Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II GIZI DAN MAKANAN MENURUT ISLAM

OLEH : KELOMPOK 2 : DHORA DWI PALUPI PUTRI ARMYLA RAHAYU PUTRI HARIYANI C.D NURHAPNA AMEILIA KURNIA SARI HIDAYATUN MUKAROMAH (101211123018) (101211123020) (101211123023) (101211123025) (101211123027) (101211123029)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Kesehatan seorang sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh. Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antara lain diare, disentri, gondok, busung lapar, Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP), Defisensi Vitamin A, Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus, Kwashiorkor dan beberapa penyakit lainnya. Meskipun kekurangan gizi bukan merupakan hal baik, bukan berarti apabila seorang diberikan asupan gizi secara berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin) akan membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh justru akan mengalami kehilangan kemampuan untuk membentengi tubuh, sehingga mempermudah masuknya penyakit. Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga tidak dapat berkembang secara optimal,sesuai dengan potensi genetiknya. Sejak masa kanakkanak, otak manusia sudah mampunyai dendrit, yang berfungsi untuk menghantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang terbentuk dalam otak berarti lebih banyak sinapsis yang berkemampuan dalam belajar. Jika pada puncak pembentukan dendrit gizi yang tersedia tidak cukup, maka jumlah sinapsis yang terbentuk akan berkurang, sehingga mengakibatkan fungsi mentalnya berkurang, seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang. Pada anak usia dua sampai tiga tahun, mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus, seperti seng dan vitamin A. Hal ini perlu diwaspadai, karena mempunyai relevansi dengan perbanyakan sel tertentu dan bagian dari otak, yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan kemampuan anak dalam memecahkan masalah dan mengingat informasi serta mengurangi daya cipta. Zat lain yang perlu diwaspadai adalah zat besi, karena dapat mengakibatkan kelainan fungsi otak dan kelainan pertumbuhan balita serta mudah terkena infeksi. ASI merupakan sumber gizi pertama dan yang paling alami yang diberikan ibu kepada anaknya. ASI banyak mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan air yang berubah menjadi sebuah fondasi yang sangat kokoh untuk melindungi tubuh dari penyakit. Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia untuk membangun kemakmuran di bumi menuju kebahagian dunia dan akhirat. Salah satu penunjang kebahagiaan tersebut adalah kesehatan. Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai nikmat hidup kedua setelah iman, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam Mohonlah kepada Allah pengampunan, kesehatan (zhahir batin) dan keyakinan di dunia dan akhirat.

Sesungguhnya Allah tidak memberikan kepada seseorang setelah keyakinan (Iman) yang lebih baik daripada kesehatan. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah dan Abu Bakar, shahih sanadnya dari lbnu Abbas Radhiyallahuanh. Dalam Al-Quran maupun Hadits Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam banyak didapatkan pelajaran atau petunjuk cara hidup sehat yang telah terbukti kegunaannya pada diri Nabi SAW dan para sahabatnya. Nabi Muhammad SAW dalam tarikh diriwayatkan, beliau adalah sebagai seorang yang sangat sehat. Ini terbukti selama hidupnya 63 tahun beliau hanya sakit 2 kali, pada hal beliau adalah manusia biasa sebagaimana ditegaskan oleh Allah di dalam Al-Quran Surat Al-Kahfi 110 dan Surat Fussilat 6 yang artinya, Katakanlah Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku; Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Illah Yang Esa. (QS. 18:110; QS. 41:6) Demikian pula kondisi kesehatan para sahabat Nabi SAW sangat baik. Terbukti oleh keluhan seorang Tabib hadiah Gubernur Romawi di Mesir Muqauqis kepada Nabi SAW. Dia rnemohon diri untuk kembali ke negerinya karena sebagai tabib ternyata tidak banyak diperlukan oleh masyarakat Madinah, sebab mereka hampir tak pernah sakit. Keadaan ini tidak lain karena Nabi SAW dan para sahabatnya di

Madinah melakukan prinsip hidup sehat, berdasarkan petunjuk dari Allah SWT. Karena tanpa melakukan hidup sehat seseorang tidak akan mungkin hidup sehat. Sebagaimana pula seseorang yang ingin pandai, tentu saja dia harus belajar. Seseorang yang ingin kaya tentu harus berusaha/bekerja. Tidak mungkin seseorang yang hanya duduk-duduk di rumah, tidak belajar atau tidak bekerja otomatis menjadi pandai atau kaya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi gizi secara umum? 2. Apa definisi gizi menurut islam? 3. Makanan dan gizi menurut islam?

