Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

AUTOPSI KONVENSIONAL
Dosen Penguji : dr. Ainurrofiq, Sp.KF, MH Dosen Pembimbing : dr. Shalahudden Syah, M.Sc

Kelompok 2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Silviana Sari Yulidar Khairani Wahyuni Utami Rts. Vivit Sapitri Yoshanda Krisna P. Novvi Fitria Ayu Siska Desrina S. G1A109024 G1A109027 G1A109037 G1A109040 G1A109048 G1A109052 G1A109057

Autopsi Konvensional
Auto = sendiri; dan Opsis = melihat Pemeriksaan terhadap tubuh mayat, meliputi pemeriksaan terhadap bagian luar maupun bagian dalam, Menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera, Menginterpretasi atas penemuan-penemuan tsb, Menerangkan penyebabnya, serta Mencari hubungan sebab akibat antara kelainankelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian.

Jenis-jenis Autopsi Konvensional


1. Autopsi Anatomik - untuk kepentingan pendidikan 2. Autopsi Klinik untuk mengetahui penyakit/kelainan yang menjadi sebab kematian 3. Autopsi Forensik/Medikolegal untuk kepentingan hukum berdasarkan Undangundang yang berlaku

Macam-macam Teknik Autopsi


1. Teknik Virchow Buka satu-persatu, langsung periksa masing-masing organ 2. Teknik Rokitansky Buka, langsung periksa dengan pengirisan masing-masing organ 3. Teknik Letulle Buka, melakukan en mase (organ leher, dada, diafragma, dan perut) 4. Teknik Ghon Buka, organ leher bersama dada, organ pencernaan bersama hati & limpa, organ urogenital (3 bloc)

Peralatan Autopsi
1. Kamar autopsi 2. Meja Autopsi 3. Alat-alat utama: pisau, gergaji, jarum dan benang jahit, gunting, timbangan, termometer, dll. 4. Alat-alat tambahan: gelas ukur/ tabung untuk sampel, EDTA, formalin 10% atau alkohol 7080%, dll 5. Peralatan tulis dan topografi untuk dokumentasi

Pemeriksaan Luar
Sistematika pemeriksaan : 1. Label mayat 2. Tutup mayat 3. Bungkus mayat 4. Pakaian 5. Perhiasan 6. Benda-benda di samping mayat 7. Tanda-tanda kematian: Lebam Mayat, Kaku Mayat, Suhu Tubuh Mayat, Pembusukan, Tandatanda lain

Lebam mayat

Kaku mayat

Pembusukan

Pemeriksaan Luar
Identifikasi Umum : tanda-tanda umum yg menunjukkan identitas mayat, (jenis kelamin, bangsa atau ras, umur, warna kulit, keadaan gizi, tinggi dan berat badan, keadaan zakar yang disirkumsisi, adanya striae albicantes pada dinding perut) Identifikasi Khusus : 1. Rajah/ tatoo 2. Jaringan parut 3. Kapalan (callus) 4. Kelainan-kelainan pada kulit 5. Anomali & cacat tubuh

Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan rambut-rambut Dilakukan untuk membantu pemeriksaan Catat : Distribusi, warna, keadaan tumbuh serta sifat rambut (halus/ kasar, lurus/ikal) Bila pada tubuh mayat ditemukan rambut yg bukan dari rambut mayat ambil, simpan, beri label pemeriksaan laboratorium lanjutan

Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan mata Kelopak mata terbuka/ tertutup, perhatikan tanda-tanda kekerasan serta kelainan lainnya Selaput lendir kelopak mata, warna, pembuluh darah melebar, bintik perdarahan/ bercak perdarahan Bola mata, periksa tanda-tanda kekerasan, kelainan-kelainan pthysis bulbi, mata palsu Selaput lendir bola mata, pelebaran pembulu darah, bintik perdarahan, kelainan lain Kornea (selaput bening), jernih, kelainan fisiologis/patologis Iris (tirai mata) warna identifikasi Pupil catat ukurannya, kanan-kiri

Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan daun telinga dan hidung
Bentuk daun telinga dan hidung identifikasi Kelainan-kelainan serta tanda kekerasan yg ditemukan

