perubahan pola distribusi kekayaan dan pendapatan di antara pelaku ekonomi, dan
menyeluruh.
kapital, dan setiap penambahan stok kapital akan meningkatkan pula kemampuan
terhadap output yang diproduksi oleh sektor basis (ekspor) dan sektor non-basis
hanya terjadi apabila sektor basis (ekspor) meningkat. Dengan demikian, menurut
kerangka pikir ini, keterbelakangan suatu daerah bukan karena tidak beruntung
atau kegagalan pasar, tetapi karena produktifitasnya rendah. Oleh karena itu,
region baik ke region lain dalam negeri maupun luar negeri. Tenagakerja yang
berdomisili di suatu region, tetapi bekerja dan memperoleh uang dari region lain
mendatangkan uang dari luar region adalah kegiatan basis. Lapangan kerja dan
Sektor non-basis adalah semua kegiatan lain yang bukan kegiatan basis, yang
Berarti sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa
karena itu, menurut teori basis, ekspor daerah merupakan penentu dalam
daerah tak lain dan tak bukan adalah masalah neraca pembayaran” (Azis, 1994).
Studi ini cenderung berpijak pada kerangka teori basis dengan alasan : (1)
yang dikaji dalam studi ini adalah pertumbuhan ekonomi regional dan distribusi
pendapatan interregional, (2) pertumbuhan produksi per kapita suatu region tidak
hanya ditentukan oleh lokasi penduduk dan aktivitas di daerah yang bersangkutan,
tetapi juga oleh daerah lain, dan (3) ekspor sebagai sektor basis yang bersifat
alamiah regional.
regional, baik sektoral maupun agregat. Sementara itu, pertumbuhan output suatu
region tidak hanya ditentukan oleh sejumlah faktor yang ada di dalam region
tersebut, tetapi juga dipengaruhi oleh perkembangan region lain, terutama region
tetangga. Di sisi lain, aktivitas produksi memerlukan input primer dan berbagai
input antara, baik yang berasal dari wilayah sendiri maupun dari wilayah lain.
Dalam kaitan ini muncul persoalan yang berkaitan dengan distribusi pendapatan
antara berbagai pemilik input primer, baik intra region maupun interregional.
model sederhana, namun mampu memotret seluruh neraca ekonomi baik yang
endogen maupun eksogen, baik yang intra region maupun interregional. Selain itu
model ini juga dapat: (1) menjelaskan keterkaitan antara aktivitas produksi,
distribusi pendapatan, konsumsi barang dan jasa, tabungan dan investasi, serta
perdagangan luar negeri, (2) memberikan suatu kerangka kerja yang bisa
interregional, dan (4) menjelaskan struktur ekonomi intra region dan interregional,
Secara garis besar, model Social Accounting Matrix (SAM) dibagi atas
empat neraca, yaitu: (1) neraca faktor produksi, (2) neraca institusi, (3) neraca
sektor produksi, dan (4) Rest of The World. Neraca (1), (2), dan (3) adalah neraca
endogen, yang secara diagramatik disusun dalam bentuk segi tiga pada Gambar 1
73
dan 2, sedangkan neraca (4) adalah neraca eksogen, berada pada lingkaran luar,
memagari ke tiga neraca endogen. Garis panah pada Gambar segi tiga tersebut
melambangkan arus uang yang mengalir dari neraca sektor (aktivitas) produksi ke
sektor produksi. Panah dari neraca sektor produksi (3) ke neraca faktor produksi
(1) menyatakan bahwa kenaikan permintaan output oleh blok neraca eksogen (4)
akan mengakibatkan kenaikan permintaan input dan sebagai imbalan atas input
faktor tersebut mengalirlah uang dari blok neraca sektor produksi ke blok neraca
dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa. Ini dilambangkan oleh garis
panah dari blok neraca institusi (2) ke blok neraca sektor produksi (3).
yang terdiri atas baris dan kolom. Neraca baris menunjukkan penerimaan dan
dan kolom) menggambarkan interaksi antara neraca. Makna dari setiap sel seperti
dalam SAM Sederhana menjadi enam tipe neraca, yakni: (1) neraca aktivitas
produksi, (2) neraca komoditas, (3) neraca faktor produksi, (4) neraca institusi,
(5) neraca modal (kapital), dan (6) neraca Rest of The World.