1.3 Tujuan A. Bagi Mahasiswa FKM Untuk mengetahui makanan dan gizi yang baik menurut islam. Untuk mengetahui tentang gizi secara umum dan secara islam. Untuk mengetahui pandangan islam tentang makanan dan gizi. Untuk mempertebal keimanan.

B. Bagi Masyarakat Untuk mendapatkan wawasan tentang makanan dan gizi secara islami. Untuk mempertebal keimanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi makanan dan gizi secara umum 1. Definisi makanan Makanan adalah zat yang diperlukan kehidupan yang mengandung energi untuk keperluan metabolisme. 2. Definisi gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satusatunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat. Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayursayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

2.2 Gizi Menurut Islam Gizi berasal dari bahasa arab Al Gizzai yang artinya makanan dan manfaatnya untuk kesehatan . Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.

2.3 Makanan dan Gizi Menurut Islam. Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali masalah makan. Oleh karena itu bagi kaum muslimin, makanan di samping berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan ruhani, iman dan ibadah juga dengan identitas diri, bahkan dengan perilaku. "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa-apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan... (QS Al Baqarah (29 . 168) Dari ayat di atas, dapat disimak bahwa Allah menyuruh manusia memakan apa saja di dunia ini yang diciptakanNya, sepanjang batas-batas yang halal dan baik (thayibah). Selain ayat-ayat di atas banyak lagi ayat dalam Al Quran yang berisi suruhan atau perintah agar manusia berhati-hati dalam memilih makanan, dapat memisahkan mana yang halal (dibolehkan) dan mana yang haram (tidak diijinkan). A. Makanan yang dihalalkan Makanan yang halal, yaitu makanan yang diijinkan bagi seorang muuslim untuk memakannya. Islam menghalalkan sesuatu yang baik-baik. Banyak pendapat yang menterjemahkan makanan "halal" tersebut. Akan tetapi pada umumnya dapat dikatakan makanan tersebut halal bila : Tidak berbahaya atau mempengaruhi fungsi tubuh dan mental yang normal. Bebas dari "najis(filth)" dan produk tersebut bukan berasal dari bangkai dan binatang yang mati karena tidak disembelih atau diburu. Bebas dari bahan-bahan yang berasal dari babi dan beberapa binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim kecuali dalam keadaan terpaksa Diperoleh sesuai dengan yang sudah ditentukan dalam Islam.

Najis (Filth) dalam hal di atas, didefinisikan dalam 3 golongan : pertama, bersih dari sesuatu yang diperuntukkan untuk upacara-upacara/berhala, kedua yang dapat ditoleransi karena sulit untuk menghindarinya seperti darah dari nyamuk, dan insek lainnya, ketiga yang tak dapat ditoleransi seperti minuman yang memabukkan dan beracun serta bangkai. Makanan yang halal berdasarkan Al Quran dan Hadits, dapat dikategorikan ke dalam beberapa macam, antara lain:

1. Tidak termasuk Najis dan Bangkai. Allah swt telah mengharamkan darah yang mengalir, babi, dan bangkai (kecuali ikan dan belalang) untuk dimakan oleh manusia, karena hal itu termasuk najis. Dalam hal ini seluruh bentuk najis menjadi haram hukumnya untuk dimakan. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan Allah swt dalam Al Quran. Katakanlah: Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir, atau daging babi karena semua itu najis, atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. (QS Al Anam: 145) Sesuatu bagian yang dipotong dari binatang itu masih hidup statusnya sama seperti bangkai, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, Apa yang dipotong dari binatang selagi ia masih hidup adalah bangkai (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah) Hewan yang telah dibunuh oleh hewan buas termasuk jenis bangkai, kecuali hewan tersebut telah dilatih dan pada saat melepaskannya untuk menangkap buruan kita menyebutkan nama Allah swt, maka hukumnya adalah halal untuk hewan hasil tangkapannya. Hal ini berdasarkan firman Allah swt dalam Al Quran. Mereka menanyakan kepadamu: Apakah yang dihalalkan bagi mereka? Katakanlah: Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya. (QS Al Maidah: 4) Ada dua jenis bangkai dan darah yang dihalalkan untuk dimakan, yaitu yang termasuk dua bangkai adalah ikan dan belalang, dan yang termasuk dua darah adalah hati dan limpa. Hal ini didasarkan pada sebuah hadits Rasulullah. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar, Rasulullah saw bersabda: Dihalalkan untuk dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai yaitu ikan dan belalang, sedang dua darah yaitu hati dan limpa. (HR Ibnu Majah dan Ahmad)

2.

