Anda di halaman 1dari 38

PRESENTASI KASUS KECIL CHRONIC KIDNEY DISEASE GRADE V INFEKSI SALURAN KEMIH

Pembimbing : dr. M !m"n# S$PD

Di susun oleh :

Anni% Hem I& 'i R ,m , Fi'ri U' mi Y"di'- D.i C ,- L.

G(A)()*+( G(A)()*+) G(A)()*+/

SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKAR0O PUR1OKERTO MARET )*(/
1

LEM2AR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE GRADE V INFEKSI SALURAN KEMIH

Diajukan untuk memenuhi syarat Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior Dibagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo Pur!okerto "elah #isetujui #an #ipresentasikan Pa#a tanggal: Maret $%1&

Disusun oleh : 'nnisa (ema I)ati Rahmah ,itri Utami -u#itya D!i .ahya /. *1'$1$%+1 *1'$1$%+$ *1'$1$%+&

Pur!okerto

Maret $%1&

Pembimbing

#r. Ma0mun SpPD


$

2A2 I KASUS I. IDENTITAS PENDERITA 1ama Umur 3enis kelamin 'gama Status Perka!inan 'lamat Pekerjaan 1o.RM "anggal Masuk "anggal Pemeriksaan II. ANAMNESA 1. $. &. Keluhan Utama : Sesak nafas sejak $ hari SMRS lemas #an mu#ah lelah Ri!ayat Penyakit Sekarang. Pasien #atang ke I*D RSMS tanggal 1& Maret $%1& #engan keluhan sesak nafas. Sesak nafas #irasakan sejak $ hari sebelum masuk rumah sakit yang #irasakan semakin lama semakin memberat terutama saat berakti9itas. Sesak #irasakan membaik jika istirahat #an ti#uran setengah #u#uk. Selain itu pasien juga mengeluhkan mual #an muntah sejak $ hari SMRS. :uang air ke8il terasa ti#ak tuntas #an se#ikit4 se#ikit sejak 1 minggu SMRS. Pasien merasa tubuhnya sering lemas #an mu#ah lelah. Pasien mengaku men#erita .KD #an rutin melakukan (D setiap #ua kali seminggu ;hari rabu #an sabtu< selama kurang lebih + bulan. Pasien sering mengeluhkan sesak nafas berulang #an gejala tersebut berkurang setelah pasien melakukan (D. Keluhan "ambahan : Mual muntah buang air ke8il se#ikit4se#ikit : "n. S : 2% tahun : /aki4laki : Islam : Su#ah Menikah : "anjung %&5%2 : 6iras!asta : 2&+$7$ : 1& Maret $%1& : 1+ Maret $%1&

&

+.

Ri!ayat Penyakit Dahulu 4 Ri!ayat keluhan serupa #iakui. 4 Ri!ayat penyakit jantung #isangkal 4 Ri!ayat penyakit tekanan #arah tinggi #iketahui sejak tahun $%1% 4 Ri!ayat penyakit ken8ing manis #isangkal 4 Ri!ayat penyakit ginjal #isangkal 4 Ri!ayat penyakit lambung #isangkal

=.

Ri!ayat Penyakit Keluarga 4 Ri!ayat penyakit ginjal #i keluarga #isangkal 4 Ri!ayat tekanan #arah tinggi #i keluarga #isangkal 4 Ri!ayat penyakit jantung #i keluarga #isangkal 4 Ri!ayat ken8ing manis #i keluarga #isangkal

2.

Ri!ayat Sosial >konomi 4 Pembiayaan rumah sakit menggunakan 'skes 4 Pasien terkesan bera#a #alam kon#isi ekonomi menengah ke ba!ah 4 Sebelum #i#iagnosis penyakit .KD pasien gemar mengkonsumsi makanan yang berlemak serta jarang berolahraga 4 Pasien mengaku ti#ak pernah merokok konsumsi alkohol #an obat ? obatan terlarang.

PEMERIKSAAN FISIK '. Kea#aan Umum :. Kesa#aran .. @ital sign : Se#ang : .ompos mentis : "D : 17%51%% mm(g 1 R S D. "inggi :a#an >. :erat :a#an ,. IM" *. Status *i)i : A$ B5menit teratur isi #an tekanan 8ukup. : $C B5menit. : &2 = .

: 12% 8m : =% kg : 1A =& kg5m$ : .ukup

S' '"% Um"m '. Kepala Rambut 1yeri tekan :. Pemeriksaan Mata Palpebra Konjungti9a Sklera Pupil .. Pemeriksaan "elinga Dis8harge 1yeri tekan mastoi#eus D. Pemeriksaan (i#ung Dis8harge De9iasi septum 1afas 8uping hi#ung >. Pemeriksaan Mulut Sianosis /i#ah kotor ,. Pemeriksaan /eher "rakhea Kelenjar thyroi# 3@P *. Pemeriksaan Kulit Ikterik Sikatrik : "i#ak a#a : "i#ak a#a : De9iasi trakea ;4< : "i#ak membesar : "i#ak meningkat ;=D$ 8m< : bibir sianosis ;4< : "i#ak a#a : "i#ak a#a : "i#ak a#a : "i#ak a#a : "i#ak a#a : "i#ak a#a : >#ema ;454< ptosis ;454< : 'nemis : "i#ak ikterik : Isokor & mm refleks 8ahaya ;D5D< : Meso8ephal simetris 9enektasi temporal ;4< : 6arna hitam #istribusi merata ti#ak mu#ah #i8abut : "i#ak a#a.

(. Pemeriksaan Da#a Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi : Din#ing #a#a kiri sama #engan #ekstra Ketinggalan gerak ;4< : @okal fremitus apeB kanan E kiri @okal fremitus basal kanan E kiri : Sonor pa#a seluruh lapang paru kanan #an kiri :atas paru hepar SI. @ /M.D 'uskultasi : Suara #asar 9esikuler ;D< pa#a lapang paru kanan #an kiri. 6hee)ing;454< Jantung Inspeksi : I8tus 8or#is tampak #i SI. @ $ jari me#ial /M.S pulsasi parasternal ;4< pulsasi epigastrium ;4<. Palpasi Perkusi : I8tus 8or#is teraba #i SI. @ $ jari me#ial /M.S : :atas jantung 4 Kanan atas SI. II /PSD. 4 Kiri atas SI. II /PSS. 4 Kanan ba!ah SI. I@ /PSD. 4 Kiri ba!ah SI. @ $ jari me#ial /M.S 'uskultasi I. Pemeriksaan 'b#omen Inspeksi 'uskultasi Perkusi Palpasi : .embung : :ising usus ;D< normal . : "impani Pekak sisi ;D< pekak alih ;D< : Supel nyeri tekan ;4< un#ulasi ;D< (epar teraba & jari #i ba!ah ar8us 8osta #eBtra. /ien ti#ak teraba : S1 F S$ reguler ti#ak a#a murmur ti#ak a#a gallop. ronkhi basah halus ;454< ronkhi basah kasar ;454<

