ataupun kedua tungkai dan lengan sejenak secara bilateral. Sindrom Lennox-Gastaut merupakan 7adah segala macam epilepsi mioklonik atau epilepsi mioklonik-astatik pada anak-anak antara 1 sampai ( tahun, sebagian dari anak-anak dengan sindrom 9enno<-4astaut adalah mereka yang pada masa bayinya menderita 3indrom 5est. Epilepsi parsial primer, yang termasuk kelomopok itu adalah ;enigne Epilepsy of ?hildhood 7ith @olandic 3pikes -;E?@3/ patologi serebralnya negati.e sama sekali, dan penyelidikan neuroradiologik serta neurokimianya tidak mengungkapkan kelainan apapun. 6ndikasi bah7a factor genetic dapat menjadi penyebabnya cukup kuat, misalnya ;E?@3 melanda anak-anak yang kebanyakan pada masa kecilnya menderita febrile con.ulsion dan mereka merupakan anggota dekat suatu keluarga besar. Asia mula timbulnya ;E?@3 ialah antara !-1# tahun, umumnya antara " dan 1+ tahun. 3ekitar (+8 sampai )+8 serangannya fokal, tetapi dapat ditambah dengan kejang tonik klonik umum, yang biasanya bersifat nocturnal. ;E?@3 dapat dirinci dalam ;E?@3 dengan cirri EE4 yang berupa apikes sentro-mid-temporal -rolandik/, spikes parietal, dan spike7a.e oksipital.

Epilepsi parsial sekunder dengan simptomatologi sederhana dikenal dengan istilah sa7an Backson motorik, sa7an Backson sensorik, dan sa7an Backson .isual. %ada penderitanya dilanda kejang setempat, atau mengalami perasaan setempat atau sensasi .isual. Epilepsy parsial sekunder dengan simptomatologi yang kompleks terdiri atas kejang tonik-klonik umum dan sindrom psikomotorik. 3indrom psikomotorik terdiri atas dua bagian, yaitu bagian psikis dan motorik. ;agian psikis terdiri atas dreamy state -kesadaran seperti mimpi/, dCjD .u -ilusi seperti sudah pernah mengalaminya/, dCjD entendu -ilusi seperti sudah pernah mendengarnya, dan dCjD .ecu -ilusi seperti sudah pernah mengalaminya/, jamais .u -seperti tidak pernah melihatnya/, jamais entendu -seperti tidak pernah mendengarnya/, dan jamais .ecu -seperti tidak pernah mengalaminya/. ;agian motoriknya dapat berupa perangai emosional-afektif yang dilakukannya secara tidak sadar, sepeti menangis, terta7a, dan marah atau automatisme, yakni melakukan gerakan secara tidak sadar. D. Eti l gi Epilepsi dapat dibagi berdasarkan penyebabnya, idiopatik -sebagian besar pasien/ atau simtomatik, yang dapat dikenali penyebabnya. %enyebab dari epilepsi simtomatik tertulis pada Tabel !-". Epilepsi idiopatik seringkali menunjukkan predisposisi genetik -4insberg, !++(/. Eaktor genetik dapat mempengaruhi perkembangan epilepsy dan juga telah memperlihatkan dapat mempengaruhi pola EE4 pada umumnya. %asien kejang generalisata primer, terutama kejang mioklonik dan absen, mempunyai insidensi epilepsy familial lebih tinggi dibandingkan yang ditemukan pada populasi normal, dan saudara dari pasien ini mempunyai insidensi EE4 disritmik yang lebih tinggi, 7alaupun mereka tidak menderita kejang -0arrison, !+++/.