Tidak menimbulkan dharar (bahaya) bagi fisik. Yang termasuk makanan ataupun minuman yang memiliki efek bahaya bagi fisik manusia adalah racun. Dan golongan minuman yang memabukkan, menghilangkan pikiran sehat, atau melalaikan adalah termasuk jenis ini. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Quran. Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Baqarah: 195) Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS Al Maidah: 90) Rasulullah saw bersabda, Tidak dibolehkan melakukan sesuatu yang membahayakan (dharar) diri sendiri dan orang lain (dhirar). (HR Ibnu Majah dan Ahmad.). Beliu juga bersabda, Barangsiapa yang mereguk racun lalu membunuh dirinya sendiri, maka racunnya akan tetap berada di tangannya seraya ia mereguknya di neraka Jahannam selama-lamanya. (HR Bukhari)

3. Tidak termasuk jenis hewan buas. Dalam sebuuah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: Setiap binatang buas yang bertaring adalah haram dimakan (HR. Muslim). Dari hadits di atas, secara tegas dijelaskan bahwa hewan buas yang bertaring adalah haram dimakan. Yang termasuk hewan buas golongan ini seperti harimau, singa, buaya, serigala, kucing, anjing, kera, ular, dan setiap hewan buas pemangsa. Hewan tersebut di atas juga merupakan hewan yang berkuku tajam, termasuk dari jenis burung (berkuku tajam), yang menggunakan cakarnya dalam memakan mangsa, adalah hewan yang tidak halal untuk dimakan. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda, Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah melarang dari setiap hewan buas yang bertaring dan berkuku tajam (HR Muslim)

4.

Hewan yang berasal dari laut. Hewan-hewan buruan yang berasal dari laut dan semua makanan dari laut adalah halal untuk dimakan, yakni dari berbagai spesies ikan laut ataupun makhluk hidup air. Karena Laut itu sesungguhnya suci airnya dan halal bangkainya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Quran. Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal ) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu (QS Al Maidah : 96) Dan hadits Rasulullah saw, ketika ditanya tentang air laut, Ia(laut) suci airnya dan halal bangkainya. (HR Abudawud, AnNasai dan At-Tirmidzi)

5. Hewan halal yang mati karena disembelih. Hewan-hewan halal yang halal dimakan jika penyebab kematian hewan tersebut adalah karena disembelih, sehingga jika penyebab kematian hewan tersebut bukan dikarenakan disembelih maka, hewan tersebut termasuk dalam golongan bangkai dan hukumnya tidak halal untuk dimakan. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Quran, Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya. dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala (QS Al Maidah : 3)

6.

Hewan halal yang disembelih atas nama Allah. Hewan yang dasar hukumnya atau hakikatnya halal menjadi sah kehalalan jika hewan tersebut disembelih dengan menyebut nama Allah ketika menyembelihnya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Quran, Maka makanlah binatang-binatang yang halal yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatnya. Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal Allah telah menjelaskan kepada kamu apa-apa yang diharamkan-Nya atas kamu (QS Al Anam : 118-119). Allah juga mengharamkan hewan-hewan yang disembelih tanpa menyebutkan nama Allah ketika menyembelihnya atau dengan nama selain Allah seperti sesembahan, sesajen ataupun tumbal. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Al Quran,

Dan janganlah kamu makan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya, sesungguhnya yang demikian itu adalah kefasikan (QS Al Anam :121)

B. Makanan yang diharamkan Makanan yang haram adalah terlarang seorang muslim untuk memakannya. Sebaliknya makanan tersebut haram bila : Berbahaya dan berpengaruh negatif pada fisik dan mental manusia. Mengandung najis(filth) atau produk berasal dari bangkai, babi dan binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim berasal dari binatang yang diijinkan, tetapi tidak disembelih dngan aturan yang telah ditetapkan (secara islam) dan tidak dilakukan sepatutnya, haram Dengan Sendirinya () Berdasarkan firman Allah SWT di dalam kitab suci Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW, maka dapat diketahui beberapa jenis makanan yang haram dikonsumsi manusia, antara lain: 1. Bangkai. Bangkai yang haram dimakan adalah semua binatang darat yang mati bukan karena disembelih dengan tata cara penyembelihan yang dibenarkan syariat Islam. Misalnya binatang yang mati karena tertabrak mobil, ditusuk dengan besi, dipukul dan tercekik. Sebagaimana firman Allah dalam surat AlMaidah, 5:3.