3. Pemeriksaan >kstremitas Superior : >#ema ;454< pitting e#ema ;454< #eformitas ;454< jari tabuh ;454< sianosis ;454< sensibiltas ;454< akral #ingin ;454< turgor kulit 8ukup capillary refill <$ #etik. Inferior : >#ema ;454< pitting e#ema ;454< #eformitas ;454< jari tabuh ;454< sianosis ;454< sensibiltas ;454< akral #ingin ;454< turgor kulit 8ukup capillary refill <$ #etik. PEMERIKSAAN PENUN0ANG PEMERIKSAAN LA2ORATORIUM 13 Maret 2013 pukul 16.01 D r , Leng3 $ (emoglobin /eukosit (ematokrit >ritrosit "rombosit M.@ M.( M.(. RD6 MP@ (itung 3enis :asofil >osinofil :atang Segmen /imfosit Monosit %A ( C& / % %% =7 7 / 17 2 ( 1= = G G G G G G / C& =$C% / $= / $C ( =$&.%%% A% A &% 1 && 1 ( 1= & 1% % g5#/ 5u/ G 1%H25u/ 5u/ f/ pg G G f/

KIMIA KLINIK S*I" S*P" Ureum Darah Kreatinin Darah *lukosa Se!aktu 1atrium Kalium Klori#a 14 Maret 2013 pukul 08.01 Urin Leng3 $ Fi%i% 6arna Kejernihan :au Kimi :erat jenis P( /eukosit 1itrit Protein *lukosa Keton Urobilinogen :ilirubin >ritrosit Sedimen >ritrosit /eukosit >pitel Silin#er (ialin C 4 1% &4= %4$ 1egatif 1 %1= ( C% 1egatif 1egatif &%% =% 1egatif 1ormal 1egatif 1% Kuning 'gak keruh Khas $1 / $= ( C2 1 ( A A% 11C 1+$ +7 1%% U5/ U5/ mg5#/ mg5#/ mg5#/ mmol5/ mmol5/ mmol5/

Silin#er /ilin *ranuler (alus *ranuler Kasar Kristal :akteri "rikomonas 3amur 14 Maret 2013 pukul 18.20 D r , Leng3 $ (emoglobin /eukosit (ematokrit >ritrosit "rombosit M.@ M.( M.(. RD6 MP@ (itung 3enis :asofil >osinofil :atang Segmen /imfosit Monosit KIMIA KLINIK Ureum Darah Kreatinin Darah Kalium

1egatif 1egatif 1egatif 1egatif Positif 1egatif 1egatif

/ C7 / &%&% / $2 / $A ( +7+.%%% A% 7 &% 1 && $ ( 1= & A7 1% $2 / %.%% 2$ % / $$ C ( 11 2 ( =$ + ( = &% &=

g5#/ 5u/ G 1%H25u/ 5u/ f/ pg G G f/ G G G G G G mg5#/ mg5#/ mmol5/

RESUME 4KESIMPULAN PEMERIKSAAN5 'namnesa : 4 4 4 4 4 4 Sesak nafas Mual muntah :uang air ke8il se#ikit4se#ikit /emas #an mu#ah lelah KU5Kes @ital Sign : Se#ang5 .omposmentis : "D : 17%51%% mm(g 1 S 4 4 4 4 4 4 4 4 Kepala Mata "elinga (i#ung Mulut /eher Kulit "horaks : : A$ B5menit teratur isi #an tekanan 8ukup. : &2 = . : Meso8ephal simetris 9enektasi temporal ;4< : Konjungti9a 'nemis Sklera ti#ak ikterik refleks 8ahaya ;D5D< : Dis8harge ;4< nyeri tekan ;4< : Dis8harge ;4< #e9iasi septum ;4< 1afas 8uping hi#ung ;4< : :ibir sianosis ;4< li#ah kotor ;4< : De9iasi trakea ;4< Pembesaran kelenjar thyroi# ;4< 3@P =D$ 8m : Ikterik ;4< Sikatrik ;4< RR : $C B5menit.

Pemeriksaan ,isik :

Paru-paru : #in#ing #a#a simetris sonor #iseluruh lapang paru Jantung : ti#ak a#a pembesaran 4 4 'b#omen : as8ites ;D< hepatomegali un#ulasi ;D< pekak sisi ;D< pekak alih ;D< >kstrimitas : e#em ;454< akral #ingin ;454< sianosis ;454<

1%

Pemeriksaan Penunjang : L b6r '6ri"m 4 'nemia 4 /eukosit menurun 4 (ematokrit #an eritrosit menurun 4 "rombosit meningkat 4 Ureum #an Kreatinin #arah meningkat 4 /,* 1% + ;J1=< *ra#e @ III. DIAGNOSIS Diagnosis klinis Diagnosis penyerta IV. TERAPI 1. 1on ,armakologis 4 :e# rest 4 Diet kalori ; &% ? &= kkal5kg::5hari< 4 Diet ren#ah garam ;$ 4& gr5hr< 4 Diet ren#ah protein ;% 24 % C gr5kg::5hari<. 4 Penga!asan ka#ar natrium #an kalium : untuk men8egah a#anya e#ema #an komplikasi kar#io9askuler. 4 Pembatasan 8airan yang masuk asupan total perhari E output urin #alam $+ jam D =%% ml 4 (emo#ialisis $. ,armakologi 4 4 4 4 4 4 I@,D D=G : >'S 1% tpm Inj. 8eftriaBon $B1 gr Inj. ,urosemi# &B$ 'mpul ;i9< Inj. Imepra)ole 1B1 'mpul ;i9< P.I .alos &B1 tab P.I Irbesartan 1B&%% tab : .hroni8 Ki#ney Disease gra#e = : Infeksi Saluran Kemih

11

4 4 4 4 4 4 @.

P.I 'm#iBal 1B1 tab P.I Inpepsa syr &B1 8th P.I Ketorola8 &B&% mg tab P.I Interhistin $B1 tab P.I "ramifen &B1 tab P.I 'lpra)olam 1B1 tab

PROGNOSIS : 4 4 4 '# 9itam '# ,ungsionam '# Sanationam : Dubia a# Malam : Dubia a# Malam : Dubia a# Malam

1$

2A2 II TIN0AUAN PUSTAKA

I.

