Anda di halaman 1dari 6

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN INTERVENSI KOMUNITAS

BAB I

Beberapa Pendekatan dan Hakekat Man !"a da#a$ Pe$ban% nan Proses pembangunan yang terjadi di Indonesia maupun internasional pada dasarnya dipengaruhi oleh dua dimensi. Dimensi pertama yaitu dimensi makro yang menggambarkan institusi negara melalui kebijakan dan peraturan yang dibuatnya mempengaruhi proses perubahan disuatu masyarakat. Sedangkan dimensi kedua yaitu dimensi mikro, dimana individu dan kelompok dalam masyarakat mempengaruhi proses pembangunan itu sendiri. A. Tinjauan Ringkas Beberapa Pendekatan Pembangunan. Pada akhir !"#$an istilah %pembangunan& sering dianggap sebagai suatu 'obat( terhadap berbagai ma)am masalah yang mun)ul di masyarakat , terutama pada *egara$negara yang sedang berkembang. +ra a,al dari pembahasan mengenai teori pembangunan adalah ditemukannya %Teori Pertumbuhan&. ini berasal dari pandangan kaum ekonom ortodoks yang melihat pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya diasumsikam akan meningkatkan srandar kehidupan -.lark, !! /h.0#1. Pada umumnya mereka menggunakan 2*P -2ross *ational Produ)t1 atau PDB -Pendapatan Domestik Bruto1 sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Beberapa kasus *egara berkembang, pertumbuhan PDB tidak selalu diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat se)ara meluas. 3adad - !4#1, salah seorang ilmu,an sosial di Indonesia, melihat bah,a dari sudut pandang historis, istilah pembangunan pada intinya tidaklah berbeda dengan istilah perubahan. 5edua istilah ini masing$masing mempunyai sisi yang positi6 dan negative, tergantung kepada apa dan siapa yang akan dirubah, dan juga

bagaimana perubahan itu akan dilakukan. 3adad - !4#7h.0"$8 1 mensarikan dari apa yang dijabarkan oleh Troeller mengungkapkan kembali pendekatan tersebut, yaitu pendekatan pertumbuhan, pendekatan pertumbuhan dan pemerataan, pendekatan paradigm ketergantungan, pendekatan kebutuhan pokok, dan pendekatan kemandirian. . Pendekatan Pertumbuhan -2ro,th Approa)h1 Se)ara teoritis para ekonom pembangunan sependapat dengan Rosto, - !9#7h.:$ 81 yang mengasumsikan bah,a bila terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sebagai konsukuensinya akan terjadi %tri)kle do,n e66e)t& -tetesan rejeki keba,ah1. Tetesan ini diharapkan juga akan men)apai lapisan rakyat ke)il yang berada di pedesaan maupun pada daerah yang belum sempat dibangun. Pada kenyataanya, rekor pembagunan yang terjadi sangat menyedihkan, karena meskipun terjadi peningkatan PDB se)ara bertahap pada beberapa *egara berkembang tapi %intensive )apital investment poli)y& telah memi)u mun)ulnya beberapa persoalan lain, seperti meningkatnya tingkat pengangguran pada angkatan kerja, meningkatnya kejahatan, dan meningkatnya tingkat migrasi dari desa ke kota pada berbagai *egara dunia ke tiga. Penduduk miskin di pedesaan pun, yang pada umumnya merupakan tenaga yang kurang terampil, yang menyerbu berbagai kota$kota besar semakin mempersubur tingkat kota$kota besar seperti ;akarta. Disamping itu, se)tor in6ormal pun menjadi salah satu alternative peme)ahan masalah bagi migrant yang kurang terampil ini, seperti migrant yang bekerja sebagai pedagang kaki lima, mereka terpaksa dan memaksa diri dan keluarganya untuk beradaptasi dengan lingkungan ;akarta. 0. Pendekatan Pertumbuhan dan Pemerataan -Redistribution of Growth Approach1 Pada a,al dasa ,arsa !:#, beberapa ekonom mengajukan suatu strategi pembangunan yang mereka yakini dapat diterapkan pada berbagai negara dunia ke tiga. Di Amerika Serikat, Adelman dan <orris menerbitkan Economic Growth

and

Social

Equity

in

Developing

Countries.

Adelman

dan

<orris

mengembangkan tiga tipe indikator yang dapat digunakan sebagai indikator dasar untuk mengukur perkembangan pembangunan suatu *egara. Indikator$indikator tersebut adalah - 1 indikator$indikator sosial budaya/ -01 indikator$indikator politik/ -=1 indikator$indikator ekonomi. . =. Paradigma 5etergantungan (dependence paradigm Paradigm 5onsep %ketergantungan& dalam teori ini pembangunan dipelopori bera,al oleh dari pengalaman *egara$negara Amerika >atin sejak masa depresi tahun !=#$an. %dependen)ia& -ketergantungan1 .ardoso -dimun)ulkan sekitar tahun !:#$an1 karena ia melihat ke#e$a&an dar" k'n!ep pe$ban% nan (an% ada, (an% perta$a disebabkan perlunya komponen$ komponen dari luar negeri untuk menggerakkan kegiatan industry, hal ini menyebabkan ketergantungan dari segi teknologi dan )apital. Ke#e$a&an ked a adalah karena distribusi pendapatan di Amerika >atin menimbulkan pembatasan akan permintaan terhadap barang hasil industry yang hanya mampu dinikmati sekelompok ke)il kaum elite, dan setelah permintaan terpenuhi maka proses pertumbuhan terhenti -3adad, !4#/h.= 1 Paradigma ketergantungan sebagai perangkat analisis men)oba menjelaskan lebih luas dibandingkan dengan beberapa pendekatan yang sudah ada sebelumnya yang berlandaskan pada disiplin ekonomi. Paradigm ini meunjukkan bah,a mun)ulnya si6at ketergantungan merupakan penyebab terjadinya 'keterbelakangan( masyarakat *egara sedang berkembang, oleh karena itu untuk membebaskan diri dari 'keterbelakangan( diperlukan adanya upaya 'pembebasan( (liberation masyarakat dari rantai yang membelenggu mereka. Paradigm ini juga menggambarkan bah,a struktur kerjasama yang bersi6at eksploitati6 dapat menyebabkan terjadinya stagnasi pembangunan pada *egara$negara dunia ketiga. 8. Tata +konomi Internasional Baru (!he "ew #nternational Economic $rder ?sulan berikutnya dalam kaitan dengan men)iptakan tata ekonomi internasional baru di dasarkan pada kebutuhan *egara$negara selatan untuk

