Anda di halaman 1dari 12

Pelajaran 4

*17-23 Oktober 2009

Terompet, Darah, Awan dan Api

Sabat Petang
Untuk pelajaran pekan ini bacalah: Kel. 12:1-29; Bil. 9, 10;
Mat. 26:36-43; Luk. 22:15, 19, 20; 1 Kor. 15:52.

Ayat Hafalan: “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi
adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba
Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus” (1 Korintus 5:7).

P
ada Paskah terakhir, ketika Yesus makan bersama murid-murid-Nya, Ia
melembagakan “Perjamuan Kudus.” Mengambil beberapa unsur yang
sama dengan makan Paskah, Yesus berkata: “Ambillah, makanlah, inilah
tubuh-Ku.” Dan untuk cawan, Ia berkata: “Inilah darah-Ku, darah perjanjian,
yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Mat. 26:26-
29). Dan Paulus menulis: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum
cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Kor.
11:23-26).
Perjamuan kudus adalah Paskah Kristen, upacara Perjanjian Baru yang se-
rupa dengan kelepasan Israel dari Mesir. Minggu ini kita akan mempelajari peri-
ngatan pertama kelepasan Israel tersebut. Kita juga akan mempelajari kehadiran
Tuhan di tengah perkemahan Israel, demikian juga terompet perak yang ditiup
pada saat-saat tertentu, dan beberapa cerita lainnya yang mengungkapkan situa­
si umat Allah dahulu kala dalam keadaan mereka yang unik.
Sebagaimana biasanya, kita akan mempelajari pelajaran yang dapat kita ta-
rik bagi diri kita sendiri sementara kita menghadapi beberapa jenis pencobaan
dan ujian yang sama dengan mereka dalam konteks dan zaman kita sekarang,
biarpun keadaannya sangat berbeda.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 24 Oktober.

42
Minggu 18 Oktober
Menjadi Peringatan akan Aku

Baca Bilangan 9:1-5 dan Keluaran 12:1-29. Kebenaran rohani apakah


yang dapat kita ambil dari berbagai cerita ini untuk diri kita sendiri? Se-
mentara Anda membaca, pikirkanlah tentang hal-hal berikut, contohnya
seperti, penurutan, kasih karunia, penebusan, iman dan penghakiman.
________________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
______________________________________________________________

Ini adalah peringatan pertama akan malam yang menakjubkan di Mesir ke-
tika malaikat Tuhan membunuh anak-anak sulung orang Mesir, tetapi “mele-
wati” (passover yang diterjemahkan Paskah) rumah-rumah di mana ada darah
domba korban yang menandai tempat kediaman bangsa Israel. Sekarang, pada
perayaan tahunan itu, mereka mengenang malam kelepasan istimewa mereka
dari Mesir dan keselamatan yang Allah buat bagi mereka.

Bagaimanakah para pengikut Yesus merayakan Paskah dewasa ini?


(Lukas 22:15, 19, 20). Untuk mengenang apakah upacara tersebut?
________________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
______________________________________________________________

“Kristus sedang berdiri pada titik peralihan antara dua sistem dan dua pe-
rayaan mereka yang besar. Ia sebagai Anak Domba Allah yang tidak bercacat,
hampir akan menyerahkan diri-Nya sebagai suatu persembahan karena dosa,
agar dengan demikian Ia akan mengakhiri sistem upacara korban bayangan yang
selama empat ribu tahun telah menunjuk kepada kematian-Nya. Ketika Ia ma-
kan Paskah dengan murid-murid-Nya, Ia mendirikan sebagai gantinya upacara
yang akan menjadi peringatan pengorbanan-Nya yang besar itu. Perayaan na-
sional orang Yahudi itu harus dihilangkan selama-lamanya. Upacara yang di-
tetapkan oleh Kristus harus dipelihara oleh para pengikut-Nya di semua negeri
dan pada segenap zaman.
“Upacara perjamuan kudus diberikan untuk memperingati kelepasan yang
besar yang dilaksanakan sebagai hasil kematian Kristus. . . . Itulah ikhtiar yang
oleh mana pekerjaan-Nya yang besar bagi kita harus dipelihara dalam keadaan
segar dalam pikiran kita.”—Alfa dan Omega, jld 6, 293, 294.