GAGAL GIN0AL KRONIK

A. De7ini%i *agal ginjal kronik a#alah kerusakan ginjal yang terja#i selama lebih #ari & bulan ber#asarkan kelainan patologis atau petan#a kerusakan ginjal seperti proteinuria. 3ika ti#ak a#a tan#a kerusakan ginjal #iagnosis penyakit ginjal kronik #itegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang #ari 2% ml5menit51 7&mK. :atasan penyakit ginjal kronik: 1. Kerusakan ginjal F & bulan yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal #engan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus ber#asarkan: a. Kelainan patologik b. Petan#a kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pa#a pemeriksaan pen8itraan ra#iologi $. /aju filtrasi glomerulus J 2% ml5menit51 7&mK selama F & bulan #engan atau tanpa kerusakan ginjal. Pa#a pasien #engan penyakit ginjal kronik klasifikasi sta#ium #itentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus yaitu sta#ium yang lebih tinggi

menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih ren#ah. Klasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik #alam lima sta#ium. /,* #apat #ihitung #engan rumus Ko8kroft ? *ault.

;Pa#a !anita B % C=< 1&

"abel 1. Klasifikasi penyakit ginjal kronik ber#asarkan laju filtrasi glomerolus. Derajat 1 $ & + = Penjelasan Kerusakan ginjal #engan /,* normal atau L Kerusakan ginjal #engan /,* N ringan Kerusakan ginjal #engan /,* N se#ang Kerusakan ginjal #engan /,* N berat *agal ginjal /,* ;m/5menit51 7&m$< M A% 2%4CA &%4=A 1=4$A J1= atau #ialisis

"abel $. Klasifikasi penyakit ginjal kronik #engan atau tanpa kerusakan ginjal #an atau #engan atau tanpa peningkatan tekanan #arah 5 hipertensi ;("<. *,R ;ml5min51 7& m$< F A% 2% ? CA &% ? =A 1= ? $A J 1= ;atau #ialisis< 2. E'i686gi 1. Penyakit parenkim ginjal : a. Penyakit ginjal primer : glomerulonefritis polikistik ":. ginjal b. Penyakit ginjal sekun#er : nefritis lupus nefropati amilo#orsis ginjal poliarteritis no#asa s8lerosis sistemik progresif gout DM mielonefritis ginjal Dengan Kerusakan *injal Dengan "anpa (" (" 1 1 $ $ & + = & + = "anpa Kerusakan *injal Dengan (" (" (" #engan penurunan *,R & + = "anpa (" 1ormal Penurunan *,R & + =

1+

$. Penyakit ginjal obstruktif : pembesaran prostat 2 '" % 8"r n 3emi,# Re78"3% "re'er# infeksi yang berulang #an nefron yang memburuk Ibstruksi saluran kemih Destruksi pembuluh #arah akibat #iabetes #an hipertensi yang lama S8ar pa#a jaringan #an trauma langsung pa#a ginjal.

C. F 3'6r Re%i36 ,aktor risiko gagal ginjal kronik yaitu pa#a pasien #engan #iabetes melitus atau hipertensi penyakit autoimun batu ginjal sembuh #ari gagal ginjal akut infeksi saluran kemih berat ba#an lahir ren#ah #an faktor so8ial #an lingkungan seperti obesitas atau perokok berumur lebih #ari =% tahun #an in#i9i#u #engan ri!ayat penyakit #iabetes melitus hipertensi #an penyakit ginjal #alam keluarga berpen#i#ikan ren#ah #an terekspos #engan bahan kimia #an lingkungan tertentu.

D. E$idemi686gi Di 'merika Serikat menyatakan insi#ens penyakit ginjal kronik #iperkitakan 1%% juta kasus perjuta pen#u#uk per tahun #an angka ini meningkat sekitar CG setiap tahunnya. Di Malaysia #iperkirakan ter#apat 1C%% kasus baru gagal ginjal pertahunnya. Di 1egara berkembang lainnya insi#ens ini #iperkirakan sekitar +%42% kasis perjuta pen#u#uk per tahun.

1=

E. P '67i%i686gi Patofisiologi penyakit ginjal kronik pa#a a!alnya tergantung pa#a penyakit yang men#asarinya tapi #alam perkembangan selanjutnya proses yang terja#i kurang lebih sama. Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural #an fungsional nefron yang masih tersisa ;sur9i9ing nefron< sebagai upaya kompensasi yang #iperantarai oleh molekul 9asoaktif seperti sitokin #an growth factors. (al ini mengakibatkan hiperfiltrasi yang #iikuti oleh peningkatan tekanan kapiler #an aliran #arah glomerolus. Proses a#aptasi ini berlangsung singkat akhirnya #iikuti oleh proses mala#aptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya #iikuti #engan penurunan fungsi nefron yang progresif !alaupun penyakit #asarnya su#ah ti#ak aktif lagi. '#anya peningkatan akti9itas aksis renin4angiotensin4al#osteron intrarenal ikut memberikan kontribusi terha#ap terja#inya hiperfiltrasi

sklerosis #an progresifitas tersebut. 'kti9asi jangka panjang aksis renin4 angiotensin4al#osteron sebagian #iperantarai oleh growth factor seperti transforming growth factor (TGF-). :eberapa hal yang juga #ianggap berperan terha#ap terja#inya progresifitas penyakit ginjal kronik a#alah albuminuria hipertensi hiperglikemia #islipi#emia. "er#apat 9ariabilitas interin#i9i#ual untuk terja#inya sklerosis #an fibrosis glomerolus maupun interstitial. Perjalanan umum gagal ginjal kronik #apat #ibagi menja#i empat sta#ium. Sta#ium ringan #inamakan penurunan 8a#angan ginjal. Selama sta#ium ini kreatinin serum #an ka#ar :U1 normal #an pen#erita

