Anda di halaman 1dari 3

PETANDA MOLEKUL KEMATIAN TERPROGRAM (APOPTOSIS) PADA GLIOMA SEREBRI

Esti D. S. Soetrisno Boediarjo Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM Jakarta

PENDAHULUAN Apoptosis adalah suatu penyeimbang perkembangan / pertumbuhan populasi sel dalam tubuh manusia. Dalam perkembangan / pertumbuhan populasi sel sehingga mencapai bentuk dan fungsi normal dan untuk selanjutnya secara periodik akan ada sel yang telah cukup memenuhi tugas / tua/ tidak berguna lagi harus gugur/falling off. Populasi sel neoplasma khususnya yg tidak terlalu cepat membesar ada kecenderungan dapat mengalami regresi spontan, akan menunjukkan proses serupa. Programmed cell death (Apoptosis/Falling off), ternyata sangat berbeda dengan proses nekrosis sel. Sel nekrosis akan menimbulkan fagostosis sel khusus (makrofag), sedangkan jisim apoptosis akan difagosit langsung oleh sel tubuh di sekitarnya karena dinding jisim apoptosis terbungkus protein yng telah dikenal, bukan benda asing. Ada predileksi umur, lokasi tumor otak. Glioma serebri derajat rendah, berdiferensiasi baik mirip sel induknya dikenal sebagai astrositoma pilositik, dalam klasifikasi WHO derajat satu(1), mempunyai kekhususan serabut Rosenthal yang merupakan tahap degeneratif sel astrosit neoplastik, dapat melandasi kenyataan kurang progresivitas perkembangannya. Pol terganas seri astrositoma adalah glioblastoma multiforme, dari sudut histogenesis berkembang dari dediferensiasi, atau de novo dimana akumulasi defek khromosomal lebih cepat terjadi, sehingga tampilan sel ganas relatif monoton ( sel kecil dgn. nekrosis palisade atau sel datia tumor merata ). Proliferasi endotel arah lumen bertahapan pada glioma derajat keganasan tinggi dapat berdampak hipoksik, yang dalam sesaat dapat menimbulkan apoptosis sel glioma dgn. derajat tinggi. Tetapi hipoksik akan memicu angiogenesis, sehingga akan disusul tumbuh klon baru. Demikian akan terjadi berulang sehingga keganasan derajat tinggi glioma / glioblastoma multiforme sukar ditanggulangi dan berdampak drastis : fatal, dalam waktu singkat. Medulloblastoma, sering ditemukan infratentorial, pada kanak-kanak, berderajat keganasan tinngi, radio-khemoterapi sensitif, mempunyai prognosis lebih baik daripada glioblastoma multiforme, yang pada umumnya ditemukan pada umur dewasa MANULA, ternyata mempunyai aktivitas apoptosis lebih mantap Sehingga temuan apoptosis pada neoplasma ganas otak dapat dijadikan parameter/ prediksi prognosis / tanggapan terapi, seperti neoplasma organ lain.

MEKANISME APOPTOSIS Secara umum dikenal 4 mekanisme apoptosis : 1. Signaling: faktor intrinsik saat embriogenesis, kekurangan growth factors, interaksi spesifik receptor-ligand, signyal transmembran yang dapat menyepresi program