43
Senin 19 Oktober
HadiratNya yang Menuntun

Salah satu dari jaminan-jaminan ajaib yang dimiliki bangsa Israel di padang
belantara adalah tanda hadirat Allah yang kelihatan, yang dinyatakan dengan cara
yang sangat jelas: tiang awan pada siang hari dan tiang api di malam hari.
Coba pikirkan. Bangsa yang terdiri dari kira-kira dua juta orang hidup di
padang yang tandus dan berbahaya, perkemahan tentunya tersebar pada jarak
bermil-mil. Tanpa memiliki komunikasi yang langsung dan cepat (tidak ada ra-
dio, telepon, internet), pastilah ada cara untuk memberitahukan kepada mereka
semua, kapan dan ke mana mereka harus pergi.

Baca Bilangan 9:15-33. Bagaimanakah manifestasi kehadiran Allah ini


menyatakan kehendak Allah kepada mereka, sekurang-kurangnya sehu-
bungan dengan pergerakan mereka?
________________________________________________________________
______________________________________________________________

Pimpinan Tuhan terhadap Israel perantaraan awan yang kelihatan itu tidak
selalu melalui perjalanan di jalan raya yang mudah. Yeremia mencatat bahwa Ia
memimpin kita “di padang gurun, di tanah yang tandus dan yang lekak-lekuk,
di tanah yang sangat kering dan gelap, di tanah yang tidak dilintasi orang dan
yang tidak didiami manusia” (Yer. 2:6).
Tetapi ada hal yang lebih dalam dari sekadar ke mana dan kapan hendak be-
rangkat. Adanya tiang awan pada siang hari dan tiang api di malam hari adalah
juga suatu pengingat yang sangat kuat bagi mereka terhadap kehadiran Allah di
tengah mereka. Menurut Bilangan 9:16—“Demikianlah selalu terjadi: awan itu
menutupi Kemah, dan pada waktu malam kelihatan seperti api.” Di mana pun
mereka berada, ujian apa pun yang mereka hadapi, musuh apa pun yang mereka
temukan, di sana—melayang-layang di langit—terdapat tanda yang kelihatan
yang menandakan kehadiran Allah di tengah-tengah mereka.
Tentunya bagus sekali adanya hal itu. Awan dan api ini tentunya lebih dari
cukup untuk membuat mereka setia dan percaya dan menurut kepada Allah,
benar bukan?

Bilamana berusaha membuat keputusan ke mana harus pergi, betapa


seringkah Anda berharap adanya awan pada siang hari dan api di malam
hari yang dapat menuntun Anda? Walaupun demikian, janji-janji apakah
yang dapat Anda temukan dalam Alkitab tentang keinginan Allah untuk
memimpin kita, dan berada di tengah-tengah kita bahkan pada hari ini?
Pilihan-pilihan apakah yang dapat Anda buat yang akan menyanggup-
kan Anda menjadi lebih terbuka terhadap tuntunan Allah, dan lebih sa-
dar akan kehadiran-Nya?

44
Selasa 20 Oktober
Terompet Perak

Israel kuno memiliki dua jenis terompet: terompet tanduk domba yang umum
dipakai (shofar), dan dua terompet perak yang menjadi milik bait suci dan ha-
nya ditiup oleh para imam (Bil. 10:8). Terompet perak ini dibuat dari kerajinan
tempaan, masing-masing terbuat dari sepotong logam. Terompet perak menye-
rupai sebuah pipa panjang, mengembang pada salah satu ujungnya.