12

asimptomatik. *angguan fungsi ginjal mungkin hanya #apat #iketahui #engan memberi beban kerja yang berat pa#a ginjal tersebut seperti test pemekatan kemih yang lama atau #engan menga#akan test /,* yang teliti. Sta#ium se#ang perkembangan tersebut #isebut insufisiensi ginjal #imana lebih #ari 7=G jaringan yang berfungsi telah rusak ;/,* besarnya $=G #ari normal<. Pa#a tahap ini ka#ar :U1 baru mulai meningkat #iatas batas normal. Peningkatan konsentrasi :U1 ini berbe#a4be#a tergantung #ari ka#ar protein #alam #iet. Pa#a sta#ium ini ka#ar kreatinin serum juga mulai meningkat melebihi ka#ar normal. ')otemia biasanya ringan ke8uali bila pen#erita misalnya mengalami stress akibat infeksi gagal jantung atau #ehi#rasi. Pa#a sta#ium insufisiensi ginjal ini pula gejala4gejala nokturia #an poliuria ;#iakibatkan oleh kegagalan pemekatan< mulai timbul. *ejala4gejala ini timbul sebagai respons terha#ap stress #an perubahan makanan atau minuman yang tiba4tiba. Pen#erita biasanya ti#ak terlalu memperhatikan gejala4gejala ini sehingga gejala tersebut hanya akan terungkap #engan mengajukan pertanyaan4pertanyaan yang teliti. Sta#ium berat #an sta#ium terminal gagal ginjal kronik #isebut gagal ginjal sta#ium akhir atau uremia. *agal ginjal sta#ium akhir timbul apabila sekitar A%G #ari massa nefron telah han8ur atau hanya sekitar $%%.%%% nefron saja yang masih utuh. 1ilai /,* hanya 1%G #ari kea#aan normal #an bersihan kreatinin mungkin sebesar =41% ml per menit atau kurang. Pa#a kea#aan ini kreatinin serum #an ka#ar :U1 akan meningkat #engan sangat menyolok sebagai respons terha#ap /,* yang mengalami se#ikit penurunan. Pa#a sta#ium akhir gagal ginjal pen#erita mulai merasakan gejala4gejala yang

17

8ukup parah karena ginjal ti#ak sanggup lagi mempertahankan homeostasis 8airan #an elektrolit #alam tubuh. Kemih menja#i isoosmotis #engan plasma pa#a berat jenis yang tetap sebesar 1 %1%. Pen#erita biasanya menja#i oligourik ;pengeluaran kemih kurang #ari =%% ml5hari< karena kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit mula4mula menyerang tubulus ginjal. Kompleks perubahan biokimia #an gejala4gejala yang #inamakan sin#rom uremik mempengaruhi setiap sistem #alam tubuh. Pa#a sta#ium akhir gagal ginjal pen#erita pasti akan meninggal ke8uali kalau ia men#apat pengobatan #alam bentuk transplantasi ginjal atau #ialisis. Meskipun perjalanan klinis penyakit ginjal kronik #ibagi menja#i empat sta#ium tetapi #alam prakteknya ti#ak a#a batas4batas yang jelas antara sta#ium4sta#ium tersebut.

F. M ni7e%' %i K8ini% *ambaran klinik gagal ginjal kronik berat #isertai sin#rom a)otemia sangat kompleks meliputi kelainan4kelainan berbagai organ seperti: kelainan hemopoeisis saluran 8erna mata kulit selaput serosa kelainan neuropsikiatri #an kelainan kar#io9askular. 1. Kelainan hemopoeisis 'nemia normokrom normositer #an normositer ;M.@ 7C4A+ .U< sering #itemukan pa#a pasien gagal ginjal kronik. 'nemia pa#a pasien gagal ginjal kronik terutama #isebabkan oleh #efisiensi eritropoetin. (al lain yang ikut berperan #alam terja#inya anemia a#alah #efisiensi besi kehilangan #arah ;misal per#arahan saluran 8erna hematuri< masa hi#up

1C

eritrosit yang pen#ek akibat terja#inya hemolisis #efisiensi asam folat penekanan sumsum tulang oleh substansi uremik proses inflamasi akut ataupun kronik. >9aluasi terha#ap anemia #imulai saat ka#ar hemoglobin J 1% g5#/ atau hematokrit J &% G meliputi e9aluasi terha#ap status besi ;ka#ar besi serum 5 serum iron, kapasitas ikat besi total 5 Total ron !in"ing #apacity (T $#) feritin serum< men8ari sumber per#arahan morfologi eritrosit kemungkinan a#anya hemolisis #an sebagainya. Penatalaksanaan terutama #itujukan pa#a penyebab utamanya #i samping penyebab lain bila #itemukan. Pemberian eritropoetin ;>PI< merupakan hal yang #ianjurkan. Pemberian tranfusi pa#a penyakit ginjal kronik harus #ilakukan hati4hati ber#asarkan in#ikasi yang tepat #an pemantauan yang 8ermat. "ranfusi #arah yang #ilakukan se8ara ti#ak 8ermat mengakibatkan kelebihan 8airan tubuh hiperkalemia #an

perburukan fungsi ginjal. Sasaran hemoglobin menurut berbagai stu#i klinik a#alah 1141$ g5#/ $. Kelainan saluran 8erna Mual #an muntah sering merupakan keluhan utama #ari sebagian pasien gagal ginjal kronik terutama pa#a sta#ium terminal. Patogenesis mual #an muntah masih belum jelas #i#uga mempunyai hubungan #engan #ekompresi oleh flora usus sehingga terbentuk amonia. 'monia inilah yang menyebabkan iritasi atau rangsangan mukosa lambung #an usus halus. Keluhan4keluhan saluran 8erna ini akan segera mere#a atau hilang setelah pembatasan #iet protein #an antibiotika.

1A

&. Kelainan mata @isus hilang ;a)otemia amaurosis< hanya #ijumpai pa#a sebagian ke8il pasien gagal ginjal kronik. *angguan 9isus 8epat hilang setelah beberapa hari men#apat pengobatan gagal ginjal kronik yang a#ekuat misalnya hemo#ialisis. Kelainan saraf mata menimbulkan gejala nistagmus miosis #an pupil asimetris. Kelainan retina ;retinopati<

mungkin #isebabkan hipertensi maupun anemia yang sering #ijumpai pa#a pasien gagal ginjal kronik. Penimbunan atau #eposit garam kalsium pa#a con%uncti&a menyebabkan gejala re" eye syn"rome akibat iritasi #an hiper9askularisasi. Keratopati mungkin juga #ijumpai pa#a beberapa pasien gagal ginjal kronik akibat penyulit hiperparatiroi#isme sekun#er atau tersier. +. Kelainan kulit *atal sering mengganggu pasien patogenesisnya masih belum jelas #an #i#uga berhubungan #engan hiperparatiroi#isme sekun#er. Keluhan gatal ini akan segera hilang setelah tin#akan paratiroi#ektomi. Kulit biasanya kering #an bersisik ti#ak jarang #ijumpai timbunan kristal urea pa#a kulit muka #an #inamakan urea frost. =. Kelainan neuropsikiatri :eberapa kelainan mental ringan seperti emosi labil #ilusi insomnia #an #epresi sering #ijumpai pa#a pasien gagal ginjal kronik. Kelainan mental berat seperti konfusi #ilusi #an ti#ak jarang #engan gejala psikosis juga sering #ijumpai pa#a pasien **K. Kelainan mental

$%

ringan atau berat ini sering #ijumpai pa#a pasien #engan atau tanpa hemo#ialisis #an tergantung #ari #asar kepriba#iannya ;personalitas<. 2. Kelainan kar#io9askular Patogenesis gagal jantung kongestif ;*3K< pa#a gagal ginjal kronik sangat kompleks. :eberapa faktor seperti anemia hipertensi

aterosklerosis kalsifikasi sistem 9askular sering #ijumpai pa#a pasien gagal ginjal kronik terutama pa#a sta#ium terminal #an #apat menyebabkan kegagalan faal jantung.

