Anda di halaman 1dari 7

BIOMARKER JANTUNG Saat ini sudah banyak sekali ditemukan biomarker penyakit jantung dan telah direkomendasikan untuk

digunakan dalam klinis sehari-hari. Tes Laboratorium Enzim Petanda Jantung adalah: Pemeriksaan yang dianjurkan adalah creatinine kinase (CKMB) dan cardiac spesifik troponin (cTnT) atau (cTnI) dilakukan secara serial. cTn harus digunakan sebagai petanda optimal untuk pasien STEMI yang disertai kerusakan otot skeletal, karena pada keadaan ini juga akan diingkuti peningkatan CKMB. Pada pasien dengan elevasi ST dan gejala IMA , terapi reperfusi diberigkan segera mungkin dan tidak bergantung pada pemeriksaan biomarker. Peningkatan nilai enzim di atas 2 kali batas atas normal menunjukkan ada nekrosis jantung (infark miokard)

1. Creatine Kinase Creatine kinase berfungsi sebagai regulator produksi fosfat energi tinggi. Enzim ini akan meningkat saat terjadi cidera otot dan memiliki tiga fraksi isoenzim, yaitu CK-MM, CKBB, CK-MB. CK-MM dijumpai dalam otot skelet dan merupakan CK yang paling banyak terdapat dalam sirkulasi. CK-BB paling banyak terdapat pada jaringan otak dan biasanya tidak terdapat dalam serum. CK-MB paling banyak terdapat dalam miokardium; namun juga terdapat dalam jumlah sedikit di otot skelet. Peningkatan dan penurunan CK dan CK-MB merupakan penanda cedera otot yang paling spesifik seperti pada infark pada miokardium. CK-MB juga terdapat dalam otot skelet sehingga penegakan diagnosis cedera miokardium didasarkan pada pola peningkatan dan penurunan.

CK mulai meningkat 4-6 jam setelah jejas, puncaknya 12-36 jam dan kembali normal setelah 3-4 hari. Operasi jantung, miokarditis dan kardioversi elektrik dapat meningkatkan CKMB.

Nilai Rujukan CK : Nilai rujukan CK total : 60 100 U/L : 40 150 U/L Nilai rujukan CKMB : 24 195 U/L : 24 170 U/L 2. Myoglobin Mioglobin adalah protein yang berukurankecil (sekitar 17.200 dalton) yang terdapat di otot jantung dan otot rangka, berfungsi menyimpan dan memindahkan oksigen dari hemoglobin dalam sirkulas ke enzim-enzim respirasi di dalam sel kontraktil.Ketika terjadi kerusakan padaotot, mioglobin dilepas ke dalam sirkulasi darah. Peningkatan mioglobin serum terjadi 2-3 jam setelah terjadi kerusakan jaringan otot jantung atau otot rangka, mencapai kadar tertinggi dalam waktu 6-12 jam, dan kembali normal dalam waktu 24 jam. Oleh karena itu mioglobin digunakan sebagai marker untuk deteksi dini. Kadar mioglobin sangat rendah atau tidak terdeteksi dalam urin. Tingginya ka dar mioglobin urin mengindikasikan insufisiensi ginjal dan trauma otot rangka. Mioglobin memiliki sensitivitas yang tinggi untuk cedera otot, namun tidak spesifik untuk jantung.Karena itu mioglobin tidak banyak digunakan untuk mendiagnosis serangan jantung karena Troponin jauh lebihspesifik.Peningkatan mioglobin dalamwaktu 12 jam setelah nyeri dada akut harus dikonfirmasi dengan uji enzim jantung (CK, CK-MB dan Troponin), EKG dan tanda-tanda klinis juga harus diperhitungkan untuk memastikan infark miokard akut (AMI). Nilai Rujukan: : 23-72 g/L : 19-51 g/L

3. Cardiac Troponin Troponin merupakan sejenis protein yang berasal dari tropomiosin. Troponin berfungsi mengatur kontraksi otot rangka dan otot jantung. Troponin terdiriatas 3 sub-units yaitu TnC, TnT&TnI. Troponin C Troponin I Troponin T kefilamen tipis : terikat ke kalsium. : terikat ke actin, bekerja menghambat interaksi actin miosin. : terikat ke tropomiosin, bekerja menempelkan kompleks troponin

Troponin jantung spesifik yaitu cTnT dan cTnI juga merupakan petunjuk adanya cedera miokardium. Troponin-troponin ini merupakan protein regulator yang mengendalikan hubungan aktin dan myosin yang diperantarai kalsium; peningkatan kadar serum bersifat spesifik untuk pelepasan dari miokardium. Troponin akan meningkat 4 hingga 6 jam setelah cedera miokardium dan akan menetap selama 10 hari setelah peristiwa tersebut dan dianggap sangat spesifik pada peningkatan CK yang hanya sedikit. Yang perlu diingat, troponin serum dapat meningkat pada gagal jantung kongestif, hipertensi, hipertrofi ventrikel kiri, miokarditis, dan saat kemoterapi yang bersifat toksik terhadap miokardium. Troponin serum dapat meningkat pada gagal jantung kongestif, hipertensi, hipertrofi Protein C-reaktif juga dianggap sebagai penanda biokimiawi pada cedera miokardium. Suatu peristiwa inflamasi akut (missal angina tak stabil) menyebabkan peningkatan CRP