Baca Bilangan 10:1-10. Apakah tujuan peniupan terompet ini? Pelajaran


rohani apakah yang bisa kita tarik dari penggunaan terompet-terompet ini?
________________________________________________________________
______________________________________________________________

Peniupan terompet perak ini mengandung sebuah makna sebagai tambahan


kepada penggunaannya yang lebih praktis. Peniupan terompet ini dianggap
suatu “peraturan.” Dalam peperangan itu memberi tanda bahwa mereka akan
“diingat di hadapan Tuhan Allah,” dan mereka akan diselamatkan dari musuh-
musuh mereka (ay 9). Jadi peniupan terompet ini berfungsi sebagai “suatu tanda
pengingat di hadapan Allah: Akulah Tuhan Allahmu” (ay 10).
Sungguh menarik, bahkan dengan semua manifestasi pimpinan, tuntunan,
dan penyertaan Allah, Tuhan menggunakan terompet-terompet ini juga untuk
mengingatkan Israel akan penyertaan dan perlindungan-Nya. Maka baik melalui
penglihatan, awan dan api, dan melalui bunyi terompet, mereka mendapat tanda
pengingat khusus akan tuntunan dan hadirat Allah di tengah-tengah mereka.
Dewasa ini, kita tidak mempunyai awan atau api atau terompet perak un-
tuk mengingatkan kita akan tuntunan dan hadirat Allah. Meskipun demikian,
kita memiliki ilham Perjanjian Baru tentang apa yang telah Allah perbuat bagi
kita melalui Yesus, yang memberi kita suatu kepastian akan kasih dan perlin-
dungannya yang tidak dapat dihargai sepenuhnya oleh bangsa Israel kuno. Yang
mereka ketahui, hanya dalam bentuk bayangan, apa yang kita miliki sekarang
dalam bentuk kenyataan, dan itu adalah pengetahuan akan kasih Allah sebagai-
mana yang dinyatakan melalui Salib.
Apa yang lebih suka Anda miliki: sebuah terompet perak ditiup di telinga
Anda, atau pengetahuan akan kasih dan karakter dan perlindungan dari Dia yang,
“walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-
Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp. 2:6-8).

Satu bunyi terompet apakah yang Anda benar-benar ingin dengarkan,


dan mengapa (1 Kor. 15:52)?

45
Rabu 21 Oktober
“Jadilah Penunjuk Jalan Bagi Kami”

Setelah Sara mati, Abraham menikah lagi, Ketura melahirkan bagi dia be-
berapa anak, satu bernama Midian (Kej. 25:1-6). Yitro (juga bernama Rehuel,
“sahabat Allah”) menjadi mertua Musa ketika Musa menikahi putrinya Zipo-
ra. Yitro adalah “imam di Midian” (Kel. 18:1) dan berbakti kepada Allah yang
benar (ay 12). Keturunan Midian lainnya berpaling dari iman Abraham kepada
ilah-ilah kafir, orang-orang inilah yang sering memusuhi Israel.

Apakah permintaan Musa kepada Hobab, anak Yitro? Apakah sam-


butannya (Bil. 10:29-32)?

Musa tidak bertanya kepada Allah sebelum ia mencoba membujuk Hobab


untuk menyertai Israel. Bukankah kehadiran Allah dalam tiang awan di siang
hari dan api di malam hari lebih dari cukup untuk menuntun bangsa yang ber-
pindah itu melintasi padang belantara? Di sini kita melihat kemanusiaan Musa
goyah di hadapan tantangan yang menghadangnya, dan lupa bahwa Allah yang
membuka Laut Merah dapat juga membuka jalan melintasi padang belantara
dan menyediakan makanan dan juga air.

Baca Matius 26:36-43. Apakah yang dikatakan ayat ini kepada kita ten-
tang Yesus dan kemanusiaan-Nya?

Bahkan Juruselamat kita merasakan saat-saat membutuhkan simpati dan du-


kungan manusia. Sementara Ia mengasihi semua murid, Ia secara khusus de-
kat dengan Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Di Getsemani Ia meminta dukungan
doa mereka. Di gunung “kemuliaan” trio yang sama tertidur bukannya berdoa.
Tetapi Surga mengutus Musa dan Elia untuk menguatkan Kristus untuk maju
menuju kematian penebusan-Nya (Luk. 9:28-31). “Sekarang surga telah mengi-
rim utusan-utusannya kepada Yesus, bukannya malaikat-malaikat, melainkan
manusia yang telah menanggung penderitaan dan kesusahan, dan yang dapat
menaruh simpati kepada Juruselamat dalam ujian hidup-Nya di dunia ini. Musa
dan Elia telah bekerja bersama-sama dengan Kristus. Mereka turut mengambil
bagian dalam keinginan-Nya untuk keselamatan manusia. . . . Harapan dunia,
keselamatan setiap manusia, merupakan beban wawancara mereka.”—Ellen G.
White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 33.