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Berdasarkan ayat di atas, maka binatang ternak seperti kambing, sapi, kerbau, unta, dan ayam baru halal dimakan dagingnya jika disembelih dengan tata cara penyembelihan menurut syariat Islam, yang memenuhi syarat-syarat sbb.: 1. Orang yang menyembelih harus beragama Islam. 2. Ketika menyembelih harus membaca basmalah (Ibn Rusyd, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid, juz I, h. 328). 3. Alat penyembelih harus tajam.

4. Penyembelihan hewan ternak harus memutuskan saluran pernafasan (trachea/ hulqum), saluran makan (oeshophagus/marik), dan dua urat nadi (wadajain)-nya. 2. Darah. Darah yang mengalir dari binatang atau manusia haram dikonsumsi, baik secara langsung maupun dicampurkan pada bahan makanan karena dinilai najis, kotor, menjijikkan, dan dapat mengganggu kesehatan. Demikian juga darah yang sudah membeku yang lazim disebut maros atau didih. Adapun darah yang melekat pada daging halal, boleh dimakan karena sulit dihindari. Hal ini berdasarkan surat Al Anam, 6:145. ) .....

145)

Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi --karena sesungguhnya semua itu kotor-- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.

3. Daging Babi. Ulama sepakat, daging babi haram dikonsumsi. Demikian pula lemak babi yang dipergunakan dalam industri makanan yang dikenal dengan istilah shortening, serta semua zat yang berasal dari babi yang biasanya dijadikan bahan campuran makanan (food additive). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memungkinkan manusia memproduksi bahan campuran makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika dalam bentuk gelatin, lemak, pepsin, rennin, rennet, dan lain-lain. Kebanyakan sumber gelatin adalah hewan, dan hewan yang banyak digunakan di dunia Barat adalah babi. Gelatin tidak hanya digunakan untuk memproduksi makanan, tetapi juga manisan, obat-obatan dan produk-produk lainnya. Seluruh makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika yang mengandung unsur babi dalam bentuk apapun, haram dikonsumsi (Ath-Thuraiqy, Ahkam al Athimah, 1984: 307-314). Hal ini didasarkan surat Al Baqarah, 2:173, sbb.: .... Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.

10

4. Binatang Buas. Binatang buas yang memiliki gigi taring atau burung yang mempunyai kuku mencengkeram adalah haram dimakan dagingnya, misalnya: harimau, anjing, kera, gajah, dan kucing. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari : sahabat Abdullah ) Ibn Abbas RA: 3574)

Rasulullah SAW melarang memakan (daging) setiap binatang buas yang memiliki gigi taring dan burung yang mempunyai kuku tajam (mencengkeram) (Al-Mundziri, Mukhtashar Shahih Muslim, 2000:356)

5. Binatang Yang Menjijikkan (Al Khabaits). Binatang yang menijijikkan (al Khobaits) seperti binatang yang memakan kotoran (al jallalah) dan binatang melata di atas tanah (al hasyarat), misalnya ulat, ular, dan kalajengking adalah haram dikonsumsi, kecuali ulat yang menyatu dengan buah-buahan sehingga sulit dipisahkan (Abdurrahman al Juzairi, al Fiqh Ala al Madzahib al arbaah, 1990; juz 2: h. 3). Lihat surat Al Araf, 7:15, sbb.: .... .... .dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.

6. Binatang Yang Hidup Di Daratan Dan Sekaligus Di Lautan (Al Barmawi). Ulama berbeda pendapat tentang hukum mengkonsumsi hewan yang hidup di dua alam, daratan dan sekaligus lautan (air) misalnya: kodok, kepiting, dan ular. Menurut madzhab Hanafi dan SyafiI hukumnya haram (tidak halal). Menurut madzhab Maliki hukumnya mubah karena tidak ada nash al Quran atau hadits yang secara khusus mengharamkannya. Sedangkan menurut madzhab Hambali, setiap binatang laut yang bisa hidup di daratan, misalnya burung laut dan anjing laut, tidak halal dimakan dagingnya kecuali jika disembelih. Akan tetapi jika binatang tersebut tidak ada darahnya, misalnya kepiting, maka halal tanpa disembelih terlebih dahulu.