G. Pende3 ' n Di gn6% 1. 'namnesis #an Pemeriksaan ,isik 'namnesis harus terarah #engan mengumpulkan semua keluhan yang berhubungan #engan retensi atau akumulasi toksin a)otemia etiologi **K perjalanan penyakit termasuk semua faktor yang #apat

memperburuk faal ginjal ;/,*<. *ambaran klinik ;keluhan subjektif #an objektif termasuk kelainan laboratorium< mempunyai spektrum klinik luas #an melibatkan banyak organ #an tergantung #ari #erajat penurunan faal ginjal. *ambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi: a. Sesuai #engan penyakit yang men#asariO b. Sin#rom uremia yang ter#iri #ari lemah letargi anoreksia mual muntah nokturia kelebihan 8airan ;9olume o9erloa#< neuropati perifer pruritusm uremic frost perikar#itis kejang4kejang sampai komaO

$1

8. *ejala komplikasinya antara lain hipertensi anemia osteo#istrofi renal payah jantung asi#osis metabolik gangguan keseimbangan elektrolit ;so#ium kalium 8hlori#a<.

$. Pemeriksaan Penunjang a. /aboratorium *ambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi sesuai #engan penyakit yang men#asarinya penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan ureum #an kreatinin serum #an penurunan laju filtrasi glomerolus ;/,*< yang #apat #ihitung mempergunakan rumus Ko8k8roft4*ault serta kelainan biokimia #arah lainnya seperti

penurunan ka#ar hemoglobin hiper atau hipokalemia hiperfosfatemia hipokalsemia. Kelainan urinanalis meliputi proteinuria hematuri leukosuria #an silin#er. b. >K* Untuk melihat a#anya hipertropi 9entrikel kiri tan#a perikar#itis aritmia #an gangguan elektrolit ;hiperkalemia hipokalsemia<. 8. Ra#iologis 1< ,oto polos ab#omen: #apat terlihat batu ra#io opak $< Pielografi intra9ena: sekarang jarang #igunakan karena kontras seriing ti#ak bisa mele!ati filter glomerolus #i samping

kekha!atiran terja#inya pengaruh toksisk oleh kontras terha#ap ginjal yang su#ah mengalami kerusakan &< Pielografi antergra# atau retrogra#e #ilakukan sesuai in#ikasi

$$

+< Ultrasonografi ginjal #apat memperlihatkan ukuran ginjal yang menge8il korteks yang menipis a#anya hi#ronefrosis atau batu ginjal kista massa klasifikasi =< Pemeriksaan renografi #ikerjakan bila a#a in#ikasi

H. Pen ' 8 3% n

1. Prinsip penatalaksanaan ber#asarkan *,R a. Sta#ium 1 : terapi penyakit #asar memperke8il resiko kar#io9askuler e9aluasi perburukan fungsi ginjal b. Sta#ium $ : hambat perburukan fungsi ginjal 8. Sta#ium & : e9aluasi #an terapi komplikasi #. Sta#ium + : persiapan untuk RR" ;'enal 'eplacement Therapy< e. Sta#ium = : RR" $. Penatalaksanaan Umum Se8ara umum penatalaksanaan untuk gagal ginjal ter#iri #ari terapi konser9atif terapi simptomatik #an terapi pengganti ginjal a. "erapi konser9atif "ujuan #ari terapi konser9atif a#alah men8egah memburuknya faal ginjal se8ara progresif meringankan keluhan4keluhan akibat akumulasi toksin a)otemia memperbaiki metabolisme se8ara optimal #an memelihara keseimbangan 8airan #an elektrolit. 1< Peranan #iet "erapi #iet ren#ah protein ;DRP< menguntungkan untuk men8egah atau mengurangi toksin a)otemia tetapi untuk jangka

$&

lama #apat merugikan terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen. $< Kebutuhan jumlah kalori Kebutuhan jumlah kalori ;sumber energi< untuk **K harus a#ekuat #engan tujuan utama yaitu mempertahankan

keseimbangan positif nitrogen memelihara status nutrisi #an memelihara status gi)i. &< Kebutuhan 8airan :ila ureum serum F 1=% mgG kebutuhan 8airan harus a#ekuat supaya jumlah #iuresis men8apai $ / per hari. +< Kebutuhan elektrolit #an mineral Kebutuhan jumlah mineral #an elektrolit bersifat in#i9i#ual tergantung #ari /,* #an penyebab #asar penyakit ginjal tersebut ;un"erlying renal "isease<.

b. "erapi simptomatik 1< 'si#osis metabolik 'si#osis metabolik harus #ikoreksi karena meningkatkan serum kalium ;hiperkalemia<. Untuk men8egah #an mengobati asi#osis metabolik #apat #iberikan suplemen alkali. "erapi alkali ;so"ium !icar!onat< harus segera #iberikan intra9ena bila p( P 7 &= atau serum bikarbonat P $% m>Q5/.

$+

$< 'nemia Dapat #iberikan eritropoetin pa#a pasien gagal ginjal kronik. Dosis inisial =% u5kg I@ & kali #alam seminggu. 3ika (b meningkat F$ gr5#/ kurangi #osis pemberian menja#i $ kali seminggu. Maksimum pemberian $%% u5kg #an ti#ak lebih #ari tiga kali #alam seminggu. "ransfusi #arah misalnya Pa(e" 'e" #ell ;PR.<

merupakan salah satu pilihan terapi alternatif murah #an efektif. "erapi pemberian transfusi #arah harus hati4hati karena #apat menyebabkan kematian men#a#ak. Sasaran hemoglobin a#alah 1141$ gr5#/. &< Keluhan gastrointestinal 'noreksi 8egukan mual #an muntah merupakan keluhan yang sering #ijumpai pa#a **K. Keluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan utama ;chief complaint< #ari **K. Keluhan gastrointestinal yang lain a#alah ulserasi mukosa mulai #ari mulut sampai anus. "in#akan yang harus #ilakukan yaitu program terapi #ialisis a#ekuat #an obat4obatan simtomatik. +< Kelainan kulit "in#akan yang #iberikan tergantung #engan jenis keluhan. =< Kelainan neuromuskular :eberapa terapi pilihan yang #apat #ilakukan yaitu terapi hemo#ialisis reguler yang a#ekuat me#ikamentosa atau operasi subtotal paratiroi#ektomi.