Walaupun kita bersandar pada Tuhan, betapa sering kita mendapati sim-
pati manusia sangat menghibur dan menolong. Ingatlah saat-saat ketika Anda
telah tertolong secara khusus oleh seseorang yang memberikan kepada Anda
simpati pada saat dibutuhkan. Apakah yang menjadikan hal itu sangat me-
nolong? Bagaimanakah Anda sekarang ini dapat memberikan penghiburan
dan dorongan semangat kepada seseorang yang membutuhkan?

46
Kamis 22 Oktober
Mengepalai Rumah Tangga?

Baca cerita dalam Bilangan 10:11-36, tentang perjalanan pertama


bangsa Israel sebagai umat perjanjian yang diorganisasikan Allah. Apa-
kah satu hal yang menonjol mengenai cara mereka bergerak? Mengapa
hal itu sangat penting?

Menurut Musa hanya perjalanan sebelas hari dari Gunung Sinai (Horeb) ke
Kadesh-Barnea, sebuah kota atau wilayah dekat kepada lokasi yang akhirnya
menjadi batas selatan Yehuda.
Perhatikan urutannya. Tiga laskar suku mengikuti awan dan tabut. Kemudian
orang Lewi dengan kereta mereka membawa berbagai bagian dari kemah suci.
Tiga laskar suku lagi mengikuti. Kemudian berangkat orang Kehat, mengangkat
barang-barang tempat kudus. Menyusul enam laskar, melindungi bagian bela-
kang dari serangan. Segala sesuatu dilaksanakan dengan sangat teratur. Meng-
ingat apa yang sedang terjadi, jikalau hal itu dilaksanakan dengan sembrono,
maka akan ada malapetaka yang hebat terjadi.
Jalan paling cepat menuju Kanaan dari Mesir adalah melintasi wilayah pe-
sisir pantai sepanjang “jalan menuju negeri orang Filistin.” Tetapi Allah tahu
Israel tidak siap untuk berperang (Kel. 13:17). Akibatnya, ketika tiang awan
memberi tanda untuk berjalan, awan itu menuntun bangsa itu ke timur dan utara
menuju padang gurun Paran (Bil. 10:11, 12), suatu perjalanan selama tiga hari
(Bil. 10:33).
“Apabila mereka bergerak maju, jalan mereka menjadi semakin sukar. Ja-
lan mereka terbentang melalui tebing-tebing batu dan padang yang tandus. Di
sekeliling mereka terdapat padang belantara yang luas. . . . Jalan yang berbatu-
batu itu, jauh dan dekat, dipenuhi oleh laki-laki, perempuan dan anak-anak,
dengan binatang-binatang dan pedati, dan deretan yang panjang dari kawanan
kambing dan domba, perjalanan mereka lambat dan memenatkan; dan orang
banyak itu setelah lama berkemah tidak bersedia untuk menahan bahaya-ba-
haya dan kesulitan-kesulitan sepanjang jalan.” Ellen G. White, Alfa dan Ome-
ga, jld. 1, hlm. 449.

Baca Bilangan 10:35, 36. Bagaimanakah Anda dapat menerapkan prin-


sip-prinsip dalam ayat itu sekarang ini dalam pergumulan dan perjuangan
iman Anda? Juga tanyakan dirimu sendiri pertanyaan ini: Mengapa Allah
tidak menggunakan kuasa-Nya yang mengagumkan itu, untuk secara oto-
matis membuat jalan yang terbuka dan mudah bagi mereka? Sanggupkah
Ia melakukan hal itu? Jika sanggup, mengapa Ia tidak melakukan itu bagi
mereka gantinya menempatkan mereka melalui ujian yang hebat seperti
itu? Bagaimanakah jawaban Anda di sini, mungkin menolong Anda mema-
hami mengapa Ia tidak membuat jalan dan perjalanan Anda gampang dan
bebas dari rintangan? Bawalah jawaban Anda ke kelas pada hari Sabat.