7. Makanan Yang Najis Atau Terkena Najis. Semua makanan yang najis atau terkena najis (mutanajjis) adalah haram dikonsumsi. Misalnya telur yang keluar dari binatang yang haram dimakan dagingnya, atau keluar dari hewan yang halal dimakan dagingnya tetapi belum keras. Adapun telur yang keluar dari hewan yang halal dimakan dagingnya dalam keadaan keras, hukumnya halal, meskipun hewan tersebut sudah mati (Ath11

Thuraiqy, Ahkam al Athimah, 1984:419). Demikian juga susu yang keluar dari hewan yang haram dimakan dagingnya. Akan tetapi jika keluar dari hewan yang halal dimakan dagingnya adalah halal.

8. Makanan Yang Membahayakan Kesehatan Manusia. Semua jenis makanan yang membahayakan kesehatan manusia, baik berupa nabati maupun hewani, haram dikonsumsi karena salah satu tujuan mengkonsumsi adalah untuk menjaga kesehatan. Lihat surat Al Baqarah, 2;195, sbb.: ) 195) Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Berdasarkan ayat di atas, seseorang yang mengidap penyakit tertentu diharamkan mengkonsumsi makanan yang dapat menghambat

penyembuhannya, apalagi jika menyebabkan semakin parahnya penyakit yang diderita, meskipun makanan tersebut halal bagi orang sehat. Misalnya, daging kambing. Meskipun halal dimakan bagi kebanyakan orang, tetapi dapat berubah menjadi haram kalau dikonsumsi orang yang berpenyakit darah tinggi. Makanan dan minuman yang mengandung kadar gula tinggi, halal dikonsumsi kebanyakan orang, tetapi dapat berubah menjadi haram jika dikonsumsi penyakitnya. Termasuk jenis makanan dan minuman yang membahayakan kesehatan manusia adalah racun. Islam melarang umatnya mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang mengandung racun, baik yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, dsb. Seseorang yang sengaja menenggak racun untuk bunuh diri, maka selamanya akan menjadi penghuni Neraka. Sebagaimana disabdakan Rasulullah dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Hurairah: ( : 5333( orang berpenyakit diabetes karena dapat memperparah

Barang siapa sengaja menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh diri kemudia mati, maka kelak ditempatkan di Neraka selama-lamanya dalam keadaan selalu menjatuhkan diri. Barang siapa sengaja menenggak racun untuk bunuh diri kemudian mati, maka kelak ditempatkan di Neraka selama12

lamanya dalam keadaan menenggak racun. Dan barang siapa sengaja melakukan bunuh diri dengan besi kemudian mati, maka kelak ditempatkan di Neraka selama-lamanya dalam keadaan sakit karena manusukkan besi kedalam tubuhnya sendiri(Sayid Sabiq, Fiqh as Sunnah, 1990: Jilid 2 h. 5). Sebagai pengecualian dari ketentuan di atas, diperbolehkan minum obatobatan yang mengandung racun, selama racun tersebut tidak membahayakan tubuh manusia (Imam Nawawi, al Majmu, juz 9, h. 38), dan sesuai dengan resep dokter (Ath- Thuraiqy, Ahkam al Athimah, 1984: h. 113-114).

9. Makanan Yang Berpotensi Memabukkan. Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Rahman dan Rahim, Yang melindungi kesehatan makhlukNya. Oleh karena itu, Dia mengharamkan segala sesuiatu yang dapat mengganggu kesehatan manusia, terutama kesehatan akal fikiran yang sangat vital bagi kehidupan mereka. Misalnya minuman keras (khamar), yang berpotensi memabukkan dan semua yang membius, misalnya ganja (hashisy), putauw, narkotika, dan obat-obatan terlarang lainnya. Lihat, surat Al Maidah, 5:90-91. ) ) 90) 91)

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu ( mengerjakan pekerjaan itu). Haram Karena Faktor Eksternal ((

10. Binatang Disembelih Untuk Sesaji. Hewan ternak yang disembelih untuk sesaji atau dipersembahkan kepada makhluk halus, misalnya kerbau, yang disembelih untuk ditanam kepalanya sebagai sesaji kepada dewa tanah agar melindungi jembatan atau gedung yang akan dibangun, hewan ternak yang disembelih untuk persembahan Nyai Roro Kidul dan sebagainya adalah haram dimakan dagingnya, karena dapat menimbulkan syirik dan merusak aqidah umat Islam, sekalipun ketika disembelih dibacakan basmalah. Lihat, surat Al Maidah, 5:3 sbb.: ....
13

....

