(RPP)
Nama Sekolah : SMK Negeri 5 Manado
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/1 (ganjil)
Program keahlian : Akuntansi
Alokasi Waktu : 3 X 40 Menit
Tahun pelajaran : 2008/2009
Pertemuan Ke : 1
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi
bilangan real
Kompetensi Dasar : 1. Menerapkan operasi pada bilangan real
Indikator : 1.1 Dua atau lebih bilangan bulat dioperasikan (dijumlah,
dikurang, dikali, dibagi) sesuai dengan prosedur
1.2 Dua atau lebih bilangan pecahan, dioperasikan
(dijumlah, dikurang, dikali, dibagi) sesuai dengan prosedur
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah kompetensi dasar ini diajarkan diharapkan siswa dapat :
A. Membedakan macam-macam bilangan riil
B. Mengoperasikan dua atau lebih bilangan bulat
C. Menjumlahkan dan mengurangkan dua atau lebih bilangan pecahan biasa.
D. Mengalikan dua atau lebih bilangan pecahan biasa
E. Membagi dua atau lebih bilangan pecahan biasa
F. Menjumlahkan dan mengurangkan dua atau lebih bilangan pecahan desimal
G. Mengalikan dua atau lebih bilangan pecahan desimal
H. Membagi dua atau lebih bilangan pecahan desimal
1. Bilangan real terdiri dari dua bagian yaitu bilangan rasional dan bilangan
irrasional.
2. Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
a 2 3 75 0 0
, dengan a,b ∈ B dan b ≠ 0. Contoh 2 = , 0,75 = = ,0= = .
b 1 4 100 −1 1
3. Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam
a
bentuk , dengan a,b ∈ B dan b ≠ 0. Contoh π, 2, 7.
b
B. Operasi pada bilangan bulat
1. Penjumlahan
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, maka :
a. (-a) + (-b) = -(a + b)
Contoh : (-2) + (-3) = -(2 + 3) = -5
b. a + (-b) = a – b, dengan a>b
Contoh : 4 + (-3) = 4 - 3 = 1
c. (-a) + b = -(a – b), dengan a>b
Contoh : (-4) + 3 = -(4 – 3) = -1
d. a + (-b) = -(b – a), dengan a<b
Contoh : 3 + (-4) = -(4 – 3) = -1
e. (-a) + b = b – a, di mana a<b
Contoh : -3 + 4 = 4 – 3 = 1
2. Pengurangan
1
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, maka rumus pengurangan sebagai
berikut :
a. (-a) – b = -(a + b)
Contoh : (-3) – 4 = -(3 + 4) = -7
b. (-a) – (-b) = (-a) + b
Contoh : (-3) – (-4) = (-3) + 4 = 1
c. a – (-b) = a + b
Contoh : 3 – (-4) = 3 + 4 = 7
3. Perkalian
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, maka :
a. (a) x (b) = (axb)
Contoh : (3) x (4) = (3 x 4) = 12
b. (a) x (-b) = -(a x b)
Contoh : (2) x (-3) = -(2 x 3) = -6
c. (-a) x (b) = -(a x b)
Contoh : (-2) x (3) = -(2 x 3) = -6
d. (-a) x (-b) = (a x b)
Contoh : (-2) x (-3) = (2 x 3) = 6
4. Pembagian
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan b ≠ 0, maka :
a:b=n
a=bxn
Contoh 1 : (-4) : 2 = n
(-4) = 2n atau
2n = (-4)
n = -2
Contoh 2 : (-4) : (-2) = n
(-4) = -2n atau
-2n = (-4)
n=2
a c
± =
b b
a ±c
Contoh : b
2 4 6
+ =
3 3 3
4 2 2
- =
3 3 3
2
a c ad ± bc
± =
b d bd
Contoh :
3 4 3.3+ 4.2 9+ 8 17
+ = = =
2 3 2.3 6 6
5 3 5.4 −3.3 20 − 9 11
- = = =
3 4 3.4 12 12
2. Perkalian Pecahan
Untuk mengalikan dua atau lebih bilangan pecahan, kalikan pembilang dengan
pembilang dan penyebut dengan penyebut dari pecahan-pecahan tersebut.
a c ac
x =
b d bd
Contoh :
4 3 4.3 12 6 1
x = = = =1
2 5 2.5 10 5 5
3 2 3.2 6
x = =
5 5 5.5 25
3. Pembagian Pecahan
c d
Untuk membagi dengan sama artinya dengan mengalikan , dengan
d c
kata lain untuk membagi pecahan dapat dilakukan dengan mengalikan pecahan
yang satu dengan kebalikan pecahan yang lain.
a c a d ad
: = x =
b d b c bc
Contoh :
3 2 3 3 9 1
: = x = =1
4 3 4 2 8 8
5 3 5 7 35 8
: = x = =3
3 7 3 3 9 9
Untuk perkalian bilangan pecahan desimal dilakukan dengan cara yang hampir
sama dengan perkalian pada bilangan bulat, hanya saja hasil akhirnya harus
memperhatikan letak koma (nilai tempatnya). Banyaknya bilangan di belakang
koma sama dengan jumlah dan banyaknya bilangan di belakang koma dari
bilangan desimal pertama dan bilangan desimal lainnya.
Contoh :
1, 2 x 3,26 = 3,912
2,03 x 11,35 = 23,0405
3
6. Pembagian Pecahan Desimal
4
B. Kegiatan inti (100 menit)
1. Guru menayangkan bagan sistem bilangan real dan
menjelaskannya.
2. Guru menjelaskan cara melakukan operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan bulat melalui
contoh.
3. Guru menayangkan ilustrasi pecahan.
4. Guru menjelaskan cara melakukan operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan melalui contoh.
5. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya.
6. Guru memberikan latihan soal.
7. Guru memberikan bimbingan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan.
C. Kegiatan penutup (5 menit)
1. Guru mengarahkan pada peserta didik untuk membuat rangkuman.
2. Peserta didik diberikan tugas rumah.
V. Alat/media dan Sumber
A. Media : Laptop, LCD Projektor
B. Sumber : 1. Modul Bilangan Real
2. Suranto,Edy. 2007. Matematika Bisnis dan Manajemen
SMK Kelas X. Jakarta: Yudhistira
3.Masrihani, Tuti, dkk. 2008. Matematika Program Keahlian
Akuntansi dan Penjualan untuk SMK dan MAK Kelas X.
Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian (10 menit)
A. Penilaian proses dan sikap dilakukan selama proses belajar
B. Pemberian soal tes
SOAL JAWABAN SKOR
1. Selesaikan soal-soal di bawah ini
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu 1. a. -9
10
hitung : b. -1
a. (-5) + (-4) = …. c. 4
b. 4 + (-5) = …. d. 45
c. (-5) – (-9) = …. e. -3
d. (-5) x (-9) = …. 2.
e. (-9) : (3) = …. 7 1
a. = 3
2. Selesaikan 2 2
6
3 4
a. + = …..
2 2 3
b. =1
3
8 5 8 2
b. - = ….. c. =
3 3 12 3
3. 34,225 2
4 2
c. x = …….
3 4
5
20,07 + 14,155 = ....
4. Selesaikan
1 4
3 - = ….
2 5
1 4
e. 2 x
3 6
= …….
Total Skor 20
Nilai Total Skor: 2 10
Skor lulus : apabila siswa memperoleh nilai ≥ 6.5 didasarkan atas analisa kriteria
ketuntasan minimal (KKM)
Tugas Rumah :
1.Selesaikan soal-soal di bawah ini sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu hitung :
a. (-6) + (-8) = ….
b. 7 + (-9) = ….
c. (-2) – (-1) =…
d. (-3) x 9 = ….
e. (-12) : (-3) = ….
6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Negeri 5 Manado
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/1 (ganjil)
Program keahlian : Akuntansi
Alokasi Waktu : 3 X 40 Menit
Tahun pelajaran : 2008/2009
Pertemuan Ke- : 2
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi
bilangan real
Kompetensi Dasar : 1. Menerapkan operasi pada bilangan real
Indikator : 1.3. Bilangan pecahan dikonversi ke bentuk persen, atau
pecahan desimal, sesuai prosedur.
1.4. Konsep perbandingan (senilai dan berbalik nilai),
skala, dan
persen digunakan dalam penyelesaian masalah program
keahlian.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah kompetensi dasar ini diajarkan diharapkan siswa dapat :
A. Siswa dapat mengubah pecahan ke bentuk persen dan sebaliknya
B. Siswa dapat mengubah pecahan ke bentuk desimal dan sebaliknya
C. Siswa dapat menjelaskan pengertian perbandingan senilai dan berbalik
nilai
D. Siswa dapat menjelaskan pengertian skala
E. Siswa dapat menggunakan konsep perbandingan, skala dan persen
dalam penyelesaian perhitungan matematika
7
Contoh :
25% = …
25 1
25% = =
100 4
3. Konversi Pecahan ke Desimal
Untuk mengubah bentuk pecahan biasa ke pecahan decimal dilakukan
dengan cara :
Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan senilai dengan pecahan
tersebut dan
berpenyebut 10 atau kelipatan 10.
Contoh :
11
=…
5
11 11 2 22
= x = = 2,2
5 5 2 10
Menggunakan pembagian biasa sampai ke nilai tempat yang diminta.
Contoh : 7
0 1
0
7
0
3
5
3
5
1,5
5
0
0
105
0
=…
70
105
= 1,5
70
....
....
1. Perbandingan Senilai
Bentuk umum
a1 a 2
= atau a1 : b1 = a 2 : b2
b1 b2
8
Perhatikan bahwa semakin luas dinding yang dibangun maka akan
mengakibatkan semakin banyak semen yang diperlukan oleh tukang
tersebut, dengan kata lain bertambahnya luas dinding akan sebanding
dengan bertambahnya semen yang digunakan.
Banyak semen
Luas dinding (m2)
(sak)
10 2
15 x
Sehingga diperoleh perbandingan sebagai berikut:
10 2
=
15 x
10.x = 15.2
10 x = 30
x = 30
Jadi untuk membangun dinding seluas 15m2 tukang tersebut
memerlukan 30 sak semen.
2. Perbandingan Berbalik Nilai
Bentuk umum
a1 a2
= atau a1 : b2 = a 2 : b1
b2 b1
9
x = 40
Jadi banyak tukang yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut
dalam
waktu 2 hari adalah 40 orang.
3. Skala
Skala ialah perbandingan antara jarak atau panjang pada gambar dengan jarak
atau panjang yang sebenarnya.
2. Diskon
Diskon adalah potongan harga yang diberikan dari harga yang
sebenarnya.
Misalnya : Menjelang 17 Agustus, Toko SAGA memberikan diskon
sebesar 15% untuk semua jenis barang sembako. Jika seorang
membeli barang sembako seharga Rp 800.000,00 berpa besar
diskon yang diberikan dan berapa ia harus membayar?
Jawab :
15
15% x Rp 800.000,00 = x Rp 800.000,00 = Rp
100
120.000,00
Yang harus dibayar = Rp 800.000,00 – Rp 120.000,00
= Rp 680.000,00
10
Misalnya : Harga pembelian sebuah barang Rp 2.000.000,00 dijual
dengan harga Rp 2.400.000,00. Hitunglah persentase
keuntungan dari harga pembelian dan dari harga
penjualan.
Jawab :
Laba = Rp 2.400.000,00 – Rp 2.000.000,00 = Rp
400.000,00
11
V. Alat/media dan Sumber
A. Media : Laptop, LCD Projektor
B. Sumber :1. Modul Bilangan Real
2. Suranto,Edy. 2007. Matematika Bisnis dan Manajemen SMK Kelas
X.
Jakarta: Yudhistira
3.Masrihani, Tuti, dkk. 2008. Matematika Program Keahlian
Akuntansi
dan Penjualan untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian (10 menit)
A. Penilaian proses dan sikap dilakukan selama proses belajar
B. Pemberian soal tes
SOAL JAWABAN SKOR
1. Bentuk persen dari 2/5 adalah.... 1. 40% 2
Nilai 10
Skor lulus : apabila siswa memperoleh nilai ≥ 6.5 didasarkan atas analisa kriteria
ketuntasan minimal (KKM)
Tugas Rumah :
1. Ubahlah pecahan berikut ke bentuk desimal dan persen
3
a.
40
b. 153
2. Ubahlah bilangan berikut ke bentuk pecahan dan persen
a. 0,56
12
b. 2,125
3. .Skala suatu peta adalah 1:500.000. Jika jarak sebenarnya antara 2 kota
adalah
30 km, maka jarak dua kota tersebut pada peta adalah…
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah kompetensi dasar ini diajarkan diharapkan :
A. Siswa dapat menyebutkan pengertian bilangan berpangkat
B. Siswa dapat menentukan hasil operasi bilangan dengan menggunakan
sifat-sifat bilangan berpangkat
C. Siswa dapat mengoperasikan dua atau lebih bilangan berpangkat
D. Siswa dapat menyederhanakan bilangan berpangkat
13
II. (a m ) n = a mn
Contoh : 3. (4 3 ) 2 = 4 3x 2 = 4 6 = 4096
4. (p 3 ) 3 = p 3x 3 = p 9
n n
III. (ab) = a b n
Contoh : 5. (2.3) 4 = 2 4 .3 4 = 16.81 = 1296
6. (p.g) 2 = p 2 .g 2
a an
IV. ( )n = n , b ≠ 0
b b
2 2 32 9
Contoh : 7. ( ) = 2 =
5 5 25
3
a a
8. ( ) 3 = 3
b b
am
V. = a m−n , m > n dan a ≠ 0
an
25
Contoh : 9. =2 5−3 = 2 2 = 4
23
a4
10. = a 4−1 = a 3
a
B. Operasi pada bilangan berpangkat
C. Penyederhanaan bilangan berpangkat
A. PANGKAT (EKSPONEN) BULAT POSITIF
Pangkat ke-n dari bilangan real a, dengan n bilangan bulat positif dinyatakan dengan
an, didefinsikan sebagai berikut :
an = a.a.a. ………. Sebanyak n factor.
a = bilangan pokok n = pangkat atau eksponen
dari definisi pangkat bulat positif di atas dapat diturunkan suatu teorema sebagai
berikut :
I. a m .a n = a m+n
II. (a m ) n = a mn
n n n
III. (ab) =a b
a n an
IV. ( ) = n , b ≠ 0
b b
am
V. n
= a m−n , m > n dan a ≠ 0
a
1
a −n = . Karena itu kita definisikan : "jika a bilangan real dan -n adalah bilangan
an
1
bulat negatif, maka a −n = n , a ≠ 0”.
a
Dengan menggunakan definisi ini maka :
14
1
an =
a −n
Rumus-rumus dari teorema diatas dapat juga diperluas sehingga berlaku untuk
pangkat bitangan rasional, baik bilangan rasional positif, nol maupun bilangan rasional
negatif dengan pengertian bahwa :
m n
m
a
a n =
1
Contoh : 9 2 = 3 karena 32 = 9
4
16 = 2 karena 24 = 16
dengan pengertian tersebut kita definisikan bahwa : jika a dan b adalah bilangan real
n
dan n adalah bilangan bulat positif, sehingga b = a , maka b dinamakan akar
pangkat n dar a, ditulis b = n a
Dari definisi tersebut, maka jika 3 bilangan real negatif, maka akar pangkat n dari a
hanya ada jika n bilangan bulat positif yang ganjil.
Contoh :
3
− 27 = -3 karena (-3) 3 = - 27
semua rumus pangkat bulat positif dipenuhi oleh pangkat rasional dengan satu
kekecualian. yaitu:
rumus : (a m ) n = a mn tidak berlaku bila a<0, m dan n bilangan genap positif.
2
1
Untuk contohnya, perhatikan bentuk : ((-3) ) 2
Bila langkah pertama kita menghitung :
2 2
1 1
(-3) , maka ((-3) ) = (9) 2 = 3 … benar.
2
Sedangkan bila langkah pertama kita mengalikan pangkatnya, maka
2
1 1 2
1 2
1
((-3) ) 2 = (-3) = -3 …. Salah. Berarti ((-3) ) 2 ≠ ((-3) ) 2
Untuk menghilangkan kesalahan ini, maka kita definisikan a bilangan real, m dan n
m
1 m
a
bilangan genap positif. Maka (a ) n = n
m
1
a
Khususnya dalam kasus m = n, maka (a ) n = bilamana n adalah bilangan
n
genap positif atau ekivalen dengan n a = a bilamana n bilangan genap. Dengan
definisi ini maka kesalahan di atas tidak akan terjadi, karena :
1 1
2
(−3) 2 −3 2( 2 ) −3
((-3) ) 2 = = = =3
15
Sifat 3. Jika m dan n adalah sembarang bilangan bulat positif dan a sembarang bilangan real
maka
(am)n = amn
Sifat 4. Jika m sembarang bilangan bulat positif dan a dan b sembarang bilangan real maka
(ab)m=ambm
Sifat 5. Jika m sembarang bilangan bulat positif dan a dan b (b ≠ 0) sembarang bilangan real
maka
m
a am
=
b bm
16 42
Andaikan sifat 2 berlaku maka = = 40 = 1
16 2
4
Walaupun hal diatas tidak dapat dinyatakan sebagai bukti, tetapi dapat digunakan untuk
menentukan definisi berikut:
Jika a bilangan real dan a ≠ 0 maka a0 = 1.
Buktikan bahwa definisi ini benar.
16
3. Guru menjelaskan
4. Guru menjelaskan
5. Guru menjelaskan
6. Guru menjelaskan
7. Guru memberikan
8. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
9. Guru memberikan latihan soal.
10. Guru memberikan bimbingan bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan.
C. Kegiatan penutup (5 menit)
1. Guru mengarahkan pada peserta didik untuk membuat rangkuman.
2. Peserta didik diberikan tugas rumah.
V. Alat/media dan Sumber
A. Media : Laptop, LCD Projektor
B. Sumber :1. Modul Bilangan Real
2. Suranto,Edy. 2007. Matematika Bisnis dan Manajemen SMK Kelas
X.
Jakarta: Yudhistira
3.Masrihani, Tuti, dkk. 2008. Matematika Program Keahlian
Akuntansi
dan Penjualan untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga
VI. Penilaian (10 menit)
A. Penilaian proses dan sikap dilakukan selama proses belajar
B. Pemberian soal tes
SOAL JAWABAN SKOR
2
2
2
2
Nilai 10
Skor lulus : apabila siswa memperoleh nilai ≥ 6.5 didasarkan atas analisa kriteria
ketuntasan minimal (KKM)
Tugas Rumah :
17
Manado, Juli 2008
Mengetahui
Kepala sekolah, Guru Mata Pelajaran,
18