47
Jumat 23 Oktober
Pendalaman: Kita menghadapi keputusan-keputusan setiap hari—sebagian
lebih serius dari yang lain. Renungkanlah janji-janji berikut tentang tuntunan
Allah: Mzm. 31:3, 32:8, 48:14, 78:52, Yes. 58:10, 11.
“Apabila kita menjalankan pengelolaan dari sesuatu hal atau usaha yang ha-
rus kita lakukan, dan bergantung kepada kebijaksanaan kita sendiri supaya suk-
ses, kita tengah membawa beban yang tidak diberikan Allah kepada kita, dan
tengah berupaya menanggungnya tanpa bantuan-Nya. Kita menanggung sen-
diri tanggung jawab kepunyaan Allah, dan dengan demikian kita sebenarnya
menggantikan tempat-Nya. . . . Tetapi apabila kita sungguh-sungguh percaya
bahwa Allah mengasihi kita dan bermaksud baik kepada kita, kita tidak akan
mengkhawatirkan hari esok. Kita akan mempercayai Allah seperti seorang anak
mempercayai orangtua yang penuh kasih. Kemudian kesusahan-kesusahan dan
kesakitan-kesakitan kita akan lenyap, karena kehendak kita terserap dalam ke-
hendak Allah.”—Ellen G. White, Khotbah di Atas Bukit, hlm. 114.

Pertanyaan untuk Didiskusikan:


nn Sebagai satu kelas, bagikanlah jawaban Anda untuk pertanyaan terak-
hir hari Kamis. Mengapa kita menghadapi ujian padahal tampaknya
Allah bisa menyingkirkan semua rintangan? Pemahaman kita tentang
pertentangan besar menolong kita, untuk menjawab pertanyaan ini, se-
dikitnya sebagian. Lihat Ayub 1 dan 2.
oo Diskusikan lebih jauh pertanyaan tentang dukungan sesama manusia
ini. Apakah contoh lain yang dapat Anda temukan dalam Alkitab ten-
tang dukungan manusia itu sangat penting dan bermanfaat bagi bebe-
rapa umat Allah yang setia? Dalam cara-cara apakah Allah melayani
kebutuhan orang melalui dukungan sesama? Seberapa baikkah yang
jemaat Anda lakukan dalam soal ini?
pp Bila kita ambil bagian dalam perjamuan kudus, bagaimanakah kita le-
bih menghargai secara tepat maknanya? Pikirkanlah kebenaran besar
tentang keselamatan oleh iman saja, dan melalui iman dalam kematian
Yesus bagi kita, kita memiliki janji kehidupan kekal.

Rangkuman: Sebelum meninggalkan perkemahan bertahun-tahun di Sinai,


Israel merayakan Paskah pertama mereka dalam kemerdekaan. Allah tidak ingin
mereka melupakan pembebasan mereka yang ajaib dari perbudakan Mesir. Da-
lam tiga hari perjalanan pada barisan tiap-tiap suku mereka, bangsa itu dituntun
oleh Allah melalui tiang awan dan api. Perjalanan itu terjadi dalam suatu cara
yang teratur menurut tanda dari terompet perak dan para imam membawa tabut
di depan. Awan memimpin mereka ke timur dan ke utara di padang gurun Paran.
Dalam cara yang sama, pimpinan Allah kadangkala kelihatan sukar bagi kita.
Tetapi kuncinya adalah percaya kepada-Nya, Bapa kita yang Mahabijaksana.

48
Penuntun guru 4
Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: 1 Korintus 5:7

Anggota Kelas Akan:


¾¾ Mengetahui: Banyaknya cara konkret yang Allah gunakan menyatakan
kehadiran dan kuasa tuntunan-Nya kepada umat-Nya.
¾¾ Merasakan: Memiliki hubungan dengan Allah melalui pengakuan terhadap
hadirat Ilahi-Nya.
¾¾ Melakukan: Melangkah dalam iman, dengan menyambut kuasa tuntunan
Allah.

