Anda di halaman 1dari 19

SEKOLAH PEDULI & BERBUDAYA LINGKUNGAN

AHMAT WAHYUDI, ST, M.Si.

1.
2. 3. 4.

KEBIJAKAN SEKOLAH YG PEDULI & BERBUDAYA LINGKUNGAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN KEGIATAN BERBASIS PARTISIPATIF PENGEMBANGAN, PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG SEKOLAH

SARANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (TONG SAMPAH TERPILAH, BIOPORI, SUMUR RESAPAN, KOMPOSTING, PAGAR HIJAU/BARIER BISING SARANA SEKOLAH RAMAH LINGKUNGAN (GRASS BLOK,PENGHIJAUAN, WC, KANTIN SEHAT, IPAL, MINIMASI PEMAKAIAN PLASTIK/STYROFOAM)

LRB dibuat di sekeliling pohon Pada batas taman Saluran air hujan Area parkir Di tempat yg rendah dimana air mengenang Jarak antar LRB 0,5-1 m.
Untuk mencegah resiko pencemaran air tanah dari lindi sampah organik LRB sebaiknya tidak diterapkan pada lokasi dengan tinggi muka air tanah kurang dari 2 m dari permukaan saat musim hujan dan jarak dari sumur 3 m.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

11. 12.

13. 14.

Siapkan seluruh peralatan Tentukan lokasi pembuatan LRB. Jk LRB dibuat pd lapisan kedap air (semen), hancurkan dulu lapisan semen dgn pahat & martil Siram dengan air tanah yang akan di bor agar lunak Buatlah lubang dgn bor, posisi tegak lurus dan diputar searah jarum jam sambil ditekan Setelah bor masuk 20 cm /mata bor terlihat penuh, tarik bor keatas sambil diputar searah jarum jam Keluarkan/bersihkan tanah dari mata bor menggunakan bilah bambu/sendok semen Lanjutkan pengeboran. Jika terasa keras , siram lubang dgn air (Ulangi langkah 6 dan 7 sampai kedalaman 100 cm atau mencapai lapisan keras/batu. Perkuat mulut lubang dgn adukan semen selebar 2-3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang. Tutup lubang dengan pipa PVC yang dibungkus koran agar PVC mudah dilepas dan tanah/adukan semen tidak jatuh ke lubang. Bila direncanakan lubang akan ditutup dengan plug (sumbat) pipa berlubang, koran tidak perlu dibungkuskan pada pipa PVC tetapi cukup disumbatkan dalam pipa Setelah adukan semen kering, cabut pipa PVC bila direncanakan lubang tidk ditutup dgn plug Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur/sayuran, sisa tanaman, dedaunan atau pangkasan rumput. Jangan masukan sampah non organik, sampah ikan/daging dsb Sampah organik perlu selalu ditambahkan kedalam lubang yang isinya selalu berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau dengan pemeliharaan lubang resapan

KOMPOSTING
Faktor yg mempengaruhi pengomposan Jenis-jenis sampah yang dapat dikomposkan

a. Cacah bahan menjadi ukuran kecil (0,5-1 cm) b. Campurkan berbagai sehingga komposisi C/N rasio medekati 30:1 c. Tumpuk bahan dalam bentuk windrow atau masukan dalam bak/keranjang atau drum d. Siramkan air sehinga kadar air mencapai 40% e. Tambahkan inokulan (kalau diperlukan) seperti orgadec, bioaktivator green phonsko dan sebagainya sesuai anjuran produsen. Beberapa pakar mengatakan bahwa penambahan inokulan tidak dibutuhkan karena secara alamiah sudah banyak terdapat di alam f. Kontrol suhu, kelambaban dengan cara membolak balik sampah setiap 3-4 hari sekali. Bila proses pengomposan berjalan dengan baik, suhu kompos akan naik terus sampai 60-70oC pada hari ke empat dan selanjutnya suhu turun menjadi 45-65oC akan berangsur angsur turun terus sampai stabil (suhu sekitar 30oC). g. Ulangi langkah f sampai suhu kompos stabil, warna bahan dan bentuk bahan menyeupai tanah (coklat kehitaman), bentuk asli bahan sudah tidak tampak, volume bahan menjadi 50% dari semula. Proses sampai stabil membutuhkan waktu 30-40 hari. h. Lakukan pengayakan dengan kawat ram ukuran 1x1 mm hingga 5x5 mm atau sesuai kebutuhan. Kompos yang tidak lolos saringan dapat diproses kembali sebagai biyang.

1.

2. 3. 4. 5.

6.

7.

Unit wet land harus didahului dengan bak pengendap untuk menghidari kloging pada media koral oleh partikel-partikel besar. Konstruksi berupa bak/ kolam dari pasangan batu kedap air dengan kedalaman 1 m . Kolam dilengkapi pipa inlet dan pipa belubang lubang untuk outlet Kolam disi dengan media koral (batu pecah atau kerikil) diameter 5 mm s/d 10 mm. Setinggi / setebal 80 cm Ditanami tumbuhan air dicampur beberapa jenis yang berjarak cukup rapat, dengan melubangi lapisan media koral sedalam 40 cm untuk dudukan tumbuhan. Dialirkan air limbah setebal 70 cm dengan mengatur level (ketinggian) outlet yang memungkinkan media selalu tergenang air 10 cm dibawah permukaan koral Design luas kolam berdasarkan Beban BOD yang masuk per hari dibagi dengan Loading rate pada umumnya. Untuk Amerika utara = 32.10 kg BOD / Ha per hari. Untuk daerah tropis kira-kira = 40 kg BOD / Ha per hari .

Keladi, pisang, Lotus, Cana, Dahlia, Akar wangi, Bambu air, Padi-padian, Papirus, Alamadu, cat tail

Kantor dengan jumlah pegawai 1000 orang. Pemakaian air rata-rata 10 liter / pegawai / hari BOD rata-rata = 250 mg / l Beban BOD = 10 l / orang / hari x 1000 orang x 250 mg/ l = 2.5 kg / hari Kebutuhan bak pengendap sekaligus bak anaerobik 2500 g : 250 g/ m3 = 10 m3, Jika kedalaman kolam 2.5 m maka luas kolam anerobik = 4m2 Kebutuhan wetland. Effisiensi anaerobik 60 %, Dtd = (10 M3 : 10,000 l / hari = 1hari. Jadi BOD influen ke wet land = 40 % x 250 mg / l = 100 mg / l. Beban BOD yang masuk = 10000 l / hari x 100 mg / l = 1 kg / hari. Loading rate = 40 kg / Ha / hari . maka luas kolam yang diperlukan = 1 kg /hari : 40 kg / Ha / hari = 250 m2 kesimpulan dibutuhkan lahan kira-kira 260 m2 kedalam kolam wet land = 1 m, tebal media koral 80 cm, kedalaman air 70 cm.

Biopori

Sumur Resapan Air Hujan

Komposter

Pagar Hijau Grass Block G Untuk Area Parkir

Rumah Kompos

Biogas

Kerajinan Daur Ulang

Toilet Bersih & Ramah Lingkungan

Hemat Air

Hemat Listrik

Hemat Listrik

Hemat Kertas

Kantin Bersih & Sehat

Anda mungkin juga menyukai