transaksi pembelian raw material, intermediate goods, dan sewa faktor produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa (komoditas). Pada baris neraca aktivitas
dan pasar luar negeri, serta penerimaan subsidi ekspor dari pemerintah. Kolom
Neraca institusi oleh Thorbecke (2001) dipecah lagi menjadi tiga neraca,
yaitu: (1) rumahtangga, (2) perusahaan, dan (3) pemerintah. Baris neraca
asuransi), transfer dari pemerintah, dan transfer luar negeri. Sedangkan kolom
meliputi laba yang ditahan, transfer dari rumahtangga, dan transfer pemerintah.
kapital. Baris neraca pemerintah meliputi semua penerimaan pajak, yakni pajak
nilai tambah, pajak tidak langsung, pajak pendapatan, pajak langsung, dan pajak
75
pengeluaran subsidi ekspor, belanja barang dan jasa, transfer kepada rumahtangga
dan perusahaan, serta tabungan pemerintah. Sisi penerimaan dari neraca kapital
berikut:
sebagai berikut:
(eksogen).
Namun demikian model ini memiliki sejumlah keterbatasan yang melekat pada
seluruh produk yang dihasilkan oleh setiap sektor habis dikonsumsi pada periode
77
tertentu, (2) hubungan input-output dalam kegiatan produksi bersifat linier atau
constant return to scale, (3) tidak ada substitusi antara faktor produksi yang
digunakan, (4) suatu kelompok produk tidak dihasilkan bersama-sama oleh dua
perusahaan atau lebih, (5) harga konstan, (6) tidak ada eksternalitas negatif, dan
digunakan secara luas, yang antara lain oleh Nokkala (2000) dalam penelitiannya
yang berkaitan dengan kebijakan investasi sektor pertanian di Zambia, Iqbal dan
bahwa model ini dapat memotret keterkaitan aktivitas perekonomian pada suatu
region atau interregional dengan disagregasi yang luas sehingga dapat diperoleh
memakai model SAM, yaitu: (1) model SAM dapat menjelaskan keterkaitan
tabungan dan investasi, serta perdagangan luar negeri, (2) SAM dapat
memberikan suatu kerangka kerja yang bisa menyatukan dan menyajikan seluruh
data perekonomian region, dan (3) dengan SAM dapat dihitung multiplier
struktur perekonomian.
78
Region I
Region II
Sektor T36 Sektor
Produksi Produksi
(3) T63 (6)
T35
T32
T62
T65
T13
T46
Faktor T21 T25 Faktor
Produksi Institusi Institusi Produksi
(1) (2) (5) (4)
T52 T54
T24
T51
Accounting Matrix, antara lain oleh Hidayat (1991) dan Hadi (2001). Hidayat
membagi region Indonesia kedalam dua region, yaitu region Jawa (inner island)
Indonesia (KBI) yang meliputi seluruh provinsi di pulau Sumatera dan pulau Jawa
output yang membutuhkan input faktor (1 dan 4). Selanjutnya nilai tambah
tersebut dialokasikan kepada institusi sebagai pemilik faktor produksi (T21 dan
T54). Hubungan T21 dan T54 menunjukkan distribusi pendapatan, sebab ada
institusi. Transaksi institusi dalam model SAM Interregional, tidak hanya terjadi
di dalam region (intra region), tetapi juga lintas region (interregional), yakni:
alokasi pendapatan institusi kepada sektor produksi dalam region dan sektor
produksi interregional, serta transfer antara institusi di dalam region dan transfer
dan Region II ditunjukkan oleh panah putus-putus dengan tanda T24, T25, T35, T36,
negeri (termasuk region lain di luar kedua region tersebut) ditunjukkan oleh
hubungan masing-masing blok neraca dengan rest of the world. Hubungan antara
blok neraca sektor produksi dengan rest of the world menunjukkan adanya
hubungan antara blok neraca faktor produksi dengan rest of the world
menunjukkan aliran modal (capital flows) dari dan ke luar negeri. Kemudian
hubungan antara blok neraca institusi dengan rest of the world menunjukkan
Dengan Tabel 3 ini, nampak dengan jelas posisi setiap sel. Adapun pengertian dari
Analisis multiplier didalam model SAM dapat dibagi dalam dua kelompok
multiplier pada dasarnya sama dengan multiplier dari Leontief Inverse Matrix
yang terdapat dalam model Input-Output. Ini berarti bahwa semua analisis
multiplier yang terdapat dalam model Input-Output seperti own multiplier, other
linkage multiplier dan multiplier total dapat digunakan dalam analisis SAM.