Garis Besar Pelajaran:


I. Mengetahui: Allah Dinyatakan Dalam Darah, Awan Tebal, dan
Terompet
A. Israel harus berlindung di balik pintu keluar yang ditandai oleh da-
rah domba sehingga malaikat pemusnah akan melewatkan mereka.
Apakah yang diajarkan tindakan ini kepada mereka?
B. Awan tebal dan terompet menandai kehadiran Allah bersama umat-Nya
dan bimbingan-Nya. Mengapa tanda-tanda yang nyata akan tuntunan
Allah ini begitu penting dalam sejarah bangsa Israel saat ini?
II. Merasakan: Hadirat Allah yang Terdengar dan Terlihat
A. Bila kita mengambil bagian dalam perjamuan kudus, kita sedang
memperingati kematian Yesus untuk kita, yang dilambangkan de-
ngan Paskah. Bagaimanakah lambang-lambang fisik pengorbanan
Yesus ini berbicara kepada Anda?
B. Cara-cara bagaimanakah Anda merasakan kehadiran Allah dalam ke-
hidupan Anda sehari-hari melalui suara, jamahan, dan penglihatan?
Dengan cara-cara lain apakah Anda merasakan kehadiran Allah?
III. Melakukan: Bergerak Bilamana Roh Menggerakkan Anda
A. Bagaimanakah perasaan Anda bila Allah meminta Anda untuk ke-
luar dari daerah nyaman Anda, dan berubah haluan? Bagaimanakah
Anda merespons secara khusus?
B. Apakah beberapa bidang di mana Anda mencari kehendak Allah da-
lam kehidupanmu? Apakah beberapa contoh saat Allah telah menun-
tun Anda di masa lalu?
Rangkuman: Anak-anak Israel adalah bayi secara rohani, dan Allah
memberi mereka banyak contoh konkret perihal perhatian dan tuntunan-
Nya. Pada panggung sejarah dan perkembangan kita, pada saat kita sa-
ngat bergantung pada Kitab Suci dan Roh Kudus, Allah tetap mengguna-
kan banyak pengalaman mengesankan untuk menjangkau kita.

49
Metode Belajar

Langkah 1—Memotivasi
Konsep Utama untuk Perkembangan Rohani: Tidak ada yang perlu kita ta-
kuti di masa sekarang ini kecuali bila kita melupakan bagaimana Allah telah
memimpin kita di masa lalu.

Khusus untuk Guru: Apakah kita ikut atau tidak dalam kegemaran orang
lain untuk suatu aktivitas, apakah aktivitas seni atau olahraga atau mem-
bangun atau menjahit, kita semua tentunya dapat menghargai kesenangan
orang lain terhadap hal-hal yang menarik baginya. Kita tidak kaget bila
penggemar baseball atau sepak bola menggunakan banyak sekali waktu
untuk menonton pertandingan atau ia bisa mengutip statistik pemain dan
menceritakan sejarah olah raga tersebut. Malahan, kita mungkin memper-
tanyakan status kegemarannya jika dia tidak ingat hal-hal tersebut. Lalu be-
tapa pentingkah bagi orang-orang yang mengaku sangat mengasihi Kristus
untuk mengingat “sejarah-Nya?”