$=

2< (ipertensi Pemberian penghambat obat4obatan Kon9erting anti hipertensi terutama

>n)ym

'ngiotensin

;)ngiotensin

#on&erting *n+yme, )#* inhi!itor<. Melalui berbagai stu#i terbukti #apat memperlambat proses pemburukan antihipertensi #an antiproteinuria. 7< Kelainan sistem kar#io9askular Pen8egahan #an terapi terha#ap penyakit kar#io9askular merupakan hal yang penting karena +%4=%G kematian pa#a penyakit ginjal kronik #isebabkan oleh penyakit kar#io9askular. "in#akan yang #iberikan tergantung #ari kelainan kar#io9askular yang #i#erita #islipi#emia termasuk pengen#alian #iabetes hiperfosfatemia hipertensi

#an terapi terha#ap kelebihan

8airan #an gangguan keseimbanagan elektrolit. 8. "erapi pengganti ginjal "erapi pengganti ginjal #ilakukan pa#a penyakit ginjal kronik sta#ium = yaitu pa#a /,* kurang #ari 1= ml5menit. "erapi tersebut #apat berupa hemo#ialisis #ialisis peritoneal #an transplantasi ginjal. 1< (emo#ialisis "in#akan terapi #ialisis ti#ak boleh terlambat untuk men8egah gejala toksik a)otemia #an malnutrisi. "etapi terapi #ialisis ti#ak boleh terlalu 8epat pa#a pasien **K yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal ;/,*<. In#ikasi tin#akan terapi #ialisis yaitu in#ikasi absolut #an in#ikasi elektif. :eberapa

$2

yang termasuk #alam in#ikasi absolut

yaitu perikar#itis

ensefalopati5neuropati a)otemik ben#ungan paru #an kelebihan 8airan yang ti#ak responsif #engan #iuretik hipertensi refrakter muntah persisten #an $loo" -remic .itrogen ;:U1< F 1$% mgG #an kreatinin F 1% mgG. Se#angkan in#ikasi elektif yaitu /,* antara = #an C m/5menit51 7&mK mual anoreksia muntah #an astenia berat. 'kan tetapi hemo#iRlisis #ikontrain#ikasikan untuk pasien4 pasien #engan 8ar#io9as8ular #isease hipotensi stroke hemoragik gangguan koagulasi #an lac( of &ascular access. $< Dialisis peritoneal ;DP< 'khir4akhir ini su#ah populer #ontinuous )m!ulatory Peritoneal /ialysis ;.'PD< #i pusat ginjal #i luar negeri #an #i In#onesia. In#ikasi me#ik .'PD yaitu pasien anak4anak #an orang tua ;umur lebih #ari 2= tahun< pasien4pasien yang telah men#erita penyakit sistem kar#io9askular pasien4 pasien yang 8en#erung akan mengalami per#arahan bila #ilakukan

hemo#ialisis kesulitan pembuatan '@ shunting pasien #engan stroke pasien **" ;gagal ginjal terminal< #engan resi#ual urin masih 8ukup #an pasien nefropati #iabetik #isertai co-mor!i"ity #an co-mortality. In#ikasi non4me#ik yaitu keinginan pasien sen#iri tingkat intelektual tinggi untuk melakukan sen#iri

;man#iri< #an #i #aerah yang jauh #ari pusat ginjal. &< "ransplantasi ginjal

$7

I. Pre9en'i7 Upaya pre9entif pa#a gagal ginjal menitikberatkan pa#a upaya pre9entif terha#ap fa8tor penyebab yang pa#a kasus gagal ginjal kronis lebih banyak #isebabkan oleh DM #an hipertensi. Mengubah lifestyle sangat #ianjurkan seperti ti#ak merokok pengaturan #iet latihan fisik. "etapi bila su#ah terkena DM atau hipertensi monitor tekanan #arah #an gula #arah harus #ilakukan #isamping itu terapi farmakologi juga #iperlukan seperti anti hipertensi anti hiperglikemi anti hiperlipi#emi.

3. PRI*1ISIS Pasien #engan gagal ginjal kronik umumnya akan menuju sta#ium terminal atau sta#ium @. 'ngka progesi9itasnya tergantung #ari #iagnosis yang men#asari keberhasilan terapi #an juga #ari in#i9i#u masing4masing. Pasien yang menjalani #ialisis kronik akan mempunyai angka kesakitan #an kematian yang tinggi. Pasien #engan gagal ginjal sta#ium akhir yang menjalani transpantasi ginjal akan hi#up lebih lama #aripa#a yang menjalani #ialisis kronik. Kematian terbanyak a#alah karena kegagalan jantung ;+=G< infeksi ;1+G< kelainan pembuluh #arah otak ;2G< #an keganasan ;+G<.

II. INFEKSI SALURAN KEMIH A. De7ini%i Infeksi saluran kemih ;ISK< #apat terja#i se8ara asimtomatis maupun simtomatis. ISK a#alah infeksi yang terja#i pa#a semua saluran kemih. Definisi #ari infeksi saluran kemih ber9ariasi bergantung kepa#a manifestasi

$C

#an letak infeksinya pielonefritis.

antara lain bakteriuria

8istitis

prostatitis

#an

2. E$idemi686gi Infeksi saluran kemih lebih sering terja#i pa#a !anita #aripa#a pria ke8uali pa#a bayi #an lansia. Saat masih bayi insi#ensi infeksi saluran kemih se#ikit lebih banyak pa#a laki4laki #aripa#a perempuan karena pa#a laki4laki lebih sering terja#i kelainan pa#a saluran kemih. Setelah usia =% tahun ke atas obstruksi #ari :P( sering terja#i sehingga terja#i peningkatan keja#ian infeksi saluran kemih pa#a pria #iban#ing !anita. Infeksi saluran kemih yang berulang sering terja#i pa#a !anita. Pre9alensi #ari bakteruria men8apai =G #iantara !anita usia $%4+% #an #apat menja#i lebih tinggi sebesar +%4=%G pa#a usia yang lebih tua. Sekitar =%4C%G !anita seti#aknya pernah mengalami ISK selama hi#upnya.