Epilepsi idiopatik, tidak dapat dibuktikan adanya suatu lesi sentral. %ada epilepsy simtomatik, terdapat kelainan serebrum yang mendorong terjadinya respons kejang -%rice 2 5ilson, !++&/. Ta#el $%- %enyebab epilepsi ;ayi -+-!/ 0ipoksia perinatal dan iskemia Trauma lahir intracranial 6nfeksi akut 4angguan metabolic -hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesemia, defisiensi piridoksin/ 'alformasi congenital 4angguan genetic ,nak -!1!/ 6diopatik 6nfeksi akut Trauma Eebris kon.ulsi ,nak remaja -1!1)/ 6diopatik Trauma %enghentian obat, alcohol 'alformasi arterio.enosa e7asa 'uda -1)"$/ Trauma ,lkoholisme Tumor otak

e7asa yang lebih tua -F"$/

Tumor otak %enyakit serebro.askular 4angguan metabolic -uremia, gagal hepar, abnormalitas elektrolit, hipoglikemia/ ,lkoholisme

;eberapa penyebab tidak terbatas pada kelompok usia tertentu: infeksi, seperti meningitis, ensefalitis, abses, sistiserkosis inflamasi, seperti sklerosis multiple -jarang/, .askulitis ensefalopati metabolic

%ada semua umur, berbagai penyakit medis dapat menimbulkan gangguan metabolic yang dapat tampil sebagai kejang. Aremia, gagal hepar, hipo- atau hiperkalsemia, hipo- atau hiperkalemia, dan hipo- atau hipernatremia dapat disertai dengan kejang mioklonik atau kejang tonikklonik generalisata -0arrison, !+++/. E. Pat fisi l gi Tanda khas perubahan status fisiologik dari epilepsy adalah pacuan banyak neuron secara hipersinkronisasi berulang dan ritmik pada daerah local di otak. @efleksi pacuan hipersinkronisasi ini dapat diobser.asi pada EE4. EE4 merekam akti.itas elektrik yang terintegrasi yang ditimbulkan oleh potensial sinaptik dalam neuron pada lapis superficial area korteks terlokalisasi. %ada focus epileptic, neuron di area kecil korteks diakti.asi selama periode singkat -$+ sampai 1++ mdet/ dengan cara sinkron yang tidak lazim dan kemudian dihambat. ,kti.itas kejang sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut. 9esi di otak tengah, thalamus, dan korteks serebrum

kemungkinan besar bersifat epileptogenik, sedangkan lesi di serebelum dan batang otak umumnya tidak memacu kejang. i tingkat membrane sel, focus kejang memperlihatkan fenomena biokimia7i, termasuk yang berikut: 6nstabilitas membrane sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan 1euron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dan apabila terpicu akan melepaskan muatan secara berlebihan Kelainan polarisasi -hiperpolarisasi, hipopolarisasi, atau selang 7aktu dalam repolarisasi/ yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau defisiensi asam gama-aminobutirat -4,;,/ Ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau elektrolit, yang menggagnggu homeostatis kimia7i neuron sehingga terjadi kelainan pada depolarisasi neuron. 4angguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan berlebihan neurotransmitter eksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik. %erubahan-perubahan metabolic yang terjadi selama dan segera setelah kejang sebagian disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan energy akibat hiperakti.itas neuron. 3elama kejang, kebutuhan metabolic secara drastic meningkat: lepas muatan listrik sel-sel saraf motorik dapat meningkat menjadi 1+++ per detik. ,liran darah otak meningkat, demikian juga respirasi dan glikolisis jaringan -%rice 2 5ilson, !++&/. ). Penegakkan Diagn sa 1. ,namnesis ,namnesis yang menunjukkan komponen fokal terhadap kejang -seperti aura, gejala sensoris atau motorik pada a7itan, deficit fokal pascaiktal/ menunjuk pada kemungkinan yang sangat tinggi akan