Kegiatan Pembuka: Pada sebuah buku catatan yang sangat besar atau pa-
pan tulis, mintalah kelas membuat sebuah daftar hal-hal yang mereka telah lu-
pakan. Tulislah pada kolom di sebelah kiri. Daftar itu bisa mencakup segala
sesuatu mulai dari kunci, HUT pernikahan, hari lahir seseorang, menjemput
seorang anak dari sekolah, membayar tagihan, pergi ke dokter gigi, membuang
sampah, dan lain-lain. Kemudian, mintakan kelas untuk mengingat akibat dari
kelupaan mereka. Ini boleh ditulis dalam bentuk steno pada kolom kanan. Per-
tama, pusatkan perhatian pada hal-hal yang biasa kemudian beralih ke hal-hal
yang lebih berorientasi rohani. Jika kelas belum mendaftarkan jawaban-jawaban
yang lebih berorientasi rohani, seperti doa, membaca Alkitab, dan kehadiran di
gereja, tambahkan jenis-jenis jawaban tersebut saat Anda membuat peralihan
kepada mendiskusikan akibat-akibatnya. Anjurkan kelas merefleksikan perbe-
daan atau pentingnya melupakan hal-hal jelek seseorang bila dibandingkan de-
ngan melupakan doa, contohnya.

Langkah 2—Menyelidiki
Komentar Alkitab
I. Menjadi Peringatan akan Aku
(Bersama anggota kelas, tinjau kembali: Bil. 9:1-5; Kel. 12:1-29; Mat.
26:20-29; Mrk. 14:17-25; Luk. 22:14-23; Yoh. 13:18-30).
“Paskah ditentukan sebagai suatu peringatan kelepasan Israel dari perham-
baan Mesir. Allah telah memberi petunjuk bahwa, dari tahun ke tahun, bila anak-
anak menanyakan makna upacara ini, sejarah itu harus diceritakan kembali. De-
ngan demikian kelepasan yang ajaib itu akan tetap segar dalam ingatan semua
orang.... Pada saat kelepasan mereka dari Mesir, anak-anak Israel makan Pas-

50
kah sambil berdiri... siap untuk mengadakan perjalanan.... Mereka hampir akan
dikeluarkan dari tanah Mesir, dan hampir akan memulai suatu perjalanan yang
tidak menyenangkan dan sukar melalui padang belantara.”—Ellen G. White,
Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 294.

Pikirkan ini: Kristus adalah Paskah kita, kelepasan kita dari dosa. Kegi-
atan khusus apakah yang kita masukkan ke dalam kehidupan kita agar ke-
lepasan tersebut tetap segar dalam ingatan kita? Hasil-hasil positif apakah
yang telah kita lihat sebagai hasil dari mengulangi sejarah pribadi kita ber-
sama Yesus untuk keuntungan orang lain? Posisi tubuh bangsa Israel ketika
mereka memakan Paskah, mengindikasikan bahwa mereka sedang bersiap-
siap untuk suatu perjalanan yang akan terbukti menyakitkan dan sukar. Da-
lam cara-cara apakah keberangkatan kita (“keluaran”) dari ikatan dosa me-
nuntun kepada rasa sakit dan sulit?

II. “Jadilah Penunjuk Jalan Bagi Kami”


(Bersama anggota kelas, tinjau kembali: Bil. 10:29–32; Luk. 9:28–31; Mat.
26:36–43).
Adalah benar bahwa pada akhirnya satu-satunya obat yang pasti untuk keta-
kutan kita akan masa depan adalah percaya pada Allah dan suatu penghargaan
mendalam terhadap pekerjaan-Nya pada masa lalu dalam hidup kita; namun,
sokongan dan nasihat manusia, memegang peran penting dalam menolong kita
menghadapi dan mengalahkan kesengsaraan.

Pikirkan ini: Apakah meminta nasihat dan bimbingan dari orang lain me-
nunjukkan suatu kekurangan percaya pada Allah? Apakah gereja saya me-
rupakan suatu sumber sokongan bagi orang-orang yang sedang bergumul
untuk menemukan tuntunan Allah dalam suatu dunia yang sering kacau ba-
lau, atau apakah kita lebih menyerupai murid-murid, yang tertidur pada saat
kita paling dibutuhkan?

Langkah 3—Menerapkan
Khusus untuk Guru: Sebagian orang mungkin memiliki suatu masalah
mengingat sejarah pengalaman mereka dengan Allah karena mereka tidak
tahu apa yang sedang mereka cari. Bagi banyak orang, Allah itu tidak keli-
hatan. Bagaimanakah kita dapat menolong orang-orang muda Kristen yang
sedang bergumul, untuk melihat tangan Allah yang bekerja dalam kehi-
dupan mereka jika mereka masih sedang menunggu untuk melihat Dia da-
lam penglihatan atau mendengar suatu suara? Hal-hal berikut ini menjadi
contoh sederhana bagaimana kita memastikan bahwa Allah sedang berge-
rak dalam kehidupan kita sekalipun kita mungkin tidak melihat Dia muka
dengan muka.