C. E'i686gi Uropatogen yang menyebabkan ISK ber9ariasi tergantung #ari gejala klinis tetapi lebih sering #isebabkan bakteri basil gram negatif yang men8apai saluran kemih. Di 'merika Serikat bakteri terbanyak a#alah *.coli ;7=4A%G< 0taphylococcus saprophyticus ;=41=G< spesies 1le!siella, Proteus,

*nterococcus, #itro!acter #an organisme lain sebesar =41%G. Penyebab penyakit pielonferitis non komplikata a#alah *.coli. bakteri gram positif seperti entero8o88us atau 0taphylococcus aureus #an jamur merupakan patogen yang penting pa#a ISK komplikata.

$A

Kea#aan yang memu#ahkan terja#inya ISK antara lain : 1. Diabetes $. Usia lanjut &. Retensio urin +. Kateter urin =. :atu saluran kemih atau hal4hal yang menghambat jalan keluar urin 2. Kurang mobilisasi 7. Kehamilan C. Iperasi yang melibatkan saluran kemih

D. K8 %i7i3 %i Infeksi #apat #iklasifikasikan ber#asarkan lokasi infeksi #i #alam saluran kemih. 'kan tetapi karena a#anya hubungan satu lokasi #engan lokasi lain sering #i#apatkan bakteri #i #ua lokasi yang berbe#a. Klasifikasi #iagnosis Infeksi Saluran Kemih #an *enitalia Pria yang #imo#ifikasikan #ari pan#uan >'U ;*uropean )ssociation of -rology< #an IDS' ; nfectious /isease 0ociety of )merica< 1. Infeksi Saluran Kemih ;ISK< a. ISK non komplikata akut pa#a !anita b. Pielonefritis non komplikata akut 8. ISK komplikata #. :akteriuri asimtomatik e. ISK rekurens f. Uretritis

&%

g. Urosepsis $. Infeksi "raktus *enitalia Pria a. Prostatitis b. >pi#i#imitis 8. Irkhitis

E. M ni7e%' %i K8ini% *ejala infeksi pa#a saluran kemih bagian ba!ah antara lain : 1. Urin ber!arna keruh atau #arah $. Demam &. Rasa sakit atau panas ketika ken8ing +. Rasa kram atau melilit pa#a perut bagian ba!ah =. Rasa ingin ken8ing terus4menerus 3ika infeksi telah men8apai saluran kemih bagian atas gejala yang mun8ul #apat berupa : 1. Keringat #ingin atau mengigil $. Rasa lelah #an lesu &. Demam #iatas 1%1S, +. 1yeri pa#a pinggang =. Mual #an muntah 2. 1yeri perut yang berat 7. Perubahan kea#aan psikologi atau bingung ;pa#a orang tua gejala yang timbul hanya ini<

&1

F. P '6gene%i% Pa#a sebagian besar kasus ISK infeksi terja#i akibat naiknya bakteri #ari uretra menuju 9esika urinaria. :erpin#ahnya bakteri hingga ke ureter #apat menyebabkan infeksi pa#a parenkim ginjal. "erja#inya penyakit bergantung #ari interaksi antara host patogen #an faktor lingkungan. Misalnya pa#a orang #engan tingkat akti9itas seksual tinggi lebih berisiko terkena infeksi. "etapi karena #aya tahan tubuh #an imunitas pa#a 9esika urinari baik maka kuman yang menyebabkan ISK #apat tereliminasi. '#anya ben#a asing pa#a saluran kemih misalnya batu atau kateter #apat menyebabkan terja#inya kolonisasi bakteri. ,aktor lingkungan terutama pa#a !anita biasanya #ikarenakan ekologi #ari 9agina. Kolonisasi pa#a introitus 9agina #an area periuretral merupakan langkah a!al terja#inya ISK. 'kti9itas seksual berhubungan #engan peningkatan risiko kolonisasi 9agina #engan *.coli yang juga meningkatkan risiko ISK. :akteri #an kuman penyebab ISK #apat juga men8apai saluran kemih melalui aliran #arah. Penyebaran se8ara hematogen terhitung hanya J $G #ari infeksi saluran kemih #an bera!al #ari bakterimia yang #isebabkan oleh organisme 9irulen seperti 0almonella, #an 0. aureus. Infeksi se8ara hematogen #apat menimbulkan abses fokal atau area pielonefritis pa#a ginjal yang menyebabkan hasil kultur urin positif. Patogenesis #ari 8an#i#aria juga #apat #isebabkan karena penyebaran hematogen.

&$

G. Di gn6%i% Pen#ekatan #iagnosis pa#a ISK bergantung manifestasi klinis yang terja#i : 1. .istitis se#erhana pa#a !anita Diagnosis 8istitis se#erhana pa#a !anita #apat #itegakkan hanya melalui anamnesis. Pa#a hasil anamnesis gejala iritatif berupa #isuria frekuensi urgency berkemih #engan jumlah urin yang se#ikit #an nyeri supra4pubis. Pa#a !anita sering #i#ahului ri!ayat hubungan seksual sebelumnya ;2oney-moon cystitis<. ,aktor pre#isposisi harus #i8ari misalnya #i9ertikel uretra #is8harge 9agina pera#angan prostat pa#a pasangannya. 1amun jika ti#ak #apat menemukan gejala yang spesifik ataupun ti#ak jelas maka tes #ipstik urin #apat #ilakukan. '#anya nitrat #an leukosit esterase pa#a !anita #engan satu gejala ISK meningkatkan ketepatan #iagnosis #ari =%4C%G #an pengobatan se8ara empiris #apat #ilakukan tanpa tes yang lebih jauh lagi. 3ika hasil #ipstik ti#ak #i#apatkan hasil positif #iagnosis ISK masih belum #apat #isingkirkan sehingga kultur urin #an pemeriksaan pel9is #apat #irekomen#asikan. Urinalisis rutin untuk menilai piuria hematuria #an nitrit.