Pemeriksaan mulut dan rongga mulut Keadaan rongga mulut, kemungkinan ada benda asing (kasus penyumbatan) Gigi Geligi, periksa dan catat :
Jumlah, gigi geligi yg hilang/ patah/ tambalan/ bungkus logam, gigi palsu, kelainan letak, pewarnaan (staining), dll Fungsi identifikasi bila terdapat data pembanding

Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan alat kelamin dan lubang pelepasan Kelainan-kelainan / tanda kekerasan. Mayat laki-laki
Alat kelamin (penis) sudah sirkumsisi atau belum Kelainan bawaan (epispadia, hipospadia, phymosis, dll)

Mayat Wanita
Selaput dara dan komisura posterior, tanda kekerasan Lakukan pemeriksaan laboratorium thdp cairan vagina/ sekret liang senggama

Lubang Pelepasan : korban sodomi anus bentuk corong, selaput lendir lapisan epitel gepeng

Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan terhadap tanda kekerasan/ luka 1. Letak luka : regio anatomis 2. Jenis luka : lecet/ memar/ robek 3. Bentuk luka : bulat/ persegi/ oval 4. Arah luka : melintang/ membujur/ miring 5. Tepi luka : rata/ teratur/ tidak beraturan 6. Sudut luka : runcing/ membulat/ bentuk lain 7. Dasar luka : jaringan bawah kulit/ otot/ rongga tubuh 8. Sekitar luka : kotor/ bersih, luka/ tanda kekerasan 9. Ukuran luka : ukur dengan teliti, 10. Saluran luka : pada luka tembakan/ tusukan

Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan patah tulang: Tentukan letak patah tulang yang ditemukan, catat sifat/ jenis masing-masing patah tulang Perlu diperhatikan akan kemungkinan adanya: Tanda perbendungan, ikterus, warna kebiruan pada kuku, ujung-ujung jari (pada sianosis) atau adanya edema(sembab). Bekas pengobatan berupa bekas kerokan, tracheotomi, suntikan, pungsi lumbal, dll. Terdapatnya bercak lumpur atau pengotoran lain pada tubuh, kepingan atau serpihan cat, pecahan kaca, lumuran aspal dan lain-lain.

Pemeriksaan Dalam
Pengeluaran Alat-Alat Dalam : Yang dikeluarkan : organ dalam leher, organ dalam dada dan rongga perut Jenazah terletak telentang, bahu ditinggikan, kepala dalam keadaan fleksi maksimal dan leher tampak jelas

Pemeriksaan Dalam
Incisi : Mencapai kedalamaan setebal kulit saja Insisi berbentuk huruf I paling ideal Indikasi kosmetik : incisi Y tidak dianjurkan Mengikuti garis tengah tubuh, diawali dari bawah dagu turun ke arah umbilicus melingkari umbilicus daerah simfisis pubis Perhatikan : incisi di daerah abdomen , diawali dari epigastrium menembus peritoneum. Masukkan jari telunjuk & jari tengah tangan kiri ke dalam lubang incisi tarik dinding abdomen ke atas Pisau diletakkan diantara dua jari lanjutkan sampai ke simfisis pubis

Pemeriksaan Dalam
Melepaskan dinding perut bagian atas : Pada daerah lengkung iga, dinding perut bagian atas dilepaskan dari dinding dada. Perhatikan cara tangan memuntir Dinding dada dilepaskan, ke atas daerah tulang selangka. Pengirisan otot tegak lurus antara bagian pisau dan bidang pisau thd otot. Periksa tanda kekerasan Dinding perut perhatikan keadaan lemak di bawah kulit, otot dinding perut, catat keadaannya.

Pemeriksaan Dalam

Membuka rongga dada. Iga dipotong mulai iga ke-2 sampai lengkung iga + 0,5 1 cm medial dari batas rawan tulang masing-masing iga. Dengan bidang pisau tegak pada iga-iga dan telapak tangan menekan punggung pisau, iga-iga mudah terpotong. Periksa keadaan rongga perut organ dalam rongga perut periksa keadaan usus. Tentukan sekat rongga badan (diafragma) bandingkan tinggi diafragma kanan dan kiri pada midclavicular line

Pemeriksaan Dalam

Kiri : iga dipotong mulai rawan iga ke-2 ke arah kaudolateral. Iga pertama dipotong ke arah kraniolateral untuk menghindari manubrium sterni. Kanan : setelah iga pertama terpotong, artikulatio sternoclavicularis dipotong juga Perhatikan : Hindari pengirisan yg mengenai manubrium sterni yg keras.