11. Binatang Yang Disembelih Tanpa Membaca Basmalah. Hewan ternak yang disembelih tanpa membaca basmalah adalah haram dimakan dagingnya kecuali jika lupa. Al Anam, 6:121. .... Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan

12. Makanan Yang Dikonsumsi Secara Berlebihan. Meskipun semua makanan dan minuman yang ada di dunia diperuntukkan manusia, tetapi hendaklah mereka mengkonsumsi sesuai kebutuhan, tidak berlebih-lebihan (berfoya-foya). Sebab jika berlebih-lebihan, maka dapat merugikan orang lain, di samping menimbulkan pelbagai macam penyakit. Banyak sekali penyakit yang ditimbulkan makanan dan minuman yang dikonsumsi secara berlebihan. Sehubungan dengan hal itu, Allah SWT mengharamkan manusia mengkonsumsinya secara berlebihan atau berbuat mubadzir sebagaimana yang terjadi dalam pesta. Allah menyatakaqn dalam surat Al Araf, 7:11 dan Al-Isra, 17: 26, sbb.: ) 31) Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

13. Makanan Yang Diperoleh Dengan Cara Haram. Pada dasarnya semua makanan yang ada di muka bumi ini halal dikonsumsi sepanjang tidak berbahaya bagi fisik dan psikis manusia. Akan tetapi akan dapat berubah menjadi haram, jika diperoleh dengan cara yang diharamkan Allah SWT. Misalnya, makanan hasil curian, dibeli dari uang hasil korupsi, manipulasi, riba (rentenir), perjudian, pelacuran, dan sebagainya. Al Baqarah, 2:188, sbb.: ) 188)

14

2.4 Beberapa Petunjuk Agama Islam yang Berhubungan Dengan Kesehatan Makanan 1. Dilarang makan berlebihan. Dalam Al-Quran surat Al-Araf:31 Allah Subhanallahu wa Taala berfirman yang artinya makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(QS. 7:31). Dan di dalam surat Thaha ayat 81, Allah Subhanahu wa Taala berfirman yang artinya, Makanlah di antara rezki yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kernurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (QS. 20:81) Dalam ayat-ayat ini dengan tegas Allah memerintahkan makan dan minum dan melarang berlebihan. Makan dan minum adalah suatu perintah yang harus dikerjakan, kalau tidak maka hukumnya telah bermaksiat kepada Allah (dosa). Demikian pula halnya makan dan minum yang berlebihan, yaitu melebihi dari keperluan tubuh. Maka yang demikian itu adalah merupakan larangan yang harus ditinggalkan. Apabila tidak dipatuhi maka berdosa hukumnya karena telah melanggar petunjuk Allah Subhanahu wa Taala. Kesimpulannya adalah wajib seorang mukmin bertakwa kepada Allah. Artinya, dia wajib patuh melaksanakan peritah-Nya dan patuh meninggalkan larangan-Nya. Dalam ilmu Kesehatan, makan dan minum merupakan sumber nutrisi untuk keperluan hidup yang normal. Jumlah dan macamnya harus sesuai dengan keperluan tubuh. Tidak boleh kekurangan dan tidak boleh berlebihan. Hal ini diajarkan di dalam suatu disiplin ilmu khusus yang disebut ilmu gizi. Bila kekurangan atau kelebihan maka tubuh akan mengalami gangguan kesehatan. Sehubungan dengan ini Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam telah