4. Heart fatty acid binding protein(H-FABP) H-FABP sejenis protein yang berfungsi mengangkut asam lemak rantai panjang hidrofobik dari membrane selke tempat metabolism intraseluler di

mitokondria.Konsentrasi H-FABP 2-10 kali lebih tinggi di jantung dibandingkan di otot rangka (0.5 vs 0.05-0.2 mg/g berat basah). H-FABP dilepaskan ke plasma 2 jam setelah mendapat serangan gejala, mencapai kadar puncak pada 4-6 jam dan kembali normal pada 20 jam.

Penggunaan pemeriksaan H-FABP tunggal untuk diagnosis IMA sulit dilakukan, disarankan digunakanpenanda lain untukmeningkatkanspesifisitas Rasiomioglobin : H-FABP ~5 spesifikjantung Rasiomioglobin : H-FABP ~ 21-70 mengindikasikankerusakanototrangka

5. Brain Natriuretic Peptide (BNP) BNP Termasuk kelompok natriuretic peptides (NP) dan bersifat seperti hormo Natriuretic Peptides (NP) ada beberapa jenis yaitu: ANP dihasilkan oleh atrium, pada keadaan patologis juga disintesis pada ventrikel BNP dihasilkan oleh atrium dan ventrikel terutama ventrikel. CNP terutama dihasilkan oleh endothelium vascular DNP (dendroaspis natriuretic peptide)

BNP disintesis & disimpan di miosit atrium & ventrikel, terutama berasal dari ventrikel kiri. Dilatasi ventrikel menyebabkan pelepasan BNP dari miosit ventrikel sehingga terjadi peningkatan kecepatan filtrasi glomerulus serta menghambat reabsorbsi sodium yang menyebabkan natriuresis & dieresis. Pemeriksaan ini cukup mudah, cepat, sangat sensitif dan spesifik, serta dapat membantu dalam membedakan gagal jantung dari penyakit pulmonal. 6. CRP CRP adalah C-Reactive Protein yang merupakan protein fase akut dilepaskan ke dalam darah sebagai akibat adanya suatu inflamasi. CRP diukur sebagai marker mediator inflamasi seperti IL-6 dan TNF- untuk memahami inflamasi aterosklerosis. Diproduksi di hati dan otot polos arteri koroner sebagai respon terhadap sitokin inflamasi. Digunakan sebagai biomarker inflamasi sistemik khususnya untuk Penyakit jantung koroner (PJK). Pemeriksaan menggunakan metode imunoturbidimetrik dan imunofelometrik. CRP memiliki batas deteksi 3-5 mg/L.

Tabel 1. Penanda Biokimia Pada Rangkaian Akut Koroner Sindrom (Cristenson RC, Clinical Chemistry, 44, 8 (B), 1998.

Pathophysiology Biochemical Molecular Cardios marker mass pesific Plaque rupture CRP 120.00 0 Na*

Serum amyloid A

12.500

NA

Intracoronary thrombosis

Platelet activation

NA

No

P-selectin

140.00 0

NA

Soluble fibrin

Myocardial ischemia Myocardial necrosis

Glycogen phosphory lase-BB Myoglobi n

177.00 0 18.000

+++

No

Duration Comments of increase Latex 48-72 h CRP and serum photometri amyloid A are c acute phase proteins; may indicate plaque disruption and be prognostic in unstable angina patients. Sandwich 48-72 h type enzyme immunoas say Functional Must be assays performed soon using after blood platelet collection agonists Flow Marker of angry cytrometri platelets; may c assay indicate risk for acute coronary events ELISA Marker of procoagulant fibrinolytic activity; may predict patients at higher risk for MI related complications Immunoen 8 h Marker of cardiac zymometri ischemia c assay Immunoas 12-24 h Markers of cardiac say necrosis

Type of assay

CK-MB, mass assays cTnT cTnI

85.000

++

Immunoas say Immunoas ay Immunoas ay

24-36 h

Markers of cardiac necrosis

37.000 23.500

++++ ++++

10-14 days 4-7 days Aspek Klinis Diagnosis AMI, uAP, nekrosis miokard Skrining peny. jantung, Stratifikasi pasien CHF Diagnosis AMI, nekrosis miokard Diagnosis AMI, nekrosis miokard Diagnosis AMI Diagnosis awal Nekrosis miokard (SCD)

BIOMarker Cardiac Troponin I & T BNP CK-MB Mioglobin Lactate Dehydrogenase CRP

Daftar pustaka Alwi, Idrus. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST hal 1741 Jilid II Edisi V. Jakarta: EGC Brown, Carolt T. 2003. Patofisiologi Price and Wilso Penyakit Aterosklerotik Koroner hal 592 Jilid I Edisi VI. Jakarta: EGC Sudoyo, Aru W dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.

Anda mungkin juga menyukai