0 0 A13
A = A21 A22 0 …………………........................................... (3.11)
0 A32 A33
menjadi:
I = A + X/Y
(I – A)Y = X
Y = Ma X ....................................................................................... (3.14)
(direct coefficients) dari perubahan yang terjadi pada suatu sektor terhadap sektor
seluruh SAM.
multiplikatif:
Ma1 adalah transfer multiplier, yang menunjukkan pengaruh dari satu blok neraca
dimana:
0 0 0
A = 0
0
A22 0 ………………………………………………… (3.18)
0 0 A33
83
sehingga:
0 0 0
M a1
= 0 ( 1 − A22 ) −1
0
……………………………….. (3.19)
0 0 ( 1 − A33 )
−1
Selanjutnya Ma2 adalah open loop multiplier atau cross effect yang
menunjukkan pengaruh langsung dari satu blok ke blok lain. Dalam hal ini Ma2
dapat dirumuskan:
Oleh karena:
A*13 = A13
A*21 = (I – A22)-1 A21
A*32 = (I – A33)-1 A32
1 A* 13 A* 32 A* 13
M a2 = A* 21 1 A* 21 A* 13 ……………………… (3.21)
A* 32 A* 21 A* 32 1
Proses open loop multiplier antara blok nampak pada Gambar 2. Gambar ini
ekspor (X3), maka output yang terkait dengan blok aktivitas produksi (Y3) akan
blok faktor produksi (Y1) dengan nilai pengganda sebesar A13. Selanjutnya,
lanjutan terhadap pendapatan pada blok institusi (Y2) dengan nilai pengganda
dengan nilai pengganda sebesar A*32. Apabila injeksi awal bersumber dari
84
(I-A33 )-1 X3
Y3
X3= permintaan
Aktivitas
Produksi ekspor
Y1
Y2 Distribusi
Distribusi A*21 =(I-A22 )-1 A21 pendapatan
pendapatan faktor
institusi produksi
peningkatan pendapatan blok faktor produksi yang berasal dari luar negeri (X1),
maka injeksi ini akan berpengaruh terhadap pendapatan pada blok institusi dengan
pendapatan pada blok faktor produksi dengan nilai pengganda sebesar A13.
yang berasal dari luar negeri (X2), maka injeksi ini akan berpengaruh terhadap
pendapatan pada blok aktivitas produksi dengan nilai pengganda sebesar A*32 dan
dengan nilai pengganda A13. Peningkatan pendapatan pada blok faktor produksi
akan berpengaruh terhadap pendapatan pada blok institusi dengan nilai pengganda
sebesar A*21.
pengaruh dari satu blok ke blok lain, kemudian kembali pada blok semula. Dalam
( 1 − A* 13 A* 3 2 A* 32 )− 1 0 0
M a3 = 0 ( 1 − A* 13 A* 32 A* 32 )−1 0
0 0 * * −1
( 1 − A 13 A 3 2 A 32 )
*
... (3.23)
dengan cara ini seringkali disebut pengganda harga tetap. Secara matematis
0 0 0
C = C 21 C 22 0 ……………………………………… (3.25)
0 C 32 C 33
karena Y = T + X, maka:
86
∂Y = ∂T + ∂X ……………………………………………………… (3.26)
dengan demikian:
∂Y = C∂T + ∂X
atau
∂Y = Mc ∂X …………………………………………………… (3.28)
ke dalam Mc1 (transfer multiplier), Mc2 (open loop mutiplier), dan Mc3 (closed
Bentuk matriks Mc3, Mc2, Mc1 sama seperti pada matriks dekomposisi sebelumnya,
dimana:
Mr3 = closed-loop multiplier effect within region,
Mr2 = interregional open-loop multiplier effect,
Mr1 = transfer effect within region.
