Anda di halaman 1dari 18

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)
Nama Sekolah : SMK Negeri 5 Manado
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/1 (ganjil)
Program keahlian : Akuntansi
Alokasi Waktu : 3 X 40 Menit
Tahun pelajaran : 2008/2009
Pertemuan Ke : 1
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi
bilangan real
Kompetensi Dasar : 1. Menerapkan operasi pada bilangan real
Indikator : 1.1 Dua atau lebih bilangan bulat dioperasikan (dijumlah,
dikurang, dikali, dibagi) sesuai dengan prosedur
1.2 Dua atau lebih bilangan pecahan, dioperasikan
(dijumlah, dikurang, dikali, dibagi) sesuai dengan prosedur

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah kompetensi dasar ini diajarkan diharapkan siswa dapat :
A. Membedakan macam-macam bilangan riil
B. Mengoperasikan dua atau lebih bilangan bulat
C. Menjumlahkan dan mengurangkan dua atau lebih bilangan pecahan biasa.
D. Mengalikan dua atau lebih bilangan pecahan biasa
E. Membagi dua atau lebih bilangan pecahan biasa
F. Menjumlahkan dan mengurangkan dua atau lebih bilangan pecahan desimal
G. Mengalikan dua atau lebih bilangan pecahan desimal
H. Membagi dua atau lebih bilangan pecahan desimal

II. Materi Pokok Pembelajaran


A. Sistem bilangan real

1. Bilangan real terdiri dari dua bagian yaitu bilangan rasional dan bilangan
irrasional.
2. Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
a 2 3 75 0 0
, dengan a,b ∈ B dan b ≠ 0. Contoh 2 = , 0,75 = = ,0= = .
b 1 4 100 −1 1
3. Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam
a
bentuk , dengan a,b ∈ B dan b ≠ 0. Contoh π, 2, 7.
b
B. Operasi pada bilangan bulat
1. Penjumlahan
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, maka :
a. (-a) + (-b) = -(a + b)
Contoh : (-2) + (-3) = -(2 + 3) = -5
b. a + (-b) = a – b, dengan a>b
Contoh : 4 + (-3) = 4 - 3 = 1
c. (-a) + b = -(a – b), dengan a>b
Contoh : (-4) + 3 = -(4 – 3) = -1
d. a + (-b) = -(b – a), dengan a<b
Contoh : 3 + (-4) = -(4 – 3) = -1
e. (-a) + b = b – a, di mana a<b
Contoh : -3 + 4 = 4 – 3 = 1
2. Pengurangan

1
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, maka rumus pengurangan sebagai
berikut :
a. (-a) – b = -(a + b)
Contoh : (-3) – 4 = -(3 + 4) = -7
b. (-a) – (-b) = (-a) + b
Contoh : (-3) – (-4) = (-3) + 4 = 1
c. a – (-b) = a + b
Contoh : 3 – (-4) = 3 + 4 = 7

3. Perkalian
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, maka :
a. (a) x (b) = (axb)
Contoh : (3) x (4) = (3 x 4) = 12
b. (a) x (-b) = -(a x b)
Contoh : (2) x (-3) = -(2 x 3) = -6
c. (-a) x (b) = -(a x b)
Contoh : (-2) x (3) = -(2 x 3) = -6
d. (-a) x (-b) = (a x b)
Contoh : (-2) x (-3) = (2 x 3) = 6

4. Pembagian
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan b ≠ 0, maka :
a:b=n
a=bxn
Contoh 1 : (-4) : 2 = n
(-4) = 2n atau
2n = (-4)
n = -2
Contoh 2 : (-4) : (-2) = n
(-4) = -2n atau
-2n = (-4)
n=2

C. Operasi pada bilangan pecahan


1. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

Untuk menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan pecahan, adalah :


Bila penyebutnya sama : Jumlahkan atau kurangkan pembilangnya.

a c
± =
b b
a ±c
Contoh : b
2 4 6
 + =
3 3 3
4 2 2
 - =
3 3 3

Bila penyebutnya berbeda : Nyatakan pecahan-pecahan itu dengan pecahan


yang penyebutnya sama dengan cara mencari dahulu KPK-nya, kemudian
jumlahkan atau kurangkan pembilangnya.
Contoh :
4 2 12 10 22
 + = + =
5 3 15 15 15
3 1 9 4 5
 - = - =
4 3 12 12 12