Dasar mulut diiris menyusuri tepi rahang bawah

Lidah ditarik keluar melalui dasar mulut yang telah diiris

Pembuluh-pembuluh cabang aorta yang keluar ke arah lengan dipotong di subclavia

Mengamati rongga dada. Tentukan berapa jari kandung jantung , bagian atas maupun bawah, tampak di antara kedua paru-paru. Kandung jantung dibuka dengan gunting sesuai huruf Y terbalik periksa apakah terisi cairan atau darah Tarik paru-paru, baik kanan maupun kiri ke arah medial periksa rongga dada

Lepaskan perlekatan antara paru-paru dg dinding rongga dada Tangan kanan pegang lidah, dua jari tangan kiri diletakkan pada sisi kanan dan kiri hilus paru-paru, organ dalam rongga dada ditarik ke arah kaudal sampai keluar dari rongga dada lepaskan oesophagus dari jaringan ikat, buat dua ikatan, gunting Tangan kiri menggenggam bgn bawah organ dalam rongga dada lakukan pengirisan seluruh organ dalam dada dikeluarkan

Pemeriksaan Dalam Kepala

Buat irisan pada kulit kepala, mastoidues pucak kepala (vertex) mastoideus sisi lain Irisan dibuat sampai pisau mencapai periosteum kupas kulit kepala ke arah depan & belakang catat kelainan yg didapatkan. Buka rongga tengkorak lakukan penggergajian tulang tengkorak melingkar didaerah frontal sampai daerah temporal, agar tidak merusak jaringan otak hati-hati & hentikan setelah tebal tulang tengkorak terlampaui atap otak terlepas

PEMERIKSAAN ORGAN-ORGAN TUBUH


Lidah. Periksa permukaan lidah bekas gigitan ? Tonsil. Perhatikan permukaan/ penampang tonsil. Kelenjar Gondok. Otot-otot leher dilepaskan periksa ukuran, berat, dan keadaannya lakukan pengirisan. Oesophagus. Buka dengan gunting dinding belakang periksa kelainan Trachea. Dimulai dari mulut atas trachea (epiglottis) buka dgn gunting dinding belakang sampai percabangan bronkhus. Os hyoid, kartilago thyroidea, kartilago cricoidea patah atau tidak

PEMERIKSAAN ORGAN-ORGAN TUBUH


Arteria carotis interna perhatikan adakah kekerasan, tanda : resapan darah di daerah intima Kelenjar thymus lihat permukaan, adakah bintik perdarahan? Paru-paru. Kanan / kiri diperiksa tersendiri. catat : permukaan paru, warna & bintik perdarahan, resapan darah, luka-luka/ memar, dsb. Pada perabaan, normal : seperti spons, anomali : padat/ keras. Pengirisan dari apek basal , catat warna & kelainankelainan yg mungkin ditemukan.

Autopsi Jantung

Setelah jantung terlepas, periksa: Berat dan ukuran jantung bandingkan dengan kepalan tangan kanan jenazah Resapan darah, luka, bintik perdarahan, dan kelainan lainnya (atherosklerosis, infark myocard, dsb)

Aorta thorakalis. Gunting dinding saluran, periksa permukaan dalam aorta. Aorta abdominalis. Periksa dinding pembuluh darah timbunan perkapuran, suspect hipertensi renal Glandula suprarenalis. Pertama kali dicari terlebih dahulu, baru dilanjutkan organ-organ lainnya. Ginjal, ureter, vesica urinaria. Perhatikan ginjal kanan & kiri periksa resapan darah pd kapsulanya. Iris pada lateral kapsula ginjal dilepaskan Hati & kandung empedu. Periksa : tepi (tajam, tumpul), permukaannya (licin/ berbenjol), warna, perabaan. Buat 2-3 irisan melintang lihat penampang hati. Kandung empedu diraba adakah batu empedu/ tidak