kematian sel yang telah ada atau menginisisasi kaskade kematian sel (TNR, FAS surface molecule termasuk reseptor membran plasma yng ikut dalam intraselular death domain yg kemudian teroligomer/trimerized & akan mengaktifkan enzim caspases.). 2.Control and Integration, proses sangat kompleks (direct transmission/ via adaptoer proteins, via mitochondrial permeability regulation/BCL2 family of protein/agonist:Ca++,free radicals/cytochrome c bind-proteins e.g pro Apoptotic protease-activating factor/Apaf-1, BCL-X1 antiapoptotic and BAX an BAD promote apoptotic. 3. Execution by caspases enzymes ( active site cysteine, and cleave after aspartic acid residue). Misalnya, aktivasi endonuklease berdampak fragmentasi DNA, dan dalam sitoplasma akan timbul cleavege cytoskelet components. Sedangkan adanya peningkatan protein cross-linking via aktivasi enzim transglutaminase, akan mengkonversi protein sitosol dan protein sitoskelet menjadi suatu bentuk konvalen (linked condensed shell) yang akan terfragmentasi menjadi jisim-jisim apoptotik /apoptotic bodies Sedangkan bentuk pecahan DNA dalam 180 - 200 pasangan basa (jarak antara nukleosom), akibat aktivasi ion Ca++ dan Mg++ yang endonuklease dependen. 4. Removal of dead cells. Sel yang mengalami apoptosis dengan jisim apoptosis terbentuk, mempunyai petanda molekul di permukaannya, sehingga akan terjadi fagositosis oleh sel dan makrofag di sekitarnya, tanpa reaksi sel radang seperti yg terjadi pada sel/jaringan yang mengalami nekrosis. Pada apoptosis, phosphoridylserine sitosol akan berada dipermukaan tiap jisim apoptotik, yang segera dikenal sel-makrofag setempat, dan secara cepat terjadi proses fagositosis lokal, tanpa reaksi radang. Dalam suatu neoplasma ganas termasuk glioma, proses fagositosis dapat dipercepat karena adanya sifat cannibalism. Sel ganas dapat memfagositosis (melahap) sesamanya/sel normal. DETEKSI PROSES APOPTOSIS PADA GLIOMA Deteksi tahapan apoptosis s/d jisim apoptosis dapat dengan pengamatan cermat pada sediaan rutin, dengan immersion oil, pewarnaan histokimia, sedangkan untuk penanda molekul enzim caspase/p53 wild type secara imunoperoksidase.

BEBERAPA SKEMA PROSES APOPTOSIS (Secara umum sama dengan yang telah dibahas pembicara terdahulu)

KARAKTERISTIK MORFOLOGIK SEL APOPTOSIS (pewarnaan Hematoksilin Eosin) : 1. Sel singly, shrinked 2. Warna sitoplasma menjadi lebih tua : lebih eosinofilik pada pewarnaan rutin Hematoksilin Eosin 3. Kondensasi khromatin inti (piknotik), kemudian mengalami marginasi : letak di perifer. ( Umum inti sel normal ada di tengah, khromatin inti tersebar halus! ) 4. Karioreksis : fragmentasi DNA oleh endonuklease ( kira-kira sebesar nukleosom)

5. Timbul tonjolan-tonjolan sitoplasma ( cytoplasmic buds ) 6. Fragmentasi sel menjadi jisim-jisim apoptotik ( apoptotic Bodies ) : vesikel berisi sitosol, sitoskelet dengan/tanpa fragmentasi DNA Karena proses 1-6 cepat, tanpa reaksi radang, sehingga sukar terdeteksi secara pengamatan biasa. Pewarnaan khusus akan mempermudah identifikasi morfologik! ILUSTRASI GAMBARAN MIKROSKPOIK

RUJUKAN
1. Mitchell RN, Contran RS. Programmed Cell Death-Apoptosis. In Cell Injury, Adaptation, and Death. Robbins Basic Pathology, 7th ed, chap 1, pp 26-27. Saunders, Philadelphia, 2003. 2. Cummings MC et al . Apoptosis. Am J Surg Pathol 21: 88, 1997 (An excellent summary and overview of apoptotic pathway). 3. Reed JC. Mechanisms of apoptosis. Am J Pathol 157:1415,2000 (A good, thorough overview of apoptotic pathway). 4. Abbas AK, Litchman AH. Apoptosis in Lymphocytes. In Deletion of T Cells by Activation-Induced Cell Death. Cellular and Molecular Immunology. Saunders, Philidelphia, 5th ed, chap 10, pp 225-231, 2003. 5. Kleihues P, Cavenee WK. Apoptosis. Pathology and Genetics Tumours of the Nervous System. World Health Organization of Tumours, IARC Press, Lyon, 2000. 6. Chan KK and Lowe J. Techniques in Handling Neuropathology, in Theory and Practice of Histological Techniques, 5th ed, chap 18, pp 371- 414, Churchill Livingstone, 2002.

Anda mungkin juga menyukai