dimana:
Persamaan (3.33) dan (3.34) bila ditulis dalam bentuk perkalian matriks adalah:
88
Bila didefinisikan bahwa D12 = [I – B11]-1 b12 dan D21 = [I – B22]-1 b21,
Dengan demikian :
90
[ I − B1 ] 1 0
−1
Μ r1 = − 1
0 [ I − B2 ] 2
..................................................... 3.37)
sedang
[I− D D ] [I− D D ] D
−1
12 1
−1
12 112
Μ r =x
[ I − D2 D1 ] D2 2 1 [ I − D2 D1 ] 2
................................. (3.38)
−1
sehingga :
[I− D1 2] 20 1 1 D1 2
−1
Μr = x
0 [I− D2 1] D12 2 1 1
........................ (3.39)
91
1 D1 2
Μ r2 = ............................................................................ (3.40)
D2 11
dan
[ I − D1 D22] 1 0
−1
Μ r3 = − 1
0 [ I − D2 D1 1] 2
......................................... (3.41)
Dengan mengasumsikan ada dua region, r dan R, dan setiap region terdiri
dari tiga subsistem ekonomi (aktivitas produksi, faktor produksi, dan institusi)
0 0 A13rr 0 0 A13rR
rr
A21 A22rr 0 A21rR A22rR 0
0 A32rr A33rr 0 A31rR A33rR
A** = ............................ (3.42)
0 0 A13Rr 0 0 A13RR
Rr
A213 A22Rr 0 A21RR A22RR 0
0 A32Rr A33Rr 0 A32RR A33RR
Path Analysis (BSPA), blok parsial matriks input langsung untuk tiga blok dan
invers Leontief parsial dalam setiap region dapat dirumuskan sebagai berikut :
A22
*
0
A (1) = *
*
* ..................................................................... (3.43)
A23 A33
Besaran input dalam first layer feedback loop dalam kerangka SAM-Interregional
dinyatakan sebagai:
*
A12 = A13* B3* A32
*
; A13* = A13*
*
A21 = A12* *
; A23 = A12 A13 ............................................................ (3.44)
*
A31 = A22
*
B2* A21
*
; *
A32 = A23
*
B3* 0
*
[
B (1) = I − A (1)*
] −1
= * * * ............................................. (3.45)
B3 A32 B2 B3*
(
dimana: B2* = I − A22
* *
)
dan B33 = ( I − A33
*
) −1
0 A13*
A* ( 2 ) = *
............................................................................ (3.46)
0 A33
93
I A13* B3*
*
[
B ( 2) = I − A ( 2) *
] −1
= * ..................................................... (3.47)
0 B3
0 0
A * ( 3) = * * ......................................................................... (3.48)
A21 A22
I 0
[
B * ( 3) = I − A* ( 3) ] −1
= * *
B2*
................................................. (3.49)
B21 A21
Leontief untuk first layer feedback loop dalam interregional block structural path
[
B11* = I − A13* B3* A32
*
B2* A21
*
] −1
*
B22 [
= I − A22
*
− A21
*
B13* A13* B3* A32
*
] −1
......................................................(3.50)
*
B33 [
= I − A33
*
− A32
*
B2* A21
*
A13* ] −1
dalam region R. Untuk tujuan ini, peluasan invers Leontief dari suatu region
memasukkan first layer dari perluasan invers Leontief ke dalam second layer.
dinyatakan sebagai:
A rr AijrR
Aij* = ijRr .............................................................................. (3.51)
Aij AijRR
menurunkan first layer invers Leontief parsial dari (3.43) sampai dengan (3.49),
ekonomi, ada empat cluster dari second layer invers Leontief yang diperluas.