Diagnosis #apat #itegakkan jika ter#apat bakteriuria bermakna. Stan#ar tra#isional untuk bakteriuri bermakna a#alah F 1% = koloni5ml. Stamm melaporkan bah!a #engan bakteriuri bermakna F 1%= koloni5ml hanya men#eteksi =1 G #iagnosis sistitis akut. Se#angkan #engan F 1%$ koloni5ml #i#apatkan sensitifitas A= G #an spesifisitas C=G. 'kan tetapi se8ara teknik pemeriksaan mikrobiologi lebih

&&

#iper8aya hasil bakteriuri bermakna F 1%& koloni5ml serta masih memberikan nilai spesifisitas T A% G #engan penurunan sensitifitas T C% G. $. .istitis pa#a pria "an#a #an gejala ISK pa#a pria ti#ak jauh berbe#a #engan !anita. Pengambilan urin tampung untuk kultur sangatlah #irekomen#asikan ketika seorang pria mengalami gejala ISK karena bakteriuria #apat membe#akan sin#roma #ari prostatitis bakterial akut atau kronik yang menja#i penyebab paling sering pa#a nyeri pel9is kronik yang ti#ak berhubungan #engan bakteriuria #an ti#ak selalu berespon terha#ap terapi antibiotik. 3ika #iagnosis masih belum jelas kultur #engan tes Meares4Stamey #apat #ipakai untuk membe#akan antara bakterial #an nonbakterial sin#roma prostat. &. :akteriuria asimtomatik Diagnosis bakteriuria asimtomatik melibatkan pemeriksaan

mikrobiologi #an kriteria klinis. Kriteria mikrobiologi jika #i#apatkan M 1%= bakteri 8fu5ml. 3arak pemeriksaannya a#alah $+ jam. Pemeriksaan ini memberikan sensitifitas F C%G #an spesifisitas F A=G. Kriteria klinisnya a#alah jika pasien ti#ak merasakan gejala #an tan#a yang menuju ke arah ISK.

&+

H. Pen ' 8 3% n

"ujuan pengelolaan pa#a pasien ISK a#alah : 1. Men8egah #an menghilangkan gejala $. Men8egah #a mengobati bakterimia #an bakteriuria &. Men8egah #an mengurangi risiko kerusakan jaringan ginjal Prinsip umum pengobatan ISK a#alah : 1. >ra#ikasi bakteri penyebab $. Koreksi kelainan anatomis5 faktor pre#isposisi Durasi manajemen #ari ISK bagian ba!ah a#alah 1 minggu se#angkan untuk ISK bagian atas selama $ minggu. Manajemen pa#a bakteriuria asimtomatis lebih #iutamakan untuk mengobati un"erlying "isease #an menghin#ari manajemen #engan kateter atau #i9ersi urologis. Infeksi saluran kemih bagian ba!ah #apat #i tatalaksana #engan menggunakan "rimethoprim4sulfamethoBa)ole 12%4C%%mg $B5hari. Untuk profilaksis #apat menggunakan "rimethoprim4sulfamethoBa)ole 1%%mg setiap hari atau +%4 $%%mg atau &$%412%% mg #osis tunggal. Manajemen pa#a infeksi saluran kemih bagian atas menggunakan ampisilin #an aminoglikosi#a atau 8ephalosporin generasi 1 #an aminoglikosi#a yang merupakan antibiotik pilihan pertama. Pilihan ke#ua a#alah #engan menggunakan golongan 8ephalosporin generasi & penisilin spektrum luas atau aminoglikosi#a. Pa#a kon#isi yang ringan #apat #igunakan "rimethoprim4 sulfamethoBa)ole.

&=

Infeksi saluran kemih a#alah infeksi yang sering berulang 5 rekuren. Manajemen pa#a ISK rekuren a#alah #engan menggunakan antibiotik profilaksis yang #igunakan selama 2 bulan pengobatan untuk men8egah terja#inya rekurensi. 1. Profilaksis berlanjut Untuk profilaksis #apat #iberikan setiap malam selama 2 bulan. (al ini #apat menurunkan angka rekurensi ISK hingga men8apai A=G. $. Profilaksis post4koital Digunakan untuk !anita yang biasanya mengalami ISK akibat hubungan seksual. Dapat #iberikan "rimethoprim4sulfamethoBa)ole +%4$%%mg. 'ntibiotik profilaksis yang sering #igunakan antara lain : 1. "rimethoprim4sulfamethoBa)ole +%4$%%mg5hari atau &B5minggu $. 1itrofurantoin =%41%%mg5hari &. .iprofloBa8in 1$=mg5hari atau norfloBa8in $%%mg5hari +. .ephaleBin 1$=4$=%mg5hari

I. K6m$8i3 %i Komplikasi #apat terja#i pa#a pasien yang mengalami keja#ian ISK rekuren. 3ika ti#ak #itangani #apat menyebabkan 'enal 0carring yang menimbulkan kon#isi : 1. *agal ginjal $. (ipertensi &. Preeklampsia ;pa#a !anita hamil<

&2

0. Pr6gn6%i% .istitis a#alah faktor risiko untuk terja#inya keja#ian kambuh 8istitis #an pielonefritis. :akteriuria asimtomatik sering terja#i pa#a orang tua namun ti#ak meningkatkan risiko kematian. 3ika ti#ak a#a kelainan anatomis infeksi yang berulang pa#a anak4anak maupun #e!asa ti#ak akan memba!a ke arah pielonefritis kronik maupun gagal ginjal.

&7

DAFTAR PUSTAKA *ra#!ohl S .heno!eth . ,on#e K (arrison @ Munger K Uos8hni8k /. Urinary tra8t infe8tion : gui#elines for pra8ti8al 8are. Un9ersity of Mi8higan (ealth System. Ketut Su!itra. Penyakit *injal Kronik. 'ru 6S :ambang S I#rus ' Mar8ellus SK Siti S e#itor. :uku 'jar Ilmu Penyakit Dalam. >#. + 3ili# I. 3akarta: ,akultas Ke#okteran Uni9ersitas In#onesiaO $%%7. hlm =7%4& Murray / Ian 6 "om " .hee K.. .hroni8 Renal failure in IfBor# (an#book of .lini8al Me#i8ine. >#. 7th. 1e! -ork: IBfor# Uni9ersityO $%%7. $A+4A7. 1aber K* :ergman : :ishop M. 3ohansen ">: :otto ( /obel : ;e#<. $%%1. >uropean 'sso8iation of Urology : *ui#elines on Urinary an# Male *enital "ra8t Infe8tions. Rubin R( Shapiro>D 'n#riole @" Da9is R3 Stamm 6>. 1AA$. *eneral gui#elines for the e9aluation of ne! anti4infe8ti9e #rugs for the treatment of urinary tra8t infe8tion. .lin Inf Dis ;1=< : S$124$7. Suyono Slamet Prof. #r. (. #kk. $u(u )%ar lmu Penya(it /alam. >#isi Ketiga. 3ili# II. 3akarta: :alai Penerbit ,KUI. $%%1 "autner :arbara 6 *upta Kalpana. $%1$. Urinary "ra8t Infe8tions Pyelnephritis an# Prostatitis #alam : 2arrison3s Principles of nternal 4e"icine 56th e". "he M8*ra!4(ill .ompanies In8. 1e! -ork 6ilson /orraine M8.arty R1 PhD. Dkk. Patofisiologi (onsep 1linis ProsesProses Penya(it. >#isi >nam. @olume Dua. >*.. $%%$

&C

Anda mungkin juga menyukai