51
Kegiatan Kelompok/Ilustrasi:
Daftar Peralatan yang Dibutuhkan: Selembar papan poster, sebuah
magnit yang kuat, objek-objek logam magnetik, seperti ring, penjepit
kertas, dan lain-lain.
Tindakan: Tempatkan papan poster sedemikian rupa sehingga anggota
kelas tidak dapat melihat ada magnit di bawahnya. Gerakkan magnit yang
ada di bawah papan poster sehingga menggerakkan benda-benda yang
terletak di atasnya (ring, penjepit kertas, dan lain-lain) menjadi beberapa
pola, seperti sebuah garis lurus.

Pertanyaan Untuk Direnungkan:


nn Bagaimanakah gerakan-gerakan dari benda-benda logam itu dijelas-
kan?
oo Akankah Anda mempercayai seseorang jika dia mengatakan bahwa
benda-benda yang ada di permukaan papan poster itu bergerak de-
ngan sendirinya? Bagaimanakah pola tersebut dijelaskan bila tidak
ada suatu kekuatan yang kelihatan?
pp Dalam kehidupan nyata, apakah hal-hal yang benar-benar terjadi te-
lah terjadi secara kebetulan? Apakah ada penjelasan yang lebih baik
tentang jalannya kehidupan?
qq Apakah fakta bahwa kita tidak melihat Allah muka dengan muka me-
niadakan kemungkinan bahwa Allah secara aktif sedang bergerak di
dunia kita?
rr Dalam ilustrasi kita dapat melihat di mana magnit itu berada oleh me-
lihat gerakan pada permukaan. Dalam kehidupan nyata dapatkah kita
melihat di mana Allah berada dan bekerja oleh mempelajari gerakan-
gerakan dalam sejarah dan dalam kehidupan pribadi kita?

Langkah 4—Melatih Kreativitas


Khusus untuk Guru: Fokus pekan ini memberikan dua kesempatan untuk
aplikasi, baik secara pribadi maupun jemaat. Yang pertama lebih mudah
karena tidak perlu kolaborasi, tetapi yang kedua memberi kesempatan un-
tuk kerja sama tim. Kedua pilihan “pekerjaan rumah” itu dapat diikuti.

Kegiatan satu: Tuliskanlah sejarah pribadi Anda dengan Allah. Renungkan


tentang bagaimana Allah telah menuntun Anda melewati kemalangan, seperti
kehilangan orang yang dikasihi, depresi atau kesepian, tantangan pelajaran, ke-
hilangan pekerjaan, masalah finansial, kekosongan rohani, dan lain-lain. Ca-
tatlah prestasi-prestasi dan kegagalan-kegagalan Anda, jawaban-jawaban doa
Anda, dan janji-janji Allah yang membantu Anda.

52
Kegiatan Dua: Pelajari dokumen-dokumen yang memaparkan sejarah je-
maat lokal Anda, seperti catatan-catatan sekretaris jemaat, catatan keuangan
umum, sejarah gereja yang tertulis, majalah-majalah berita tua. Wawancarai
orang-orang yang paling lama menjadi anggota jemaat. Tanyakan tentang para
pendeta dan guru-guru di waktu lalu, termasuk para penginjil keliling. Coba
cari tahu mengapa gereja makmur atau merosot pada periode-periode tertentu.
Catatlah pelajaran-pelajaran yang dipelajari kelompok Anda dari penyelidikan
Anda dan bagikan itu di kelas.

Anjuran Akhir: Jika Anda tinggal dekat dengan suatu tempat bersejarah ro-
hani yang penting, seperti suatu tempat Adventist Heritage Ministry. Kunjungi
tempat itu bersama kelas.

53

Anda mungkin juga menyukai