Setiap cluster berisikan tiga blok, sehingga diperoleh 12 blok second layer invers
Leontief yang diperluas, ini disajikan pada persamaan (3.52) sampai (3.55)
berikut ini:
[
B11rr = I − A13rr B3rr A32rr B2rr A21
rr
] −1
= [I − A ] −1
rr
Intraregional rr B22 rr
22 − A21
rr
A13rr B3rr A32rr ...............................
(3.52)
[
B33rr = I − A33rr − A32rr B2rr A21
rr
A13rr ] −1
[
B11RR = I − A13RR B3RR A32RR B2RR A21RR ] −1
= [I − A ] −1
Intraregional RR B22RR RR
22 − A21RR A13RR B3RR A32RR ........................(3.53)
= [I − A ] −1
B33RR RR
33 − A32RR B2RR A21RR A13RR
[
B11rR = I − A13rR B3rR A32rR B2rR A21
rR
] −1
= [I − A ] −1
Interregional rR rR
B22 rR
22 − A21
rR
A13rR B3rR A32rR ............................ (3.54)
B33rR = [I − A rR
33 − A32rR B2rR A21
rR
A rR −1
13 ]
[
B11Rr = I − A13Rr B3Rr A32Rr B2Rr A21Rr ] −1
= [I − A ] −1
Interregional Rr B22Rr Rr
22 − A21Rr A13Rr B3Rr A32Rr ............................
(3.55)
[
B33Rr = I − A33Rr − A32Rr B2Rr A21Rr A13Rr ] −1
95
(3.42), final demand d * dan total output X * , sistem tersebut dapat dinyatakan
sebagai:
A =
**
; d = ; X = .... (3.56)
0 0 A13Rr 0 0 A13RR 0 0
A Rr A Rr 0 A RR A RR 0 d IR X 1R
21 22 21 22
R R
Rr
0 A32 A33
Rr
0 A32RR A33RR d λ X λ
Mengacu pada Sonis dan Hewings (1998), sekumpulan hirarki feedback loop yang
menangkap efek-efek feedback loop yang diterima oleh sistem ekonomi secara
............. (3.58)
** *
B22 d I , pengeluaran institusi, d I* , terhadap pendapatan institusi dan dampak
** ** ** *
output aktivitas-aktivitas, B3 A32 B22 d I , dapat dinyatakan sebagai berikut:
** *
Dampak sendiri, B33 d A , dari injeksi ke dalam aktivitas-aktivitas produksi,
d A* , dan dampak dari injeksi ini terhadap pendapatan faktoraial, A13** B33
**
d A* , dan
** ** ** ** *
pendapatan insitutusi, B2 A21 A13 B33 d A , direfleksikan oleh rantai kompilasi
sebagai berikut:
Walaupun kompilasi jaringan (3.59) dan (3.60) telah masuk feedback loop
asal dampak dari injeksi yang diturunkan dari suatu region secara individual.
Dalam rangka untuk menjajaki dampak region secara individual yang didapatkan
Feedback loops effects dari injeksi tersebut terhadap institusi oleh region r dalam
d Ir → rr
B22 d Ir → Rr
B22 d Ir
↓ ↓
B3rr A32
rr rr
B22 d Ir B3Rr A32Rr B22
Rr
d Ir ............................................
(3.62)
↓ ↓
A13rr B3rr A32
rr rr
B22 d Ir A13Rr B3Rr A32Rr B22
Rr
d Ir
B3rr A32
rr rr
B22 d Ir adalah output aktivitas-aktivitas pada region r, dan
Rr
B22 d Ir , kemudian permintaan untuk aktivitas-aktivitas dalam region R sebagai
berikut:
rr
d Ar → B33 d Ar → Rr
B33 d Ar
↓ ↓
A13rr B33
rr
d Ar A13Rr B33Rr d Ar ............................................. (3.64)
↓ ↓
rr
B22 A13rr B33
rr
d Ar Rr
B22 A13Rr B33
Rr
d Ar
rr
dimana, d Ar adalah injeksti aktivitas-aktivitas dari region r, B33 d Ar dan B33
Rr
d Ar
rr
B22 A13rr B33
rr
d Ar dan B22
Rr
A13Rr B33Rr d Ar .
output dikelompokkan pada interval waktu yang panjang (antara 5 tahun atau
dibangun pada tingkat nasional maupun daerah juga banyak yang masih sangat
agregat. Untuk mendapatkan SAM per tahun dan yang disagregasi secara lebih
Dengan metoda RAS dapat dibangun matriks A yang baru (A1) berukuran n
x n dari matriks A yang lama (A0) dengan mengaplikasikan multiplier baris (r) dan
kolom (s). Apabila T adalah matriks transaksi SAM, dimana tij adalah nilai sel
matriks transaksi (T) dibagi dengan sel-sel dalam setiap kolom dari T dengan
tij
aij = .......................................................................................... (3.65)
tj
matriks baru (A1) dari matriks lama (A0) dikenal dengan operasi proporsional
ganda.
100
Langkah ke-1
xˆ i xˆ j
ai1 = ⇒ xij1 = ai1 xij0 ⇒ b1j = ⇒ xij2 = b1j xij1
∑ xij
j
0
∑xi
1
ij
......................... (3.68)
Langkah ke-2
xˆ i xˆ j
ai2 = ⇒ x 3
= a 2 2
x ⇒ b 2
= ⇒ xij4 = b 2j xij3
∑ xij ∑ xij ....................... (3.69)
2 ij i ij j 3
j i
Langkah ke-t
xˆ i xˆ j
ait = ⇒ xij2t −1 = a it xij2t −2 ⇒ b tj = ⇒ xij2t = b tj xij2t −1
∑ xij
j
t −2
∑xi
2 t −1
ij
......... (3.70)
Proses ini dilakukan sampai dengan diperoleh iterasi yang konvergen. Langkah-
t −1 t
xij2t −1 = ∏ b hj ∏ aik xij0 1 3 5
h =1 k =1 , untuk rank nilai ganjil, xij , xij , xij ,... ........
(3.71)
t h t k 0
x = ∏ b j ∏ ai xij
2t
ij 2 4 6
h =1 k =1 , untuk rank nilai genap, xij , xij , xij ,... ......... (3.72)
t t
Ait = ∏ aik Bit = ∏ b hj
dengan k =1 dan h =1
Ketika ada suatu solusi, metoda RAS mempunyai keunggulan karena aplikasinya
(1) memiliki fondasi ekonomi yang lemah; (2) tidak mampu mengakomodasi
sumber-sumber data lainnya selain total baris dan kolom. Disebabkan oleh
Entropy untuk updating dan balancing SAM. Namun demikian, metoda RAS
banyak digunakan oleh peneliti untuk updating dan balancing Tabel Input-
Output.
ketika data scattered (tersebar) dan tidak konsisten. Sementara itu metoda RAS
mengasumsikan bahwa estimasi dimulai dari suatu SAM terdahulu yang konsisten
dan hanya mengetahui tentang total baris dan kolom. Kerangka Cross-Entropy
mengacu pada rentang informasi terdahulu yang lebih luas untuk digunakan
peubah dengan peubah lainnya (Robinson et al., 1998; Robinson dan El-Said,
2000).
deterministik, sebab estimasi SAM hanya dilakukan pada tahun tertentu, serta
mendefinisikan matriks T sebagai suatu matriks transaksi SAM, dimana tij adalah
aliran pengeluaran dari neraca kolom j ke neraca baris i yang memenuhi kondisi:
Pada suatu SAM, setiap jumlah baris ( y i ) harus sama dengan jumlah
*
kolom ( y j ), dimana koefisien matriks A dapat dibentuk dari setiap sel pada
matriks T dibagi dengan jumlah kolomnya. Secara matematis hal ini dirumuskan
sebagai berikut:
tij
Aij = .............................................................................................. (3.76)
yj
antara dua distribusi probabilitas dalam mengestimasi SAM. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh satu set koefisien matriks yang baru (A) dengan cara
berikut:
Aij
min I =∑∑Aij ln
{ A} Aij
i j
= ∑∑ Aij ln Aij −∑∑ Aij ln A ............................................... (3.77)
j j
Dengan kendala:
∑A
j
ij y *j = yi* ……………………………………………………. (3.78)
∑A
j
ji = 1 dan 0 ≤ A ji ≤ 1 ..........................................………........ (3.79)
Sebagaimana telah diungkapkan pada Bab terdahulu bahwa studi ini akan
2002. Model ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat
Jawa tahun 2000 yang terdiri atas 30 sektor, Survey Sosial Ekonomi Nasional
setiap blok neraca, baik untuk region Jawa maupun region Sumatera.