bersabda,Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak manusia beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang rusuknya, jika memang harus makan banyak maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya. (HR. Tirmidzi: 2302, Nasai dan lbn Majah, lihat Silsilah alShahihah: 2265) Diriwayatkan, bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam berperawakan atletis dengan perut yang datar tidak gendut sebagaimana orang-orang yang kelebihan makan. Salah satu akibat dari makan berlebihan adalah tubuh menjadi gernuk [BMI > 25]* dan produksi berlebihan Radikal bebas. Kelebihan berat hadan, Radikal bebas ini dapat menimbulkan resitensi insulin atau metabolites syndrome, yang selanjunya akan memicu timbulnya penyakit-penyakit diabetes mellitus, hipertensi, hiperlpidemia dan hiperurikemia yang
15

merupakan faktor resiko terjadinya atherosklerosis (penyumbatan pembuluh darah arteri) dengan manifestasi utamanya Stroke, Penyakit jantung -koroner dan Penyakit penyumbatan pembuluh darah tepi antara lain menimbulkan perlukaan dan kematian jaringan di kaki (Gangren), yang kadang-kadang sampai memerlukan amputasi. 2. Makan makanan yang sehat: Allah berfirman yang artinya: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. 5:8) Makanan yang halal adalah makanan yang tidak diharamkan oleh Allah . Dalam AlQuran Allah Subhanahu wa Taala berfirman yang artinya,Diharamkan bagi kamu sekalian bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas kecuali kamu sempat menyembelihnya, dan diharamkan bagi kamu sekalian hewan yang disembelih untuk berhala. (QS. AI-Maidah: 3) Selanjutnya makanan yang thayyib artinya yang baik, tentunya dari segi ilmu makanan/gizi yaitu makanan yang cukup mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Kita mengenal pola makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari: a. Makanan pokok (nasi/jagung/ketela/sagu/roti/gandum dll) b. Lauk (ikan/daging/telur/tahu/tempe dll) c. Sayur (daun ketela/daun pepaya/kembang turi/buah nangka muda dll) d. Buah (pisang/pepaya/jeruk/duku/jambu/nangka dll) e. Susu Kesemuanya ini diperintahkan oleh Allah sebagaimana dituliskan dalam Al-Quran, Dihalalkan bagi kamu sekalian binatang buruan laut (sungai, danau, kolam dll) dan makanan yang berasal dari laut. (QS. Al-Maidah: 96) Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak benjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanva), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya) dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. 6:141)
16

Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih, makanlah dari rezeki yang telah ditentukan Allah bagimu. dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.(QS.Al-Anam: 142). Jenis makanan yang diperintahkan Allah sebagaimana ayat-ayat di atas telah mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh sel-sel tubuh kita seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Dengan memakan makanan yang memenuhi unsur gizi ini (thayyib) diharapkan tubuh akan berada dalam keadaan yang optimal sehingga daya pertahanan tubuh menjadi maksimal dalam menolak segala macam penyakit seperti penyakit infeksi (Tifus, TBC, Demam Berdarah, Desentri, Hepatitis dll), Penyakit Alergi (Asma, Gatal-gatal, Pilek dll), Penyakit Degenerasi (Diabetes, Jantung koroner, Stroke, Alzeimer dll), dan Penyakit Keganasan / Kanker (Payudara, Paru, Hati, Prostat dIl). 3. Mendinginkan Makanan / Minuman Sebelum Dimakan. Di samping itu pula Nabi menganjurkan agar mendinginkan makanan/minuman sebelum dimakan, dengan sabdanya,Dinginkanlah makanan / minuman kamu sesungguhnva tidak ada kebaikan pada makanan / minuman yang panas. (HR. Al-Hakim dan Ad-Dailami). Mendinginkannya tidak dengan ditiup dengan napas karena ini juga dilarang oleh Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam (HR ibnu Majah). Dari bidang Gastroenterologi diketahui bahwa makanan yang panas dapat menyebabkan perlukaan pada selaput lendir saluran cerna yang menyebabkan rasa sakit, perih, rasa panas, kembung, rasa penuh, mual, rasa seperti diiris dll (Syndroma dyspepsia/Gastritis). 4. Tidak Minum Alkohol dan Apa Saja yang Merusak Tubuh Allah berfirman, Mereka bertanya tentang khamar dan judi, katakanlah, pada keduanya ada bahaya yang besar dan pula manfaat pada manusia, dan bahayanya lebih besar dari manfaatnya. (QS. Al-Baqarah: 219). Pada ayat lain dikatakan oleh Allah, Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. 5: 90) Khamar adalah segala sesuatu yang memabukkan, misalnya alkohol. Oleh para ahli, alkohol diketahui dapat menimbulkan kerusakan pada seluruh bagian tubuh manusia, seperti sistem syaraf, pembuluh darah, jantung, hati, saluran cerna dll.
17