Dengan cara perkalian silang :

2
a c ad ± bc
± =
b d bd

Contoh :
3 4 3.3+ 4.2 9+ 8 17
 + = = =
2 3 2.3 6 6
5 3 5.4 −3.3 20 − 9 11
 - = = =
3 4 3.4 12 12

2. Perkalian Pecahan

Untuk mengalikan dua atau lebih bilangan pecahan, kalikan pembilang dengan
pembilang dan penyebut dengan penyebut dari pecahan-pecahan tersebut.

a c ac
x =
b d bd

Contoh :
4 3 4.3 12 6 1
 x = = = =1
2 5 2.5 10 5 5
3 2 3.2 6
 x = =
5 5 5.5 25

3. Pembagian Pecahan

c d
Untuk membagi dengan sama artinya dengan mengalikan , dengan
d c
kata lain untuk membagi pecahan dapat dilakukan dengan mengalikan pecahan
yang satu dengan kebalikan pecahan yang lain.

a c a d ad
: = x =
b d b c bc
Contoh :
3 2 3 3 9 1
 : = x = =1
4 3 4 2 8 8
5 3 5 7 35 8
 : = x = =3
3 7 3 3 9 9

4. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Desimal

Untuk menjumlahkan atau mengurangkan bilangan pecahan desimal dilakukan


dengan cara yang hampir sama dengan menjumlahkan atau mengurangkan
bilangan bulat dengan memperhatikan letak koma (nilai tempatnya).
Contoh :
 17,5 + 21,36 = 38,86
 19,25 – 14,2 = 5,05

5. Perkalian Pecahan Desimal

Untuk perkalian bilangan pecahan desimal dilakukan dengan cara yang hampir
sama dengan perkalian pada bilangan bulat, hanya saja hasil akhirnya harus
memperhatikan letak koma (nilai tempatnya). Banyaknya bilangan di belakang
koma sama dengan jumlah dan banyaknya bilangan di belakang koma dari
bilangan desimal pertama dan bilangan desimal lainnya.

Contoh :
 1, 2 x 3,26 = 3,912
 2,03 x 11,35 = 23,0405

3
6. Pembagian Pecahan Desimal

Untuk pembagian bilangan pecahan desimal dilakukan dengan cara yang


hampir sama dengan pembagian pada bilangan bulat, hanya pada hasil
akhirnya harus memperhatikan letak koma (nilai tempatnya).
Contoh :
a. 3,25 : 0,5 = 6,5
b. 12,35 : 10,1 = 1,222772277

7. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Campuran

Untuk menjumlahkan dan mengurangkan bilangan pecahan campuran, caranya


dengan merubah bilangan pecahan campuran menjadi bilangan pecahan biasa.
Selanjutnya dijumlahkan atau dikurangkan sesuai dengan cara menjumlahkan
dan mengurangkan pada bilangan pecahan biasa. Setelah itu baru dirubah
dalam bentuk bilangan pecahan campuran.
Contoh :
1 3 7 3 28+ 9 37 1
a. 2 + = + = = =3
3 4 3 4 12 12 12
1 1 26 7 78− 35 43 14
b. 5 -2 = - = = =2
5 3 5 3 15 15 15

8. Perkalian Bilangan Pecahan Campuran

Untuk mengalikan bilangan pecahan campuran, caranya dengan merubah


bilangan pecahan campuran menjadi bilangan pecahan biasa. Selanjutnya
dikalikan sesuai dengan cara mengalikan pada bilangan biasa. Setelah itu baru
dirubah dalam bentuk bilangan pecahan campuran.
Contoh :
2 1 12 33 396 99 9
2 x4 = x = = =9
5 8 5 8 40 10 10

9. Pembagian Bilangan Pecahan Campuran

Untuk membagi bilangan pecahan campuran, caranya dengan merubah


bilangan pecahan campuran menjadi bilangan pecahan basa. Selanjutnya
dibagi sesuai dengan cara membagi pada bilangan pecahan biasa. Setelah itu
baru dirubah dalam bentuk bilangan pecahan campuran.
Contoh :
2 1 11 5 11 2 22 7
3 :2 = : = x = =1
3 2 3 2 3 5 15 15

III. Metode Pembelajaran


A. Tanya Jawab
- Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal kurang
dimengerti/dipahami tentang apa yang baru saja di pelajari
- Siswa diberikan soal latihan untuk dikerjakan pada saat itu juga.
B. Penugasan
Siswa diberikan tugas untuk di kerjakan dirumah
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan (5 menit)
1. Guru memberikan apersepsi, pertanyaan-pertanyaan tentang materi
yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

4
B. Kegiatan inti (100 menit)
1. Guru menayangkan bagan sistem bilangan real dan
menjelaskannya.
2. Guru menjelaskan cara melakukan operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan bulat melalui
contoh.
3. Guru menayangkan ilustrasi pecahan.
4. Guru menjelaskan cara melakukan operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan melalui contoh.
5. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya.
6. Guru memberikan latihan soal.
7. Guru memberikan bimbingan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan.
C. Kegiatan penutup (5 menit)
1. Guru mengarahkan pada peserta didik untuk membuat rangkuman.
2. Peserta didik diberikan tugas rumah.
V. Alat/media dan Sumber
A. Media : Laptop, LCD Projektor
B. Sumber : 1. Modul Bilangan Real
2. Suranto,Edy. 2007. Matematika Bisnis dan Manajemen
SMK Kelas X. Jakarta: Yudhistira
3.Masrihani, Tuti, dkk. 2008. Matematika Program Keahlian
Akuntansi dan Penjualan untuk SMK dan MAK Kelas X.
Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian (10 menit)
A. Penilaian proses dan sikap dilakukan selama proses belajar
B. Pemberian soal tes
SOAL JAWABAN SKOR
1. Selesaikan soal-soal di bawah ini
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu 1. a. -9
10
hitung : b. -1
a. (-5) + (-4) = …. c. 4
b. 4 + (-5) = …. d. 45
c. (-5) – (-9) = …. e. -3
d. (-5) x (-9) = …. 2.
e. (-9) : (3) = …. 7 1
a. = 3
2. Selesaikan 2 2
6
3 4
a. + = …..
2 2 3
b. =1
3
8 5 8 2
b. - = ….. c. =
3 3 12 3
3. 34,225 2
4 2
c. x = …….
3 4

3. Selesaikan 4. 27/10 = 2.7


2

5
20,07 + 14,155 = ....

4. Selesaikan
1 4
3 - = ….
2 5
1 4
e. 2 x
3 6
= …….

Total Skor 20
Nilai Total Skor: 2 10
Skor lulus : apabila siswa memperoleh nilai ≥ 6.5 didasarkan atas analisa kriteria
ketuntasan minimal (KKM)

Tugas Rumah :
1.Selesaikan soal-soal di bawah ini sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu hitung :
a. (-6) + (-8) = ….
b. 7 + (-9) = ….
c. (-2) – (-1) =…
d. (-3) x 9 = ….
e. (-12) : (-3) = ….

2.Selesaikan operasi pada pecahan biasa berikut :


5 4 4 2
a. + = …. c. x = ….
6 6 5 6
3 4 7 4
b. + = …. d. : = .…
4 7 3 5
3.Selesaikan operasi pada bilangan desimal berikut :
a. 15,4 - 8,1 = …. b. 5,5 : 7,5 = ….

4. Selesaikan operasi pada pecahan campuran berikut :


3 2 4 1
a. + 4 = …. c. x 3 = ….
8 5 6 2
1 5 8 1
b. 4 - = …. d. : 3 = ….
3 2 3 4

Manado, Juli 2008


Mengetahui
Kepala sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Daglan M. Walangitan Drs. Daglan M.


Walangitan
NIP 132 109 197 NIP 132 109 197

6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Negeri 5 Manado
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/1 (ganjil)
Program keahlian : Akuntansi
Alokasi Waktu : 3 X 40 Menit
Tahun pelajaran : 2008/2009
Pertemuan Ke- : 2
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi
bilangan real
Kompetensi Dasar : 1. Menerapkan operasi pada bilangan real
Indikator : 1.3. Bilangan pecahan dikonversi ke bentuk persen, atau
pecahan desimal, sesuai prosedur.
1.4. Konsep perbandingan (senilai dan berbalik nilai),
skala, dan
persen digunakan dalam penyelesaian masalah program
keahlian.

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah kompetensi dasar ini diajarkan diharapkan siswa dapat :
A. Siswa dapat mengubah pecahan ke bentuk persen dan sebaliknya
B. Siswa dapat mengubah pecahan ke bentuk desimal dan sebaliknya
C. Siswa dapat menjelaskan pengertian perbandingan senilai dan berbalik
nilai
D. Siswa dapat menjelaskan pengertian skala
E. Siswa dapat menggunakan konsep perbandingan, skala dan persen
dalam penyelesaian perhitungan matematika

II. Materi Pokok Pembelajaran


A. Konversi Bilangan
Konversi bilangan yaitu mengubah bentuk suatu bilangan ke bentuk bilangan
yang berbeda.
1. Konversi Pecahan ke Persen
Persen berarti perseratus, yaitu pecahan yang berpenyebut 100, ditulis (%).
Untuk mengubah bentuk pecahan biasa ke bentuk persen dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu :
 Dengan mengubah pecahan biasa menjadi pecahan yang senilai dengannya
dan berpenyebut 100.
Contoh :
3
=…%
4
3 3 25 75
= x = = 75%
4 4 25 100
 Dengan mengalikan pecahan tersebut dengan 100%.
Contoh :
3
=…%
4
3 3 300
= x 100% = = 75%
4 4 4

2. Konversi Persen ke Pecahan


Untuk mengubah bentuk persen ke pecahan, yaitu dengan cara menuliskan
bentuk persen ke pecahan berpenyebut 100.

7
Contoh :
25% = …
25 1
25% = =
100 4
3. Konversi Pecahan ke Desimal
Untuk mengubah bentuk pecahan biasa ke pecahan decimal dilakukan
dengan cara :
 Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan senilai dengan pecahan
tersebut dan
berpenyebut 10 atau kelipatan 10.
Contoh :
11
=…
5
11 11 2 22
= x = = 2,2
5 5 2 10
 Menggunakan pembagian biasa sampai ke nilai tempat yang diminta.
Contoh : 7
0 1
0
7
0
3
5
3
5
1,5
5

0
0

105
0

=…
70
105
= 1,5
70

4. Konversi Desimal ke Pecahan


Untuk mengubah bentuk decimal ke pecahan biasa dilakukan dengan cara
memperhatikan letak koma (nilai tempat) pecahan decimal tersebut. Satu
angka di belakang koma berarti persepuluh, dua angka di belakang koma
berarti perseratus dan seterusnya.
Contoh :
20,51 = …
51
20,51 = 20
100

B. Perbandingan dan Skala


Perbandingan digunakan untuk membandingkan dua atau lebih hal/sesuatu
yang bersifat sama. Secara matematis hal ini dinyatakan dengan perbandingan
dua atau lebih bilangan dengan menggunakan tanda ”:” atau pecahan biasa

....
....
1. Perbandingan Senilai
Bentuk umum
a1 a 2
= atau a1 : b1 = a 2 : b2
b1 b2

Disebut perbandingan senilai jika kedua perbandingan bernilai sama.


Contoh :
Seorang tukang menghabiskan 2 sak semen utnuk membangun dinding
seluas10m2. Jika ia membangun dinding seluas 15m2, berapa sak semen
yang diperlukannya?
Penyelesaian:

8
Perhatikan bahwa semakin luas dinding yang dibangun maka akan
mengakibatkan semakin banyak semen yang diperlukan oleh tukang
tersebut, dengan kata lain bertambahnya luas dinding akan sebanding
dengan bertambahnya semen yang digunakan.
Banyak semen
Luas dinding (m2)
(sak)
10 2
15 x
Sehingga diperoleh perbandingan sebagai berikut:
10 2
=
15 x
10.x = 15.2
10 x = 30
x = 30
Jadi untuk membangun dinding seluas 15m2 tukang tersebut
memerlukan 30 sak semen.
2. Perbandingan Berbalik Nilai

Bentuk umum
a1 a2
= atau a1 : b2 = a 2 : b1
b2 b1

Disebut perbandingan berbalik nilai jika dua perbandingan nilainya saling


berkebalikan.
Contoh :
Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 4 orang tukang dalam waktu 20
hari. Jika pekerjaan itu harus diselesaikan dalam waktu 2 hari, berapa orang
tukang yang diperlukan untuk menyelesaikannya?
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa semakin sedikit waktu yang digunakan mengakibatkan
semakin banyak tukang yang dipekerjakan, dengan kata lain berkurangnya
waktu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan
mengakibatkan bertambahnya banyak pekerja yang diperlukan. Dengan
demikian terdapat perbandingan berbalik nilai antara berkurangnya waktu
dan banyak pekerja.
Waktu yang diperlukan
Banyak pekerja (orang)
(hari)
4 20
x 2
Dengan demikian diperoleh perbandingan sebagai berikut:
4 2
=
x 20
4.20= 2.x
80 = 2.x

9
x = 40
Jadi banyak tukang yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut
dalam
waktu 2 hari adalah 40 orang.

3. Skala
Skala ialah perbandingan antara jarak atau panjang pada gambar dengan jarak
atau panjang yang sebenarnya.

Misalnya : Skala pada peta 1 : 150.000


Itu berarti 1 cm = 150.000 cm sebenarnya.
Contoh :
 Hitunglah jarak kota A ke kota B, jika skala pada peta 1 :
100.000 dan jaraknya 17 cm!
Jawab : Jarak sebenarnya = 17 x 100.000 cm = 1.700.000 cm
= 17 km
 Carilah luas tanah dalam m dengan ukuran panjang 9 cm dan
2

lebar 8 cm digambar yang mempunyai skala 1 : 5.000?


Jawab : Panjang sebenarnya = 9 x 5.000 cm = 45.000 cm = 450
m
Lebar sebenarnya = 8 x 5.000 cm = 40.000 cm = 400 m
Luas sebenarnya = (450 x 400)m2 = 180.000 m2
4. Penerapan bilangan real dalam menyelesaikan masalah program keahlian
Contoh :
1. Komisi
Komisi adalah pendapatan yang besarnya tergantung pada tingkat
penjualan yang dilakukan pada waktu tertentu.
Misalnya : Seorang salesman akan mendapat omisi 17%, jika ia
mampu menjual barang senilai Rp 2.000.000,00. Tentukan
besarnya komisi yang diterimanya!
Jawab :
17
17% x Rp 2.000.000,- = x Rp 2.000.000,00
100
= Rp 340.000,00

2. Diskon
Diskon adalah potongan harga yang diberikan dari harga yang
sebenarnya.
Misalnya : Menjelang 17 Agustus, Toko SAGA memberikan diskon
sebesar 15% untuk semua jenis barang sembako. Jika seorang
membeli barang sembako seharga Rp 800.000,00 berpa besar
diskon yang diberikan dan berapa ia harus membayar?
Jawab :
15
15% x Rp 800.000,00 = x Rp 800.000,00 = Rp
100
120.000,00
Yang harus dibayar = Rp 800.000,00 – Rp 120.000,00
= Rp 680.000,00

3. Laba dan Rugi


Laba diperoleh jika harga penjualan lebih dari harga pembelian.

Laba = Penjualan – Pembelian

Rugi diperoleh jika harga penjualan kurang dari biaya pembelian.

Rugi = Pembelian – Penjualan

10
Misalnya : Harga pembelian sebuah barang Rp 2.000.000,00 dijual
dengan harga Rp 2.400.000,00. Hitunglah persentase
keuntungan dari harga pembelian dan dari harga
penjualan.
Jawab :
Laba = Rp 2.400.000,00 – Rp 2.000.000,00 = Rp
400.000,00

Persentase laba dari harga beli :


Rp 400 .000 ,00
Rp 2.000 .000 ,00
x 100% = 20%
Persentase laba dari harga jual :
Rp 400 .000 ,00
Rp 2.400 .000 ,00
x 100% = 16,7%
III. Metode Pembelajaran
A. Tanya Jawab
- Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal kurang
dimengerti/dipahami tentang apa yang baru saja di pelajari
- Siswa diberikan soal latihan untuk dikerjakan pada saat itu juga.
B. Penugasan
Siswa diberikan tugas untuk di kerjakan dirumah
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan (5 menit)
1. Guru memberikan apersepsi, pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan inti (100 menit)
1. Guru menjelaskan tentang cara mengubah pecahan biasa ke bentuk
persen
2. Guru menjelaskan tentang cara mengubah persen ke bentuk pecahan
biasa
3. Guru menjelaskan cara mengubah pecahan ke bentuk desimal
4. Guru menjelaskan cara mengubah desimal ke bentuk pecahan.
5. Guru menjelaskan perbedaan perbandingan senilai dan berbalik nilai
melalui contoh
6. Guru menjelaskan pengertian skala melalui ilustrasi pada peta.
7. Guru memberikan contoh penerapan bilangan real dalam menyelesaikan
masalah program keahlian
8. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
9. Guru memberikan latihan soal.
10. Guru memberikan bimbingan bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan.
C. Kegiatan penutup (5 menit)
1. Guru mengarahkan pada peserta didik untuk membuat rangkuman.
2. Peserta didik diberikan tugas rumah.

11
V. Alat/media dan Sumber
A. Media : Laptop, LCD Projektor
B. Sumber :1. Modul Bilangan Real
2. Suranto,Edy. 2007. Matematika Bisnis dan Manajemen SMK Kelas
X.
Jakarta: Yudhistira
3.Masrihani, Tuti, dkk. 2008. Matematika Program Keahlian
Akuntansi
dan Penjualan untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian (10 menit)
A. Penilaian proses dan sikap dilakukan selama proses belajar
B. Pemberian soal tes
SOAL JAWABAN SKOR
1. Bentuk persen dari 2/5 adalah.... 1. 40% 2

2. Bentuk pecahan dari 130% adalah.... 3


2. 1 2
10
3. 1.6 2
3 4.
3. Bentuk desimal dari 1
5 Panjang Lebar
adalah… 2
(cm) (cm)
4. Suatu lukisan digambar pada 30 20
6 x
rancangan dengan panjang gambar
rancangan 30cm dan lebar 20cm. Jika
seorang tukang gambar membuat
gambar dengan panjang 6cm, berapakah
ukuran lebarnya?
30 20
=
6 x
20 2
5=
x
5. Jarak Jayapura ke Merauke dipeta 11,5 x=4
cm dengan skala 1:10.000.000. Jadi lebarnya 4 cm.
Berapakah jarak sebenarnya? 5. Skala 1 : 10.000.000, berarti
1 cm = 10.000.000 cm = 100
km
Jarak sebenarnya = 11,5 x 100
km = 1150 km

Nilai 10
Skor lulus : apabila siswa memperoleh nilai ≥ 6.5 didasarkan atas analisa kriteria
ketuntasan minimal (KKM)
Tugas Rumah :
1. Ubahlah pecahan berikut ke bentuk desimal dan persen
3
a.
40

b. 153
2. Ubahlah bilangan berikut ke bentuk pecahan dan persen
a. 0,56

12
b. 2,125
3. .Skala suatu peta adalah 1:500.000. Jika jarak sebenarnya antara 2 kota
adalah
30 km, maka jarak dua kota tersebut pada peta adalah…

Manado, Juli 2008


Mengetahui
Kepala sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Daglan M. Walangitan Drs. Daglan M.


Walangitan
NIP 132 109 197 NIP 132 109 197
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Negeri 5 Manado
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/1 (ganjil)
Program keahlian : Akuntansi
Alokasi Waktu : 3 X 40 Menit
Tahun pelajaran : 2008/2009
Pertemuan Ke- : 3
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi
bilangan real
Kompetensi Dasar : 2. Menerapkan operasi pada bilangan berpangkat
Indikator : 2.1. Bilangan berpangkat dioperasikan sesuai dengan sifat-
sifatnya.
2.2. Bilangan berpangkat disederhanakan atau ditentukan
nilainya
dengan menggunakan sifat-sifat bilangan berpangkat
2.3. Konsep bilangan berpangkat diterapkan dalam
penyelesaian
masalah.
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah kompetensi dasar ini diajarkan diharapkan :
A. Siswa dapat menyebutkan pengertian bilangan berpangkat
B. Siswa dapat menentukan hasil operasi bilangan dengan menggunakan
sifat-sifat bilangan berpangkat
C. Siswa dapat mengoperasikan dua atau lebih bilangan berpangkat
D. Siswa dapat menyederhanakan bilangan berpangkat

II. Materi Pokok Pembelajaran


A. Konsep bilangan berpangkat dan sifat-sifatnya
Pangkat ke-n dari bilangan real a, dengan n bilangan bulat positif dinyatakan
dengan an, didefinsikan sebagai berikut :
an = a.a.a. ………. Sebanyak n factor.
a = bilangan pokok n = pangkat atau eksponen
Teorema yang berlaku dari definisi pangkat bulat positif, adalah :
I. a m .a n = a m+n
Contoh : 1. 2 5 x 2 3 = 2 5+3 = 2 8 = 256
2. a x a3 = a4+3 = a7
4

13
II. (a m ) n = a mn
Contoh : 3. (4 3 ) 2 = 4 3x 2 = 4 6 = 4096
4. (p 3 ) 3 = p 3x 3 = p 9
n n
III. (ab) = a b n
Contoh : 5. (2.3) 4 = 2 4 .3 4 = 16.81 = 1296
6. (p.g) 2 = p 2 .g 2
a an
IV. ( )n = n , b ≠ 0
b b

2 2 32 9
Contoh : 7. ( ) = 2 =
5 5 25
3
a a
8. ( ) 3 = 3
b b
am
V. = a m−n , m > n dan a ≠ 0
an
25
Contoh : 9. =2 5−3 = 2 2 = 4
23
a4
10. = a 4−1 = a 3
a
B. Operasi pada bilangan berpangkat
C. Penyederhanaan bilangan berpangkat
A. PANGKAT (EKSPONEN) BULAT POSITIF
Pangkat ke-n dari bilangan real a, dengan n bilangan bulat positif dinyatakan dengan
an, didefinsikan sebagai berikut :
an = a.a.a. ………. Sebanyak n factor.
a = bilangan pokok n = pangkat atau eksponen
dari definisi pangkat bulat positif di atas dapat diturunkan suatu teorema sebagai
berikut :
I. a m .a n = a m+n
II. (a m ) n = a mn
n n n
III. (ab) =a b
a n an
IV. ( ) = n , b ≠ 0
b b
am
V. n
= a m−n , m > n dan a ≠ 0
a

B. PANGKAT NOL DAN BULAT NEGATIF


Pangkat nol dan bulat negative merupakan perluasan dari definisi pangkat bilangan
bulat. Ini dilakukan sedemikian sehingga teorema yang berlaku pada pangkat bulat
positif berlaku untuk semua bilangan bulat.
Ada dua akibat yang berhubungan dengan teorema dari perpangkatan di atas, yaitu :
1. a 0 = 1 (jika a ≠ 0)
1
2. a −n = (jika a ≠ 0)
an
Jika rumus I harus berlaku untuk pangkat nol, maka :
a 0 .a n = a 0+n = a n
Berdasarkan unsur identitas terhadap perkalian, yaitu 1 maka memenuhi :
1. a n = a n
Dengan membandingkan kedua kesamaan ini kita harus mendefinisikan a 0 = 1. Jadi a
bilangan yang tidak nol, maka a 0 = 1.
Jelas bahwa 0 ° tidak didefinisikan .Sekarang jika rumus I harus berlaku untuk pangkat
bulat negative, maka an . a-n = a = 1 bila a ≠ 0 berdasarkan sifat invers maka
O

1
a −n = . Karena itu kita definisikan : "jika a bilangan real dan -n adalah bilangan
an
1
bulat negatif, maka a −n = n , a ≠ 0”.
a
Dengan menggunakan definisi ini maka :

14
1
an =
a −n

C. PANGKAT BULAT DAN RASIONAL


Teorema-teorema yang berlaku pada bilangan bulat dapat diperluas untuk lebih dari
dua faktor. Misalnya :
m n r m +n +r
a .a .a =a
n n n n
(abc) =a b c dan seterusnya.

Rumus-rumus dari teorema diatas dapat juga diperluas sehingga berlaku untuk
pangkat bitangan rasional, baik bilangan rasional positif, nol maupun bilangan rasional
negatif dengan pengertian bahwa :
m n
m
a
a n =
1
Contoh : 9 2 = 3 karena 32 = 9
4
16 = 2 karena 24 = 16
dengan pengertian tersebut kita definisikan bahwa : jika a dan b adalah bilangan real
n
dan n adalah bilangan bulat positif, sehingga b = a , maka b dinamakan akar
pangkat n dar a, ditulis b = n a
Dari definisi tersebut, maka jika 3 bilangan real negatif, maka akar pangkat n dari a
hanya ada jika n bilangan bulat positif yang ganjil.
Contoh :
3
− 27 = -3 karena (-3) 3 = - 27
semua rumus pangkat bulat positif dipenuhi oleh pangkat rasional dengan satu
kekecualian. yaitu:
rumus : (a m ) n = a mn tidak berlaku bila a<0, m dan n bilangan genap positif.
2
1
Untuk contohnya, perhatikan bentuk : ((-3) ) 2
Bila langkah pertama kita menghitung :
2 2
1 1
(-3) , maka ((-3) ) = (9) 2 = 3 … benar.
2
Sedangkan bila langkah pertama kita mengalikan pangkatnya, maka
2
1 1 2
1 2
1
((-3) ) 2 = (-3) = -3 …. Salah. Berarti ((-3) ) 2 ≠ ((-3) ) 2
Untuk menghilangkan kesalahan ini, maka kita definisikan a bilangan real, m dan n
m
1 m
a
bilangan genap positif. Maka (a ) n = n

m
1
a
Khususnya dalam kasus m = n, maka (a ) n = bilamana n adalah bilangan
n
genap positif atau ekivalen dengan n a = a bilamana n bilangan genap. Dengan
definisi ini maka kesalahan di atas tidak akan terjadi, karena :
1 1
2
(−3) 2 −3 2( 2 ) −3
((-3) ) 2 = = = =3

5.1.1. Sifat-sifat Eksponen


Sifat 1. Jika m dan n adalah sembarang bilangan bulat positif dan a sembarang bilangan real
maka
am x an = am+n
Sifat 2. Jika m dan n adalah sembarang bilangan bulat positif dan a sembarang bilangan real
dan a ≠ 0 maka
am am 1
= a m − n jika m 〉 n dan = jika m 〈 n
an a n a n−m

15
Sifat 3. Jika m dan n adalah sembarang bilangan bulat positif dan a sembarang bilangan real
maka
(am)n = amn
Sifat 4. Jika m sembarang bilangan bulat positif dan a dan b sembarang bilangan real maka
(ab)m=ambm
Sifat 5. Jika m sembarang bilangan bulat positif dan a dan b (b ≠ 0) sembarang bilangan real
maka
m
a am
  =
b bm

5.1.2. PANGKAT NOL


16
Perhatikan bahwa = 1 dan 16 = 42.
16

16 42
Andaikan sifat 2 berlaku maka = = 40 = 1
16 2
4
Walaupun hal diatas tidak dapat dinyatakan sebagai bukti, tetapi dapat digunakan untuk
menentukan definisi berikut:
Jika a bilangan real dan a ≠ 0 maka a0 = 1.
Buktikan bahwa definisi ini benar.

5.1.3. PANGKAT BULAT NEGATIF


Definisi:
1
a −n = , a ∈ R , a ≠ 0, n ∈ B +
n
a
Berdasarkan definisi di atas, dapat dinyatakan bahwa
1
a −n = .
an

III. Metode Pembelajaran


A. Tanya Jawab
- Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal kurang
dimengerti/dipahami tentang apa yang baru saja di pelajari
- Siswa diberikan soal latihan untuk dikerjakan pada saat itu juga.
B. Penugasan
Siswa diberikan tugas untuk di kerjakan dirumah
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan (5 menit)
1. Guru memberikan apersepsi, pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan inti (100 menit)
1. Guru menjelaskan tentang
2. Guru menjelaskan tentang

16
3. Guru menjelaskan
4. Guru menjelaskan
5. Guru menjelaskan
6. Guru menjelaskan
7. Guru memberikan
8. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
9. Guru memberikan latihan soal.
10. Guru memberikan bimbingan bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan.
C. Kegiatan penutup (5 menit)
1. Guru mengarahkan pada peserta didik untuk membuat rangkuman.
2. Peserta didik diberikan tugas rumah.
V. Alat/media dan Sumber
A. Media : Laptop, LCD Projektor
B. Sumber :1. Modul Bilangan Real
2. Suranto,Edy. 2007. Matematika Bisnis dan Manajemen SMK Kelas
X.
Jakarta: Yudhistira
3.Masrihani, Tuti, dkk. 2008. Matematika Program Keahlian
Akuntansi
dan Penjualan untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian (10 menit)
A. Penilaian proses dan sikap dilakukan selama proses belajar
B. Pemberian soal tes
SOAL JAWABAN SKOR
2

2
2

2
Nilai 10
Skor lulus : apabila siswa memperoleh nilai ≥ 6.5 didasarkan atas analisa kriteria
ketuntasan minimal (KKM)
Tugas Rumah :

17
Manado, Juli 2008
Mengetahui
Kepala sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. Daglan M. Walangitan Drs. Daglan M.


Walangitan
NIP 132 109 197 NIP 132 109 197

18

Anda mungkin juga menyukai