Pada bagian terdahulu telah diungkapkan bahwa Tabel SAM terdiri atas empat
blok neraca, yakni: tiga blok neraca endogen dan satu blok neraca eksogen.
Neraca endogen terdiri atas : blok faktor produksi, blok institusi, dan blok sektor
produksi. Dalam model SAMIJASUM 2002 blok neraca faktor produksi terdiri
atas dua tipe neraca. Blok neraca institusi sebanyak delapan tipe neraca yang
terdiri atas enam tipe rumahtangga, satu neraca perusahaan, dan satu neraca
pemerintah. Sedangkan blok neraca sektor produksi terdiri atas 17 sektor. Ini
berarti blok neraca endogen terdiri atas 27 tipe neraca. Sedangkan blok neraca
eksogen terdiri atas lima tipe neraca (Tabel 5.). Jumlah seluruh neraca dalam
klasifikasi SAMIJASUM tahun 2002 adalah 59 {(27 x 2) + 5}. Ini berarti bahwa
Kedua adalah tahap konstruksi model SAMIJASUM tahun 2002. Pada tahap ini
104
diketahui bahwa Tabel Input-Output Interregional Sumatera dan Jawa Tahun 2000
Neraca Keterangan
Faktor 1 Tenagakerja
Produksi 2 Kapital
3 Rumahtangga Buruh Tani
4 Rumahtangga Pengusaha Tani
5 Rumahtangga Pengusaha Golongan Rendah di Desa
6 Rumahtangga Pengusaha Golongan Atas di Desa
Institusi 7 Rumahtangga Pengusaha Golongan Rendah di Kota
8 Rumahtangga Pengusaha Golongan Atas di Kota
9 Perusahaan
1 Pemerintah
0
1 Tanaman Pangan dan Tanaman Lainnya
1 Peternakan
1 Kehutanan dan Perburuan
2 Perikanan
1 Pertambangan dan Penggalian
3 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau
1 Industri Pemintalan, Tekstil, dan Kulit
Sektor 4 Industri Kayu dan Barang-Barang dari Kayu
Produksi 1 Industri Kertas, Perctk, Alat Angk, Brg dr Logam, dan Ind. Ln
5 Industri Kimia, Pupuk, Hsl dr T.liat dan Semen, dan Ind. L. Ds
1 Listrik, Gas, dan Air
6 Konstruksi
1 Perdagangan, Restoran dan Hotel
7 Transportasi dan Komunikasi
1 Keuangan dan Perbankan
8 Jasa Pemerintah
1 Jasa-jasa lainnya
9
2
0
2
1
2
105
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
yang dikonstruksi oleh Badan Pusat Statistik terdiri atas 30 sektor dan tiga region,
yakni : Sumatera, Jawa, dan rest of the Indonesia. Tabel ini diagregasi menjadi
matriks 34 x 34 untuk Sumatera dan Jawa, sedangkan untuk rest of the Indonesia
menghitung data total output tahun 2002, final demand tahun 2002, dan total input
sel transaksi pada blok neraca sektor produksi, baik intra region maupun
interregional. Untuk mengisi sel-sel blok neraca lainnya digunakan data Susenas,
Sakernas, Indikator Ekonomi, final demand, input primer, dan total output. Data-
transaksi dengan bantuan program Microsoft Excel dan SAS versi 6.12. Setelah
program GAMS.
Program MAT.
Analisis yang dilakukan dalam studi ini dibagi dalam tiga bagian. Pertama,
2002, di lakukan analisis terhadap struktur ekonomi intra region dan interegional,
suatu wilayah terhadap wilayah lain (spillover effect) dan terhadap perekonomian
wilayah itu sendiri (self-generate effect), yang muaranya adalah menemuka pola
interregional dianalisis melalui struktur PDRB. Hal ini dilakukan dengan cara
meng-ekstrak nilai-nilai riil yang ada dalam model SAMIJASUM Tahun 2002
menurut sektor dan region. Nilai-nilai yang diekstrak adalah nilai-nilai dari sisi
bentuk tabel PDRB intra dan interregional. Cara yang sama juga dilakukan untuk
pendapatan rumahtangga diambil dari sisi baris. PDRB diambil dari sisi kolom
yang berarti struktur PDRB yang akan dianalisis adalah PDRB dari sisi
wilayah mana yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi atas input yang
berasal dari wilayah lain. Selain itu, juga untuk mengetahui tingkat
dan multiplier nilai tambah menurut sektor. Multiplier output intra region
diterima suatu region karena adanya injeksi neraca eksogen pada region lain.
Spillover effect yang diterima oleh suatu region pada dasarnya merupakan
konpensasi atas ekspor region tersebut ke region lain. Dengan demikian spillover
dilakukan untuk mengamati distribusi pendapatan pada satu region pada suatu
waktu tertentu, kecuali bila angka multipliernya sama-sama satuan atau sama-
golongan rumahtangga di suatu wilayah terdiri atas angka satuan dan wilayah
lainnya dengan angka puluhan maka cara tersebut di atas tidak bias digunakan.
109
Untuk mengatasi kelemahan dari cara di atas, studi ini menggunakan cara kedua,
Cara yang disebutkan terakhir ini dilakukan dalam beberapa tahap: pertama,
atau yang terkecil. Apabila koefisien multiplier terbesar yang dipilih maka rasio
patokan (rasio sama dengan satu) merupakan angka tertinggi. Jika koefisien
multiplier yang terkecil yang dipilih maka rasio patokan (rasio sama dengan satu)
merupakan angka terendah. Dengan demikian ada dua jenis patokan, yang
dinamakan: basis rasio tertinggi (rasio sama dengan satu adalah tertinggi) dan
basis rasio terrendah (rasio sama dengan satu adalah yang terrendah). Kedua,
merata, konvergen, dan divergen. Kriteria yang digunakan untuk basis rasio
terkecil adalah : (1) antara satu sampai dengan 1.01 berarti distribusi pendapatan
merata, (2) antara 1.02 sampai dengan 1.39 berarti distribusi pendapatan
konvergen, dan (3) lebih besar dari 1.39 berarti distribusi pendapatan divergen.
mengetahui pola ketergantungan ekonomi antara Jawa dan Sumatera melalui total
Dengan kata lain yang akan ditelaah adalah : interaksi ekonomi antara Jawa
dan Sumatera akan menguntungkan ke dua region secara berimbang ataukah lebih
110
menguntung suatu region daripada lainnya. Untuk keperluan ini, hasil olahan
SAMIJASUM Tahun 2002 yang akan dikaji adalah koefisien keterkaitan sektoral
besarnya spillover effect dan multiplier yang dihasilkan sendiri di dalam region
produksi dan blok neraca institusi. Pada blok neraca sektor produksi, yang di-
shock adalah output sektor-sektor produksi dan pada blok neraca institusi adalah
sektor produksi dapat bersumber dari kenaikan permintaan dari region lain
itu di dalam setiap skenario disebut stimulus ekonomi. Dengan demikian, stimulus
kenaikan output sektor produksi yang berasal dari luar sistem tanpa menyebutkan
(kecuali sektor listrik, gas dan air, dan sektor konstruksi) baik di Sumatera
maupun di Jawa.
(ranking) pada setiap skenario berdasarkan total dampak tidak langsung setiap
dominan.
di Jawa.
Sumatera.
112
Jawa.
rupiah di Sumatera.
(kecuali sektor listrik, gas dan air, dan sektor konstruksi) di Jawa.
(kecuali sektor listrik, gas dan air, dan sektor konstruksi) di Sumatera.
lebih berimbang.
distribusi pendapatan interregional? Hingga saat ini belum ditemukan suatu studi
permasalahan tersebut.
113
rupiah.
miliar rupiah.