Limpa & kelenjar limfe. Ukuran & berat, permukaan, warna, perabaan. Lambung & usus. Lambung dibuka dengan gunting pada kurvatura mayor, periksa isi dalam lambung simpan dlm botol/ plastik pemeriksaan toksikologi. Selaput dinding diperiksa erosi, ulserasi/ resapan darah. Kelenjar pankreas. Periksa Ukuran & beratnya, warna, keadaan permukaan, perabaan

Irisan pada otak besar sebaiknya dibuat melalui bidang-bidang no 1 7. Gambar ini dapat dipergunakan untuk mencatat kelainankelainan yang ditentukan pada tiap-tiap irisan.

Otak Besar, Otak kecil dan Batang Otak Perhatikan permukaan luar, catat kelainan yg ditemukan. Ukur dan timbang berat otak. Pada edema cerebri, gyrus otak tampak mendatar & ulkus tampak menyempit, perhatikan tanda penekanan. Perhatikan bentuk serebelum, pada peningkatan TIK akibat edema cerebri herniasi serebelum ke FOM, bag. Depan bawah serebelum menonjol pisahkan otak besar & otak kecil Otak besar diletakkan bagian ventral ke pemeriksa pemotongan otak secara koronal/ melintang, catat kelainankelainan : perdarahan korteks akibat cc, perdarahan berbintik akibat emboli, keracunan barbiturat, dll Otak kecil diperiksa penampang irisan melintang Batang otak diiris melintang mulai pons, medulla oblongata proksimal medulla spinalis kemungkinan perdarahan

Alat Kelamin Mayat laki-laki : Testis dikeluarkan dari rongga perut tidak menyayat scrotum. Perhatikan : ukuran, konsistensi, resapan darah, dll. Perhatikan bentuk & ukuran epidermis, kelenjar prostat cek ukuran & konsistensi Mayat wanita : Perhatikan bentuk & ukuran ovarium, saluran telur, dan rahim. Pada uterus perhatikan kemungkinan perdarahan, resapan darah, ataupun luka akibat tindakan tertentu. Uterus dibuka dengan irisan bentuk huruf T melalui servix dan bermuara pada fundus uteri.

Rekonstruksi
Catatan : Sebelum organ-organ dikembalikan ke dalam tubuh mayat, pertimbangkan kemungkinan diperlukan pemeriksaan penunjang (histopatologi/ toksikologi) Pengambilan potongan jaringan , minimal dengan tebal 5 mm Usahakan tempat pengambilan potongan organ didaerah perbatasan antara yg normal dengan yg ada kelainan. Potongan tersebut dimasukkan ke dalam cairan fiksasi (larutan formalin 10% atau alkohol 70% - 80%) dengan volume cairan fiksasi sekitar 20-30 kali volume potongan jaringan Setiap jenis organ ditaruh dalam botol tersendiri Bila perlu pengawetan, gunakan alkohol 90%. Pada pengiriman sampel untuk toksikologi maupun histopatologi, contoh bahan pengawet juga ikut dikirimkan

Rekonstruksi
Semua organ tubuh dimasukkan kembali ke dalam organ tubuh. Lidah dikembalikan ke dalam rongga mulut sedangkan jaringan otak dikembalikan ke dalam rongga tengkorak. Jahitkan kembali tulang dada dan iga yang dilepaskan pada saat membuka rongga dada. Jahitlah kulit dengan rapi menggunakan benang yang kuat, mulai dari bawah sampai ke daerah simfisis. Atap tengkorak diletakkan kembali pada tempatnya dan difiksasi dengan menjahit otot temporalis, baru kemudian kulit kepala dijahit dengan rapi. Bersihkanlah tubuh mayat dari darah sebelum mayat diserahkan kembali kepada pihak keluarga.

Pemeriksaan Tambahan
Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan darah Pemeriksaan cairan mani Pemeriksaan rambut Pemeriksaan air liur Pemeriksaan Khusus: Pemeriksaan pneumothorax Pemeriksaan emboli udara Pemeriksaan emboli lemak Pemeriksaan getah paruparu Pemeriksaan apung paruparu

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai