Kimia Logam Berat 3
Kimia Logam Berat 3
Pendahuluan
Logam berat banyak terdapat dalam media padat dan cair seperti air, air tanah, limbah industri, tanah, sedimen dan lumpur Teknik remediasi dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
Metode fisika, seperti pencucian tanah, elektrokinetik Metode kimia, seperti pemadatan, pengendapan, pertukaran ion Metode biologi, penggunaan tanaman untuk memindahkan logam berat
Pengendapan
Pada pengendapan, ion logam yang terlarut bereaksi dengan penambahan endapan membentuk senyawa yang tidak larut. Parameter kimia utama pada proses ini adalah pH dan konsentrasi Logam berat dapat mengendap dalam bentuk hidroksida, sulfida, karbonat Konsentrasi garam yang tinggi dan adanya senyawa kompleks organik dapat mempengaruhi kelarutan
Karakterisasi lokasi
Data mengenai sifat fisika dan kimia, bentuk, jumlah dan distribusi kontaminan logam, baik dalam sampel tanah ataupun air sangat mempengaruhi pemilihan metode remediasi yang harus dilakukan Tujuan remediasi logam yaitu untuk mengatur konsentrasi logam yang diinginkan dalam air, tanah dan sampel lainnya
Pada beberapa kasus, sering dikombinasikan untuk menghasilkan teknik remediasi yang lebih efektif dan murah
Isolasi
Teknik isolasi dibuat untuk mencegah perpindahan kontaminan ke tempat lain. Teknik ini bisa digunakan untuk mencegah kontaminasi air lebih lanjut, menggunakan cara fisika
Capping
Digunakan untuk memberikan pembatas yang tidak dapat ditembus, sehingga tidak akan mengkontaminasi tanah, air permukaan dan air tanah Teknik ini bisa diaplikasikan menggunakan penutup lapis tunggal maupun multilayer Membran sintetis seperti membran polyethylene densitas tinggi bisa digunakan pada teknik ini
Imobilisasi
Teknik imobilisasi digunakan untuk mengurangi mobilitas kontaminan dengan air tanah atau secara kimia merubah bentuk kontaminan menjadi bentuk yang lebih stabil sehingga tidak larut dalam air Teknik ini dilakukan menggunakan reagen kimia dan/atau perlakuan termal untuk mengikat tanah atau lumpur yang terkontaminasi secara fisika
Solidifikasi
Melibatkan pembentukan matriks padat yang secara fisika akan mengikat material yang terkontaminasi
Stabilisasi biasanya menggunakan reaksi kimia untuk mengubah kontaminan menjadi bentuk yang kurang aktif. Biasanya digunakan reagen anorganik pengikat seperti abu terbang (fly ash), material semen (Ca-silicate, aluminat), reagen pengikat organik, seperti bitumen (menghasilkan material kristalin), yang akan melapisi kontaminan Mekanisme lainnya yaitu dengan mengubah logam menjadi bentuk hidroksidanya, sehingga akan mengendap menjadi matrik yang padat
Vitrification
Mobilitas kontaminan logam bisa diturunkan dengan perlakuan suhu tinggi sehingga akan menghasilkan padatan oksida dari massing-masing logam Namun, selama proses ini terjadi, pada saat kenaikan suhu bisa menyebabkan kontaminan organik akan rusak dan menguap, atau material logam yang volatil juga ikut menguap
Pengurangan toksisitas
Proses kimia dan biologi bisa digunakan untuk mengubah bentuk kontaminan logam, sehingga akan menurunkan tingkat toksisitas dan mobilitasnya.
Perlakuan kimia
Reaksi kimia bisa dimulai untuk menurunkan toksisitas kontaminan logam Tiga jenis reaksi yang digunakan adalah reaksi oksidasi, reduksi dan netralisasi Oksidator: kalium permanganat, hidrogen peroksida, hipoklorit Reduktor: logam alkali (Na, K), sulfur dioksida, garam sulfit, besi(II) sulfat
Dinding permeabel
Dinding permeabel akan memindahkan kontaminan dari dalam air tanah dengan cara mendegradasi, mengubah, mengendapkan atau menyerap kontaminan yang melewati dindingnya yang mengandung material reaktif Proses ini bisa berlangsung secara fisika, kimia dan biologi, atau kombinasi semuanya Material dinding permeabel mengandung zeolit, hidroksiapatit, besi dan batu kapur
Perlakuan biologi
Digunakan untuk remediasi kontaminan organik sebagai perlakuan awa remediasi logam Teknik ini melibatkan tanaman, mikroorganisme melalui reaksi adsorpsi, oksidasi, reduksi dan metilasi
Bioleaching Menggunakan mikroorganisme untuk melarutkan kontaminan logam , sehingga akan dihasilkan produk metabolisme Proses biokimia Reaksi oksidasi dan reduksi bisa terjadi secara mikrobiologi. Beberapa mikroorganisme bisa mengoksidasi atau mereduksi kontaminan logam secara langsung
Pemisahan fisika
Memisahkan material yang terkontaminasi dengan memanfaatkan sifat fisika tanah dan logam Bekerja berdasarkan perbedaan ukuran partikel, densitas partikel, sifat magnetik dan permukaan tanah
Ekstraksi
Lokasi yang mengandung logam bisa diremediasi menggunakan teknik yang diatur untuk dapat mengekstrak bagian yang terkontaminasi. Dilakukan dengan cara menambahkan larutan yang mengandung reagen pengekstrak ke dalam tanah yang terkontaminasi, atau melalui proses elektrokinetik
Pencucian tanah
Dilakukan untuk menghilangkan logam berat dari tanah secara kimia atau fisika dalam bentuk suspensi Secara kimia dengan cara menambahkan reagen pengekstrak yang akan bereaksi dengan kontaminan dan memisahkannya dari dalam tanah Secara fisika dengan teknik pemisahan berdasarkan perbedaan ukuran partikel
Pyrometallurgical extraction
Menggunakan suhu tinggi untuk menghilangkan logam yang mudah menguap dari bentuk padat
Perlakuan elektrokinetik
Teknik elektrokinetik bisa diterapkan untuk menggerakkan kontaminan logam ayng bermuatan Metode ini menggunakan elektroda Kontaminan akan berpindah dari larutan dengan berbagai proses, seperti elektroplating, presipitasi atau kopresitasi
Pengaturan pH
Pertukaran ion
Biasa digunakan untuk menghilangkan logam berat, terutama dalam limbah industri logam Penukar ion yang sering digunakan adalah polystyrene dan polyacrylate atau resin kondensasi yang terbuat dari fenol atau formaldehid Untuk regenerasi resin digunakan asam seperti HCl dan H2SO4 serta larutan basa seperti NaOH
Flokulasi
Flokulasi digunakan untuk merubah partikel koloidal yang tersuspensi membentuk partikel yang lebih besar sehingga bisa dipisahkan secara mekanik dari larutan induk dengan bantuan flokulant Partikel koloid memiliki diameter antara 10-4 hingga 10-7 cm