Demikian pula bahan-bahan lain yang dapat merusak sel-sel tubuh sehingga dapat menimbulkan gangguan fungsi alat tubuh dan penyakit. Karena itu, maka segala penyebab kebinasaan yang merusak itu wajib dijauhi, sebagaimana larangan Allah, Jangan campakkan dirimu ke dalam kebinasaan. (QS Al-Baqarah: 195) Termasuk disini adalah rokok yang sudah nyata menimbulkan kerusakan jantung, pembuluh darah, cerna, gigi, paru-paru, nafas, kulit dan lain-lain.

18

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan Sesungguhnya Allah swt telah menciptakan segala jenis makanan untuk dikonsumsi oleh umat manusia, namun hanya sebagian orang yang mau berfikir makna perintah dan larangan Allah swt mengenai halal dan haramnya makanan untuk dikonsumsi. Dia telah menurunkan rasul-Nya, Rasulullah saw, yang menjelaskan kepada kita apa-apa yang tidak kita pahami. Dia-lah Allah, yang telah memerintahkan manusia untuk memakan makanan yang halal lagi baik dan bersyukur kepada-Nya, sebagai bukti kecintaan kita sebagai hambaNya. Allah swt telah berfirman, Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (QS An Nahl: 114)

4.2 Saran Perut, dikatakan nabi adalah rumah segala penyakit dan menjaga pola makanan adalah permulaan pengobatan. Banyak pakar medis mengakui kebenaran pernyataan Nabi ini. Mereka sepakat mengatakan bahwa perut (lambung) merupakan pangkal kesehatan dan sekaligus sebagai sumber penyakit. Ayat tersebut juga menegaskan agar mengatur pola hidup sederhana yang merupakan letak rahasia kesehatan. Resep sehat menyangkut kualitas dan kuantitas makanan yang disampaiakn Nabi adalah tengah-tengah, tidak berlebihan, tidak terlalu kenyang sehingga ada rongga kosong di ususnya. Porsinya sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk napas. Dianjurkan pula agar makan tidak terlalu kenyang atau terlalu dekat jaraknya. Menurut pakar kesehatan, makan terlalu banyak yang melebihi kebutuhan tubuh akan membahayakan, bahkan dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit. Tubuh akan merubah makanan yang berlebihan itu kedalam lemak. Badan yang berat akan membebani jantung sehingga menghalangi peredaran darah, akibatnya terganggunya fungsi alat-alat tubuh sehingga dapat menimbulkan penyakit ginjal, darah tinggi, perdarahan diotak dan sebagainya. Disamping tidak berlebihan, nabi selalu menyiapkan makanannya dengan seksama. Dalam mengkonsumsi makanan, Nabi tidak hanya dengan satu jenis makanan tetapi berganti-ganti menu, seperti daging, buah-buahan, roti, kurma dan sebagainya dengan tetap tidak berlebihan. Apa yang dewasa ini disarankan para ahli gizi ternyata sejalan dengan kebiasaan Nabi ini, karena tidak ada jenis bahan makanan yang mengandung semua zat-zat
19

gizi yang lengkap, maka diperlukan perpaduan jenis-jenis bahan makanan agar kekurangankekurangan yang ada pada satu jenis makanan dapat ditutupi oleh jenis-jenis bahan makanan lainnya. Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa kita dianjurkan untuk menjaga pola makan dan minum kita dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu dengan tidak berlebihan, tidak terlalu dekat jaraknya dan juga bervariasi makanannya.

20

DAFTAR PUSTAKA

Amar, Yahya. 2010. Cara Sehat Menurut Agama Islam, http://enkripsi.wordpress.com/. diakses tanggal 03 Oktober 2012. Pukul 14.00 WIB Amar, Yahya. 2010. Kesehatan dalam Tinjauan Agama dan Pendidikan. Yayasan Nurul Amien Pecalongan: Jember. http://www.makanansehat.web.id/ diakses tanggal 03 Oktober 2012. Pukul 12.09 WIB Irham, Husama. 2007. http://usyakarya.blogspot.com/. diakses tanggal 03 Oktober 2012. Pukul 13.00 WIB

21

Anda mungkin juga menyukai