etiologi kejang secara structuralGpatologik dan mengarahkan e.aluasi dengan sesuai. %enyakit demam yang baru terjadi yang disertai dengan nyeri kepala, perubahan status mental atau kebingungan mendukung infeksi system saraf pusat -meningitis atau ensefalitis/ dan menunjuk pada diperlukannya pemeriksaan ?3E dengan segera. !. %emeriksaan Eisik %emeriksaan fisis umum dapat memberikan informasi etiologi penting. Eksaserbasi gangguan kejang kronik akibat infeksi kambuhan, alcohol, penghentian terapi merupakan penyebab paling sering pada pasien yang datang ke ruang ga7at darurat. ,simetris tubuh atau anggota gerak dapat menunjukkan perkembangan somatic hipotrofi yang kontralateral terhadap lesi serebral infatil atau kongenital ". %emeriksaan arah @utin %emeriksaan darah rutin akan memberikan petunjuk jika kejang disebabkan oleh hipoglikemia, hipo- atau hipernatremia, serta hipoatau hiperkalsemia. ,bnormalitas kimia7i ini harus diperbaiki dan penyebabnya harus ditentukan. 3elain itu, penyebab kejang lain yang jarang terjadi dapat dicari dengan tes yang sesuai: tirotoksikosis, porfiria intermitten akut, dan intoksikasi arsenic atau timah. #. EE4 -Electroensephalogram/ %emeriksaan EE4 penting dalam kaitannya dengan diagnosis banding kejang, penentuan penyebab kejang, dan klasifikasi kejang yang sesuai. $. '@6 -'agnetic @esonance 6maging/ 'emberikan informasi definiti.e tetntang lesi anatomik. '@6 mampu menunjukan sklerosis hipokampi dan atrofi pada sekelompok pasien dengan kejang parsial kompleks. &. ?T -?omputerized Tomography/

'elihat ada tidaknya neuropati fokal. (. %ET -%ositron Emision Tomography/ 'engidentifikasi fokus kejang, tetapi tekniknya masih eksperimental secara primer. ,. Penatalaksanaan Terapi pasien dengan gangguan kejang ditujukan pada penghilangan penyebabnya, menekan ekspresi kejang, dan berhubungan dengan konsekuensi psikososial yang dapat terjadi sebagai hasil gangguan fungsi neurologic yang mendasari gangguan kejang atau dari adanya ketidakmampuan kronis -0arrison, !+++/. %enatalaksanaa primer untuk pasien kejang adalah terapi obat untuk mencegah timbulnya kejang atau untuk mengurangi frekuensinya sehingga pasien dapat hidup normal -%rice 2 5ilson, !++&/.

Ta#el $%. Hbat antiepileptik Hbat Eenitoin - ilantin/ %rinsip penggunaan Tonik-klonik -grand mal/ Karbamazepin -Tegretol/ %arsial Tonik-klonik %arsial dosis e7asa: "++-#++ mgGhari ,nak: $ mgGkg;;Ghari e7asa: &++-1!++ mgGhari ,nak: mulai 1+ ditambah mgGkg;;Ghari, Eenobarbital Tonik-klonik

sampai !+ mgGkg;;Ghari e7asa: &+-1!+ mgGhari ,nak: "-$ mgGkg;;Ghari e7asa: ($+-1+++ mgGhari ,nak: mulai $+ mgGhari dalam dua dosis terbagi, secara bertahap ditambah

-9uminol/ %arsial %rimidon -'isolin/ Tonik-klonik %arsial

sampai 1atrium - epaken, epakot/ .alproat ,bsen ,bsen atipikal 'ioklonik Tonik-klonik -parsial/

1$+-$++

mgGhari

dalam tiga dosis terbagi e7asa: ($+-1!$+ mgGhari ,nak: ditambah dosis mulai dengan biasa 1+ $-1+ "+-#+ mgGkg;;Ghari, mgGkg;;Gminggu, mgGkg;;Ghari e7asa: ($+-1!$+ mgGhari ,nak: itambah maksimum mgGkg;;Ghari mulai !+ sampai #+ mgGkg;;Ghari

Etosuksimid -Iarontin/

,bsen -petit mal/

Klonazepam -klonopin/

,bsen ,bsen atipikal 'ioklonik

e7asa: 1-1! mgGkg;;Ghari ,nak: ditambah maksimum mulai dengan +,+$ +,++$ +,! *++-!1++ mgGkg;;Ghari mgGkg;;Gminggu, mgGkg;;Ghari e7asa:

Trimetadion -Tridione/ 9amotrigin -lamictal/ 4abapentin -1eurontin/

,bsen ,bsen atipikal %arsial %arsial

mgGkg;;Ghari e7asa: "++-$++ mgGhari e7asa: *++-1!++ mgGhari ,nak: mulai 1++mgGhari itambah dengan "++ mgGhari setiap "-$ hari

H. Diagn sa Banding

1. 3inkop 0ilangnya kesadaran yang mendadak biasanya tanpa gerakan kon.ulsif, menampilkan masalah diagnostic yang sering pada anak dan orang de7asa. %ingsan sering didahului oleh perasaan pusing ringan, kamar berputar, flush -muka terasa panas/, dan sering tetapi tidak selalu, dicetuskam oleh stimulus lingkungan, seperti berdiri yang lama pada udara panas, berada di daerah yang ramai, melihat darah, ketakutan,dll. !. 3erangan 6skemik Transien 3erangan iskmeik transien dapat timbul sebagai perubahan transien pada fungsi neurologic -biasanya tanpa hilang kesadaran/ yang dapat dikacaukan secara diagnostic dengan kejang fokal. 3erangan iskemik transien sering merupakan gejala negatif -seperti hilangnya perasaan, mati rasa, deficit luas pandangan, paralisis/, sedangkan deficit akibat kejang fokal sering positif -kedutan, parastesia, distorsi pandangan, berputar, atau halusinasi/. ". 'igren 1yeri kepala migren klasik dengan aura penglihatan, nyeri kepala unilateral dan gangguan gastrointestinal biasanya mudah dibedakan dari kejang. 1amun, beberapa pasien migren hanya mempunyai =ekui.alen migren>, seperti hemiparesis, mati rasa, atau afasia dan mungkin tidak mempunyai nyeri kepala berurutan. %erkembangan gangguan fungsi neurologic yang lebih lambat pada migren -sering terjadi beberapa menit/ merupakan butir yang paling membantu. #. Kejang 3emu Kejang semu ditandai oleh peristi7a nonfisiologik seperti

perkembangan kejang kecil-kecil -t7itching/ dari satu tangan ke tangan lain tanpa penyebaran ke bagian tungkai atau 7ajah ipsilateral yang berdekatan, kejang keempat ekstremitas tanpa hilangnya

kesadaran -atau dengan diam-diam hilang kesadaran/, atau perhatian cermat untuk menghindari trauma dengan bergerak menjauh dari dinding atau tepi tempat tidur ketika kejang motorik berlangsung. $. Kejang histeris -pseudoseizurea/ I. Pr gn sis %rognosis epilepsi bergantung pada beberapa hal, di antaranya jenis epilepsi factor penyebab, saat pengobatan dimulai, dan ketaatan minum obat. %ada umumnya prognosis epilepsy cukup menggembirakan. %ada $+-(+8 penderita epilepsy serangan dapat dicegah dengan obat-obat, sedangkan sekitar $+ 8 pada suatu 7aktu akan dapat berhenti minum obat. 3erangan epilepsi primer, baik yang bersifat kejang umum maupun serangan lena atau melamun atau absence mempunyai prognosis terbaik. 3ebaliknya epilepsi yang serangan pertamanya mulai pada usia " tahun atau yang disertai kelainan neurologik dan atau retardasi mental mempunyai prognosis relatif jelek.

BAB III

PENUTUP

DA)TA' PUSTA"A ;ehrman, Kliegman, and ,r.in. !+++. 1elson 6lmu %enyakit ,nak edisi 1$ .olume ". E4?, Bakarta. !+$"-!+&* hal. 4insberg, 9. !++(. 9ecture 1otes 1eurologi Edisi kedelapan. E'3, Bakarta. (*-)( hal. 6sselbacher, ;raun7old, 5ilson, 'artin, Eauci, and Kasper. !+++. 0arrison %rinsip-prinsip 6lmu %enyakit alam edisi 1" .olume $. E4?, Bakarta. !#$"!#&# hal. 'ardjono, '. and %. 3idharta. !++). 1eurologi Klinis Bakarta. #"*-#$+ hal. asar. ian @akyat,

Anda mungkin juga menyukai