mengelola sumber daya alam dan ekonomi mereka sendiri. 3al ini juga men)akup pada proses pembuatan dan pengambilan keputusan, pengembangan prasyarat investasi, pengadaptasian teknologi yang baru, serta relasi perdagangan. Tidak mengherankan sejak deklarasi pembentukan Tata Ek'n'$" Interna!"'na# Bar )TEIB* tahun !:8 semangat *egara berkembang untuk merealisir T+IB selalu berhadapan dengan pikiran *egara$negara maju, yang )en)erung menentang. Dalam kaitan dengan Amerika Serikat mempunyai tiga strategi untuk menunda ataupun menghalangi T+IB 7 1 Strategi penolakan se)ara sepihak -unilateral strategy1/ 01 Strategi pengendoran yaitu mengambil langkah persetujuan terhadap hal ke)il, tetapi tidak pada hal yang pokok -alleviationist strategy1/ dan =1 Stategi penyampaian yang bersi6at samar dengan maksud menunda ataupn mengulur ,aktu ". Pendekata 5ebutuhan Pokok (!he %asic "eeds Approach Dalam pendekatan kebutuhan pokok terdapat posisi bah,a 'kebutuhan pokok tidak mungkin dapat dipenuhi jika mereka masih berada di ba,ah garis kemiskinan serta tidak mempunyai pekerjaan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik(. @leh karena itu ada tiga sasaran yang )oba dikembangkan se)ara bersamaan 7 1 <ambuka lapangan kerja/ 01 <eningkatkan pertumbuhan ekonomi/ dan =1 <emenuhi kebutuhan pokok masyarakat -3adad, !4#7h.=:1 9. Pendekatan 5emandirian -!he Self&Reliance Approach1 3adad - !4#7h.=!1 menyatakan bah,a pendekatan kemandirian dalam berbagai literature juga dikenal dengan nama pendekatan %sel6$sustained&. Pendekatan ini mun)ul sebagai konsekuensi logis dari berbagai upa)a negara dunia ke tiga untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap negara$negara industri.

B. 3akekat <anusia Dalam Perubahan <asyarakat Dalam kajian Ilmu 5esejahteraan Sosial, perubahan yang akan dilakukan terhadap masyarakat sekurang$kurangnya dapat dilakukan melalui metode intervensi mikro ataupun intervensi makro. Intervensi mikro memusatkan perhatian pada upaya perubahan pada tingkat individual, keluarga dan kelompok ke)il, sedangkan intervensi makro lebih memusatkan perhatian pada perubahan masyarakat, baik yang bersi6at lokal, regional maupun internasional. Pendekatan ini lebih mengarah pada pendekatan individualis atau 'perusahaan( -individualist or enterprise approach1/ Pembangunan Sosial melalui 5omunitas -Sosial Development by

Communities1, dimana kelompok masyarakat se)ara bersama$sama berupaya mengembangkan komunitas lokalnya. Pandekatan ini lebih dikenl dengan nama pendekatan komunitarian. -communitarian approach1/ Pembangunan Sosial melalui pemerintah -Social Development by Goverments1, dimana pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga$lembaga di dalam organisasi pemerintah -government agencies1. Pendekatan ini lebih dikenal dengan nama pendekatan statis -statist approach1. Pembangunan sosial tidaklah harus dikembangkan tanpa melibatkan aspek pembangunan 6isik. <isalnya saja, untuk mengembangkan pola hidup sehat pada masyarakat, maka sekurang$kurangnya harus tersedia sarana dan prasarana yang terkait dengan aspek 6isik, seperti penyediaan air bersih, saluran pembuangan, tempat$tempat sampah yang memadai, 6asilitas <.5 -<andi .u)i 5akus1, perangkat pembersih yang terkait dengan personal hygiene -seperti sabun, odol, dan handuk1, perumahan yang memadai. <eskipun demikian, pengembangan 6asilitas 6isik, tanpa disertai upaya memasyaratkan pola hidup sehat, tidaklah berarti sama sekali bagi masyarakat. Sehingga tidak jarang dapat kita jumpai beberapa <.5 yang berada di daerah kumuh yang pada akhirnya terbengkalai

tidak digunakan oleh masyarakat karena tidak disertai proses penyadaran terhadap pentingnya menggunakan 6asilitas <.5 yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai